Disusun Oleh :
1. BEDNARIA (SNR20215044)
2. SHAFARUDIN (SNR20215023)
3. YUSHLIHATI (SNR20215007)
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikumWr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
Keperawatan Pada Pasien Dengan Asma” tepat pada waktunya. Dalam penyusunan
makalah ini mungkin ada hambatan, namun berkat bantuan serta dukungan dari
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
makalah ini dan dapat mengetahui tentang profesi keperawatan. Kami mohon maaf
yang masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun, sangat diharapkan oleh kami dalam pembuatan
maupun kami.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hingga lebih sensitif terhadap factor pemicu yang menyebabkan jalan udara
Serikat, sekitar sembilan juta anak dibawah 18 tahun menderita asma dan
2006). Menurut laporan Ahli Internasional pada tahun 2005, penderita asma
di seluruh dunia sekitar 400 juta orang dengan tambahan 180.000 per tahun.
dan remaja. Pada usia anak-anak, asma menimpa anak laki-laki dalam jumlah
dua kali lebih banyak dibandingkan anak perempuan. Sekitar satu dari empat
Sekitar 50% anak-anak penderita asma ringan akan membaik kondisinya dan
1
sembuh dalam pertumbuhan mereka menjadi dewasa, sisanya harus hidup
ini. Oleh karena itu, penulis membuat makalah yang membahas tentang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
2
6. Untuk mengetahui Komplikasi Asma
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
yang luas dan derajatnya dapat berubah- ubah secara spontan maupun
4
Gambar 2.1 Anatomi Saluran Pernafasan (Anne Waugh dan Allison Grant,
2011).
disebut kavum nasi dan dipisahkan oleh sekat hidung yang disebut
b. Faring
dibelakang rongga hidung dan mulut sebelah dalam ruas tulang leher.
5
belakang berhubungan dengan esophagus. Rongga tekak dibagi dalam
nasofaring.
c. Laring
Pada tenggorokan ini ada epiglotis yaitu katup kartilago tiroid. Saat
d. Trakea
6
e. Bronkus
f. Paru-paru
Pembagian paru-paru
2) Paru kiri: terdiri atas 2 lobus, lobus pulmo sinistra superior, dan
3. Etiologi
7
Menurut (Wijaya & Putri, 2013) dalam bukunya dijelaskan
a. Asma ekstrinsik/alergi
b. Asma instrinsik/idopatik
Asma yang tidak ditemukan faktor pencetus yang jelas, tetapi adanya
faktor-faktor non spesifik seperti : flu, latihan fisik atau emosi sering
c. Asma campuran
asma belum diketahui dengan pasti, suatu hal yang menonjol pada
ataupun non-imunologi.
8
a. Alergen utama, seperti debu rumah, spora jamur, dan tepung sari
rerumputan.
f. Lingkungan kerja.
g. Obat-obatan.
h. Emosi.
yang sangat penting dari sindrom ini, di antaranya dispnea, suara mengi,
mengi, serta sesak nafas. Gejala yang sering terlihat jelas adalah
(Djojodibroto, 2016)
5. Patofisiologi
9
Asma akibat alergi bergantung kepada respon IgE yang
antigen dengan molekul IgE yang berkaitan dengan sel mast. Sebagian
besar alergen yang mencetuskan asma bersifat airborne dan agar dapat
akut asma adalah aspirin, bahan pewarna seperti tartazin, antagonis beta-
khususnya terjadi pada orang dewasa, walaupun keadaan ini juga dapat
dilihat pada masa kanak-kanak. Masalah ini biasanya berawal dari rhinitis
pemberian obat setiap hari. Setelah menjalani bentuk terapi ini, toleransi
aspirin dan obat lain tidak diketahui, tetapi mungkin berkaitan dengan
10
Antagonis β-adrenergik biasanya menyebabkan obstruksi jalan nafas pada
peningkatan reaktivitas jalan nafas dan hal tersebut harus dihindari. Obat
sulfit dan sulfat klorida, yang secara luas digunakan dalam industri
menimbulkan obstruksi jalan nafas akut pada klien yang sensitif. Pajanan
senyawa ini, seperti salad, buah seger, kentang, kerang, dan anggur.
11
Pathway
12
13
6. Komplikasi
a. Status asmatik
c. Pneumothorax
e. Atelektasis
f. Aspirasi
h. Asidosis
sifat proses keperawatan yang siklis dan dinamis, berpusat pada klien,
1. Pengkajian
14
pada semua fase proses keperawatan. Misalnya, pada fase evaluasi,
a. Identitas Klien
sering dijumpai pada usia dini. Separuh kasus timbul sebelum usia
b. Keluhan Utama
dan mengi.
Riwayat penyakit sekarang yang biasa timbul pada pasien asma yaitu
15
menderita penyakit asma, bahkan keluarga yang sudah menderita
e. Pola Hidup
pada perempuan yang merokok atau tinggal pada daerah yang padat
pada kesehatan.
1) Nutrisi
16
2) Eliminasi
Penderita asma dilarang menahan buang air besar dan buang air
3) Aktivitas
4) Istirahat/tidur
Susah tidur karena sering batuk atau terbangun akibat dada sesak
perlu tidur dalam posisi duduk tinggi (Wijaya & Putri, 2013).
5) Aktivitas
(Muttaqin, 2012).
h. ADL
17
j. Pemeriksaan Fisik
sesak nafas.
wajah.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak rontok, tidak ada oedema.
8) Pemeriksaan telinga
Inspeksi : simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan. Palpasi :
9) Pemeriksaan mata
kelenjar tiroid
18
10) Pemeriksaan payudara dan ketiak
lesi/tidak,ada benjolan/tidak.
: pekak.
tambaha/tidak.
19
13) Pemeriksaan abdomen
Perkusi : tympani.
Inspeksi : kulit berwarna sawo matang, tidak ada lesi, tidak ada
oedema.
Inspeksi : otot simetri, tidak ada fraktur. Palpasi : tidak ada nyeri
tekan.
merata.
k. Pemeriksaan penunjang
20
Tes ini dilakukan pada spirometri internal. Penurunan Fev sebesar
20% atau lebih setelah tes provokasi dan denyut jantung 80-90%
3) Pemeriksaan Kulit
dalam tubuh.
4) Pemeriksaan Laboratorium
serangan asma yang berat, karena hanya reaksi yang hebat saja
antibiotik.
200/mm3.
21
d) Pemeriksaan darah rutin dan kimia: jumlah sel leukosit yang
dan hiperkapnea.
2. Diagnosa Keperawatan
masalah klien. Diagnosis adalah langkah yang sangat penting dalam proses
22
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mucus
dioksida.
pengunyahan.
3. Intervensi
Batasan karakteristik :
23
Faktor yang berhubungan :
1) Ansietas
2) Posisi tubuh
3) Keletihan
4) Hiperventilasi
5) Obesitas
Kriteria Hasil:
pernafasan)
Intervensi (NIC)
1) Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift/ jaw thrust bila perlu
24
3) Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
Terapi Oksigen
25
6) Monitor kualitas dari nadi
Ditandai dengan:
1) Dispnea
3) Sianosis
5) Kesulitan berbicara
26
6) Batuk, tidak efektif/ tidak ada
8) Gelisah
mencapai:
3) Kontrol aspirasi
abnormal)
Intervensi (NIC):
27
2) Informasikan kepada pasien & keluarga tentang menghisap dahak
penghisapan nasotrakeal
2) Monitor TTV
3) Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift/ jaw thrust bila perlu
buatan
28
11)Berikan pelembab udara kain kasa basah/ lembab dengan Normal
Salin
dioksida.
Ditandai dengan:
1) Takikardi
2) Hiperkapnea
3) Keletihan
4) Somnolen
5) Iritabilitas
6) Kebingungan
7) Sianosis
mampu mencapai :
29
1) Status pertukaran gas normal
distress pernafasan
5) TN : …………mmHg
7) RR:...................x/menit
Intervensi (NIC):
6) Pantau suara nafas, catat area penurunan/ tidak adanya ventilasi &
suara tambahan
30
7) Pantau suara nafas, catat adanya suara tambahan
8) Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift / jaw thrust bila perlu
2) Peningkatan frekuensi
Ditandai dengan:
Data Subjektif :
31
1) Nyeri dada
2) Dispnea
3) Kelelahan
4) Napas pendek
5) Vertigo
6) Kelemahan
Data Objektif :
2) Aritmia
4) Batuk
7) Edema
8) SPO2 menurun
9) Oliguri
10) Ortopnea
11) Kegelisahan
12) Wheezing
32
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ........., pasien
mencapai:
a) TD : …………mmHg
c) RR : ………… x/mnt
Intervensi (NIC):
Merawat Jantung:
33
9) Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
34
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
2) Kelemahan menyeluruh
Ditandai dengan:
mencapai:
1) konservasi tenaga
TD : …………mmHg
RR : ………… x/mnt
35
Intervensi (NIC):
Mengelola tenaga:
Terapi aktifitas
kruk
beraktivitas
36
9) Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
dengan:
4) Faktor psikologis
5) Penyakit kronis
Ditandai dengan :
9) Rambut rontok
12) Diare
37
13) Kram abdomen
14) Hipotensi
15) Hipotermi
16) Bradikardi
Intervensi (NIC):
Mengelola nutrisi
38
5) Berikan substansi gula
dibutuhkan
39
26) Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah & rongga
mulut
bagaimana memenuhinya
Ditandai dengan:
1) Gelisah
2) Insomnia
3) Resah
4) Ketakutan
5) Sedih
7) Khawatir
9) Tremor
10)Berkeringat
11)Sakit kepala
12)Anoreksia
40
Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC):
mencapai:
1) Mengontrol kecemasan
mengontrol cemas
4) TD : …………mmHg
6) RR : ………… x/mnt
Intervensi (NIC):
Menurunkan kecemasan:
41
6) Dukung pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan
takut
merawat pasien.
semangat
prognosis
setiap saat
medis
42
4. Implementasi
membantu klien untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu
a. Independen
b. Interdependen
43
c. Dependen
sebagainya dalam hal pemberian pada klien sesuai dengan diit yang
telah dibuat oleh ahli gizi, latihhan fisik (mobilisasi fisik) sesuaidengan
anjuran fisioterapi.
5. Evaluasi
44
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
spora jamur, dan tepung sari rerumputan, iritan seperti asap, bau-bauan,
dan polutan, infeksi saluran nafas terutama yang disebabkan oleh virus,
B. Saran
45
DAFTAR PUSTAKA
Clark Varnell Margaret. (2013). Asma; Panduan Penatalaksanaan Klinis. Jakarta : EGC
Diagnosa Keperawatan : Definisi Keperawatan 2015-2017. Jakarta: EGC
Huda Amin, Kusuma Hardhi. (2016). Asuhan keperawatan praktis : berdasarkan penerapan
diagnosa Nanda, Nic, Noc. Yokyakarta : Mediaction Jogja.
Infodatin. Pusat data dan informasi Kementrian Kesehatan RI. ISSN 2442-7659.
Nelson. (2013). Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15, vol.1. Jakarta : EGC NIC (2016)Nursing
Interventions Classification. Edisi keenam.
Ngastiyah. (2013).Perawatan anak sakit. Edisi 2. Jakarta : EGC. NOC, 2016. Nursing
Outcomes Classification. Edisi kelima.
Nursalam. (2001). Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep & Praktik. Jakarta :
Salemba Medika
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. (2013). fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Buku Kuliah :Ilmu Kesehatan Anak.