PENDAHULUAN
Untuk itu dalam makalah ini kelompok akan menjelaskan tentang asuhan
keperawatan pemasangan WSD (Water Seal Drainage) dan diharapkan bisa
membantu mahasiswa, tenaga kesehatan dan masyarakat umum untuk lebih
memahami tentang masalah WSD (Water Seal Drainage).
1.2 Tujuan
1
1.2.2 Tujuan Khusus
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Water Seal Drainage (WSD) adalah Suatu sistem drainage yang menggunakan
water seal untuk mengalirkan udara atau cairan dari cavum pleura ( rongga pleura)
2.2 Tujuan
a). Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga thorak
2.3.1 Pneumothoraks
3
d) Kerusakan selang dada pada sistem drainase
2.3.2 Hemothoraks
a) Robekan pleura
b) Kelebihan antikoagulan
d) Hemopneumothorak
2.3.3 Thorakotomy :
a) Lobektomy
b) Pneumoktomy
2.3.5 Emfiema :
b) Kondisi indflamsi
2.4 Kontraindikasi
2.5 Komplikasi
4
c) Komplikasi lainnya : laserasi (yang mencederai organ: hepar, lien),
perdarahan, empisema subkutis, tube terlepas, tube tersumbat
Sistem ini terdiri dari satu botol dengan penutup segel. Penutup mempunyai dua
lobang, satu untuk ventilasi udara dan lainnya memungkinkan selang masuk
hampir ke dasar botol. Air steril dimasukan ke dalam botol sampai ujung selang
terendam 2cm untuk mencegah masuknya udara ke dalam tabung yang
menyebabkan kolaps paru.
Keuntungannya:
a) Penyusunannya sederhana
Kerugiannya:
a) Saat drainase dada mengisi botol lebih banyak kekuatan yang diperlukan
b) Untuk terjadinya aliran tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol
c) Campuran darah dan drainase menimbulkan busa dalam botol yang membatasi
garis pengukuran drainase
a) Apabila < 2 cm H2O, berarti no water seal. Hal ini sangat berbahaya karena
menyebabkan paru kolaps.
b) Apabila > 2 cm H2O, berarti memerlukan tekanan yang lebih tinggi dari paru
. untuk mengeluarkan cairan atau udara.
c) Apabila tidak ada fluktuasi yang mengikuti respirasi apat disebabkan karena
adanya kinking, clotting atau perubahan posisi chest tube.
5
d) Selang untuk ventilasi dalam botol dibiarkan terbuka untuk memfasilitasi
udara dari rongga pleura keluar
· Ekpirasi menurun
6
2.6.2 WSD dengan sistem dua botol
Pada sistem dua botol, botol pertama adalah sebagai botol penampung dan yang
kedua bekerja sebagai water seal. Pada sistem dua botol, penghisapan dapat
dilakukan pada segel botol dalam air dengan menghubungkannya ke ventilasi
udara.
Botol 1 dihubungkan dengan selang drainage yang awalnya kosong dan hampa udara,
selang pendek pada botol 1 dihubungkan dengan selang di botol 2 yang berisi water
seal. Dapat dihubungkan dengan suction control. Cairan drainase dari rongga pleura
masuk ke botol 1 dan udara dari rongga pleura masuk ke water seal botol 2.
Prinsip kerjasama dengan sistem 1 botol yaitu udara dan cairan mengalir dari rongga
pleura ke botol WSD dan udara dipompakan keluar melalui selang masuk ke WSD.
7
Biasanya digunakan untuk mengatasi hemothoraks, hemopneumothoraks, efusi
peural.
Keuntungannya:
Kerugiannya:
a) Menambah areal mati pada sistem drainage yang potensial untuk masuk ke dalam
area pleura.
b) Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol.
Sama dengan sistem 2 botol, ditambah 1 botol untuk mengontrol jumlah hisapan yang
digunakan. Selain itu terpasang manometer untuk mengontrol tekanan. Paling aman
untuk mengatur jumlah hisapan. Yang terpenting adalah kedalaman selang di bawah
air pada botol ke-3. Jumlah hisapan tergantung pada kedalaman ujung selang yang
tertanam dalam air botol WSD.
8
Gambar 2.3 WSD dengan 3 botol
9
10
Drainage tergantung gravitasi dan jumlah hisapan yang ditambahkan. Botol ke-3
mempunyai 3 selang, yaitu:
1. Tube pendek diatas batas air dihubungkan dengan tube pada botol ke dua
3. Tube di tengah yang panjang sampai di batas permukaan air dan terbuka ke
atmosfer
Keuntungannya:
Kerugiannya:
Keuntungannya:
Kerugiannya:
· Mahal
· Kehilangan water seal dan keakuratan pengukuran drainage bila unit terbalik.
11
2. Fluther valve
Keuntungannya:
· Ideal untuk transport karena segel air dipertahankan bila unit terbalik.
Kerugiannya:
· Mahal
Katup berkipas tidak memberikan informasi visual pada tekanan intra pleural karena
tidak adanya fluktuasi air pada ruang water seal.
Keuntungannya:
Kerugiannya:
· Mahal
12
2.6.5 Tempat Pemasangan WSD (Water Seal Drainage)
b) Bagian basal
a) Persiapan
b) Pengkajian
a. Siapkan pasien
Posisi tubuh saat tindakan dan selama terpasang WSD (Water Seal
Drainage).
13
- Latihan rentang sendi (ROM) pada sendi bahu dan lengan
2. Motor suction
6. Kassa steril
7. Pisau jaringan
8. Trocart
14. Maske
2.6.9 Pelaksanaan
Prosedur ini dilakukan oleh dokter. Perawat membantu agar prosedur dapat
dilaksanakan dengan baik, dan perawat memberi dukungan moril pada pasien.
14
3. Buat insisi kulit dan sub kutis searah dengan pinggir iga, perdalam sampai
muskulus interkostalis
· Tekanan dalam paru-paru > kecil dibanding tekanan yang ada di dalam
WSD
Tekanan dalam paru- paru > besar dibanding tekanan yang ada di dalam
WSD
7. Masukkan selang (chest tube) melalui lubang yang telah dibuat dengan
menggunakan Kelly forceps.
8.Chest tube yang telah terpasang, difiksasi dengan jahitan di dinding dada.
10. Foto X-ray dada untuk menilai posisi selang yang telah dimasukkan
Bila undulasi tidak ada, berbagai kondisi dapat terjadi antara lain:
15
Oleh karena itu, yakinkan apa yang menjadi penyebab, segera periksa kondisi
system drainage, amati tanda-tanda kesulitan bernafas.
2. Cek ruang control suction untuk mengetahui jumlah cairan yang keluar.
3. Cek batas cairan dari botol WSD, pertahankan dan tentukan batas yang telah
ditetapkan serta pastikan ujung pipa berada 2cm di bawah air.
4. Catat jumlah cairan yg keluar dari botol WSD tiap jam untuk mengetahui . . ..
... jumlah cairan yg keluar.
5. Observasi tanda vital : pernafasan, nadi setiap 15 menit pada 1 jam pertama.
9.. Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu.
10 .Ganti botol WSD setiap 3 hari dan bila sudah penuh. Catat jumlah cairan yang .
dibuang.
13. Anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan ystem cara batuk efektif.
16. Latih dan anjurkan klien untuk secara rutin 2-3 kali sehari melakukan latihan
gerak pada persendian bahu daerah pemasangan WSD.
16
1. Mencegah infeksi di bagian masuknya slang.
2. Mengurangi rasa sakit dibagian masuknya slang. Untuk rasa sakit yang hebat
akan diberi analgetik oleh dokter.
a) Penetapan slang.
Usahakan agar pasien dapat merasa enak dengan memasang bantal kecil
dibelakang, atau memberi tahanan pada slang, melakukan pernapasan
perut, merubah posisi tubuh sambil mengangkat badan, atau menaruh
bantal di bawah lengan atas yang cedera.
· Latihan batuk yang efisien : batuk dengan posisi duduk, jangan batuk
waktu slang diklem.
17
d) Perdarahan dalam 24 jam setelah operasi umumnya 500 - 800 cc. Jika perdarahan
dalam 1 jam melebihi 3 cc/kg/jam, harus dilakukan torakotomi. Jika banyaknya
hisapan bertambah/berkurang, perhatikan juga secara bersamaan keadaan
pernapasan.
c) Perlu sering dicek, apakah tekanan negative tetap sesuai petunjuk jika suction
kurang baik, coba merubah posisi pasien dari terlentang, ke 1/2 terlentang atau
1/2 duduk ke posisi miring bagian operasi di bawah atau di cari penyababnya
misal : slang tersumbat oleh gangguan darah, slang bengkok atau alat rusak, atau
lubang slang tertutup oleh karena perlekatanan di dinding paru-paru.
1. Cairan dalam botol WSD diganti setiap hari , diukur berapa cairan yang keluar
. kalau ada dicatat.
18
6. Cegah bahaya yang menggangu tekanan negatip dalam rongga dada, misal :
slang terlepas, botol terjatuh karena kesalahan dll WSD (Water Seal Drainage)
1. Siapkan set yang baru. Botol yang berisi aguades ditambah desinfektan.
7) Selang WSD tersumbat dan tidak dapat diatasi dengan Spooling atau ..
.. pengurutan pada selang.
19
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Anamnesa
1) Identitas Pasien
Terdiri dari nama, umur, suku bangsa, agama, pendidikan, dan pekerjaan.
2) Keluhan Utama
6) Riwayat Psikososial
20
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara
mengatasinya serta bagaimana respon pasien terhadap tindakan pengobatan
yang dilakukan terhadap dirinya.
a. B1 (Breath)
· Fremitus fokal
· Selain itu kaji riwayat penyakit paru kronik, peradangan, infeksi paru,
tumor, biopsi paru.
b. B2 (Blood)
21
· Taki kardi, irama jantung tidak teratur ( disaritmia )
c. B3 (Brain)
· Lamanya istirahat atau tidur, normal kebutuhan istirahat tiap hari adalah
sekitar 6-7 jam.
· Kaji adanya nyeri, tentukan skala nyeri pasien, lokasi nyeri misallnya
nyeri dada sebelah kanan, frekuensi nyeri (serangan datang secara tiba-
tiba), nyeri bertambah saat bernapas, nyeri menyebar ke dada, badan dan
perut dan hal-hal lain yang berhubungan dengan nyeri yang dirasakan
pasien
d. B4 (Bladder)
22
· Produksi urine tiap hari, warna, dan bau. Produksi urine normal adalah
sekitar 500cc/hari dan berwarna kuning bening
· Intake cairan tiap hari, pemberiannya melalui oral atau parenteral. Intake
cairan yang normal setiap hari adalah sekitar 1 liter air.
e. B5 (Bowel)
· Nafsu makan, adanya diet makanan dan porsi makan tiap hari
f. B6 (Bone)
23
1. Pemeriksaan laboratorium
3. Bakteriologis
5. Pemeriksaan radiologis
6. Biopsi
3.2.2 Injuri, potensial terjadi trauma atau hipoksia berhubungan dengan pemasangan
alat WSD, kurangnya pengetahuan tentang WSD (prosedur dan perawatan).
3.2.3 Resiko infeksi berhubungan dengan terpasangnya benda asing dalam tubuh.
3.3 Intervensi
24
Ditandai dengan -Evaluasi fungsi - Tanda tanda
a. Dispneu,takipneu respirasi ,catat naik kegagalan nafas
b. Perubahan turunnya atau dan perubahan vital
kedalaman pergerakan dada signs merupakan
pernapasan ,dispneu, kaji kebutuhan indikasi terjadinya
c. Penggunaan otot O2 , terjadinya sianosis syok karena
aksesori dan perubahan vital sign hipoksia ,stress dan
d. Gangguan -catat pergerakan dadad nyeri pergerakan
pengembangan dan posisi trakea dadad yang terjadi
dada - observasi pola nafas pada saat inspirasi
e. Sianosis ,artery dan komplikasi maupun ekspirasi
blood, gas Bila selang dadad di tidak dan posisi
abnormal pasang trakea akan
Tujuan : pola - Periksa bergeser akibat
nafas efektif pengontrol adanya tekanan
Kriteria hasil : penghisap,batas pneumotoraks
a. Menunjukan cairan - Agar pasien
pola nafas - Observasi tercukupi
normal atau gelembung udara oksigennya dan
efektif botol pola nafasnya
b. Bebas penampung efektif serta untuk
sianosis dan - Klem selang mencegah
tanda gejala bagian bawah terjadinya
hipoksia unit drainase bila komplikasi yang
terjadi kebocoran bias memperparah
- Awasi pasang konsi klien
surutnya air - Mempertahankan
penampung dan tekanan negative
water seal intrapleura sesuai
25
- Catat yang diberikan
karakter/jumlah yang meningkatkan
drainase selang expansi paru
dada optimum dan atau
drainase cairan
Kolaborasi - Gelembung udara
- Berikan oksigen selama ekspirasi
melalui kanul / menunjukan lubang
masker latih angin dari
nafas dalam dan pneumotorak.
batuk efektif Naik turunnya
- Periksa ulang gelembung udara
analisa gas menunjukan
darah,tekanan exspansi paru
O2 dan volume - Mengisolasi lokasi
tidal kebocoran udara
pusat system
- Fluktuasi ( pasang
surut ) menunjukan
perbedaan tekanan
inspirasi dan
ekspirasi berguna
dalam
mengevaluasi
perbaikan kondisi
/terjadinya
komplikasi atau
perdarahan yang
26
memerlukan upaya
intervensi
- Alat dalam
menurunkan kerja
nafas,meningkatkan
penghilangan
distress respirasi
dan sianosis
berhubungan
dengan hipoksia
- Mengetahui
pertukaran gas dan
ventilasi untuk
menentukan therapi
selanjutnya
27
b.Pencegahan -Usahakan WSD kerusakan ataupun
lingkungan atau bahaya berfungsi dengan baik pecahnya unit
fisik lingkungan dan aman dengan WSD
meletakkanya lebih - Untuk mengetahui
rendah dari bed pasien keadaan kulit
dilantai atau troli. seperti infeksi erosi
-monitor insersi kateter jaringan sedini
pada dinding dada mungkin
,perhatikan keadaan - Mengurangi resiko
kulit di sekitar kateter obstruksi drain atau
drainage ,ganti dressing lepasnya
dengan kassa steril sambungan selang
setiap kali diperlukan . - Intervensi yang
-Anjurkan pasien untuk tepat dapat
tidak menekan atau mencegah
membebaskan selang terjadinya
dari tekannan ,misalya komplikasi
tertindih tubuh. - Pneumotoraks
-kaji perubahan yang dapat terjadi
terjadi ,catat : beri sehingga timbul
tindakan perawatan jika gangguan fungsi
: pernafasan yang
1. perubahan suara memerlukan
bubling tindakan
2. kebutuhan O2 yang emergency
tiba tiba
3. nyeri dada
4. lepasnya selang
28
- observasi adanya
tanda tanda respirasi bila
kateter thoraks tercabut
3 DX : resiko infeksi -Rawat daerah yang - Untuk menjaga
berhubungan dengan terpasang terpasang kebersihan daerah
terpasangnya benda WSD secara teratur yang terpasang
asing dalam tubuh WSD sehingga
Ditandai dengan : -ajarkan kepada dapat
a. Adanya imflamsi keluarga untuk merawat meminimalisir
didaerah yang daerah WSD dan peluang terjadinya
terpasang WSD instruksikan pasien infeksi
b. Suhu tubuh tehnik mencuci tangan - Untuk melindungi
meningkat yang benar tubuh dari resiko
c. Nyeri pada infeksi
daerah yang -ajarkan kepada pasien - Mencegah
terpasang WSD dan keluarga tanda kontaminasi
Tujuan : tidak terjadi /gejala infeksi dan kapan lingkungan
infeksi pada pasien . harus melaporkan ke terhadap pasien
Kriteria Hasil : pusat kesehatan yang dapat memicu
a. Tidak terjadi terjadinya infeksi
inflamasi pada - Kolaborasikan - Mendeteksi adanya
daerah yang untuk memberi infeksi sedini
terpasang WSD antibiotik jika mungkin sehingga
b. Tidak timbul diperlukan dapat segera
rasa nyeri - Batasi jumlah dilakukan tindakan
c. Suhu tubuh pengunjung jika agar infeksi tidak
normal ( 36,5 – diperlukan semakin parah
37,5 )
29
- Mengendalikan
faktor pemicu
infeksi
- Meminimakan
pemicu infeksi
4 DX : kurang -berikan peran aktif -Belajar ditingkatkan bila
pengetahuan mengenal pasien/orang terdekat individu secara aktif
kondisi ,aturan dalam proses berperan
pengobatan belajar,misalnya
berhubungan dengan diskusi,partisipasi -membantu pasien dan
kurang terpajan kelompok orang terdekat membuat
informasi. -berikan informasi pilihan berdasarkan
Ditandai dengan tertulis dan verbal sesuai informasi tentang masa
a. Pasien sering indikasi depan
bertanya -masukan daftar artikel
b. Ketidak akuratan dan buku yang -mengurangi rasa cemas
mengikuti berhubungan dengan pasien akibat terpasangnya
instruksi kebutuhan alat ditubuhnya
c. Pasien tampak pasien/keluarga dan -mengetahui keefektipan
gelisah dorong membaca dan intervensi yang telah
Tujuan : mendiskusikan apa yang dilakukan
Pengetahuan pasien mereka pelajari
dapat terpenuhi -Informasikan kepada
Kriteria hasil : pasien tentang efek efek
a.pasien pemasangan WSD
mengungkapkan -Tinjau ulang
pemahaman tentang pengetahuan pasien
kondisi /proses penyakit akan penyakit dan
dan rencana pengobatan proses pengobatannya
30
b.pasien dapat
mengidentifikasi
tanda/gejala untuk
perawatan /pengobatan
lebih lanjut
c. mengikuti program
therapi dan menunjukan
adanya perubahan pola
hidup untuk mencegah
timbulnya/kambuhnya
penyakit
31
BAB IV
A. Kesimpulan
Water Seal Drainage ( WSD ) merupakan suatu tindakan invasive yang
dilakukan unutk mengeluarkan udara atau cairan ( darah , pus ) dari rongga
pleura , rongga thoraks dan mediastinum dengan menggunakan pipa
penghubung.Untuk mempertahankan tekanan negative rongga tersebut.
Dalam keadaan normal rongga pleura memiliki tekanan negative dan hanya
sedikit cairan pleura /lubrican.
Tujuan Pemasangan WSD antar lain :
1. Mengeluarkan cairan atau darah ,udara dari rongga pleura dan rongga
thorak
2. Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura
3. Mengembangkan kembali paru yang kolaps
4. Mencegah refluks drainage kembali ke dalam rongga dada
5. Mengalirkan /drainage udara atau cairan dari rongga pleura untuk
mempertahankan tekanan negative rongga tersebut
B. Saran
Jika nyeri tidak berkurang kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian obat
analgetik saat pasien sudah dipersilahkan untuk rawat jalan , ajarkan kepada
keluarga untuk merawat daerah WSD dan instruksikan untuk merawatnya
secara teratur. Berikan informasi tertulis dan verbal sesuai indikasi .
Masukkan daftar artikel dan buku yang berhubungan dengan kebutuhan
dengan kebutuhan pasien keluarga dan dorong membaca dan mendiskusikan
apa yang mereka pelajari
32
DAFTAR PUSTAKA
Capernito, Linda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 10. Jakarta:
EGC
33