Dalam Pembuatan laporan ini tidak terlepas dari hambatan. Oleh karena itu,
kami banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini
kami ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak
yang membantu kami dalam pembuatan laporan ini.
Karawang, 05 Desember
2019
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan ..........................................................................................3
C. Metode Penulisan .........................................................................................3
D. Sistematika Penulisan ...................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bronkopneumonia ......................................................................5
B. Etiologi Bronkopneumonia ..........................................................................5
C. Manifestasi Klinis Bronkopneumonia ..........................................................6
D. Patofisiologi Bronkopneumonia ...................................................................7
E. Pemeriksaan Diagnostik ...............................................................................8
F. Konsep Tumbuh Kembang...........................................................................9
G. Konsep Hospitalisasi ..................................................................................28
H. Konsep Asuhan keperawatan .....................................................................45
I. Pemeriksaan Fisik ......................................................................................47
J. Diagnosa Keperawatan ...............................................................................48
K. Intervensi Keperawatan .............................................................................48
A. Pengkajian .................................................................................................53
B. Pemeriksaan Fisik ......................................................................................57
C. Data Penunjang...........................................................................................62
D. Analisa Data ..............................................................................................64
E. Diagnosa Keperawatan ..............................................................................67
F. Intervensi Keperawatan .............................................................................67
G. Implementasi Keperawatan .......................................................................69
H. Evaluasi Keperawatan ...............................................................................72
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................74
B. Saran ...........................................................................................................74
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kematian pada anak, terutama pada negara negara yang sedang berkembang
dahului dengan infeksi saluran pernafasan bangian atas dan sering di jumpai
dengan gejala awal batuk, dispnea, demam. Selain disebabkan oleh infeksi
dari kuman atau bakteri juga di dukung oleh kondisi lingkungan dan gizi pada
tahun 2013 mencapai 14,4% dan pada tahun 2014 penyakit bronkopneumonia
sekitar pernafasan cuping hidung, sianosis sekitar hidung dan mulut, kadang-
kadang muntah dan diare dan biasanya terjadi pada permulaan penyakit tidak
ditemukan, tapi setelah beberapa hari, mula- mula kering, kemudian menjadi
produktif (Wijaya & Putri, 2013). Sehingga apabila tidak segera ditangani
pada saluran pernapasan maka langkah yang dapat dilakukan adalah mengkaji
maka penulis ingin membahas lebih lanjut Asuhan keperawatan pada anak
dengan bronkopneumonia.
A. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
h. Konsep hospitalisasi?
B. Metode Penulisan
6
C. Sistematika Penulisan
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Teori
1. Definisi Penyakit
disebabkan oleh agen infeksius dan terdapat di daerah bronkus dan sekitar
alveoli.
2. Etiologi
8
yang terdiri atas reflek glottis dan batuk, adanya lapisan mucus, gerakan silia
yang menggerakkan kuman keluar dari organ dan sekresi humoral setempat.
Klebsiella
dalam paru-paru.
3. Manifestasi Klinis
1) Nyeri pleuritik
3) Takipnea
e. Diafoesis
9
f. Anoreksia
g. Malaise
i. Gelisah
j. Sianosis
4. Patofisiologi
a. Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal, yaitu dilatasi
pembuluh darah alveoli, peningkatan suhu, dan edema antara kapiler dan
alveoli.
10
5. Pathway
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan darah
2) Pemeriksaan sputum
4) Kultur darah
11
b. Pemeriksaan Radiologi
1) Rontgenogram Thoraks
2) Laringoskopi/bronkoskopi
jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang
yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,
12
b. Prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan
dapat terjadi mulai dari kepala hingga ke seluruh bagian tubuh atau
13
c. Indikator Perkembangan dan Pertumbuhan Anak
a) Berat Badan
yaitu usia 0-6 bulan dan usia 0-12 bulan. Untuk usia 0-6 bulan
140 -200 gram dan berat badannya akan menjadi dua kali berat
badan lahir pada akhir bulan ke 6. Sedang kan pada usia 6-12
kali lipat dari berat badan lahir pada usia kurang lebih 2,5 tahun
kilogram.
b) Tinggi Badan
badan sekitar 2,5 cm setiap bulannya. Pada usia 6-12 bulan akan
kira 50% dari tinggi badan waktu lahir. Pada masa bermain
14
penambahan selama tahun ke 2 kurang lebih 12 cm sedangkan
rata 2 kali lipat dari tinggi badan waktu lahir dan mengalami
c) Lingkar Kepala
remaja.
d) Gigi
15
Pertumbuhan gigi bagian rahang atas
e) Organ Penglihatan
air mata sudah mulai berfungsi. Pada usia 2-3 bulan memiliki
1,25 cm, dapat mengenali botol susu, melihat tangan saat duduk
16
atau berbaring, melihat bayangan di cermin, dan mampu
Pada usia 7-11 bulan mampu memfiksasi objek yang sangat kecil.
f) Organ Pendengaran
kepala ke smping bila bunyi setinggi telinga. Pada usia 3-4 bulan
makin kuat dan mulai mampu membuat bunyi tiruan. Pada usia 6-
g) Organ Seksual
17
Pertumbuhan organ seksual laki-laki antara lain terjadinya
pertumbuhan yang cepat pada penis pada usia 12-15 tahun, testis
pada usia 11-15 tahun, kemudian rambut pubis pada usia 12-15
tahun.
18
Perkembangan motorik halus pada usia ini adalah sudah
Masa Prasekolah
19
lurus, mampu menjepit benda, melambaikan tangan,
kertas(wong,2000)
20
Usia perkembangan motorik kasar awal bulan ini dapat
singkat.
Masa Prasekolah
21
Perkembangan motorik kasar masa prasekolah ini dapat
2000).
c) Perkembangan Bahasa
22
terdiri atas dua suku kata dan dapat membuat dua bunyi
Masa Prasekolah
23
larangan; serta merespons panggilan orang dan anggota
keluarga dekat.
dikenal (asing).
24
Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini antara lain
kesal.
lain.
Masa Prasekolah
25
d. Tahap-Tahap Perkembangan dan Pertumbuhan
1) Masa Prenatal
Masa prenatal terdiri atas dua fase, yaitu fase embrio dan fase fetus.
2) Masa Postnatal
26
tubuh. Proses adaptasi dari organ tersebut dimulai dari aktifitas
pada kondisi bayi dan susu yang dikonsumsi, apakah ASI ataukah
susu formula).
b) Masa Bayi
27
menerus, khususnya dalam peningkatan susunan saraf. Tahap
motorik
c) Masa Prasekolah
d) Masa Sekolah
e) Masa Remaja
cepat untuk masuk ke dalam tahap remaja atau masa pubertas bila
1) Faktor Lingkungan
28
(lingkungan dalam kandungan) dan lingkungan postnatal (lingkungan
2) Lingkungan Prenatal
dari konsepsi sampai lahir yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil,
3) Lingkungan Mekanis
perkembangan janin.
karena icterus.
5) Hormonal
29
Hormon-hormon ini mencakup hormon sometotrofin, plasenta, tiroid,
30
terhadap rangsangan, usia pubertas, dan berhentinya pertumbuhan
tulang.
perempuan serta akan bertahan sampai usia tertentu. Baik anak laki-
orang asia lebih pedek dan kecil dibandingkan dengan eropa dan
yang lainnya.
8. Konsep Hospitalisasi
a. Definisi Hospitalisasi
Selama proses tersebut anak dan orang tua dapat mengalami berbagai
2004).
31
Hospitalisasi merupakan pengalaman yang penuh tekanan, utamanya
Berbagai perasaan yang sering muncul pada anak, yaitu cemas, marah,
sedih, takut, dan rasa bersalah. Perasaan tersebut dapat timbul karena
rasa tidak aman dan tidak nyaman, perasaan kehilangan sesuatu yang
anak, orang tua juga mengalami hal yang sama (Supartini, 2004).
Apabila anak stress selama dalam perawatan, orang tua menjadi stress
pula, dan stress orang tua akan membuat tingkat stress anak semakin
akan sesuatu yang baru dan belum bisa menerima keadaan dan
32
hospitalisasi juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman serta stress yang
b. Macam-macam Hospitalisasi
1) Hospitalisasi Informal
2) Hospitalisasi Volunter
involunter.
3) Hospitalisasi Involunter
33
diperbaharui. Keadaan ini mungkin diminta oleh pengadilan sebagai
volunteer.
1) Pepisahan
2) Kehilangan kendali
34
4) Nyeri dan rasa takut
tahapan perkembangannya.
rasa percaya dan kasih sayang. Pada usia lebuih dari 6 bulan
Reaksi yang sering muncul pada anak ini adalah menangis, marah
35
Bila bayi berpisah dengan orang tua, maka pembentukan rasa
perubahan.
Pada bayi usia 8 bulan atau lebih telah mengenal ibunya sebagai
36
terdekat bagi diri anak dan lingkungan yang dikenal serta akan
Depression”.
yaitu :
37
Rumah Sakit, anak akan kehilangan kebebasan dan pandangan
38
Kecemasan yang timbul pada anak remaja yang dirawat di rumah
“privacy”.
Reaksi yang terjadi akibat pasien yang dirumah sakit adalah sebagai
berikut:
dengan adanya perasaan cemas dan takut ini adalah : sering bertanya
b) Perasaan sedih
terminal dan keluarga mengetahui bahwa tidak ada lagi harapan bagi
39
perilaku isolasi atau tidak mau didekati orang lain, bahkan bisa tidak
c) Perasaan frustrasi
Pada kondisi pasien yang telah dirawat cukup lama dan dirasakan
dalam keluarga:
Orang tua akan mengalami stress jika anaknya sakit dan dirawat
terhadap masa depan anak. Orang tua bereaksi dengan tidak percaya
b) Reaksi Sibling
40
Reaksi sibling terhadap anak yang sakit dan dirawat dirumah sakit
perasaan cemburu pada anak yang sehat dan anak merasa ditolak.
f. Manfaat Hospitalisasi
pasien.
tidak terlalu bergantung pada orang lain dan percaya diri. Berikan
meningkatkannya.
41
kesempatan padanya untuk saling kenal dan membagi
g. Dampak Hospitalisasi
dampak pada lima aspek, yaitu privasi, gaya hidup, otonomi diri, peran,
dan ekonomi.
1) Privasi
2) Gaya Hidup
pola gaya hidup. Hal ini disebabkan oleh perubahan situasi antara
rumah sakit dan rumah tempat tinggal klien. Juga oleh perubahan
3) Otonomi
42
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, individu yang sakit dan
otonomi.
4) Peran
5) Perubahan peran
6) Masalah keuangan
7) Kesepian
43
Suasana rumah akan berubah jika ada salah seorang anggota
oleh kesedihan.
mengalami perubahan.
kontrol dan perlukaan tubuh atau rasa nyeri pada anak serta memberi
a) Rooming In. Yaitu orang tua dan anak tinggal bersama. Jika tidak
bisa, sebaiknya orang tua dapat melihat anak setiap saat untuk
44
mempertahankan kontak tau komunikasi antar orang tua dan
anak.
telpon.
Untuk bayi dan toddler, kontak orang tua – anak mempunyai arti
45
berat, dengan menempatkan tempat tidur didekat pintu atau
“Time Structuring”.
apa yang akan dilakukan, siapa yang dapat ditemui oleh anak jika dia
atau axilla.
46
tahu reaksi anak terhadap stress seperti regresi dan agresif, maka
Jika anak yang dirawat dalam satu ruangan usianya sebaya maka
47
perasaan dan responnya terhadap stress memberi kesempatan kepada
a) Memberi Informasi
dan dirawat.
b) Melibatkan Sibling
teratur.
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Riwayat Keperawatan
1) Keluhan utama
Kadang disertai muntah dan diare, tinja berdarah dengan atau tanpa
48
2) Riwayat penyakit sekarang
pernapasan bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat aik
menurun.
terjadi pada musim hujan dan awal musim semi. Selain itu
keluarga perokok.
6) Imuninasi
infeksi sekunder.
49
7) Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
8) Nutrisi
MEP)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem kardiovaskular
Takikardi, irritability
b. Sistem pernapasan
c. Sistem pencernaan
orang tua yang dengan tipe keluarga anak pertama mungkin belum
d. Sistem eliminasi
Anak atau bayi menderita diare atau dehidrasi, orang tua mungkin belum
sampai berat).
e. Sistem saraf
50
Demam, kejang, sakit kepala yang ditandai dengan menangis terus pada
f. Sistem musculoskeletal
g. Sistem endokrin
3. Diagnosa Keperawatan
b. Hipertermia
4. Intervensi Keperawatan
51
Pola napas membaik kepatenan jalan napas
dengan head-tilt dan
chin-lift (jaw-thrust
jika curiga trauma
servikal)
- Posisikan semi-fowler
atau fowler
- Berikan minum
hangat
- Lakukan fisioterafi
dada, jika perlu
- Lakukan penghisapan
lendir kurang dari 15
detik
- Lakukan
hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal
- Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi
- Anjurkan asupan
cairan 2000 ml/hari,
jika tidak ada
kontraindikasi
- Ajarkan teknik batuk
efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
52
Suhu tubuh - Monitor suhu tubuh
sedang (3) - Monitor kadar
elektrosit
Suhu kulit sedang - Monitor haluran urine
(3) - Monitor komplikasi
akibat hipertemia
Teraupetik:
- Sediakan lingkungan
yang dingin
- Longgarkan atau
lepaskan pakaian
- Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
- Berikan cairan oral
- Gantikan linen setiap
hari atau lebih sering
jika mengalami
hiperhdrosis (keringat
berlebihan)
- Lakukan pendingan
eksternal (mis.
Selimut hipotermia
atau kompres dingin
pada dahi, leher, dada,
abdomen, aksila)
- Hindari pemberian
antirepiretik atau
aspirin
- Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi:
- Anjurkan tirah barinng
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrosit
53
intravena, jika perlu
Terapeutik
- Lakukan oral
hygiene sebelum
makan
- Fasilitasi
menentukan
pedoman diet
- Sajikan makanan
secara menarik
dan suhu yang
sesuai
- Berikan makanan
tinggi serat untuk
54
mencegah
kontifasi
- Berikan makann
tinggi kalori dan
tinggi protein
- Berikan suplemen
makanan
Edukasi
- Anjurkan posisi
duduk
- Anjurkan diet
yang
diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
medikasi sebelum
makan
55
BAB III
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Pasien bernama By. R umur 3 bulan jenis kelamin perempuan, merupakan anak
pertama dari orang tua yang menganut agama islam. Masuk ke RSUD Karawang
2. Identitas orangtua
Nama ayah Tn. A berusia 26 Tahun beragama islam dengan pendidikan terakhir
sma dan pekerjaan karyawan swasta. Nama Ibu Ny. M berusia 25 Tahun
56
beragama Islam dengan pendidikan terakhir SMA dan tidak bekerja (Ibu Rumah
Tangga).
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan anaknya masih sering batuk dan keluar sedikit lendir
berwarna putih.
b. Keluhan Tambahan
Ibu mengatakan anak nya sering batuk dan dahak keluar sedikit, batuk lebih
sering di malam hari, selain itu ibu mengatakan anak masih demam naik
turun.
dan lendir banyak, disertai sesak. Dua minggu sebelumya anak sering batuk
1) Prenatal
57
d) Usia kehamilan : post term (cukup
bulan)
b) Apgar score :-
58
h) Imunisasi (imunisasi yang pernah didapat, usia dan reaksi waktu
4. Riwayat Sosial
lingkungan rumah bersih, selalu dibersihkan setiap hari. Dan pagi hari selalu
membuka jendela. Disekitar rumah ada yang merokok, ayah bayi merokok.
c. Obat-obatan :
59
6. Pengkajian Pola Fungsi Gordon
sembuh.
Yandu.
obatan)
Hasil analisa by R didapatkan panjang badan 59 cm, berat badan 4,8 kg, BBI
60
Pemeriksaan Fisik
tanda vital
39 cm
pengeluaran ab-normal.
L.
pengeluaran ab-normal.
susu.
61
deviasi trakea, refleks menelan (+).
e. Abdomen Tidak ada lesi, ingkar perut 54 cm, tidak ada kembung,
ada masa/benjolan.
anus :
deformitas.
deformitas.
1. Nutrisi
62
a. Makan
- Frekuensi
- Porsi
b. Minum
- Frekuensi
2. Eliminasi
a. BAB
b. BAK
pus/darah.
63
s/d jam 05.00 pagi 06.00 pagi
4. Personal Hygene
9. Data psikologis
Pasien dirawat oleh ibu pasien yang juga dibantu oleh nenek pasien.
Orang tua merasa cemas atau khawatir dalam merawat anaknya karena terpasang
64
Ibu pasien dan keluarga berharap anaknya bisa sembuh dan sehat kembali, ibu
Laboratorium
Jenis
Pemeriksaaan Hasil Nilai Rujukan
Darah Citometry
Citometry
Citometry
Citometry
Hematokrit : Flow
34 % 35 - 47
Citometry
Basofil Flow
0 % 0-1
Citometry
65
Eosinofil Flow
0 % 1.0-3.0
Citometry
Monosit Flow
9 % 3-7
Citometry
MCV Flow
94 FL 72-88
Citometry
MCH Flow
29 pg 24-30
Citometry
MCHC Flow
31 g/dl 32-36
Citometry
RDW-CV Flow
14,5 % 12.2-15.3
Citometry
Gula
Sewaktu
a. Rontgen
opassitas inhomogen di pulmo dextra bentuk amorf, batas tak tegas, air
66
broncogram (+). Kedua sinus costofrenicus lancip, kedua diafragma licin dan
tak mendatar, cor konfigurasi cor normal, sistem tulang yang tervisualisasi
b. Diagnostik
Bronkopeunomonia
c. Therapy
DO:
- RR 51x.menit
- Otot bantu napas
(+)
- Tarikan dinding
dada simetris
- Perkusi
hiperesonan
67
- Suara napas ronki
+/+
- Pola napas
dyspnea
- Pernapasan
ireguler
- Hasil rontgen
corakan
bronkovaskuler
bertambah,
tampak opassitas
inhomogen di
pulmo dextra
bentuk amorf,
batas tak tegas, air
broncogram (+).
2. 27/11/2019 DS: Infeksi bakteri di Hipertermia b/d
- Ibu mengatakan parenkim paru infeksi bakteri
anaknya masih
suka demam naik
turun
DO:
- RR : 51 x/menit
- Nadi : 124x/menit
- Suhu : 38,50 C
- Akral teraba
hangat
- Leukosit 14,25
x10^3/ul
3. 27/11/2019 DS: Penyebaran infeksi Risiko infeksi
- Ibu mengatakan ekstravasasi
anaknya masih
suka demam naik
turun
DO:
68
- Suhu: 38,50 C
- Akral teraba
hangat
- Leukosit 14,25
x10^3/ul
c. Risiko infeksi
69
Pola napas membaik warna, aroma)
Terapeutik
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisioterafi dada, jika
perlu
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan
sesuai kebutuhan, jika tidak
ada kontraindikasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
2. Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Manajemen termoregulasi
keperawatan 3x30 menit
Observasi:
diharapkan hipertermia
teratasi. Dengan kriteria hasil: - Identifikasi penyebab
hipertemia (mis. Dehidrasi,
Suhu tubuh sedang (3)
terpapar lingkungan panas,
Suhu kulit sedang (3)
penggunaan incubator)
- Monitor suhu tubuh
- Monitor kadar elektrosit
- Monitor haluran urine
- Monitor komplikasi akibat
hipertemia
Teraupetik:
70
- Longgarkan atau lepaskan
pakaian
- Basahi dan kipasi permukaan
tubuh
- Gantikan linen setiap hari
atau lebih sering jika
mengalami hiperhdrosis
(keringat berlebihan)
- Lakukan pendingan eksternal
(mis. Selimut hipotermia
atau kompres dingin pada
dahi, leher, dada, abdomen,
aksila)
- Berikan oksigen, jika perlu
- Hitung kebutuhan cairan
Edukasi:
- Anjurkan tirah barinng
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian cairan
dan elektrosit intravena, jika
perlu
Terapeutik
71
- Batasi jumlah pengunjung
- Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
- Pertahankan teknik aseptik
pada pasien beresiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar
Kolaborsi
Kolaborsi pemberian antibiotik,
jika perlu
72
09.05 I - Memonitor bunyi nafas tambahan
putih Suha
dahi
Mega
R/: Suhu: 37,8 °C
kebutuhan Mega
73
ASI 12x20 cc, infus 8 tetes/menit
sistemik Lukman
R/: S: 38 °C
pasien
aseptik
perawatnya
benar Ahmad
yusuf
R/: keluarga mengerti apa yang diajarkan
74
perawatnya
II
S: Ibu mengatakan anak masih demam
75
P: Lanjutkan intervensi termoregulasi
demam
Henri
O: Suhu: 36,60 C
Akral teraba hangat
Leukosit 14,25 x10^3/ul
infeksi
76
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kantung-kantung udara dalam paru yang disebut alveoli dipenuhi nanah dan
oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bisa bekerja, selain penyebaran infeksi ke
macam dan diketahui ada 30 sumber infeksi, dengan sumber utama bakteri, virus,
B. Saran
77
DAFTAR PUSTAKA
78