Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA


TAHAP DAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA
PERAN DAN FUNGSI KELUARGA

Dosen Pembimbing:
Surtikanti, M.Kep

Oleh
Kelompok 2:

1. Fauzi Sundani SNR20215037


2. Wulan Isma Utami SNR20215001
3. Ema Faturrakhmah SNR20215002
4. Yushlihati SNR20215007
5. Shafarudin SNR20215023
6. Winda Anggraini SNR20215042
7. Erna Mardiono SNR20215030
8. Hestami SNR20215032
9. Sutri Dewi Kumama SNR20215022
10. Sumianti SNR20215024
11. Lucia Oktaviani Dewi SNR20215027

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN REGULER B KHUSUS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah hirobbil’alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah


SWT atas berkat dan rahmat-Nya yang selalu memberikan pertolongan dan
perlindungan serta kesehatan sehingga kelompok dapat mengerjakan makalah KONSEP
KEPERAWATAN KELUARGA, TAHAP DAN TUGAS PERKEMBANGAN
KELUARGA, PERAN DAN FUNGSI KELUARGA dengan baik dan tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bimbingan, arahan, serta bantuan
yang diberikan oleh beberapa pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kelompk ingin
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Surtikanti, M.Kep selaku dosen pembimbing dalam
penyusunan makalah ini.

Kelompok menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, oleh
karena itu, kelompok mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita sekalian.

Pontianak, November 2021

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................2
BAB II KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA.................................................................3
A. Definisi Keluarga............................................................................................................3
B. Bentuk Keluarga..............................................................................................................3
C. Struktur Keluarga............................................................................................................3
D. Ciri-Ciri Struktur Keluarga.............................................................................................4
E. Ciri-Ciri Keluarga Indonesia...........................................................................................4
F. Keperawatan Keluarga....................................................................................................4
BAB III TAHAP DAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA.....................................10
A. Definisi..........................................................................................................................10
B. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga...................................................................10
BAB IV PERAN DAN FUNGSI KELUARGA......................................................................14
A. Peran Keluarga..............................................................................................................14
B. Fungsi Keluarga............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan perkumpulan dua orang atau lebih individu yang hidup
bersama dalam keterikatan, emosional dan setiap individu memiliki peran masing-
masing yang merupakan bagian dar keluarga (Fatimah, 2010).
Menurut Mubarak (2009) keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih
individu yang terikat oleh hubungan perkawinan, hubungan darah, ataupun adopsi,
dan setiap anggota keluarga saling berinteraksi satu dengan lainnya. Sedangkan
menurut UU No. 52 Tahun 2009, mendifinisikan keluarga sebagai unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau
ibu dan anaknya (Wirdhana et al., 2012).
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi
perkembangan individu, karena sejak kecil anak tumbuh dan berkembang dalam
lingkungan keluarga. Karena itulah peranan orang tua menjadi amat sentral dan
sangat besar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, baik itu secara langsung
maupun tidak langsung (Ariani, 2009).
Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang
dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori ini sendiri merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang
nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa, atau kejadian
yang didasari oleh fakta - fakta yang telah diobservasi, tetapi kurang absolut ( kurang
adanya bukti ) secara langsung.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari
struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk mengaplikasikan
ilmu yang pernah didapat di tempat mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai
seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model
praktek keperawatan yang akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat
tersebut bekerja. Mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung
komponen dasar seperti; adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model,

1
2

adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan ataupun
asuhan keperawatan terhadap kebutuhan semua pasien.
Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus
dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat
harus mampu berfikir logis, dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi
fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan
berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain degan
menggunakan model-model keperawatan dalam proses keperawatan. Dan tiap model
dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Pemilihan model keperawatan yang tepat dengan situasi klien yang spesifik,
memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang variable-variable utama yang
mempengaruhi situasi klien. Langkah-langkah yang harus dilakukan perawat dalam
memilih model keperawatan yang tepat untuk kasus spesifik adalah sebagai berikut :
Mengumpulkan informasi awal tentang fokus kesehatan klien, umur, pola hidup dan
aktivitas sehari-hari untuk mengidentifikasi dan memahami keunikan pasien.
Mempertimbangkan model keperawatan yang tepat dengan menganalisa asumsi yang
melandasi, definisi konsep dan hubungan antar konsep.
B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan konsep keperawatan keluarga?
2) Apa saja tahap dan tugas perkembangan keluarga?
3) Apa saja peran dan fungsi keluarga?
C. Tujuan Masalah
1) Mengetahui konsep keperawatan keluarga!
2) Mengetahui tahap dan tugas perkembangan keluarga!
3) Mengetahui peran dan fungsi keluarga!
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

A. Definisi Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu
dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya.
D. Bentuk Keluarga
Terdapat beberapa tipe atau bentuk keluarga diantaranya (Fatimah, 2010):
a. Keluarga inti (nuclear family), yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak
yang diperoleh dari keturunan atau adopsi maupun keduanya.
b. Keluarga besar (ekstended family), yaitu keluarga inti ditambah dengan sanak
saudaranya, misalnya kakek, nenek, keponakan, paman, bibi, saudara sepupu, dan
lain sebagainya.
c. Keluarga bentukan kembali (dyadic family), yaitu keluarga baru yang terbentuk
dari pasangan yang telah bercerai atau kehilangan pasangannya.
d. Orang tua tunggal (single parent family), yaitu keluarga yang terdiri dari salah satu
orang tua baik pria maupun wanita dengan anak-anaknya akibat dari perceraian atau
ditinggal oleh pasangannya.
e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother).
f. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah
(the single adult living alone).
g. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the nonmarital heterosexual
cohabiting family) atau keluarga kabitas (cohabition).
h. Keluargaberkomposisi (composite) yaitu keluarga yang perkawinannya berpoligami
dan hidup secara bersama-sama.
E. Struktur Keluarga
a. Patrilineal: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah

3
4

b. Matrilineal: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
c. Matrilokal: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
d. Patrilokal: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
e. Keluarga kawinan: hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri.
F. Ciri-Ciri Struktur Keluarga
a. Terorganisasi: saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan: setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan: setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.
G. Ciri-Ciri Keluarga Indonesia
a. Suami sebagai pengambil keputusan
b. Merupakan suatu kesatuan yang utuh
c. Berbentuk monogram
d. Bertanggung jawab
e. Pengambil keputusan
f. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
g. Ikatan kekeluargaan sangat erat
h. Mempunyai semangat gotong-royong
H. Keperawatan Keluarga
A. Pengkajian Keluarga
1) Definisi Pengkajian Keluarga
Pengkajian Keluarga merupakan suatu tahapan dimana perawat dimana
suatu perawat mengambil informasi dari keluarga dengan pendekatan sistematis
untuk mengumpulkan data dan menganalisa, sehingga dapat di ketahui
kebutuhan keluarga yang di binanya. Metode dalam pengkajian bisa melalui
wawancara, observasi vasilitas dan keadaan rumah, pemeriksaan fisik dari
anggota keluarga dan measurement dari data sekunder (hasil lab, papsmear, dll).
(Susanto, 2012).
2) Langkah-Langkah Pengkajian
5

Penjajahan keluarga. Penjajahan keluarga perlu dilakukan untuk


membina hubungan baik dengan keluarga. Dalam penjajahan ini perawat perlu
mengadakan kontak dengan RW/RT dan keluarga yang bersangkutan guna
menyampaikan maksud dan tujuan serta mengatasi maslah kesehatan mereka.
Setelah mendapatkan tanggapan positif dari keluarga tersebut, pengkajian di
teruskan pada langkah berikutnya. (Zaidin Ali, 2010)
1. Pengumpulan data.
Pengumpulan data adalah upaya pengumpulan semua data, fakta, dan
informasi yang mendukung pemecahan maslah klien. Jenis data yang
dikumpulkan adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan sehari-hari
1) Kebiasaan tidur (apakah terdapat waktu tertentu untuk
tidur/istirahat dan bangun sesuai kemampuan setiap anggota?
Apakah terdapat waktu setiap siang untuk istirahat sebentar?
Apakah anggota keluarga tidur bersama-sama?)
2) Kebiasaan makan (berapa kali makan setiap hari? Siapa yang
terlihat terlalu gemuk, terlalu kurus?)
3) Waktu senggang/libur (bagaimana setiap anggota keluarga
memakai waktu senggang? Apakah penggunaan waktu senggang
cocok dengan jenis kelamin dan usia individu? Apakah ada
anggota keluarga yang hiburannya sangat memakan waktunya?
Bila ada, apa dampaknya terhadap keluarga? Apakah keluarga
mempunyai hiburan bersama?)
b. Faktor sosial-budaya-ekonomi
1) Penghasilan dan pengeluaran
2) Pekerjaan, tempat tinggal, dan penghasilan setiap anggota yang
sudah bekerja.
3) Sumber penghasilan.
4) Berapa jumlah yang dihasilkan oleh setiap anggota keluarga yang
bekerja.
5) Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer seperti makan,
pakaian, dan perumahan.
6) Apakah ada tabungan untuk keperluan mendadak.
7) Jam kerja ayah dan ibu
6

8) Siapa pembuat keputusan mengenai keuangan dan bagaimana uang


digunakan.
c. Faktor lingkungan
1) Perumahan
a) Luas rumah (apakah luasnya memadai?)
b) Pengaturan kamar tidur
c) Kelengkapan perabotan rumah tangga
d) Serangga dan binatang pengerat
e) Adanya bahaya kecelakaan
f) Tempat penyimpanan makanan dan alat masak
g) Persediaan air (sumber, kepemilikan, apakah air dapat
diminum?)
h) Pembuangan kotoran (jenis, kepemilikan, apakah memenuhi
syarat?)
i) Pembuangan sampah (jenis, apakah memenuhi syarat?)
j) Pembuangan air kotor (jenis, apakah memenuhi syarat?)
k) Kondisi lingkungan tempat tinggal: apakah komplek rumahan,
daerah kumuh, dll
l) Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan
m) Fasilitas transportasi dan komunikasi
d. Riwayat kesehatan/riwayat medis:
1) Riwayat kesehatan setiap anggota
2) Penyakit yang pernah diderita
3) Keadaan sakit yang sekarang (telah didiagnosis atau belum)
4) Nilai yang diberikan terhadap penjegahan penyakit
5) Status imunisasi anak
6) Pemanfaatan fasilitas lain untuk pencegahan penyakit
7) Sumber pelayanan kesehatan: apakah pelayanan kesehatan sama
atau berbeda untuk setiap anggota keluarga?
8) Saat kondisi sakit atau kritis, anggota keluarga pergi ke siapa?
9) Bagaimana keluarga melihat peranan petugas kesehatan dan
pelayanan yang mereka berikan serta harapan mereka terhadap
pelayanan petugas kesehatan?
7

10) Pengalaman mengenai petugas kesehatan profesional: memuaskan


atau tidak?
Setiap keluarga mempunyai cara sendiri untuk menghadapi dan
mengatasi situasi mereka. Tipe data lain yang dikumpulkan pada tahap
penjajahan kedua menggambarkan sampai mana keluarga dapat
melaksanakan tugas kesehatan yang berhubungan dengan ancaman
kesehatan, kurang/tidak sehat, atau krisis yang dialami oleh keluarga itu
pada waktu tahap penjajahan pertama.data ini menggambarkan
ketidakmampuan keluarga untuk melaksanakan tugas kesehatan. Perhatian
utama perawat pada tahap penjajahan kedua adalah penentuan kesanggupan
keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan untuk menghadapi masalah
kesehatan. (Zaidin Ali, 2010)
Data pengkajian didapat dengan menggunakan beberapa cara.
Berikut ini adalah metode pengumpulan data yang digunakan:
a. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui data subjektif dalam aspek
fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, adat istirahat, agama,
lingkungan, dan sebagainya
b. Pengamatan/observasi
Pengamatan/observasi dilakukan untuk mengetahui hal yang secara
langsung bersifat fisik (ventilasi, kebersihan, penerangan, dll) atau
benda lain (data objektif).
c. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada anggota keluarga yang mempunyai
masalah keluarga dan keperawatan yang berkaitan dengan keadaan
fisik, misalnya kehamilan, mata, telinga, tenggorokan, dll. (data
objektif)
d. Studi dokumentsi
Studi dilakukan dengan jalan menelusuri dokumen yang ada, misalnya
catatan kesehatan, kartu keluarga, kartu menuju sehat, literatur, catatan
pasien, dll. (data subjektif).
2. Analisis data. Setelah ditabulasi data langsung dapat dianalisis sengingga
menghasilkan satu kesimpulan tentang permasalahan yang ada. Hsil analisis
8

data juga memperlihatkan penyebab, tanda-tanda, dan pengaruh masalah


pada masa yang akan datang, dll.
3. Perumusan massalah. Dari analisis data ditemukan beberapa informasi yang
berguna untuk merumuskan maslah klien tersebut. Masalah adalah
kesenjangan yang terjadi dari apa yang “seharusnya” terjadi dan apa yang
“nyata” terjadi. Kesenjangan tersebut.
B. Analisa Data
Kegiatan yang dilakukan :
1. Menetapkan masalah kesehatan keluarga
2. Menetapkan prioritas masalah kesehatan yang akan dipecahkan, dengan
mempertimbangkan:
a. Sifat masalah
b. Kemungkinan masalah dapat diatasi
c. Potensi pencegahannya
d. Persepsi keluarga terhadap masalah
3. Menetapkan diagnosis keperawatan
Di dalam menganalisis data, terdapat 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat
perkembangan kesehatan keluarga, yaitu:
1) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga, meliputi :
a. Keadaan kesehatan fisik, mental, dan sosial dari anggota keluarga
b. Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga
c. Keadaan gizi anggota keluarga
d. Status imunisasi anggota keluarga
e. Kehamilan dan keluarga berencana (KB)
2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, meliputi:
a. Rumah: ventilasi, penerangan, kebersihan, konstruksi, luas rumah
dibandingkan dengan jumlah  anggota keluarga, dsb
b. Sumber air minum
c. Jamban keluarga
d. Tempat pembuangan air limbah
e. Pemanfaatan pekarangan yang ada, dsb.
3) Karakteristik keluarga :
a. Sifat-sifat keluarga
b. Dinamika dalam keluarga
9

c. Komunikasi dalam keluarga


d. Interaksi antar anggota keluarga
e. Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota keluarga
f. Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga.
C. Perumusan Masalah
Setelah data dianalisis, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah
kesehatan dan keperawatan keluarga. Rumusan masalah kesehatan keluarga dapat
menggambarkan keadaan kesehatan dan status kesehatan keluarga, karena
merupakan hasil dari pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tentang situasi
kesehatan, lingkungan, norma, nilai, dan kultur yang dianut oleh keluarga tersebut.
            Perumusan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga yang diambil
didasarkan kepada penganalisaan praktek lapangan yang didasarkan kepada
analisiskonsep, teori, prinsip dan standart yang dapat dijadikan acuan dalam
menganalisis, sebelum mengambil keputusan tentang masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga. Disamping itu, keputusan dapat diambil setelah perawat dan
keluarga, atau antar perawat itu sendiri melakukan diskusi-diskusi untuk mengambil
keputusan dengan mempertimbangkan situasi dan sumber daya yang ada pada
keluarga.
            Dalam menetapkan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, perawat
selalu mengacu kepada tipologi masalah kesehatan dan keperawatan, serta berbagai
alasan dari ketidamampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas keluarga
dalam bidang kesehatan.
BAB III
TAHAP DAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA

A. Definisi
Perkembanga keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistem
keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga
disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau kurun waktu
tertentu. Pada setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi
agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses. Perawat perlu memahami setiap
tahapan perkembangan keluarga serta tugas tugas perkemabangannya. Hal ini
penting mengingat tugas perawat dalam mendeteksi adanya masalah keperawatan
yang dilakukan terkait erat dengan sifat masalah yaitu potensial atau aktual.
I. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
a. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga Pasangan Baru
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan
perempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga masing-masing. Meninggalkan keluarga bisa berarti
psikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang masih tinggal
dengan orang tuanya. Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan
penyesuaian peran dan fungsi. Masing-masing belajar hidup bersama serta
beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya, misalnya makan, tidur,
bangun pagi dan sebagainya.
Tugas perkembangan keluarga:
1) Membina hubungan intim danmemuaskan.
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga; keluarga
suami, keluarga istri dan keluarga sendiri.

10
11

b. Tahap dan Tugas Perkembanga Keluarga Child Bearing


Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai
anak berumur 30 bulan atau 2,5 tahun.
Tugas perkembangan kelurga:
1) Persiapan menjadi orang tua
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
seksual dan kegiatan.
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaiaman
orang tuan berinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan
orang tua dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara
bayi dan orang tua dapat tercapai.
c. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Anak Pra Sekolah
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun.
Tugas perkembangn keluarga:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman.
2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga
harus terpenuh.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun
dengan masyarakat.
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.
d. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Anak Sekolah
Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah) dan berakhir
pada saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga mencapai
jumlah maksimal sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah,
masing-masing anak memiliki minat sendiri. Dmikian pula orang tua mempunyai
aktivitas yang berbeda dengan anak.
12

Tugas perkembangan keluarga:


1) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi
kesempatan pada anak untuk nbersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah
maupun di luar sekolah.
e. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Anak Remaja
Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun
kemudian. Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan yang
lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa.
Tugas perkembangan keluarga:
1) Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan
membimbing anak untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik orang
tua dan remaja.
f. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Anak Dewasa
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah
anak dan ada atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal
bersama orang tua.
Tugas perkembangan keluarga:
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orang tua memasuki masa tua.
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
g. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga Usia Pertengahan
13

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa
pasangan fase ini dianggap sulit karena masa usia lanjut, perpisahan dengan anak
dan perasaan gagal sebagai orang tua.
Tugas perkembangan keluarga:
1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak.
3) Meningkatkan keakraban pasangan.
Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang,
olah raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.
h. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga Usia Lanjut
Dimulai saat pensiun sanpai dengan salah satu pasangan meninggal
dan keduanya meninggal.
Tugas perkembangan keluarga:
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan.
3) Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
5) Melakukan life review.
6) Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama
keluarga pada tahap ini.
14

BAB IV
PERAN DAN FUNGSI KELUARGA

A. Peran Keluarga
1. Pengertian Peran Keluarga
Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh
seseorang dalam konteks keluarga. Jadi, peranan keluarga menggambarkan
seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan
individu dalam posisi dan situasi tertentu (Setiadi, 2008).
Peranan yang menggambarkan stuktur keluarga dan memelihara proses
interaksi dalam keluarga:
a. Wujud diferensiasi yang jelas antara peranan orang tua, anak, dan pasangan
b. Peranan mungkin dibagi, kebalikan atau perubahan, tergantung pada situasi
c. Peranan baru dapat dicoba dan peranan lama dimodifikasi
d. Peranan ini juga selaras merentasi situasi dan anggota-anggota keluarga
e. Orang tua berbagi dalam perawatan dan pengasuhan anak
2. Peranan yang Mempengaruhi Keluarga
Menurut Mubarak & Chayatin (2009) terdapat dua peran yang
mempengaruhi keluarga yaitu peran formal dan peran informal.
a. Peran Formal
Peran formal keluarga adalah peran-peran keluarga terkait sejumlah
perilaku yang kurang lebih bersifat homogen. Keluarga membagi peran
secara merata kepada para anggotanya seperti cara masyarakat membagi
peran-perannya menurut pentingnya pelaksanaan peran bagi berfungsinya
suatu sistem. Peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami-ayah
dan istri-ibu antara lain sebagai provider atau penyedia, pengatur rumah
tangga perawat anak baik sehat maupun sakit, sosialisasi anak, rekreasi,
memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal, peran terpeutik
(memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan), dan peran sosial.
b. Peran Informal
Peran-peran informal bersifat implisit, biasanya tidak tampak, hanya
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional individu atau untuk
menjaga keseimbangan dalam keluarga. Peran adapif antara lain:
1) Pendorong memiliki arti bahwa dalam keluarga terjadi kegiatan mendorong,
15

memuji, dan menerima kontribusi dari orang lain. Sehingga ia dapat


merangkul orang lain dan membuat mereka merasa bahwa pemikiran mereka
penting dan bernilai untuk di dengarkan.
2) Pengharmonisan yaitu berperan menengahi perbedaan yang terdapat diantara
para anggota, penghibur, dan menyatukan kembali perbedaan pendapat.
3) Inisiator-kontributor yang mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau
cara- cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.
4) Pendamai berarti jika terjadi konflik dalam keluarga maka konflik dapat
diselesaikan dengan jalan musyawarah atau damai.
5) Pencari nafkah yaitu peran yang dijalankan oleh orang tua dalam
memenuhi kebutuhan, baik material maupun nonmaterial anggota
keluarganya.
6) Perawaatan keluarga adalah peran yang dijalankan terkait merawat
anggota keluarga jika ada yang sakit.
7) Penghubung keluarga adalah penghubung, biasanya ibu mengirim dan
memonitori kemunikasi dalam keluarga.
8) Poinir keluarga adalah membawa keluarga pindah ke satu wilayah asing
mendapat pengalaman baru.
9) Sahabat, penghibur, dan koordinator yang berarti mengorganisasi dan
merencanakan kegiatan-kegiatan keluarga yang berfungsi mengangkat
keakraban dan memerangi kepedihan.
10) Pengikut dan sanksi, kecuali dalam beberapa hal, sanksi lebih pasif. Sanksi
hanya mengamati dan tidak melibatkan dirinya.
3. Jenis Peran dalam Keluarga
Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga menurut Nasrul
Effendy 1998; Fahrudin, 2005 adalah sebagai berikut:
a. Peran ayah: Ayah sebagai suami dari istri dan anak - anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
b. Peran ibu: Sebagai istri dan ibu dari anak - anaknya. Ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak - anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan
16

sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.


c. Peran anak: Anak - anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
4. Dimensi Peran Keluarga
Dimensi dan sub dimensi menurut Beavers dan Hampson (1990):
a. Struktur keluarga, meliputi kuasa, koalisi dan kedekatan orang tua
b. Metologi keluarga, meliputi keyakinan dan persepsi terhadap keluarga
c. Negosiasi, meliputi relasi untuk pemecahan masalah
d. Otonomi, termasuk menyatakan ekspresi, tanggungjawab, dan keterbukaan
Pengaruh, termasuk rentang perasaan, mood dan nada suara, konflik dan
empati.

J. Fungsi Keluarga
1. Pengertian Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga adalah ukuran dari bagaimana sebuah keluarga beroperasi
sebagai unit dan bagaimana anggota keluarga berinteraksi satu sama lain. Hal ini
mencerminkan gaya pengasuhan, konflik keluarga, dan kualitas hubungan
keluarga. Fungsi keluarga mempengaruhi kapasitas kesehatan dan kesejahteraan
seluruh anggota keluarga (Families, 2010).
2. Macam-macam Fungsi Keluarga
Terdapat 8 fungsi keluarga dan berikut penjelasannya antara lain (Wirdhana et
al., 2013):
a. Fungsi Keagamaan
Fungsi keluarga sebagai tempat pertama seorang anak mengenal,
menanamankan dan menumbuhkan serta mengembangkan nilai-nilai agama,
sehingga bisa menjadi insan-insan yang agamis, berakhlak baik dengan
keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Fungsi Sosial Budaya
Fungsi keluarga dalam memberikan kesempatan kepada seluruh
anggota keluarganya dalam mengembangkan kekayaan sosial budaya
bangsa yang beraneka ragam dalam satu kesatuan.
c. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang
Fungsi keluarga dalam memberikan landasan yang kokoh terhadap
hubungan suami dengan istri, orang tua dengan anak-anaknya, anak dengan
17

anak, serta hubungan kekerabatan antar generasi sehingga keluarga menjadi


tempat utama bersemainya kehidupan yang punuh cinta kasih lahir dan
batin.
d. Fungsi Perlindungan
Fungsi keluarga sebagai tempat berlindung keluarganya dalam
menumbuhkan rasa aman dan tentram serta kehangatan bagi setiap anggota
keluarganya
e. Fungsi Reproduksi
Fungsi keluarga dalam perencanaan untuk melanjutkan keturunannya
yang sudah menjadi fitrah manusia sehingga dapat menunjang kesejahteraan
umat manusia secara universal.
f. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Fungsi keluarga dalam memberikan peran dan arahan kepada
keluarganya dalam mendidikketurunannyasehingga dapat menyesuaikan
kehidupannya di masa mendatang.
g. Fungsi Ekonomi
Fungsi keluarga sebagaiunsur pendukung kemandirian dan ketahanan
keluarga.
h. Fungsi Pembinaan Lingkungan
Fungsi keluarga dalam memberi kemampuan kepada setiap
anggota keluarganya sehingga dapat menempatkan diri secara serasi,
selaras, dan seimbang sesuai dengan aturan dan daya dukung alam dan
lingkungan yang setiap saat selalu berubah secara dinamis.
Sementara menurut WHO fungsi keluarga terdiri dari (Ratnasari, 2011):
a. Fungsi Biologis meliputi: fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara
dan membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota keluarga, serta
memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
b. Fungsi Psikologi meliputi: fungsi dalam memberikan kasih sayang dan rasa
aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga, serta memberikan identitas
keluarga.
18

c. Fungsi Sosialisas meliputi: fungsi dalam membina sosialisasi pada anak,


meneruskan nilai-nilai keluarga, dan membinanorma-norma tingkah laku
sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
d. Fungsi Ekonomi meliputi: fungsi dalam mencari sumber-sumber
penghasilan, mengatur dalam pengunaan penghasilan keluarga dalam
rangka memenuhi kebutuhan keluarga, serta menabung untuk memenuhi
kebutuhan keluarga di masa mendatang.
e. Fungsi Pendidikan meliputi: fungsi dalam mendidik anak sesuai dengan
tingkatan perkembangannya, menyekolahkan anak agar memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan
bakat dan minat yang dimilikinya, serta mempersiapkan anak dalam
mememuhi peranannya sebagai orang dewasa untuk kehidupan dewasa di
masa yang akan datang.
3. Penilaian Fungsi Keluarga
Untuk mengukur sehat atau tidaknya suatu keluarga, telah dikembangkan
suatu metode penilaian yang dikenal dengan nama APGAR Keluarga (APGAR
Family). Dengan metode APGAR keluarga tersebut dapat dilakukan penilaian
terhadap 5 fungsi pokok keluarga secara cepat dan dalam waktu yang singkat.
Adapun 5 fungsi pokok keluarga yang dinilai dalam APGAR keluarga (Azwar,
1997) yaitu:
a. Adaptasi (Adaptation)
Menilai tingkat kepuasan anggota keluarga dalam menerima yang
diperlukan dari anggota keluarga lainnya.
b. Kemitraan (Partnership)
Menilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap komonikasi
dalam keluarga, musyawarah dalam mengambil keputusan atau dalam
penyelesaian masalah yang dihadapi dalam keluarga.
c. Pertumbuhan (Growth)
Menilai tingkat keuasan anggota keluarga terhadap kebebasan yang
diberikan keluarga dalam mematangkan pertumbuhan dan kedewasaan
setiap anggota keluarga.
d. Kasih Sayang (Affection)
19

Menilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kasih sayang


serta interaksi emosional yang terjalin dalam keluarga.
e. Kebersamaan (Resolve)
20

Menilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebersamaan


dalam membagi waktu, kekayaan, dan ruang antar keluarga.
4. Dukungan Keluarga
Dukungan sosial dari keluarga dapat berupa dukungan internal dan
eksternal. Keluarga memiliki berbagai dukungan suportif seperti dukungan
emosional, informatif, penghargaan dan instrumental (Agustini et al., 2013).
Menurut Kane dalam Freadman, (2010) mendefinisikan dukungan
keluarga sebagai suatu proses hubungan antara keluarga. Dukungan
keluarga menagacu pada dukungan-dukungan yang dipandang oleh keluarga
sebagai sesuatu yang dapat dilakukan untuk keluarga tersebut. Dukungan
bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang
yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan bila
diperlukan. Dukungan keluarga dapat berupa dukungan internal, yaitu seperti
dukungan dari suami atau istri atau dukungan dari saudara kandung dan
dukungan eksternal, yaitu seperti dukungan dari keluarga besar atau dukungan
sosial (Friedman et al., 2010).
Dukungan sosial adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu
yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang
akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, mencintai, dan
menghargai (Setiadi, 2008). Dukungan sosial aka semakin dibutuhkan pada saat
seseorang sedang menghadapi suatu masalah, disinilah peran anggota keluraga
diperlukan untuk menjalani masa-masa yang sulit (Efendy & Makhfudli, 2009).
5. Faktor Penyebab Kegagalan Fungsi Keluarga
Menurut Silalahi (2010) kegagalan-kegagalan dalam menjalankan fungsi
keluarga dapat disebabkan karena beberapa faktor. Adapun faktor-faktor tersebut
antara lain:
a. Faktor Pribadi. Dimana suami istri kurang menyadari akan arti dan fungsi
perkawinan yang sebenarnya. Misalnya, sifat egoisme, kurang adanya
toleransi, kurang adanya kepercayaan satu sama lain.
b. Faktor situasi khusus dalam keluarga, beberapa diantaranya adalah:
a) Kehadiran terus menerus dari salah satu orang tua baik dari pihak suami
ataupun istri.
21

b) Karena istri bekerja dan mendan-bakan kedudukan yang lebih tinggi dari
suaminya.
c) Tinggal bersama keluarga lain dalam satu rumah.
d) Suami-istri sering meninggalkan rumah karena kesibukan di luar.
Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam praktek
keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada tatanan komunitas
dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan dalam
lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan (WHO, 2014).
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui praktik
keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan, yaitu sebagai berikut (Heniwati, 2008) :
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar
diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga. Sumber
informasi dari tahapan pengkaajian dapat menggunakan metode wawancara keluarga,
observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada anggota keluarga dan data
sekunder. Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
a. Data Umum Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Nama kepala keluarga
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga dan genogram
6) Tipe keluarga
7) Suku bangsa
8) Agama
9) Status sosial ekonomi keluarga
10) Aktifitas rekreasi keluarga
22

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :


1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti.
2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai tugas
perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa
tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit,
sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta
pengalaman pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai riwayat kesehatan
pada keluarga dari pihak suami dan istri.

c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4) Sistem pendukung keluarga

d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara berkomunikasi
antar anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
3) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing anggota
keluarga baik secara formal maupun informal.
4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma yang
dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan kesehatan.

5) Fungsi keluarga :
23

a) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga,


perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta pada
anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.
b) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau
hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar
disiplin, norma, budaya dan perilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh mana keluarga
menyediakan makanan, pakaian, perlu dukungan serta merawat anggota
keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenal sehat
sakit. Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan kesehatan
dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas
kesehatan keluarga, yaitu mampu mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan
kesehatan pada anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan
yang dapat meningkatan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.
d) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana
kemampuan keluarga dalam mengenal, mengambil keputusan dalam
tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit, menciptakan
lingkungan yang mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada.

6) Stres dan koping keluarga


a) Stressor jaangka pendek dan panjang
1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 5 bulan.
2) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.

b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor


c) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
24

d) Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi


permasalah
e) Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua
anggotaa keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik
tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik. Harapan keluarga
yang dilakukan pada akhir pengkajian, menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.

2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul Berdasarkan pengkajian asuhan


keperawatan keluarga di atas maka diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin
muncul adalah :
a. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan masalah
kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan kondisi kesehatan
anggota keluarga.
b. Manajemen kesehatan tidak efektif, yaitu pola pengaturan dan pengintegrasian
penanganan masalah kesehatan ke dalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak
memuaskan untuk mencapai status kesehatan yang diharapkan.
c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif, yaitu ketidakmampuan mengidentifikasi,
mengelola dan atau menemukan bantuan untuk mempertahankan kesehatan.
d. Kesiapan peningkatan koping keluarga yaitu pola adaptasi anggota keluarga
dalam mengatasi situasi yang dialami klien secara efektif dan menunjukkan
keinginan serta kesiapan untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan klien.
e. Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman,
bantuan dan motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang
dibutuhkan klien untuk mengelola atau mengatasi masalah kesehatan.
f. Ketidakberdayaan, persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi
hati secara signifikan, persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau yang akan
datang.
g. Ketidakmampuan koping keluarga, yaitu perilaku orang terdekat (anggota
keluarga) yang membatasi kemampuan dirinya dan klien untuk beradaptasi
dengan masalah kesehatan yang dihadapi klien.
3.Diagnosa Keperawatan
a. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
Definisi :
25

Pola penanganan masalah kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan
kondisi kesehatan anggota keluarga.
Penyebab :
1. Kompleksitas system pelayanan kesehatan
2. Kompleksitas program perawatan/pengobatan
3. Konflik pengambilan keputusan
4. Kesulitan ekonomi
5. Banyak tuntutan
6. Konflik keluarga
Gejala dan tanda mayor :
Subjektif
1. Mengungkapkan tidak memahami masalah kesehatan yang diderita
2. Mengungkapkan kesulitan menjalankan perawatan yang ditetapkan
Objektif
1. Gejala penyakit anggota keluarga semakin memberat
2. Aktivitas keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan tidak tepat
Gejala dan tanda minor :
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1. Gagal melakukan tindakan untuk mengurangi factor risiko
Intervensi utama :
- Dukung keluarga merencanakan perawatan
- Koordinasi diskusi keluarga
- Pendampingan keluarga
Intervensi pendukung :
- Edukasi kesehatan
- Edukasi keselamatan lingkungan
- Edukasi keselamatan rumah
- Edukasi latihan fisik
b. Manajemen kesehatan tidak efektif
Definisi :
Pola pengaturan dan pengintegrasian penanganan masalah kesehatan kedalam kebiasaan
hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai status kesehatan yang diharapkan.
26

Penyebab :
1. Kompleksitas system pelayanan kesehatan
2. Kompleksitas program perawatan/pengobatan
3. Konflik pengambilan keputusan
4. Kurang terpapar informasi
5. Kesulitan ekonomi
6. Tuntutan berlebih
7. Konflik keluarga
8. Ketidakefektifan pola perawatan kesehatan keluarga
9. Ketidakcukupan petunjuk untuk bertindak
10. Kekurangan dukungan social
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif :
1. Menggunakan kesulitan dalam menjalani program perawatan/pengobatan
Objektif :
1. Gagal melakukan tindakan untuk mengurangi factor risiko
2. Gagal menerapkan program perawatan/pengobatan dalam kehidupan sehari-hari
3. Aktivitas hidup sehari-hari tidak efektif untuk memenuhi tujuan kesehatan
Gejala dan tanda minor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif :
(tidak tersedia)
Intervensi :
Intervensi utama
- Dukungan pengambilan keputusan
- Dukungan tanggung jawab
- Edukasi kesehatan
Intervensi pendukung
- Bimbingan antisipatif
- Bimbingan system kesehatan
- Dukungan keluarga merencanakan perawatan
- Edukasi pengurangan risiko
- Edukasi perilaku mencari kesehatan
27

c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif


Definisi :
Ketidakmampuan mengidentifikasi, mengelola,dan atau menemukan bantuan untuk
mempertahankan kesehatan
Penyebab :
1. Hambatan kognitif
2. Ketidaktuntasan proses berduka
3. Ketidakadekuatan keterampilan berkomunikasi
4. Kurangnya keterampilan motoric halus/kasar
5. Ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat
6. Ketidakmampuan mengatasi masalah (individua tau keluarga)
7. Ketidakcukupan sumber daya (mis.keuangan, fasilitas)
8. Gangguan persepsi
9. Tidak terpenuhinya tugas perkembangan
Gejala dan tanda mayor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif :
1. Kurang menunjukkan perilaku adaptif terhadap perubahan lingkungan
2. Kurang menunjukkan pemahaman tentang perilaku sehat
3. Tidak mampu menjalankan perilaku sehat
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1. Memiliki riwayat perilaku mencari bantuan kesehatan yang kurang
2. Kurang menunjukkan minat untuk meningkatkan perilaku sehat
3. Tidak memiliki system pendukung
Intervensi Utama :
- Edukasi kesehatan
- Kontrak perilaku positif
- Penentuan tujuan Bersama
Intervensi pendukung :
28

- Dukungan kepatuhan program pengobatan


- Dukungan pengungkapan kebutuhan
- Dukungan perawatan diri
- Edukasi perilaku upaya kesehatan
- Edukasi pengurangan risiko
- Edukasi penilaian keselamatan
- Edukasi proses penyakit
- Konseling
- Konsultasi
DAFTAR PUSTAKA

Fahrudin, A. (2012). Keberfungsian Keluarga: Konsep dan Indikator Pengukuran dalam


Penelitian, Informasi, 17 (02).

Garousi, S., & Garrusi, B. (2013). Does Perceived Family Support has a Relation with
Depression and Anxiety in a Iranian Diabetic Sample ? International Journal of
CaringSciences, 6(3), h.360-368.
Goldberg, A., & Rickler, K.S. (2011). The Role of Family Caregivers for People with
Chronic Illness Medicine & Health Rhode IslandMedical Society, 94(2), h.41-42.

Iglesias, P., Selgas, R., Romero, S., Diez, J. J. (2013). Selenium AndKidney Disease. J
Nephrol; 26 (2), h.266-272.
Miller, T.A., DiMatteo, M.R. (2013). Importance of Family/Social Support and Impact on
Adherence to Diabetic Therapy, Dovepress Journal, 6, h.1.

Mubarak, W, I & Chayatin, N (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.
Jakarta : Salemba Medika.

Freadman, M. M. (2013). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.


Makhfudli, (2013). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika
Mubarok, W. I. (2010). Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.
Susanto, T. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM.
Zaidin Ali, S. M. (2010). Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.
Friedman , M. Marilyan. 2015. Buku ajaran Keperawatan keluarga. Riset teori dan praktik.
Edisi ke-5 Jakarta: EEG
Muhlisin,A, 2016. Tahap Perkembangan Keluarga, Yogyakarta: Gosyen Publishing Wilkason
JM & Ahern NR. 2016. Buku Saku Keperawatan Keluarga : ahlibahasa oleh Esty W. Jakarta :
EEG
Toy EC., Girardet, R, Yetman, R.2015 . keperawatan keluarga : Aplikasi dan praktik .
Tanggerang : Karisma

29

Anda mungkin juga menyukai