Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

KEGAWATDARURATAN PADA PASIEN ASMA


MATA KULIAH KEP. GADAR

Disusun Oleh :

1. AMANDA NOVITA I (173210043)


2. IKA NIKEN WIJI LESTARI (173210054)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah tentang
“Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan pada Pasien Asma” ini dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Keperawatan Gadar. Dengan
adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan dapat
menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan dan
pengetahuan yang maksimal. Untuk itu saya meminta kepada Bapak Dosen
Pengajar untuk memberikan kritik beserta saran untuk makalah saya supaya ke
depannya bisa membuat makalah lebih baik lagi.

Jombang, Februari 2020

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................ i
Daftar Isi.................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Asma............................................................................................ 3
2.2 Anatomi Fisiologi...........................................................................................3
2.3 Etiologi ..........................................................................................................5
2.4 Patofisiologi...................................................................................................7
2.5 Pathway..........................................................................................................8
2.6 Manifestasi Klinis...........................................................................................9
2.7 Pemeriksaan Diagnostik.................................................................................9
2.8 Penataaksanaan ............................................................................................10
2.9 Komplikasi....................................................................................................10
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1 Konsep Asuhan Keperawatan.......................................................................11
3.2 Tinjauan Kasus.............................................................................................16
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................................. 27
4.2 Saran............................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 28

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan
berbagai sel imun terutama sel mast, eosinofil, limposit T, makrofag, neutrofil
dan sel epitel, serta meningkatnya respon saluran napas (hipereaktivitas
bronkus) terhadap berbagai stimulant. Inflamasi kronik ini akan menyebabkan
penyempitan (obstruksi) saluran napas yang reversible, membaik secara
spontan dengan atau tanpa pengobatan. Gejala yang timbul dapat berupa
batuk, sesak nafas dan mengi.
Asma dapat bersifat ringan dan tidak mengganggu aktivitas, akan tetapi
dapat bersifat menetap dan menggaggu aktivitas bahkan kegiatan harian
sehigga menurunkan kualitas hidup, salah satu faktor pencetus serangan asma
adalah kondisi psikologis klien yang tidak stabil termasuk di dalamnya
cemas.
Hal ini sering diabaikan oleh klien sehingga frekwensi kekambuhan
menjadi lebih sering dan klien jatuh pada keadaan yang lebih buruk, kondisi
ini merupakan suatu rantai yang sulit ditentukan mana yang menjadi
penyebab dan mana yang merupakan akibat.
Menurunkan tingkat kecemasan pada klien asma baik pada saat
serangan ataupun saat tidak terjadi serangan sangat penting. Sebab seperti
yang telah dijelaskan di atas maka lingkaran mengenai penyebab dan akibat
cemas harus diputus. Dengan demikian berarti memutus salah satu faktor
pencetus asma dan memutus keadaan cemas yang disebabkan oleh asma.
Sehingga dapat memperpendek masa serangan dan memperkecil frekwensi
kekambuhan.
Untuk itu perawatan asma untuk lansia haruslah komprehensif
mengingat komplikasi seperti gagal nafas, hipoksemia, yang dapat
menyebabkan kematian, serta harus melibatkan beberapa elemen seperti
individu, keluarga dan perawat. Maka sebagian perawat harus mampu
memberikan asuhan keperawatan secara langsung kepada individu dan

1
keluarga tentang asma agar mampu meningkatkan pengetahuan, kemampuan
serta kemauan dalam melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga. Lima tugas
tersebut yaitu, mengenal masalah asma, memutuskan pengobatan yang
baik, ,merawat penderita asma, memodifikasi lingkungan, serta
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit,
dan dokter klinik.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Bagaimanakah asuhan keperawatan gawat darurat kepada pasien
dengan asma?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui cara memberikan asuhan keperawatan
gawat darurat kepada pasien dengan asma
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian
b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah
keperawatan
c. ,Maha,siswa mampu membuat rencana keperawatan
d. ,Mah,asiswa mampu melaksanakan rencana keperawatan
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi dari hasil asuhan
keperawatan

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Asma


Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran napas
yang mengalami radang kronik bersifat hiperresponsif sehingga apabila
terangsang oleh factor risiko tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan aliran
udara terhambat karena konstriksi bronkus, sumbatan mukus, dan
meningkatnya proses radang (Almazini, 2012)
Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami
penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang
menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat sementara. Asma dapat
terjadi pada siapa saja dan dapat timbul disegala usia, tetapi umumnya asma
lebih sering terjadi pada anak-anak usia di bawah 5 tahun dan orang dewasa
pada usia sekitar 30 tahunan (Saheb, 2011)
Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang
melibatkan banyak sel dan elemennya. Inflamasi kronik menyebabkan
peningkatan hiperresponsivitas saluran napas yang menimbulkan gejala
episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, batuk
terutama malam hari dan atau dini hari. Episodik tersebut berhubungan
dengan obstruksi saluran napas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat
reversibel dengan atau tanpa pengobatan (Sundaru, 2013)
Kesimpulan asma merupakan gangguan pada saluran pernafasan yang
dapat menyebabkan seseorang sulit untuk bernafas dan dapat menyebabkan
kematian apabila tidak ditangani secara cepat.

2.2 Anatomi Fisiologi

3
a. Hidung
Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama,
mempunyai dua lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung
(septum nasi). Di dalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk
menyaring udara, debu, dan kotoran yang masuk ke dalam lubang
hidung.
b. Faring
Faring atau tekak merupakan tempat persimpangan antara jalan
pernapasan dan jalan makanan, terdapat di bawah dasar tengkorak, di
belakang rongga hidung, dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Di
sebelah belakang terdapat epiglotis( empang tenggorok) yang berfungsi
menutup laring pada waktu menelan makanan.
c. Laring
Laring atau pangkal tenggorokan merupakan saluran udara dan bertindak
sebagai pembentukan suara, terletak di depan bagian faring sampai
ketinggian vertebra servikal dan masuk ke dalam trakhea di bawahnya.
Pangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh sebuah empang tenggorokan
yang biasanya disebut epiglotis, yang terdiri dari tulang-tulang rawan
yang berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi laring.
d. Trakea
Trakea atau batang tenggorokan merupakan lanjutan dari laring yang
dibentuk oleh 16 sampai 20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan
yang berbentuk seperti kuku kuda (huruf C) sebelah dalam diliputi oleh
selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia, hanya
bergerak ke arah luar. Panjang trakea 9 sampai 11 cm dan di belakang
terdiri dari jarigan ikat yang dilapisi oleh otot polos. Fungsi utama dari
trakea adalah untuk menyediakan saluran napas yang jelas untuk udara
masuk dan keluar dari paru-paru.
e. Bronkus
Bronkus atau cabang tenggorokan merupakan lanjutan dari trakea, ada 2
buah yang terdapat pada ketinggian vertebra torakalis IV dan V,
mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis set yang

4
sama. Bronkus itu berjalan ke bawah dan ke samping ke arah tampuk
paru-paru. Fungsi utama bronkus mirip seperti “pipa” yang membawa
masuk dan keluar udara dari dan ke paru-paru. Bronkus tidak berfungsi
sebagai tempat pertukaran gas
f. Paru-paru
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung (gelembung hawa atau alveoli). Paru-paru dibagi dua yaitu
paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus (belahan paru), lobus pulmo dekstra
superior, lobus media, dan lobus inferior.
Fungsi paru-paru :
 Sebagai organ respirasi, respirasi untuk pertukaran gas karbon diaksida
dan oksigen
 Bagian dari sistem ekskresi, karena saat bernapas kita mengeluarkan
limbah karbon diaksida
 Mengendalikan pH darah dengan cara mengubah tekanan karbon
dioksida.
 Menyaring gumpalan darah yang terbentuk dalam vena.
 Mempengaruhi konsentrasi beberapa zat biologis dan obat-obatan yang
digunakan dalam pengobatan dalam darah.
 Mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II oleh enzim
angiotensin-converting.
 Sebagai lapisan pelindung jantung dari guncangan.

2.3 Etiologi
a. Faktor predisposisi (Genetik)
Faktor yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum
diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan
penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita
penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah
terkena penyakit Asma Bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus.
Selain itu hipersensitivitas saluran pernapasannya juga bisa diturunkan.

5
b. Faktor presipitasi (Alergen)
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
a) Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan seperti debu, bulu
binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.
b) Ingestan, yang masuk melalui mulut yaitu makanan (seperti buah-
buahan dan anggur yang mengandung sodium metabisulfide) dan
obat-obatan (seperti aspirin, epinefrin, ACE- inhibitor, kromolin).
c) Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit. Contoh :
perhiasan, logam dan jam tangan
Pada beberapa orang yang menderita asma respon terhadap Ig E jelas
merupakan alergen utama yang berasal dari debu, serbuk tanaman atau
bulu binatang. Alergen ini menstimulasi reseptor Ig E pada sel mast
sehingga pemaparan terhadap faktor pencetus alergen ini dapat
mengakibatkan degranulasi sel mast. Degranulasi sel mast seperti
histamin dan protease sehingga berakibat respon alergen berupa asma.
c. Olahraga
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika
melakukan aktivitas jasmani atau olahraga yang berat. Serangan asma
karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai beraktifitas. Asma
dapat diinduksi oleh adanya kegiatan fisik atau latihan yang disebut
sebagai Exercise Induced Asthma (EIA) yang biasanya terjadi beberapa
saat setelah latihan.misalnya: jogging, aerobik, berjalan cepat, ataupun
naik tangga dan dikarakteristikkan oleh adanya bronkospasme, nafas
pendek, batuk dan wheezing. Penderita asma seharusnya melakukan
pemanasan selama 2-3 menit sebelum latihan.
d. Infeksi bakteri pada saluran napas
Infeksi bakteri pada saluran napas kecuali sinusitis mengakibatkan
eksaserbasi pada asma. Infeksi ini menyebabkan perubahan inflamasi
pada sistem trakeo bronkial dan mengubah mekanisme mukosilia. Oleh
karena itu terjadi peningkatan hiperresponsif pada sistem bronkial.

6
e. Stress
Stres / gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain
itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Penderita
diberikan motivasi untuk mengatasi masalah pribadinya, karena jika
stresnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
f. Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering
mempengaruhi Asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor
pemicu terjadinya serangan Asma. Kadang-kadang serangan
berhubungan dengan musim, seperti musim hujan, musim kemarau.

2.4 Patofisiologi
Tiga unsur yang ikut serta pada obstruksi jalan udara penderita asma
adalah spasme otot polos edama dan inflamasi memakan jalan nafas dan
eksudasi muncul intra minimal, sel-sel radang dan deris selular. Obstruksi,
menyebabkan pertambahan resistensi jalan udara yang merendahkan volume
ekspirasi paksa dan kecepatan aliran penutupan prematur jalan udara,
hiperinflasi paru. Bertambahnya kerja pernafasan, perubahan sifat elastik dan
frekuensi pernafasan. Walaupun jalan nafas bersifat difusi, obstruksi
menyebabkan perbedaan suatu bagian dngan bagian lain ini berakibat perfusi
bagian paru tidak cukup mendapat ventilasi dan menyebabkan kelainan gas-
gas terutama penurunan CO2 akibat hiperventilasi.
Pada respon alergi disaluran nafas antibodi COE berikatan dengan alergi
degrenakulasi sel mati, akibat degrenakulasi tersebut histomin dilepaskan.
Histomin menyebabkan konstruksi otot polos bronkiolus. Apabila respon
histamin juga merangsang pembentukan mulkus dan meningkatkan
permiabilitas kapiler maka juga akan terjadi kongesti dan pembanguan ruang
intensium paru.
Individu yang mengalami asma mungkin memerlukan respon yang
sensitif berlebihan terhadap sesuatu alergi atau sel-sel mestinya terlalu mudah
mengalami degravitasi dimanapun letak hipersensitivitas respon peradangan

7
tersebut. Hasil akhirnya adalah bronkapasme, pembentukan mukus edema
dan obstruksi aliran udara (Amin 2013:47)

2.5 Pathway

Faktor pencetus : Antigen yang terikat Ig E Mengeluarkan Pemiabilitas kapiler Edema mukosa,secret
- Alergen pada permukaan sel mediator : meningkat produktif, kontriksi
- -stress mast atau basofil histamine,platelet, otot polos meningkat
- - cuaca
bradikinin,dll

Spasme otot Konsentrasi O2


polos sekresi dlm darah
kelenjar bronkus menurun

Hiperkapnea Gelisah →ansietas

Penyempitan/ Hipoksemia
obstruksi Suplai O2 ke otak ↓ Koma
proksimal dr
bronkus pd thap
ekspirasu dan
inspirasi
Gangguan Pertukaran Asidosis Metabolik Suplai darah dari O2
Gas kejantung berkurang
-mucusberlebih Tekanan partial O2
- batuk dialveoli↓
-wheezing
- sesak nafas Suplai O2 kejaringan ↓ Gangguan Perfusi Penurunan cardiac
Jaringan Perifer output

Ketidakefektifan
bersihan jalan Penyempitan jalan Penurunan Curah Tekanan Darah
nafas Pernafasan Jantung Menurun

Peningkatan Kerja Otot Hiper ventilasi Kebutuhan O2 Kelemahan dan


pernafasan meningkat keletihan

Penurunan nafsu Ketidak Efektifan pola Retensi O2 Asidosis Respiratorik Intoleransi Aktivitas
makan → ketidak nafas
seimbangan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh

Sumber : Amin Huda. 2016. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Nanda NIC NOC Dalam Berbagai Kasus.Yogyakarta: Mediaction

8
2.6 Manifestasi Klinis
Gejala-gejala yang lazim muncul pada asma bronkial adalah batuk
dispnea dan mengi. Selain gejala di atas ada beberapa gejala yang menyertai
diantaranya sebagai berikut (Mubarak 2016:198) :
a. Takipnea dan Orthopnea
b. Gelisah
c. Nyeri abdomen karena terlibat otot abdomen dalam pernafasan.
d. Kelelahan
e. Tidak toleran terhadap aktivitas seperti makan berjalan bahkan berbicara.
f. Serangan biasanya bermula dengan batuk dan rasa sesak dalam dada
disertai pernafasan lambat.
g. Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang dibanding inspirasi.
h. Sionss sekunder
i. Gerak-gerak retensi karbon dioksida, seperti berkeringat, takinardi dan
pelebaran tekanan nadi.
j. Serangan dapat berlangsung dari 30 menit sampai beberapa jam dan
dapat hilang secara spontan

2.7 Pemeriksaan Diagnostik


a. Pemeriksaan Sputum
Pada pemeriksaan sputum ditemukan:
a) Kristal-kristal Charcot leyden yang merupakan degranulasi duri kristal
eosinofil.
b) Terdapatnya spiral cursehman, yakni spiral yang merupakan silinder
sel-sel cabang-cabang bronkus.
c) Terdapatnya creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.
d) Terdapatnya neutrofil eosinofil.
b. Pemeriksaan darah
Pada pemeriksaan darah yang rutin diharapkan eosinofil meninggi
sedangkan leukosit dapat meninggi atau normal, walaupun terdapat
komplikasi asma.

9
a) Gas analisa darah
Terdapat aliran darah yang variabel, akan tetapi bila terdapat PaCO2
maupun penurunan PH menunjukan prognosis yang buruk.
b) Kadang-kadang pada darah terdapat SGOT dan LDTI yang meninggi
c) Pada pemeriksaan faktor alergi terdapat IgE yang meninggi pada
waktu serangan dan menurun pada waktu penderita bebas dari
serangan.
c. Foto Rontgen
Pada umumnya pemeriksaan foto rontgen pada asma normal. Pada
serangan asma gambaran ini menunjukan hiperinflasi paru berupa
radiolusen yang bertambah dan pelebaran rongga interkostal serta
diafragma yang menurun. (Amin 2013:49)

2.8 Penataaksanaan
Penatalaksanaan asma bronkial menurut : (Amin 2013:49)
a. Edukasi penderita
b. Menilai dan memonitor besarnya penyakit secara obyektif dengan
mengukur fungsi paru.
c. Mengurangi pengobatan jangka panjang untuk pencegahan.
d. Merencanakan pengobatan untuk serangan akut.
e. Menghindari dan mengendalikan pencetus asma bronkial

2.9 Komplikasi
a. Phemothorax : Keadaan adanya udara di dalam rongga pleura yang
dicurigai.
b. Bronkitis : Lapisan bagian dalam dari saluran pernafasan di paru-paru
yang masih mengalami bengkak.
c. Status asmatikus
d. Asidosis respiratorik
e. Gagal nafas
f. Kematian

10
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian Keperawatan
a. Awitan
 Distres pernafasan tiba-tiba
 Perpanjangan ekspirasi mengi
 Penggunaan otot-otot aksesori
 Perpendekan periode inpirasi
 Sesak nafas
 Restraksi interkostral dan esternal
 Krekels
b. Bunyi nafas : mengi, menurun, tidak terdengar
c. Duduk dengan posisi tegak : bersandar kedepan
d. Diaforesis
e. Distensi vera leher
f. Sianosis : area sirkumoral, dasar kuku
g. Batuk keras, kering : batuk produktif sulit
h. Perubahan tingkat kesadaran
i. Hipokria
j. Hipotensi
k. Pulsus paradoksus > 10 mm
l. Dehidrasi
m.Peningkatan anseitas : takut menderita, takut mati
B. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d bronkospasme : peningkatan
produksi sekret, sekresi tertahan, tebal, sekresi kental : penurunan
energi/kelemahan
b. Gangguan Pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen, kerusakan
alveoli

11
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan
masukan oral
d. Gangguan pola tidur berhubungan engan sesak dan batuk
e. Kurang pengetahuan b.d kurang informasi/tidak mengenal sumber
C. Rencana Keperawatan
No DIAGNOSA NOC NIC
1 Ketidakefektifa o Respiratory status : o Pastikan kebutuhan
n bersihan ventilation oral / tracheal suctioning
jalan nafas o Respiratory status : o Berikan o2
airway patency o Anjurkan pasien untuk
o Aspiration control istirahat dan napas
Setelah dilakukan dalam
tindakan keperawatan o Posisikan pasien untuk
selama…………..pasien memaksimalkan
menunjukkan keefektifan ventilasi
jalan nafas dibuktikan o Lakukan fisioterapi dada
dengan kriteria hasil jika perlu
o Mendemonstrasikan o Keluarkan sekret dengan
batuk efektif dan suara batuk atau suction
nafas yang bersih, tidak o Auskultasi suara nafas,
ada sianosis dan catat adanya suara
dyspneu (mampu tambahan
mengeluarkan sputum, o Berikan bronkodilator o
bernafas dengan mudah, Monitor status
tidak ada pursed lips) hemodinamik o Berikan
o Menunjukkan jalan pelembab udara kassa
nafas yang paten (klien basah nacl lembab
tidak merasa tercekik, o Berikan antibiotik :
irama nafas, frekuensi o Atur intake untuk cairan
pernafasan dalam
mengoptimalkan
rentang normal, tidak
keseimbangan
ada suara nafas
o Monitor respirasi dan
abnormal)
status o2
o Mampu
o Pertahankan hidrasi
mengidentifikasikan

12
dan mencegah faktor yang adekuat untuk
yang penyebab. mengencerkan secret
o Saturasi o2 dalam batas o Jelaskan pada pasien
normal dan keluarga tentang
o Foto thorak dalam penggunaan peralatan :
batas normal o2, suction, inhalasi.
2 Gangguan o Respiratory status : o Posisikan pasien untuk
pertukaran gas gas exchange memaksimalkan
o Keseimbangan asam ventilasi
basa, elektrolit o Pasang mayo bila perlu
o Respiratory status : o Lakukan fisioterapi
ventilation dada jika perlu o
o Vital sign status Keluarkan sekret

Setelah dilakukan dengan batuk atau


tindakan keperawatan suction

selama …. Gangguan o Auskultasi suara nafas,


pertukaran pasien catat adanya suara
teratasi dengan kriteria tambahan
hasi: o Berikan bronkodilator
o Mendemonstrasikan o Barikan pelembab
peningkatan ventilasi udara o Atur intake
dan oksigenasi yang untuk cairan
adekuat mengoptimalkan
o Memelihara keseimbangan
kebersihan paru paru Monitor respirasi dan

dan bebas dari tanda status o2 o Catat


tanda distress pergerakan dada, amati

pernafasan kesimetrisan,
Mendemonstrasikan penggunaan otot

batuk efektif dan suara tambahan, retraksi otot


nafas yang bersih, tidak supraclavicular dan

ada sianosis dan dyspneu intercostals


(mampu mengeluarkan o Monitor suara nafas,

sputum, mampu bernafas seperti dengkur o


dengan mudah, tidak ada Monitor pola nafas :

13
pursed lips) bradipena, takipenia,
o Tanda tanda vital kussmaul, hiperventilasi,
dalam rentang normal cheyne stokes, biot
o Agd dalam batas o Auskultasi suara nafas,
normal catat area penurunan /
tidak adanya ventilasi
dan suara tambahan
o Monitor ttv, agd,
elektrolit dan ststus
mental
o Observasi sianosis
khususnya membran
mukosa
o Jelaskan pada pasien dan
keluarga tentang
persiapan tindakan dan
tujuan
penggunaan alat
tambahan (o2, suction,
inhalasi)
o Auskultasi bunyi
jantung, jumlah,
irama dan denyut
jantung
3 Perubahan o Nutritional status: o Kaji adanya alergi
nutrisi kurang adequacy of nutrient makanan o Kolaborasi
dari kebutuhan o Nutritional status : food dengan ahli gizi untuk
tubuh and fluid intake menentukan jumlah
o Weight control kalori dan nutrisi yang

Setelah dilakukan tindakan dibutuhkan pasien


keperawatan o Yakinkan diet yang

selama….nutrisi kurang dimakan mengandung


teratasi dengan indikator: tinggi serat
 Albumin serum o Anjurkan banyak

 Pre albumin serum minum o Pertahankan

14
 Hematokrit terapi iv line mencegah
 Hemoglobin konstipasi

 Total iron binding o Ajarkan pasien

capacity bagaimana membuat

 Jumlah limfosit catatan makanan harian.


o Monitor adanya
penurunan bb dan gula
darah
o Monitor lingkungan
selama makan o
Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak
selama jam makan
o Monitor turgor kulit
o Monitor kekeringan,
rambut kusam, total
protein, hb dan kadar ht
o Monitor mual dan
muntah o Monitor
pucat, kemerahan,
dan kekeringan
jaringan konjungtiva
o Monitor intake nuntrisi
o Informasikan pada
klien dan keluarga
tentang manfaat nutrisi
o Kolaborasi dengan
dokter tentang
kebutuhan suplemen
makanan seperti ngt/ tpn
sehingga intake cairan
yang adekuat dapat
dipertahankan.
o Atur posisi semi fowler
atau fowler tinggi

15
selama makan
o Kelola pemberan anti
emetic

3.2 TINJAUAN KASUS


A. Pengkajian
Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Tempat/TGL Lahir : Kamp. Baru/27-12-1974

Agama : Islam

Pendidikan : MTSN

Alamat : Tuik, Kp.Baru. Koto Gunung

Pekerjaan : RT

Tanggal masuk RS : 02 juli 2018

Status Perkawinan : Menikah

Suku : Sikumbang
Keluarga terdekat yang dapat dihubungi
Nama : Tn. S
Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Tani

Alamat : Tuik, Kp.Baru. Koto Gunung

Diagnosa Medis : Asma Bronkhial


1. Primary Survey
- A (Airway) Jalan nafas tidak paten
- B (Breathing) Pernafasan 30 x/i

- C (Circulation)

16
: 110/80 mmHg
TD
: 78 x/i
Nadi
: 37 0C
Suhu
- D (Disability)
Kesadaran Compos Mentis
Pupil isokhor
Ukuran pupil 2mm/2mm
Reflek cahaya +/+
- E (Exposure) Tidak ada cidera pada tubuh klien
- F (Foley Cateter) Klien tidak terpasang kateter
2. Secondary Survey
a. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke IGD puskesmas IV Koto Mudik IGD pukul
09.30 WIB dengan keluhan punggung terasa sakit, dada sakit,
nafas sesak, batuk kering sejak 2 hari yang lalu. Sesak nafas
dirasakan memberat pada malam hari atau saat suasana dingin
atau jika pasien kelelahan dan hampir setiap malam sesak nafas
datang
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien sebelumnya pernah dirawat sebanyak 2 kali
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan mengalami sesak nafas semenjak kecil, di
keluarganya ada yang punya penyakit asma (kakak) dan
penyakit tekanan darah tinggi serta DM yaitu ibu dan
kakaknya.
b. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum : baik
b) Tanda-tanda Vital
TD=130/80 mmHg, N=80 x/i, P=30 x/i, S=37 0C
c) Kepala/Rambut
I : Pertumbuhan rambut merata, tidak terdapat uban

17
P : Tidak ada benjolan pada kepala, tidak ada ketombe
d) Hidung
I : Bentuk hidung simetris kiri dan kanan, nafas cepat terdapat
pernafasan cuping hidung
P : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada sekret
e) Telinga
I : tidak ada serumen dan lesi, fungsi pendengaran baik
f) Mata
I : mata isokhor, tidak ada anemis, sklera tidak ikterik
g) Bibir
Tidak ada stomatitis, mukosa bibir lembab
h) Paru
I : bentuk dada simetris
P : tidak ada nyeri tekan
P : suara hipersonor
A : terdapat bunyi wheezing dan ronkhi
i) Jantung
I : ictus cordis tidak terlihat pada ica 4-5
P : ictus cordis teraba pada ics 4-5
P : pekak
A : bunyi jantung normal
j) Abdomen
I : bentuk agak cembung, tidak ada asites
A : bising usus terdengar 7 x/i
P : tidak ada nyeri tekan
P : tidak ada pekak
k) Ekstremitas
Simetris, normal, - alat bantu, fungsi kekuatan otot normal
555 555
555 555
c. Pola Aktivitas Sehari-Hari
No Aktivitas Sehat Sakit

18
1 Nutrisi Pasien mengatakan Pasien makan 3x
makan 3 x sehari sehari dengan porsi
dengan komposisi sedikit karena
nasi, lauk pauk, sayur batuk
Pasien minum 6-7 Pasien minum 5-7
gelas sehari gelas/hari

2 Eliminasi Pasien Pasien BAB


mengatakan BAB 1x sebanyak 3-4 x per
sehari dengan hari dan berwarna
konsistensi kuning
lembek, warna
kuning, berbau
khas
3 Kebersihan Pasien mandi 2x Saat sakit pasien
Diri sehari dan gosok gigi, hanya dilap
keramas 3x seminggu badannya dengan
air hangat serta
gosok gigi 2x
sehari
4 Istirahat dan Pasien tidur 7-8 jam Pasien mengatakan
tidur perhari saat sakit tidur
terganggu karena
sesak nafas dan
batuk pasien hanya
tidur lebih kurang 4
jam
3. Data Fokus
a. Data Subjektif
o Pasien mengatakan sesak nafas
o Pasien mengatakan jika terlalu banyak aktifitas cuaca dingin nafas
sesak
o Pasien mengatakan tidurnya terganggu karena sesak nafas dan
batuk
b. Data Objektif
o pasien tampak letih dan lemah

19
o Nafas pasien tampak sesak
o Pasien tampak batuk kering
o Pernafasan pasien cuping hidung
o Terdengar ada suara wheezing
o Pasien sesak nafas pada malam hari
o TD= 130/80 mmHg, N= 80 x/i, P=30 x/i, S=370C
4. Analisa Data
No DATA MASALAH
1 DS : Bersihan jalan
- Pasien mengatakan sesak nafas nafas tidak efektif

- Pasien mengatakan jika terlalu banyak


aktifitas cuaca dingin nafas sesak
DO :
- Nafas pasien tampak sesak
- Pasien tampak batuk kering
- Pernafasan pasien cuping hidung
- Terdengar ada suara wheezing
- Pasien sesak nafas pada malam hari
- TD= 130/80 mmHg, N= 80 x/i,
0
P=30 x/i, S=37 C
2 DS : Gangguan pola
- Pasien mengatakan tidurnya tidur
terganggu karena sesak nafas dan
batuk
DO :
- Pasien tampak letih dan lemah
- TD= 130/80 mmHg, N= 80 x/i,
P=30 x/i, S=37 0C

B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan batuk terus menerus

20
C. Rencana Keperawatan
NO Dx Kep NOC NIC
1 Bersihan o Respiratory status : o Pastikan kebutuhan
jalan nafas ventilation oral / tracheal
tidak efektif o Respiratory status : suctioning
airway patency o Berikan oksigen
o Aspiration control o Anjurkan pasien
Setelah dilakukan untuk istirahat dan
tindakan keperawatan napas dalam
selama 1x24 jam pasien o Posisikan pasien
menunjukkan untuk
keefektifan jalan nafas memaksimalkan
dibuktikan dengan ventilasi
kriteria hasil o Lakukan fisioterapi
o Mendemonstrasikan dada jika perlu
batuk efektif dan o Keluarkan sekret
suara nafas yang dengan batuk atau
bersih, tidak ada suction
sianosis dan dyspneu o Auskultasi suara
(mampu nafas, catat adanya
mengeluarkan suara tambahan
sputum, bernafas o Berikan bronkodilator
dengan mudah, tidak o Monitor status
ada pursed lips)
hemodinamik
o Menunjukkan jalan
o Berikan pelembab
nafas yang paten
udara kassa basah
(klien tidak merasa
nacl lembab
tercekik, irama nafas,
o Berikan antibiotik
frekuensi pernafasan
o Atur intake untuk cairan
dalam rentang
mengoptimalkan
normal, tidak ada
keseimbangan
suara nafas abnormal)
o Monitor respirasi dan
o Mampu
status o2 o Pertahankan
mengidentifikasikan

21
dan mencegah faktor hidrasi yang adekuat
yang penyebab. untuk mengencerkan
o Saturasi o2 dalam secret
batas normal o Foto o Jelaskan pada pasien
thorak dalam batas dan keluarga tentang
normal penggunaan
peralatan : o2,
suction, inhalasi.
2 Gangguan o Anxiety control o Evaluasi efek-efek
pola tidur o Pain level o rest : extent medikasi terhadap
and pattern pola tidur
o Sleep : extent ang o Jelaskan pentingnya
pattern tidur yang adekuat o
Setelah dilakukan fasilitasi untuk
tindakan keperawatan mempertahankan
selama 1x24 jam aktivitas sebelum
gangguan pola tidur tidur (membaca)
pasien teratasi dengan o Ciptakan lingkungan
kriteria hasil yang nyaman o
oJumlah jam tidur dalam kolaburasi pemberian
batas normal obat tidur
oPola tidur,kualitas
dalam batas normal
oPerasaan fresh sesudah
tidur/istirahat
oMampu
mengidentifikasi halhal
yang meningkatkan
tidur

D. Impementasi Keperawatan
No Tgl/Jam DX Implementasi Evaluasi
Keperawatan

22
1 3-7-2018 Bersihan jalan o Memastikan S:
09.00 WIB nafas tidak kebutuhan oral / - Klien mengatakan
efektif tracheal suctioning sesak nafas sudah
berhubungan o Memberikan oksigen o sedikit berkurang
dengan Menganjurkan pasien O:
peningkatan untuk istirahat dan - Klien tampak
produksi napas dalam sedikit rileks dan
sputum o Memposisikan pasien sesak sudah
untuk memaksimalkan berkurang
ventilasi - TD= 130/80
o Melakukan fisioterapi mmHg, RR= 25x/i
dada jika perlu o
Mengeluarkan sekret A : masalah teratasi
dengan batuk atau sebagian
suction
o Melakukan Auskultasi P : intervensi
suara nafas, catat 1,3,4,5,7,8

adanya suara dilanjutkan

tambahan
o Melakukan kolaborasi
pemberian
bronkodilator
o Melakukan kolaborasi
pemberian antibiotik

o Memonitor
respirasi dan status
o2 o
Mempertahankan
hidrasi yang
adekuat untuk
mengencerkan

23
secret
o Menjelaskan
pada pasien dan
keluarga tentang
penggunaan
peralatan : o2,
suction, inhalasi.
10.00 WIB Gangguan pola o Mengevaluasi efek-efek S :
tidur medikasi terhadap pola - Klien mengatakan
berhubungan tidur tidur masih
dengan batuk o Menjelaskan pentingnya terganggu
terus menerus tidur yang adekuat
o Memfasilitasi untuk O :
mempertahankan - Pasien tampak
aktivitas sebelum tidur lemah
(membaca) - Batuk berdahak
o Menciptakan - Sesak nafas pada
lingkungan yang malam hari
nyaman o Melakukan - TD=130/80
kolaborasi pemberian mmHg, N=80x/i,
obat tidur S=37 0C

A : masalah teratasi
sebagian

P : intervensi
dilanjutkan

24
2 4-7-2018 Bersihan jalan o Memastikan S:
09.00 WIB nafas tidak kebutuhan oral / - Pasien
efektif tracheal suctioning mengatakan
berhubungan o Menganjurkan pasien sekret sudah
dengan untuk istirahat dan berkurang O :
peningkatan napas dalam - Pasien tampak
produksi o Melakukan fisioterapi lebih relaks
sputum dada jika perlu o
Melakukan A : masalah teratasi
Auskultasi suara sebagian
nafas, catat adanya
suara tambahan P : intervensi
o Melakukan kolaborasi dilanjutkan

pemberian antibiotik
o Memonitor respirasi
dan status o2 o
Menjelaskan pada
pasien dan keluarga
tentang penggunaan
peralatan : o2,
suction, inhalasi.
09.30 WIB Gangguan o Mengevaluasi efek- S:
pola tidur efek medikasi - Klien mengatakan
berhubungan terhadap pola tidur tidurnya sudah
dengan batuk o Menjelaskan mulai enak
terus menerus pentingnya tidur
yang adekuat o
Memfasilitasi untuk
mempertahankan
aktivitas sebelum O:
tidur (membaca) - Batuk sudah
o Menciptakan mulai berkurang

25
lingkungan yang - Pasien tampak
nyaman o Melakukan lebih relaks
kolaborasi pemberian
obat tidur A : masalah teratasi
sebagian

P : intervensi
dilanjutkan

26
BAB 4
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Asma merupakan gangguan pada saluran pernafasan yang dapat
menyebabkan seseorang sulit untuk bernafas dan dapat menyebabkan
kematian apabila tidak ditangani secara cepat.
Asma dapat dicegah dengan menganjurkan pasien untuk banyak
istirahat (mengurangi aktivitas-aktivitas yang cukup berat), mengkonsumsi
makanan yang tidak menimbulkan alergi, mengurangi stres emosional,
serta menghindari polusi udara seperti asap rokok, dan lain-lain.
Serangan asma harus segera ditangani dengan benar agar tidak
terjadikomplikasi selanjutnya yang tidak diinginkan.
Peran perawat sangat dibutuhkan dalam memberikan penyuluhan
akan penyebabnya, cara penanggulangannya dan komplikasinya untuk
menambah pengetahuan.

4.2 SARAN
Harapan kami semoga dengan selesainya makalah ini dapat
memenuhi kebutuhan materi bagi para pembaca terutama bagi para
mahasiswa khusunya bagi kami.Namun tidak menutup kemungkinan
makalah ini bisa sesempurna mungkin. Maka dari itu kritik dan saran dari
para pembaca kami harapkan, terutama dari dosen pembimbing.

27
DAFTAR PUSTAKA

Almazini, P. 2012. Bronchial Thermoplasty Pilihan Terapi Baru untuk Asma


Berat. Jakrta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Amin Huda. 2016. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Nanda
NIC NOC Dalam Berbagai Kasus.Yogyakarta: Mediaction.
Halim Danukusantoso, 2012. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru, Jakarta, Penerbit
Hipokrates
Johnson, Marion dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification. Jakarta :
Mocomedia
Mubarak, W dkk. 2015. Standar Asuhan Keperawatan dan Prosedur Tetap
Dalam Praktik Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika.
M. Bulechek, Gloria dkk. 2013. Nursing Interventions Classification. Jakarta :
Mocomedia
NANDA Internasional. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran.EGC
Newman, Porland. 2012. Kamus Saku Kedokteran. Jakarta: EGC
Saheb, A. 2011. Penyakit Asma. Bandung: CV medika
Sundaru H. 2013 Apa yang Diketahui Tentang Asma, JakartaDepartemen Ilmu
Penyakit Dalam, FKUI/RSCM
Suriadi. 2011,Asuhan Keperawatan pada Anak,Jakarta : ISBN

28

Anda mungkin juga menyukai