Anda di halaman 1dari 9

KISTA BARTOLINI

A. KONSEP KISTA BARTHOLINI


1. Pengertian
Kista bartolini merupakan tumor kistik jinak yang timbul pada kelenjar
bartolini yang merupakan muara lubrikasi atau tempat produksi cairan
pelumas vulva. Kelenjar Bartholini berkembang dari epithelium pada area
posterior dari vestibula. Kelenjar ini terletak secara bilateral pada dasar dari
labia minora dan proses drainasenya melalui duktus dengan panjang 2-2.5
cm, Kelenjar tersebut biasanya hanya berukuran sebesar kacang polong dan
jarang melebihi ukuran 1 cm. Kelenjar ini tidak bisa dipalpasi kecuali jika
terjadi infeksi atau penyakit lainnya. (Dinata.2011)

2. Etiologi
Dinata (2011) menyebutkan infeksi pada kelenjar ini dapat terjadi akibat
adanya infeksi microorganisme seperti:
a. Virus : Herpes, klamidia trakomatis
b. Jamur: Kandida albikan, asinomises
c. Bakteri: Neisseria gonorrhoeae, stafilokokus dan E.coli
Mikroorganisme tersebut menyumbat saluran lubrikasi pada vagina yang
mengakibatkan tidak keluarnya cairan lubrikasi yang mestinya keluar
(perempuan yang belum 40 tahun). Cairan yang telah diproduksi namun tidak
dapat dikeluarkan atau terperangkap, akan menumpuk pada kelenjar bartolini
dan mudah berubah menjadi serupa dengan nanah. Penumpukan cairan ini,
akan membentuk benjolan yang semakin membesar.

3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang dapat dilihat pada penderita kista bartolini adalah:
 Pada vulva : perubahan warna kulit,membengkak, timbunan nanah
dalam kelenjar, nyeri tekan.
 Pada Kelenjar bartolin: membengkak,terasa nyeri sekali bila penderia
berjalan atau duduk,juga dapat disertai demam.
Kebanyakkan wanita penderita kista bartolini, datang kerumah sakit dengan
keluhan keputihan dan gatal, rasasakit saat berhubungan dengan
pasangannya, rasa sakit saat buang air kecil, atau ada benjolan di sekitar alat
kelamin dan yang terparah adalah terdapat abses pada daerah kelamin.Pada
pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid berbau dan bercampur dengan
darah.
4. Pathofisiologi
Faktor presipitasi:
Infeksi mikroorganisme: Faktor predisposisi:
a. Virus a. Kebersihan area genitalia dan anus
b. Jamur b. Hubungan seksual yang tidak sehat
c. Bakteri c. Daya tahan tubuh menurun

Menginfeksi Vulva

Kuman menginfeksi vestibula Menyumbat dan menghambat


Cairan pelumas tetap diproduksi
sepanjang ductus drainase pengeluaran cairan lubrikasi ke
permukaan labia minor dan mayor

Penumpukan cairan dan peningkatan Pembedahan


tekanan dimuara lubrikasi.

Kerusakan jaringan
+ proses inflamasi Penurunan suplay darah
ke jaringan sekitar Tekanan pada pembuluh
darah genitalia eksternal Cemas

Perangsangan
reseptor nyeri
Sintesis
Protaglandin
Pelepasan Histamin, Nyeri
Vasokonstriksi perifer Bradikinin, dan Serotonin

Peningkatan set point temperatur Hipotermi


5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita kista bartolini adalah:
 Pada wanita usia 40 thn keatas dianjurkan utk melakukan eksisi seluruh kelenjar
Bartholin oleh karena kemungkinan timbulnya suatu keganasan.
 Pemasangan Kateter Word; Setelah dipasang, kateter word ini dibiarkan selama 4
minggu dan penderita dianjurkan untuk tidak melakukan aktifitas seksual, sampai
kateter dilepas. setelah 4 minggu akan terbentuk saluran drainase baru dari kista
bartholin.
 Marsupialisasi adalah pembuatan insisi elips dengan skalpel diluar atau didalam
cincin hymen, insisi mengiris kulit dan dinding kista dibawahnya (utk kemudian
dibuang). apabila terdapat lokulasi dibersihkan. kemudian dinding kista didekatkan
dengan kulit menggunakan benang 3.0 atau 4.0 dan dijahit interrupted. Angka
rekurens sekitar 10%
 Eksisi dilakukan jika terjadi rekurensi berulang, sebaiknya tindakan ini dilakukan di
kamar operasi untuk mencegah perdarahan dari plexus venosus bulbus vestibuli

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Demografi
 Umur
Terjadi pada usia 45-50 tahun tetapi dapat juga terjadi pada usia 18 tahun.
 Lingkungan
Sosial ekonomi rendah dan personal higine kurang.
 Kebiasaan
Seseorang yang sering ganti-ganti pasangan.
Riwayat Kesehatan
 Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah anggota keluarga yang sebelumnya mengalami kanker.
 Riwayat Penyakit Sekarang
Apakah klien mengeluh nyeri, perdarahan yang berlebihan dan apakah
mengeluarkan cairan putih dari vagina ( keputihan ).
 Riwayat Penyakit Dahulu.
Wanita dengan kehamilan dini, pemberian estrogen, atau steroid lainnya dapat
menimbulkan berkembangnya masalah fungsional genital pada keturunannya.
Pola kesehatan Fungsional

 Pola Persepsi
Personal hygine yang kurang pada daerah genitalia.
 Pola Nutrisi dan Metabolik
Anoreksia, BB menurun.
 Pola Aktivitas dan Latihan
Klien mengalami kelelahan.
 Pola Istirahat dan Tidur
Ada gangguan tidur.
 Persepsi diri dan Konsep diri
Harga diri rendah.
 Pola reproduksi dan Seksual
Nyeri dan perdarahan saat koitus.
Pemeriksaan Fisik

 Rambut
 Conjungtiva
Anemis
 Wajah.
Pucat
 Abdomen
Distensi abdomen
 Vagina
Keputihan berbau, warna merah, perdarahan merah tua, berbau dan kental
 Serviks
Ada nodul
Pemeriksaan Penunjang

 Laboratorium
HB menurun, Leukosit meningkat, Trombosit meningkat
 Patologi Anatomi
Untuk memeriksa keganasan
 Pemeriksaan Diagnostik
Pap smear, kalposkopi, biopsy kerucut, MRI atau CT-Scan abdomen ataupun
pelvis.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman: Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi pada
saluran lubrikasi dan peningkatan tekanan pada pembuluh darah genitalia
b. Gangguan termoregulasi: Hipertermi berhubungan dengan adanya proses
inflamasi
c. Kecemasan berhubungan dengan adanya benjolan pada labia mayora posterior
dan prosedur pembedahan yang akan dijalani
3. Intervensi Keperawatan

Perencanaan Keperawatan
NO SDKI
SLKI SIKI
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Observasi
Penyebab : keperawatan selama 2 X 24 jam 1. Idenidentifikasi lokasi, karakteristik,durasi,
1. Agen pencedera fisiologis frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
diharapkan Nyeri Akut Menurun
(inflamasi) 2. Identifikasi skala nyeri
2. Agen pencedera kimia dengan kriteria hasil: 3. Identifikasi respon nyeri nonfarmakologis
(terbakar) 4. Identifikasi factor yang memperberat dan
3. Agen pencedera fisik (prosedur 1. Keluhan nyeri menurun memperingan nyeri
operasi) 2. Meringir menurun Terapeutik
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
3. Gelisah menurun
Yang ditandai dengan rasa nyeri
DS: 4. Kurang tidur menurun 2. Control ruangan yang memperberat rasa nyeri
1. Mengeluh nyeri 3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
DO: 1. jelaskan penyebab, periode, dan penyebab nyeri
1. Tampak meringis 2. jelaskan strategi meredakan nyeri
2. Bersikap protektif (bersikap 3. anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
waspada dan menghindari 4. anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
nyeri) 5. ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
3. Gelisah rasa nyeri
4. Frekuensi nadi meningkat Kolaborasi
5. Sulit tidur 1. kolaborasi pemberian analgetik
2 Ansietas Setelah dilakukan tindakan Observasi
Penyebab : keperawatan selama 2 X 24 jam 1. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan
1. Krisis situsional nonverbal)
diharapkan Ansietas Menurun dengan
2. Kebutuhan tidak terpenuhi Terapeutik
3. Krisis maturasional kriteria hasil: 1. Motivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu
4. Ancaman terhadap konsep diri hubungan
5. Ancaman terhadap kematian 1. Verbalisasi kebingungan menurun 2. Motivasi berinteraksi di luar lingkungan (jalan-
6. Kekhawatir mengalami 2. Verbalisasi khawatir akibat kondisi jalan)
kegagalan 3. Berikan umpan balik positif dalam perawatan diri
yang dihadapi menurun
7. Kurang terpapar informasi Edukasi
3. Perilaku gelisah menurun 1. Anjurkan berinteraksi denagn orang lain sacara
Yang ditandai dengan 4. Perilaku tegang menurun bertahap
DS:
1. Merasa bingung
2. Merasa khawatir dengan akibat
dari kondisi yang dihadapi
3. Sulit berkonsentrasi
DO:
1. Tampak gelisah
2. Tampak tegang
3. Sulit tidur
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (2010). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. (terjemahan).
Jakarta; EGC

Dinata, Fredy. (2011). Jurnal: Kelainan pada Kelenjar Bartolin. Bandung; Media
Komunikasi PPDS ObGyn Unair

Medforth, Janet. Dkk. (2012). Kebidanan Oxford Edisi Terjemahan. Jakarta; EGC

Jhonson. Ruth & Wendy. (2010). Buku Ajar Praktik Kebidanan Edisi Terjemahan. Jakarta.
EGC

Anda mungkin juga menyukai