Dosen Pembimbing:
Surtikanti, M.Kep
Oleh
Kelompok 2:
Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bimbingan, arahan, serta bantuan
yang diberikan oleh beberapa pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kelompk ingin
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Surtikanti, M.Kep selaku dosen pembimbing dalam
penyusunan makalah ini.
Kelompok menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, oleh
karena itu, kelompok mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita sekalian.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................2
BAB II KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA.................................................................3
A. Definisi Keluarga............................................................................................................3
B. Bentuk Keluarga..............................................................................................................3
C. Struktur Keluarga............................................................................................................3
D. Ciri-Ciri Struktur Keluarga.............................................................................................4
E. Ciri-Ciri Keluarga Indonesia...........................................................................................4
F. Keperawatan Keluarga....................................................................................................4
BAB III TAHAP DAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA.....................................10
A. Definisi..........................................................................................................................10
B. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga...................................................................10
BAB IV PERAN DAN FUNGSI KELUARGA......................................................................14
A. Peran Keluarga..............................................................................................................14
B. Fungsi Keluarga............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan perkumpulan dua orang atau lebih individu yang hidup
bersama dalam keterikatan, emosional dan setiap individu memiliki peran masing-
masing yang merupakan bagian dar keluarga (Fatimah, 2010).
Menurut Mubarak (2009) keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih
individu yang terikat oleh hubungan perkawinan, hubungan darah, ataupun adopsi,
dan setiap anggota keluarga saling berinteraksi satu dengan lainnya. Sedangkan
menurut UU No. 52 Tahun 2009, mendifinisikan keluarga sebagai unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau
ibu dan anaknya (Wirdhana et al., 2012).
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi
perkembangan individu, karena sejak kecil anak tumbuh dan berkembang dalam
lingkungan keluarga. Karena itulah peranan orang tua menjadi amat sentral dan
sangat besar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, baik itu secara langsung
maupun tidak langsung (Ariani, 2009).
Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang
dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori ini sendiri merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang
nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa, atau kejadian
yang didasari oleh fakta - fakta yang telah diobservasi, tetapi kurang absolut ( kurang
adanya bukti ) secara langsung.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari
struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk mengaplikasikan
ilmu yang pernah didapat di tempat mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai
seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model
praktek keperawatan yang akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat
tersebut bekerja. Mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung
komponen dasar seperti; adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model,
1
2
adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan ataupun
asuhan keperawatan terhadap kebutuhan semua pasien.
Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus
dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat
harus mampu berfikir logis, dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi
fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan
berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain degan
menggunakan model-model keperawatan dalam proses keperawatan. Dan tiap model
dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Pemilihan model keperawatan yang tepat dengan situasi klien yang spesifik,
memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang variable-variable utama yang
mempengaruhi situasi klien. Langkah-langkah yang harus dilakukan perawat dalam
memilih model keperawatan yang tepat untuk kasus spesifik adalah sebagai berikut :
Mengumpulkan informasi awal tentang fokus kesehatan klien, umur, pola hidup dan
aktivitas sehari-hari untuk mengidentifikasi dan memahami keunikan pasien.
Mempertimbangkan model keperawatan yang tepat dengan menganalisa asumsi yang
melandasi, definisi konsep dan hubungan antar konsep.
B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan konsep keperawatan keluarga?
2) Apa saja tahap dan tugas perkembangan keluarga?
3) Apa saja peran dan fungsi keluarga?
C. Tujuan Masalah
1) Mengetahui konsep keperawatan keluarga!
2) Mengetahui tahap dan tugas perkembangan keluarga!
3) Mengetahui peran dan fungsi keluarga!
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA
A. Definisi Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu
dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya.
D. Bentuk Keluarga
Terdapat beberapa tipe atau bentuk keluarga diantaranya (Fatimah, 2010):
a. Keluarga inti (nuclear family), yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak
yang diperoleh dari keturunan atau adopsi maupun keduanya.
b. Keluarga besar (ekstended family), yaitu keluarga inti ditambah dengan sanak
saudaranya, misalnya kakek, nenek, keponakan, paman, bibi, saudara sepupu, dan
lain sebagainya.
c. Keluarga bentukan kembali (dyadic family), yaitu keluarga baru yang terbentuk
dari pasangan yang telah bercerai atau kehilangan pasangannya.
d. Orang tua tunggal (single parent family), yaitu keluarga yang terdiri dari salah satu
orang tua baik pria maupun wanita dengan anak-anaknya akibat dari perceraian atau
ditinggal oleh pasangannya.
e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother).
f. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah
(the single adult living alone).
g. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the nonmarital heterosexual
cohabiting family) atau keluarga kabitas (cohabition).
h. Keluargaberkomposisi (composite) yaitu keluarga yang perkawinannya berpoligami
dan hidup secara bersama-sama.
E. Struktur Keluarga
a. Patrilineal: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
3
4
b. Matrilineal: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
c. Matrilokal: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
d. Patrilokal: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
e. Keluarga kawinan: hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri.
F. Ciri-Ciri Struktur Keluarga
a. Terorganisasi: saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan: setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan: setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.
G. Ciri-Ciri Keluarga Indonesia
a. Suami sebagai pengambil keputusan
b. Merupakan suatu kesatuan yang utuh
c. Berbentuk monogram
d. Bertanggung jawab
e. Pengambil keputusan
f. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
g. Ikatan kekeluargaan sangat erat
h. Mempunyai semangat gotong-royong
H. Keperawatan Keluarga
A. Pengkajian Keluarga
1) Definisi Pengkajian Keluarga
Pengkajian Keluarga merupakan suatu tahapan dimana perawat dimana
suatu perawat mengambil informasi dari keluarga dengan pendekatan sistematis
untuk mengumpulkan data dan menganalisa, sehingga dapat di ketahui
kebutuhan keluarga yang di binanya. Metode dalam pengkajian bisa melalui
wawancara, observasi vasilitas dan keadaan rumah, pemeriksaan fisik dari
anggota keluarga dan measurement dari data sekunder (hasil lab, papsmear, dll).
(Susanto, 2012).
2) Langkah-Langkah Pengkajian
5
A. Definisi
Perkembanga keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistem
keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga
disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau kurun waktu
tertentu. Pada setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi
agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses. Perawat perlu memahami setiap
tahapan perkembangan keluarga serta tugas tugas perkemabangannya. Hal ini
penting mengingat tugas perawat dalam mendeteksi adanya masalah keperawatan
yang dilakukan terkait erat dengan sifat masalah yaitu potensial atau aktual.
I. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
a. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga Pasangan Baru
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan
perempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga masing-masing. Meninggalkan keluarga bisa berarti
psikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang masih tinggal
dengan orang tuanya. Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan
penyesuaian peran dan fungsi. Masing-masing belajar hidup bersama serta
beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya, misalnya makan, tidur,
bangun pagi dan sebagainya.
Tugas perkembangan keluarga:
1) Membina hubungan intim danmemuaskan.
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga; keluarga
suami, keluarga istri dan keluarga sendiri.
10
11
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa
pasangan fase ini dianggap sulit karena masa usia lanjut, perpisahan dengan anak
dan perasaan gagal sebagai orang tua.
Tugas perkembangan keluarga:
1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak.
3) Meningkatkan keakraban pasangan.
Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang,
olah raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.
h. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga Usia Lanjut
Dimulai saat pensiun sanpai dengan salah satu pasangan meninggal
dan keduanya meninggal.
Tugas perkembangan keluarga:
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan.
3) Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
5) Melakukan life review.
6) Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama
keluarga pada tahap ini.
14
BAB IV
PERAN DAN FUNGSI KELUARGA
A. Peran Keluarga
1. Pengertian Peran Keluarga
Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh
seseorang dalam konteks keluarga. Jadi, peranan keluarga menggambarkan
seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan
individu dalam posisi dan situasi tertentu (Setiadi, 2008).
Peranan yang menggambarkan stuktur keluarga dan memelihara proses
interaksi dalam keluarga:
a. Wujud diferensiasi yang jelas antara peranan orang tua, anak, dan pasangan
b. Peranan mungkin dibagi, kebalikan atau perubahan, tergantung pada situasi
c. Peranan baru dapat dicoba dan peranan lama dimodifikasi
d. Peranan ini juga selaras merentasi situasi dan anggota-anggota keluarga
e. Orang tua berbagi dalam perawatan dan pengasuhan anak
2. Peranan yang Mempengaruhi Keluarga
Menurut Mubarak & Chayatin (2009) terdapat dua peran yang
mempengaruhi keluarga yaitu peran formal dan peran informal.
a. Peran Formal
Peran formal keluarga adalah peran-peran keluarga terkait sejumlah
perilaku yang kurang lebih bersifat homogen. Keluarga membagi peran
secara merata kepada para anggotanya seperti cara masyarakat membagi
peran-perannya menurut pentingnya pelaksanaan peran bagi berfungsinya
suatu sistem. Peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami-ayah
dan istri-ibu antara lain sebagai provider atau penyedia, pengatur rumah
tangga perawat anak baik sehat maupun sakit, sosialisasi anak, rekreasi,
memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal, peran terpeutik
(memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan), dan peran sosial.
b. Peran Informal
Peran-peran informal bersifat implisit, biasanya tidak tampak, hanya
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional individu atau untuk
menjaga keseimbangan dalam keluarga. Peran adapif antara lain:
1) Pendorong memiliki arti bahwa dalam keluarga terjadi kegiatan mendorong,
15
J. Fungsi Keluarga
1. Pengertian Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga adalah ukuran dari bagaimana sebuah keluarga beroperasi
sebagai unit dan bagaimana anggota keluarga berinteraksi satu sama lain. Hal ini
mencerminkan gaya pengasuhan, konflik keluarga, dan kualitas hubungan
keluarga. Fungsi keluarga mempengaruhi kapasitas kesehatan dan kesejahteraan
seluruh anggota keluarga (Families, 2010).
2. Macam-macam Fungsi Keluarga
Terdapat 8 fungsi keluarga dan berikut penjelasannya antara lain (Wirdhana et
al., 2013):
a. Fungsi Keagamaan
Fungsi keluarga sebagai tempat pertama seorang anak mengenal,
menanamankan dan menumbuhkan serta mengembangkan nilai-nilai agama,
sehingga bisa menjadi insan-insan yang agamis, berakhlak baik dengan
keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Fungsi Sosial Budaya
Fungsi keluarga dalam memberikan kesempatan kepada seluruh
anggota keluarganya dalam mengembangkan kekayaan sosial budaya
bangsa yang beraneka ragam dalam satu kesatuan.
c. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang
Fungsi keluarga dalam memberikan landasan yang kokoh terhadap
hubungan suami dengan istri, orang tua dengan anak-anaknya, anak dengan
17
b) Karena istri bekerja dan mendan-bakan kedudukan yang lebih tinggi dari
suaminya.
c) Tinggal bersama keluarga lain dalam satu rumah.
d) Suami-istri sering meninggalkan rumah karena kesibukan di luar.
Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam praktek
keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada tatanan komunitas
dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan dalam
lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan (WHO, 2014).
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui praktik
keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan, yaitu sebagai berikut (Heniwati, 2008) :
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar
diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga. Sumber
informasi dari tahapan pengkaajian dapat menggunakan metode wawancara keluarga,
observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada anggota keluarga dan data
sekunder. Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
a. Data Umum Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Nama kepala keluarga
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga dan genogram
6) Tipe keluarga
7) Suku bangsa
8) Agama
9) Status sosial ekonomi keluarga
10) Aktifitas rekreasi keluarga
22
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4) Sistem pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara berkomunikasi
antar anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
3) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing anggota
keluarga baik secara formal maupun informal.
4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma yang
dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan kesehatan.
5) Fungsi keluarga :
23
Pola penanganan masalah kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan
kondisi kesehatan anggota keluarga.
Penyebab :
1. Kompleksitas system pelayanan kesehatan
2. Kompleksitas program perawatan/pengobatan
3. Konflik pengambilan keputusan
4. Kesulitan ekonomi
5. Banyak tuntutan
6. Konflik keluarga
Gejala dan tanda mayor :
Subjektif
1. Mengungkapkan tidak memahami masalah kesehatan yang diderita
2. Mengungkapkan kesulitan menjalankan perawatan yang ditetapkan
Objektif
1. Gejala penyakit anggota keluarga semakin memberat
2. Aktivitas keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan tidak tepat
Gejala dan tanda minor :
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1. Gagal melakukan tindakan untuk mengurangi factor risiko
Intervensi utama :
- Dukung keluarga merencanakan perawatan
- Koordinasi diskusi keluarga
- Pendampingan keluarga
Intervensi pendukung :
- Edukasi kesehatan
- Edukasi keselamatan lingkungan
- Edukasi keselamatan rumah
- Edukasi latihan fisik
b. Manajemen kesehatan tidak efektif
Definisi :
Pola pengaturan dan pengintegrasian penanganan masalah kesehatan kedalam kebiasaan
hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai status kesehatan yang diharapkan.
26
Penyebab :
1. Kompleksitas system pelayanan kesehatan
2. Kompleksitas program perawatan/pengobatan
3. Konflik pengambilan keputusan
4. Kurang terpapar informasi
5. Kesulitan ekonomi
6. Tuntutan berlebih
7. Konflik keluarga
8. Ketidakefektifan pola perawatan kesehatan keluarga
9. Ketidakcukupan petunjuk untuk bertindak
10. Kekurangan dukungan social
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif :
1. Menggunakan kesulitan dalam menjalani program perawatan/pengobatan
Objektif :
1. Gagal melakukan tindakan untuk mengurangi factor risiko
2. Gagal menerapkan program perawatan/pengobatan dalam kehidupan sehari-hari
3. Aktivitas hidup sehari-hari tidak efektif untuk memenuhi tujuan kesehatan
Gejala dan tanda minor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif :
(tidak tersedia)
Intervensi :
Intervensi utama
- Dukungan pengambilan keputusan
- Dukungan tanggung jawab
- Edukasi kesehatan
Intervensi pendukung
- Bimbingan antisipatif
- Bimbingan system kesehatan
- Dukungan keluarga merencanakan perawatan
- Edukasi pengurangan risiko
- Edukasi perilaku mencari kesehatan
27
Garousi, S., & Garrusi, B. (2013). Does Perceived Family Support has a Relation with
Depression and Anxiety in a Iranian Diabetic Sample ? International Journal of
CaringSciences, 6(3), h.360-368.
Goldberg, A., & Rickler, K.S. (2011). The Role of Family Caregivers for People with
Chronic Illness Medicine & Health Rhode IslandMedical Society, 94(2), h.41-42.
Iglesias, P., Selgas, R., Romero, S., Diez, J. J. (2013). Selenium AndKidney Disease. J
Nephrol; 26 (2), h.266-272.
Miller, T.A., DiMatteo, M.R. (2013). Importance of Family/Social Support and Impact on
Adherence to Diabetic Therapy, Dovepress Journal, 6, h.1.
Mubarak, W, I & Chayatin, N (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.
Jakarta : Salemba Medika.
29