OLEH :
RIRI PRAMITA
NIM.20.300.0053
OLEH :
RIRI PRAMITA
NIM.20.300.0053
Mengetahui,
( ) ( CRISTINA INDAH,S.Kep,Ners )
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA KLIEN NY.W DENGAN
DIAGNOSA MEDIS CKD
DI RUANG IGD RSUD RD.DORIS SYLVANUS PALANGKARAYA DENGAN MENGGUNAKAN
APLIKASI TEORI KEPERAWATAN IDA JEAN ORLANDO
airway manouevre/
adjunct
GJS ( X ) Respiratory rate ( Y ) Systolic BP ( Z )
13 – 15 4 10 – 29 4 ≥ 90 4
9 – 12 3 ≥ 30 3 76 – 89 3
6–8 2A 6–9 2 50 – 75 2
4–5 1 1–5 1 1 – 49 1
3 0 0 0 0 0
PRIMARY SURVEY
Mekanisme Cedera : GCS 15 (Compos mentis), saat dipanggil atau ditanya klien dapat merespon
dengan baik.
Orientasi (Tempat, Waktu, dan Orang) : (√) Baik Tidak Baik, …….
Data Subjektif :
Riwayat Penyakit Sekarang = Klien mengatakan : Sesak nafas, batuk berdahak (+), nyei dada
saat bernafas, skala nyeri 4 (sedang), Bengkak seluruh tubuh, BAK nya sedikit 3-4 x/hari dan
Klien Riwayat penyakit CKD, DM dan HT yang sedang menjalani pengobatan Dyalisis
Data Objektif :
Melihat : Penglihatan baik, Palpebra edema, sclera ikterik dan konjungtipa tampak anemis,
Mendengar : Pendengaran baik, Klien masih mampu mendengar suara pelan
Penampilan : Klien tampak sakit berat, klien tampak lemah dan gelisah, nampak
Anemis,nampak odem seluruh tubuh dan BB 60 kg, TB 147 cm
Status pernapasan : Klien Nampak sesak nafas, Suara nafas ronchi (+), wheezing
(+),Tampak retraksi otot dada, Nafas cepat dan pendek, Pola nafas Takipnea, Irama nafas
tidak teratur
Sirkulasi/Kulit : Kulit terlihat berwarna pucat, CRT 5 detik, Odem seluruh tubuh
(Derajat 2 : kedalaman 3-5 mm dengan waktu Kembali 5 detik)
Pencium : Penciuman baik, hidung simetris, adanya nafas cuping hidung
AIRWAY (Reaksi Perawat)
(Respon Non-Verbal) Diagnosa Keperawatan:
Jalan Nafas : A. Diagnosa Keperawatan :
Paten (√)≠ Paten Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan,
Obstruksi : ditandai dengan :
Lidah (√)Cairan (Sputum)
Data Subjektif :
Benda Asing
Klien mengatakan batuk dan sulit mengeluarkan dahak,
klien mengatakan sesak nafas
Suara Nafas :
Snoring Gurgling Data Objektif :
Stridor (√)Ronchi Klien tampak sesak
(√)Wheezing Klien tampak batuk tidak efektif/sulit mengeluarkan
dahak
Data Lain : Bunyi nafas Ronchi(+), Wheezing (+)
Klien riwayat CKD dan DM RR : 34 x/menit
Klien menggunakan O2 nasal kanul
Indikator IR ER
1. Tidak didapat kecemasan 2 5
2. Frekuensi nafas sesuai yang 2 5
diharapkan
3. Pola nafas 2 5
4. Pengeluaran sputum pada 2 5
jalan nafas
5. Bebas dari suara nafas 2 5
tambahan
6. Batuk efektif 2 5
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
C. Intervensi ( NIC ) :
1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya nafas
2. Monitor pola nafas
3. Monitor kemampuan batuk efektif
4. Monitor adanya produksi sputum
5. Monitor sumbatan jalan nafas
6. Posisikan yang nyaman untuk klien (Fowler, semifowler
dan supine/terlentang)
7. Berikan terapi oksigen
8. Edukasi penyebab / pencetus penyakit
9. Anjurkan untuk minum air putih
10. Pemberian obat inhalasi
D. Tindakan Perawat
Implementasi Keperawatan :
1. Memonitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya nafas
(Frekuensi nafas tidak teratur)
2. Memonitor pola nafas (Pola nafas tidak teratur)
3. Memonitor kemampuan batuk efektif
4. Memonitor adanya produksi sputum (Sputum berwarna
putih)
5. Memonitor sumbatan jalan nafas (sputum yang kental
dan sulit dikeluarkan)
6. Memposisikan yang nyaman untuk klien (Supine /
terlentang) karena klien mengalami retraksi dada
7. Memberikan terapi oksigen nasal kanul 4 l/m
8. Mengedukasi penyebab / pencetus penyakit (Riwayat
CKD, HT dan DM)
9. Menganjurkan untuk minum air putih
10. Memberikan obat inhalasi
E. Evaluasi
S : Klien mengatakan sesaknya berkurang sedikit
O:
Klien masih agak sesak
Klien masih batuk berdahak
Respirasi : 26 x/menit
A : Masalah teratasi Sebagian, dengan indicator kriteria :
Indikator IR ER
1. Tidak didapat kecemasan 3 5
2. Frekuensi nafas sesuai 3 5
yang diharapkan
3. Pola nafas 3 5
4. Pengeluaran sputum pada 3 5
jalan nafas
5. Bebas dari suara nafas 3 5
tambahan
6. Batuk efektif 3 5
P : Melanjutkan intervensi :
1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya nafas
2. Monitor pola nafas
3. Monitor kemampuan batuk efektif
4. Posisikan yang nyaman untuk klien (semipowler atau
powler dan supine/terlentang)
5. Berikan terapi oksigen
6. Pemberian obat inhalasi
C. Intervensi ( NIC ):
1. Monitor pola nafas (Frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
2. Monitor respirasi dan status oksigen
3. Posisikan klien yang nyaman (Fowler, semifowler dan
supine / terlentang) untuk memaksimalkan ventilasi.
4. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara nafas
tambahan
5. Berikan oksigen sesuai kebutuhan klien.
6. Berikan bronkodilator bila perlu.
7. Kolaborasi dalam pemberian therafi.
D. Tindakan perawat
Implementasi Keperawatan :
E. Evaluasi
S : Klien mengatakan sesak nafasnya sedikit berkurang
O : Klien tampak rileks, Bunyi nafas vesicular, Klien masih
agak sesak, tidak tampak retraksi otot dada Klien masih
tampak pucat, Akral hangat
SpO2 94 %
CRT 4 detik
Suhu 36 0 C
TD = 160/90 mmhg
Nadi = 96 x/menit
P : Lanjutkan intervensi :
1. Monitor pola nafas (Frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
2. Monitor respirasi dan status oksigen
3. Posisikan klien yang nyaman (Fowler, semifowler dan
supine/terlentang)
4. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara nafas
tambahan
5. Berikan oksigen sesuai kebutuhan klien.
6. Berikan bronkodilator bila perlu.
7. Kolaborasi dalam pemberian therafi.
D. Tindakan Perawat
Implementasi Keperawatan :
1. Mengkaji status neurologis klien dan peningkatan TIK
2. Memantau dan mengukur tanda tanda vital
3. Mengkaji pengisian kapiler dan saturasi oksigen.
4. Mengkaji warna kulit, akral tubuh dan kekuatan nadi.
5. Mengkaji adanya kelemahan ekstrim dan kekuatan otot.
6. Memberikan oksigen Nasal kanul 4 l/m
7. Mempertahankan keadaan tirah baring supine/terlentang
8. Berkolaborasi dalam pemberian terapy (Amlodipin
1x10mg / oral (Suplingual), Candesartan 1x8mg / oral)
E. Evaluasi
S : Klien mengatakan sesak nafasnya berkurang dan badan
masih terasa lemah.
O:
Klien masih tampak pucat
SpO2 94 %
CRT > 2 detik (4 detik)
Akral hangat
Suhu 36 0 C
TD = 160/90 mmhg
Nadi = 96 x/menit
P : Lanjutnya intervensi :
1. Kaji status neurologis dan peningkatan TIK
2. Ukur tanda tanda vital
3. Kaji pengisian kapiler dan saturasi oksigen.
4. Kaji warna kulit, akral tubuh dan kekuatan nadi.
5. Kaji adanya kelemahan ekstrim dan kekuatan otot klien.
6. Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
7. Pertahankan keadaan tirah baring supine/terlentang.
8. Kolaborasi dalam pemberian therafi
DISABILITY (Reaksi Perawat)
(Respon Non-Verbal) Diagnosa Keperawatan:
Respon : (√) Alert Verbal Dx Keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan
Pain Unrespon
Kriteria Hasil ( NOC )
Kesadaran:
Indikator
(√)CM Apatis Somnolen
Pinpoint Medriasis
A:
Refleks Cahaya: Indikator
Data Lain :
Kriteria Hasil :
Indikator
Keterangan :
Deformitas : Ya V Tidak IR : Incident1. Keluhan ekstrim
Rate
Combustio : Ya V Tidak 2. Keluhan berat
ER : Evaluation
Rate 3. Keluhan sedang
Contusio : Ya (√) Tidak 4. Keluhan ringan
Combusio : Ya (√) Tidak 5. Tidak ada keluhan
Intervensi ( NIC )
Abrasi : Ya (√) Tidak
Penetrasi : Ya (√) Tidak
(Tindakan Perawat)
Laserasi : Ya (√) Tidak
Implementasi Keperawatan :
Jejas : Ya (√) Tidak
Edema : (√) Ya Tidak A:
Hematom : Ya (√) Tidak Indikator
Data Lain :
SECONDARY SURVEY
(Reaksi Perawat)
ANAMNESA ( Respon Verbal )
Diagnosa Keperawatan:
Riwayat Penyakit Saat Ini : A. Diagnosa Keperawatan :
- Klien masuk IGD pukul Nyeri akut b.d Agen pencedera biologis (CKD), ditandai
21.37 WIB, pada tanggal dengan :
27-03-2021.
Data Subjektif : Klien mengeluh nyeri samapai ke ulu
- Dengan keluhan : Sesak
hati, dengan skala nyeri 4 (sedang), nyeri yang dirasakan
nafas, tampak anemis,
seperti ditusuk-tusuk.
nyeri dada saat bernafas
Karakteristik Nyeri yang dirasakan klien :
dan Batuk berdahak
(namun dahaknya susah P : Nyeri dirasakan terutama saat bernafas
keluar) dan bengkak
seluruh tubuh. Q : Nyeri yang dirasakan seperti ditusuk tusuk
- Karakteristik nyeri :
R : Nyeri dada sampai ke ulu hati
P : Nyeri dirasakan
terutama saat S : Skala nyeri 4 (sedang)
bernafas
T : Klien mengatakan sesak saat nyeri datang / timbul
Q : Nyeri yang
dirasakan seperti Data Objektif :
ditusuk tusuk Klien tampak meringis apabila nyeri datang
R : Nyeri dada Klien tampak memegang dada
sampai ke ulu hati Klien kadang tampak gelisah
S : Skala nyeri 4
(sedang) B. Kriteria Hasil (NOC): Setelah dilakukan tindakan
T : Klien mengatakan keperawatan selama 1x2 jam diharapkan masalah nyeri
sesak saat nyeri dapat teratasi :
datang / timbul Indikator IR ER
AMPLE : 1. Melapor adanya nyeri 3 5
- Alergi : Klien tidak 2. Frekuensi nyeri 3 5
mempunyai alergi 3. Ekspresi nyeri pada wajah 3 5
makanan / obat 4. Perubahan pola frekuensi 3 5
- Medikasi : Tidak terkaji pernafasan
- P (Riwayat Pengobatan) : 5. Gelisah 3 5
Klien Riwayat CKD dan Keterangan :
1. Kuat
DM 2. Berat
3. Sedang
- L (Makan/Minum 4. Ringan
5. Tidak ada
Terakhir): Makan minum
C. Intervensi ( NIC ) :
terakhir pukul 19.00 WIB
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk
(±2 jam yang lalu)
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor
- Even/Peristiwa Penyebab:
pencetus nyeri
Tidak terkaji
2. Observasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan
3. Anjurkan tehnik non farmakologi
4. Ukur TTV
5. Kolaborasi dalam pemberian analgesic
D. Tindakan Perawat
Implementasi Keperawatan :
1. Mengobservasi bagian nyeri
2. Mengobservasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan
3. Menganjurkan tehnik non farmakologi ( Tehnik
relaksasi : Tarik nafas dalam)
4. Mengukur TTV
5. Berkolaborasi dalam pemberian analgesic
E. Evaluasi :
S : Klien mengatkan nyerinya berkurang
O : Klien tampak tenang, Klien masih lemah, akral hangat,
0
SpO2 94 %, CRT > 2 detik (4 detik), Suhu 36 C, TD =
160/90 mmhg, Nadi = 96 x/menit
P : Melanjutkan intervensi :
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor
pencetus nyeri
2. Observasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan
3. Ukur TTV
4. Kolaborasi dalam pemberian analgesic
Data Subyektif :
Dada :
Klien mengatakan bengkak diseluruh tubuhnya, klien
Inspeksi : Dada simetris,
mengatakan BAK nya sedikit (3-4 kali/hari)
tampak sesak, penggunaan
otot bantu pernafasan Data Objektif :
Palpasi : Tidak ada nyeri Seluruh tubuh klien Odema (Derajat 2 : Kedalaman 3-
tekan 5 mm, Kembali dalam 5 detik)
Perkusi : Sonor Suara nafas Ronchi (+), Wheezing (+)
Auskultasi : Ronchi (+), Terjadi gangguan elektrolit (BAK 3-4 x/hari, minum 2
Wheezing (+) liter/hari)
Klien nampak Lelah dan lemas
Abdomen : Urine Klien berwarna kuning pekat
Inspeksi : Asites TTV : RR = 34 x/menit, TD = 180/100, N = 131x/m,
Palpasi : Tidak ada nyeri SpO2 94 %
tekan CRT > 2 detik (5 detik)
Perkusi : Pekak BB 60 kg
(penumpukan cairan) Hasil lab : Natrium 130, Kaliym 6.0, Calsium 1,01,
Auskultasi : Bising usus Albumin 2.4, ureum 195 dan Hb 3.5
(+)
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
IR : Incident Rate
2. Keluhan berat
ER : Evaluation
Rate 3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
C. Intervensi ( NIC ):
1. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat.
2. Pasang urin kateter jika diperlukan.
3. Monitor hasil Lab yang sesuai dengan retensi cairan
(BUN, Hmt, osmolalitas urin).
4. Ukur tanda-tanda vital
5. Kaji lokasi dan luas edema.
6. Kolaborasi pemberian diuretik sesuai interuksi.
7. Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
memburuk.
8. Ukur berat badan,Tinggi badan
9. Catat secara akurat intake dan output.
10. Monitor adanya distensi leher, ronchi, eodem perifer dan
penambahan BB.
11. Monitor tanda dan gejala dari odema
D. Tindakan Perawat )
Implementasi Keperawatan :
1. Mempertahankan catatan intake dan output yang akurat.
2. Memasasang urin kateter
3. Memonitor hasil Lab. yang sesuai dengan retensi cairan
(BUN, Hmt, osmolalitas urin).
4. Mengukur tanda-tanda vital
5. Mengkaji lokasi dan luas edema.
6. Berkolaborasi pemberian diuretik sesuai interuksi
(Furosemid ekstra 40mg / IV, Furosemid 3x40 mg / IV)
7. Berkolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
memburuk (Terpasang Stopper. Ca glukonas 1 ampul /
IV, Transfusi plasbumin 20% 100cc / IV dan Transfusi 3
kolf PRC / IV (2 kolf pre HD dan 1 kolf durante HD)
8. Mengukur BB (60 kg), Tinggi badan (147 cm)
9. Mencatat secara akurat intake dan output (Intake cairan
1,5 liter dan output urine cateter 200 cc)
10. Memonitor adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer
dan penambahan BB.
11. Memonitor tanda dan gejala dari odema
E. Evaluasi
S : Klien mengatakan masih bengkak diseluruh tubuhnya,
klien mengatakan BAK nya sedikit (3-4 kali/hari)
O:
P : Lanjutkan intervensi :
1. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat.
2. Monitor hasil Lab yang sesuai dengan retensi cairan
(BUN, Hmt, osmolalitas urin).
3. Ukur tanda-tanda vital
4. Kaji lokasi dan luas edema.
5. Kolaborasi pemberian diuretik sesuai interuksi.
6. Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
memburuk.
7. Ukur berat badan,Tinggi badan
8. Catat secara akurat intake dan output.
9. Monitor adanya distensi leher, ronchi, eodem perifer dan
penambahan BB.
Pengkajian Bio, Psiko, Sosio, Spiritual
(Teori Gordon )
Pola Fusngsional Kesehatan Sebelum Sakit Saat Sakit
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
RONTGEN C T-SCAN USG EKG ENDOSKOPI
Lain-lain, ... ...
Terapi medis :
1. Injeksi Furosemide ekstra 40 mg / IV (Diuretik)
2. Injeksi Ca.Glukonas 1 ampul / IV (Suplemen kalsium)
3. Injeksi Forosemide 3 x 40 mg / IV (Diuretik)
4. Injeksi Moksifloxacin 1 x 400 mg / IV (Antibiotik)
5. Amlodipin tablet 1 x 10 mg (Oral / supp lingual) (Anti Hipertensi)
6. Candesartan tablet 1 x 8 mg (Oral) (Antihipertensi)
7. Transfusi plasbumin 20 % 100 cc / IV (Cairan infus)
8. Transfusi daran 3 kolf PCR / IV ( 2 kolf pre HD, 1 kolf durante HD)
9. Stopper terpasang
LEMBAR KONSULTASI