Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

DIAGNOSA TYPOID

Dosen Pengampu :

Ns.Oktaviani Dwi Lestari,S.Kep

Disusun Oleh:

Miswa Adyra Damayanthi (162210027)

PROFESI NERS STIKES WIJAYA HUSADA BOGOR

Jl. IBRAHIM ADJIE NO.180 , SINDANG BARANG,

KOTA BOGOR

2022/2023
KATA PENGATAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT yang


telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak. Demikian, semoga
makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

BOGOR,25 JULI 2021

PENYUSUN

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Demam Tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan
oleh Salmonella typhi (Nurarif & Kusuma, 2015). Tifoid termasuk infeksi sistemik
dengan gejala yang khas yaitu demam. Adapun demam yang dialami oleh pasien yang
menderita penyakit ini umumnya memiliki pola khusus dengan suhu yang meningkat
(sangat tinggi) naik-turun.
Setelah kuman Salmonella typhi tertelan, kuman tersebut dapat bertahan terhadap asam
lambung dan masuk ke dalam tubuh melalui mukosa usus pada ileum terminalis.
Bakteremia primer terjadi pada tahap ini dan biasanya tidak didapatkan gejala dan kultur
darah biasanya masih memberikan hasil yang negatif. Periode inkubasi ini terjadi selama
7-14 hari.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Typoid?
2. Jelaskan bagaimana penyebab pada Typoid?
3. Jelaskan klasifikasi pada Typoid?
4. Apa saja komplikasi pada Typoid?
5. Jelaskan penatalaksaan pada Typoid?
1.3 Tujuan penelitian
1. Memenuhi tugas Laporan Pendahuluan Typoid
2. Menambahkan pengetahuan
3. Lebih memahami tentang penyakit Typoid
4. Mahasiswa dapat mengetahui tentang penyakit yang diteliti
5. Mahasiswa dapat mempertanggung jawabkan hasil laporannya

BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi
Demam Tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang
disebabkan oleh Salmonella typhi (Nurarif & Kusuma, 2015). Tifoid termasuk infeksi
sistemik dengan gejala yang khas yaitu demam. Adapun demam yang dialami oleh
pasien yang menderita penyakit ini umumnya memiliki pola khusus dengan suhu yang
meningkat (sangat tinggi) naik-turun. Hal ini terjadi pada sore dan malam hari sedangkan
di pagi hari hampir tidak terjadi demam. Hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh
penderita maupun keluarga penderita (Dinkes, 2013).
B. Etiologi
Penyebab demam tifoid adalah kuman Salmonella typhi, Salmonella paratyphii
A, dan Salmonella Paratyphii B, Wujudnya berupa basil gram negative, bergerak dengan
rambut getar, tidak berspora. Kuman tumbuh pada suasana fakultatif anaerob pada suhu
15-41oC (Optimum 37oC) dan pH pertumbuhan 6-8 (Ardiansyah, 2012).
C. Patofisiologi
Setelah kuman Salmonella typhi tertelan, kuman tersebut dapat bertahan terhadap
asam lambung dan masuk ke dalam tubuh melalui mukosa usus pada ileum terminalis. Di
usus, bakteri melekat pada mikrovili, kemudian melalui barier usus yang melibatkan
mekanisme membrane ruffl ing, actin rearrangement, dan internalisasi dalam vakuola
intraseluler. Kemudian Salmonella typhi menyebar ke sistem limfoid mesenterika dan
masuk ke dalam pembuluh darah melalui sistem limfatik. Bakteremia primer terjadi pada
tahap ini dan biasanya tidak didapatkan gejala dan kultur darah biasanya masih
memberikan hasil yang negatif. Periode inkubasi ini terjadi selama 7-14 hari.

Pathway
D. Manifestasi Klinis
1 Masa inkubasi rata-rata 10-14 hari
2 Demam meninggi sampai akhirminggu pertama
3 Demam turun pada minggu ke empat, kecuali demam tidak tertangani akan
menyebabkan syok, stupor dan koma.
4 Ruam muncul pada hari ke 7-10 bertahan selama 2-3 hari
5 Nyeri kepala, nyeri perut
6 Kembung, mual, muntah, diare, konstipasi
7 Pusing, bradikardi, nyeri otot
8 Batuk
9 Epistaksis
10 Lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepian ujung merah serta tremor)
11 Hepatomegali, splenomegali, meteorismus
12 Gangguan mental berupa samnolen, delirium atau psikosis
(Nurarif & Kusuma, 2015).
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Leukosit
Menurut buku – buku disebutkan pada demam typoid terdapat leucopenia dan
limfositosis relative, tetapi kenyataan leucopenia tidaklah sering dijumpai. Pada
kebanyakan kasus demam typoid, jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada
batas- batas normal, malahan kadang-kadang terdapat leukositosis. Walaupun tidak
ada komplikasi atau infeksi sekunder. Oleh karena itu, pemeriksaan jumlah leukosit
tidak berguna untuk diagnosis demam typoid.
2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT seringkali meningkat tetapi kembali ke normal setelah sembuhnya
demam typoid. kenaikan SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan pembatasan
pengobatan.
3. Biakan Darah
Biakan darah positif memastikan demam typoid, tetapi biakan darah negatif
menyingkirkan demam typoid. Hal ini disebabkan karena hasil biakan darah
bergantung pada beberapa factor antara lain :
a. Teknik Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium berbeda dengan yang lain, malahan hasil satu
laboratorium biasa berbeda dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan teknik dan media biakan yang digunakan, karena jumlah kuman yang
berada dalam darah hanya sedikit, yaitu kurang dari 10 kuman/ml darah, maka
untuk keperluan pembiakan. Pada anak – anak 2 – 5 ml. Bila darah yang dibiak
terlalu sedikit hasil biakan biasa negative,terutama pada orang yang sudah
mendapat pengobatan spesifik .Selain ini darah tersebut harus langsung dikirim
ke laboratorium. Waktu pengambilan darah paling baik adalah saat demam tinggi
pada waktu bakterimia berlangsung.

b. Saat pemeriksaan selama berjalan penyakit


Pada demam typoid biakan darah terhadap S.Typhi terutama positif pada minggu
pertama penyakit dan berkurang  pada minggu-minggu berikutnya. Pada waktu
kambuh biakan bias positif lagi.
c. Vaksinasi dimasa lampau
Vaksinasi terhadap demam typoid dimasa lampau menimbulkan antibody dalam
darah pasien. Antibodi ini dapat menekan bakteriemia
4. Uji Widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody, aglutinin
yang spesifik terhadap salmonella terdapat dalam serum pasien demam typoid pada
orang yang pernah ketularan salmonella dan pada orang yang pernah divaksinasi
terhadap demam typoid.
Antigen yang digunakan pada uji widal adalah suspensi salmonella yang sudah
dimatikan dan diolah laboratorium.Maksud uji widal adalah menentukan adanya
agglutinin dalam serum pasien yang disangka menderita demam typoid.Akibat
infeksi oleh S.Typhi, pasien membuat anti bodi (aglutini),yaitu:
a. Aglutinin O,yang dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari tubuh
kuman).
b. Aglutinin H, karena rangsangan antigen H (berasal dari flagela kuman).
c. Aglutinin Vi, karena rangsangan antigen Vi (berasal sari simapi kuman)
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang ditentukan
titernya untuk diagnosis. Mungkin tinggi titernya, mungkin besar kemungkinan
pasien menmderita demam typoid. Pada infeksi yang aktif, titer uji widal akan
meningkat pada pemeriksaan ulang yang dilakukan selang paling sedikit 5 hari.
Titer widal biasanya angka kelipatan : 1/32 , 1/64 , 1/160 , 1/320 ,
1/640. Peningkatan titer uji Widal 4 x (selama 2-3 minggu) : dinyatakan (+). - Titer
1/160 : masih dilihat dulu dalam 1 minggu kedepan, apakah ada kenaikan
titer. Jika ada, maka dinyatakan (+).
Jika 1 x pemeriksaan langsung 1/320 atau 1/640, langsung dinyatakan (+)
pada pasien dengan gejala klinis khas.
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan demam tifoid ada tiga, yaitu :
1. Pemberian antibiotic
Terapi ini dimaksudkan untuk membunuh kuman penyebab demam tifoid. Obat yang
sering dipergunakan adalah:
a. Kloramfenikol 100mg/kg berat badan/hari/4 kali selama 14 hari
b. Amoksili 100 mg/kg berat badan/hari/4 kali.
c. Kotrimoksazol 480 mg, 2 x 2 tablet selama 14 hari.
d. Sefalosporin generasi II dan III (ciprofloxacin 2 x 500 mg selam 6 hari; ofloxacin
600 mg/hari selama 7 hari; ceftriaxone 4 gram/hari selama 3 hari).
2. Istirahat dan perawatan
Langkah ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Penderita
sebaiknya beristirahat total ditempat tidur selama 1 minggu setelah bebas dari demam.
Mobilisasi dilakukan secara bertahap, sesuai dengan keadaan penderita. Mengingat
mekanisme penularan penyakit ini, kebersihan perorangan perlu dijaga karena
ketidakberdayaan pasien untuk buang air besar dan air kecil.
3. Nonfarmakologi dan Diet
a. Diharuskan untuk Bedrest
b. Agar tidak memperberat kerja usus, pada tahap awal penderita diberi makanan
berupa bubur saring. Selanjutnya penderita dapat diberi makanan yang lebih
padat dan akhirnya nasi biasa, sesuai dengan kemampuan dan kondisinya.
Pemberian kadar gizi dan mineral perlu dipertimbangkan agar dapat
menunjang kesembuhan penderita (Widoyono, 2011).
A. Pencegahan
Usaha yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit ini adalah :
1. Dari sisi manusia :
a. Vaksinasi untuk mencegah agar seseorang terhindar dari penyakit ini
dilakukan vaksinasi, kini sudah ada vaksin tipes atau tifoid yang disuntikan
atau diminum dan dapat melindungi seseorang dalam waktu 3 tahun.
b. Pendidikan kesehatan pada masyarakat : hygiene, sanitasi, personal hygiene.
2. Dari sisi lingkungan hidup :
a. Penyediaan air minum yang memenuhi syarat kesehatan
b. Pembuangan kotoran manusia yang higienis
c. Pemberantasan lalat
d. Pengawasan terhadap masakan dirumah dan penyajian pada penjual makanan
(Akhsin Zulkoni, 2011).
Sedangkan menurut Nurarif dan Kusuma diascharge planning pada demam tifoid
adalah :
1. Hindari tempat yang tidak sehat
2. Cucilah tangan dengan sabun dan air bersih
3. Makanlah makanan bernutrisi lengkap dan seimbang dan masak/panaskan
sampai 570 beberapa menit dan secara merata
4. Salmonella thypi didalam air akan mati apabila dipanasi setinggi 57 0 untuk
beberapa menit atau dengan proses iodinasi/klorinasi
5. Gunakan air yang sudah direbus untuk minum dan sikat gigi
6. Mintalah minuman tanpa es kecuali air es sudah dididihkan atau dari botol
7. Lalat perlu dicegah menghinggapi makanan dan minuman
8. Istirahat cukup dan lakukan olahraga secara teratur
9. Jelaskan terapi yang diberikan : dosis, dan efek samping
10. Ketahui gejala-gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus dilakukan
untuk mengatasi gejala tersebut
11. Tekankan untuk melakukan control sesuai waktu yang ditentukan
12. Vaksin demam tifoid
13. Buang sampah pada tempatnya
(Nurarif & Kusuma, 2015).
B. Komplikasi
1. Komplikasi demam typoid terbagi atas dua, yaitu :
a. Komplikasi Intestinal
Pendarahan usus,perforasi usus.
b. Komplikasi Ekstra Intestinal
Typoid encepalogi, meningitis pneumonia,endocarditis

KONSEP DASAR KEPERAWATAN


A. Pengkajian
1. Identitas
Didalam identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, no
register, agama, tanggal masuk, tanggal pengkajian, diagnosa medis dan penanggung
jawab.
2. Alasan Masuk
Biasanya klien masuk dengan alasan demam, perut tersa mual dan kembung, nafsu
makan menurun, diare/konstipasi, nyeri kepala.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada umumnya penyakit pasien typoid adalah demam, anorexia, mual , muntah,
diare, perasaan tidak enak diperut, pucat, nyeri kepala, nyeri otot, lidah kotor,
gangguan kesadaran berupa samnolen sampai koma.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit demam typoid atau pernah
menderita penyakit lainnya?
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah dalam keluarga ada yang pernah menderita penyakit demam typoid atau
penyakit keturunan?
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Biasanya badan lemah
b. TTV : peningkatan suhu,perubahan nadi, respirasi
d. Kesadaran : Dapat mengalami penurunan kesadaran.
5. Pemeriksaan Head To toe
a. Kepala
Keadaan kepala cukup bersih, tidak ada lesi / benjolan, distribusi rambut merata
dengan warna warna hitam, tipis, tidak ada nyeri tekan.
b. Mata
Kebersihan mata cukup, bentuk mata simetris kiri dan kanan, sclera tidak ikterik
konjungtiva kemerahan / tidak anemis.Reflek pupil terhadap cahaya baik. 
c. Telinga
Kebersihan telinga bersih, bentuk tidak ada kelainan, tidak terdapat peradangan.
d. Hidung
Kebersihan hidung cukup, bentuk tidak ada kelainan, tidak terdapat tanda-tanda
peradangan pada mocusa hidung.Tidak terlihat pernafasan cuping hidung taka
ada epistaksis.
e. Mulut dan gigi
Kebersihan mulut kurang dijaga, lidah tampak kotor, kemerahan, mukosa
mulut/bibir kemerahan dan tampak kering.
f. Leher
Kebersihan leher cukup, pergerakan leher tidak ada gangguan.
g. Dada
Kebersihan dada cukup, bentuk simetris, ada nyeri tekan.tidak ada sesak., tidak
ada batuk.
h. Abdomen
Kebersihan cukup ,bentuk simetris,tidak ada benjolan/nnyeri tekan,bising usus
12x /menit,terdapat pembesaran hati dan limfa  
i. Ekstremitas
Tidak ada kelainan bentuk antara kiri dan kanan,atas dan bawah,tidak terdapat
fraktur,genggaman tangan kiri dan kanan sama kuat
6. Data Psikologis
Biasanya pasien mengalami ansietas, ketakutan , perasaan tak berdaya dan depresi.

A. Diagnosa Keperawatan
1. Hypertermi b.d proses infeksi
2. Nyeri akut b.d proses peradangan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake anadekuat
4. Resiko kekurangan volume cairan b.d intake yang anadekuat dan peningkatan suhu
tubuh
5. Konstipasi b.d penurunan motilitas traktus gastrointestinal (penurunan motilitas
usus)
6. Defesiensi pengetahuan b.d kurang

BAB III

A. Kesimpulan
Demam Tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh
Salmonella typhi (Nurarif & Kusuma, 2015). Tifoid termasuk infeksi sistemik dengan gejala
yang khas yaitu demam. Adapun demam yang dialami oleh pasien yang menderita penyakit
ini umumnya memiliki pola khusus dengan suhu yang meningkat (sangat tinggi) naik-turun.

B. Saran
Pada kasus diatas bahwa penyakit thypoid masih dalam perkembangan yang panjang umtuk
dalam metode penelitian, kami sebagai penulis diharapkan kami mendapatkan saran yang
baik untuk menambah pengetahuan dalammemperbaiki laporan ini
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Identitas Klien
Nama :An. D No. RM : 225
Usia :10 Th Tgl Masuk :1 November 2021
Jenis Kelamin :Laki laki Tgl Pengkajian :1 November 2021
Alamat :Yasmin Sumber Informasi :keluarga
No. Telepon :08993444 Nama klg dekat yg bisa di hub :Tn. A
Status Pernikahan :Belum Menikah
Agama :Islam Status :Keluarga
Suku :Sunda Alamat :Yasmin
Pendidikan :SD No. Telp :08993444341
Pekerjaan :- Pendidikan :SMA
Lama Bekerja :- Pekerjaan :Wiraswasta

B. Status Kesehatan Saat Ini


1. Keluhan utama :Keluarga klien mengatakan bahwa klien demam tinggi
2. Lama keluhan :5 hari
3. Kualitas keluhan :Keluarga klien mengatakan an.D saat demam tinggi
kesulitan untuk tidur
4. Faktor pencetus :Infeksi bakteri
5. Faktor pemberat :Demam
6. Upaya yg telah dilakukan :Minum obat demam
7. Diagnosa medis :Typoid

C. Riwayat Kesehatan Saat Ini


Klien datang ke IGD puskesmas pasir mulya pada tanggal 1 November 2022 diantarkan
oleh keluarganya pada saat dikaji keluarga klien mengatakan klien mengalami demam
tinggi. Klien mengalami dehidrasi.
D. Riwayat Kesehatan Terdahulu
1. Penyakit yg pernah dialami
a. Kecelakaan (jenis dan waktu) :-
b. Operasi (jenis dan waktu) :-
c. Penyakit
 Kronis :-
 Akut :-
d. Terakhir masuk RS :-
2. Alergi (obat, makanan, plester, dll) :-
3. Imunisasi :-
4. Kebiasaan
 Merokok :-
 Kopi :-
 Alkohol :-
5. Obat – obatan yg digunakan :Paracetamol

E. Riwayat Keluarga
Anggota keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat
penyakit menular senular seperti TBC, hepatitis.

Tn.A
Ny.S

An.D
Keterangan :

: Laki laki meninggal

: Perempuan meninggal

: Laki laki meninggal

: Perempuan

F. Riwayat Lingkungan

Jenis Rumah Pekerjaan

 Kebersihan Kurang baik -

 Bahaya kecelakaan Baik -

 Polusi Baik -

 Ventilasi Baik -

 Pencahayaan Baik -

G. Pola Aktivitas – Latihan

Aktivitas Rumah Rumah Sakit

 Makan / minum Dibantu Dibantu

 Mandi Dibantu Dibantu

 Berpakaian / berdandan Dibantu Dibantu

 Toileting Sendiri Dibantu

 Mobilitas di tempat tidur Baik Baik

 Berpindah Baik Dibantu


 Berjalan Baik Dibantu

 Naik tangga Dibantu Dibantu

H. Pola Nutrisi Metabolik

Rumah Rumah Sakit

 Jenis diit / makan Nasi sayur lauk Makanan sesuai dengan


diit yang diberikan

 Frekuensi / pola 1x/hari 3x/hari

 Porsi yg dihabiskan sedikit sedang

 Komposisi menu 4 sehat 5 sempurna bubur

 Pantangan Tidak ada Makanan pedas

 Nafsu makan kurang Baik

 Fluktuasi BB 6 bulan Menurun menurun


terakhir
 Jenis minuman Air putih Air putih

 Frekuensi / pola minum <1lt/hari 1 lt/hari

 Gelas yg dihabiskan 2 gelas/hari 8 gelas/hari

 Sukar menelan (padat / baik baik


cair)
 Pemakaian gigi palsu - -
(area)
 Riwayat masalah - -
penyembuhan penyakit

I. Pola Eliminasi
 BAB

BAB Rumah Rumah Sakit

- Frekuensi / pola 1x/hari Belum bab

- Konsistensi lembek -

- Warna & bau kuning -


- Kesulitan Tidak terlalu -

- Upaya mengatasi - Makan buah

 BAK

BAK Rumah Rumah Sakit

- Frekuensi / pola 3x/hari 1x/hari

- Konsistensi cair cair

- Warna & bau Jernih &amoniak Kuning pekat &amoniak

- Kesulitan - -

- Upaya mengatasi - -

J. Pola Tidur – Istirahat


 Tidur siang

Rumah Rumah Sakit

- Jam ..... s/d ..... 2 jam 1jam

- Kenyamanan setelah Tidak ada gangguan -


tidur kenyamanan saat tidur

 Tidur malam

Rumah Rumah Sakit

- Jam ..... s/d ..... 7 jam 4 jam

- Kenyamanan setelah Tidak ada gangguan -


tidur kenyamanan saat tidur

- Kebiasaan sebelum makan Minum obat


tidur
- Kesulitan - -

- Upaya mengatasi - -
K. Pola Kebersihan Diri

Rumah Rumah Sakit

 Mandi 2x/hari Diseka 2x/hari


- Frekuensi Menggunakan sabun
- Penggunaan sabun
 Keramas 2x/minggu -
- Frekuensi Menggunakan shanpo
- Penggunaan shampo
 Gosok gigi 2x/hari 1x/hari
- Frekuensi Menggunakan odol Menggunakan odol
- Penggunaan odol
 Memotong kuku 1x/2minggu -
- Frekuensi
 Kesulitan Tidak ada dibantu

 Upaya mengatasi - Dibantu keluarga

L. Pola Toleransi – Koping Stress


1. Pengambilan keputusan : Selalu berunding dengan keluarga
2. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya, perawatan diri,
dll) : Biaya ditanggung oleh pihak keluarga
3. Yang biasa dilakukan apabila stress / mengalami masalah :Beribadah
4. Harapan setelah menjalani perawatan :Bisa menjaga pola makan
5. Perubahan yg dirasa setelah sakit :Nafsu makan mulai membaik

M. Konsep Diri
1. Gambaran diri :Klien mengenali dirinya sendiri
2. Ideal diri :klien mengetahui ideal dirinya sendiri
3. Harga diri :klien mengetahui harga dirinya sendiri
4. Peran :klien mengetahui perannya
5. Identitas diri :klien mengetahui identitas dirinya sendiri

N. Pola Peran & Hubungan


1. Peran dalam keluarga :
2. Sistem pendukung :
3. Kesulitan dalam keluarga : ( ) hub dengan orang tua ( ) hub dengan pasangan
( ) hub dengan sanak saudara ( ) hub dengan anak
( ) lain – lain
4. Masalah tentang peran / hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS :
5. Upaya yg dilakukan untuk mengatasi :

O. 1. Bicara : ( x) normal ( ) bahasa utama


( ) tidak jelas ( ) bahasa daerah
( ) bicara berputar – putar ( ) rentang perhatian
( ) mampu mengerti pembicaraan orang lain ( ) afek

2. Tempat tinggal : ( ) sendiri

( ) kos / asrama

( ) bersama orang lain, yaitu.....

3. Kehidupan keluarga :

a. Adat istiadat yg dianut :


b. Pantangan & agama yg dianut :
c. Penghasilan keluarga : ( ) <Rp. 250.000 ( ) Rp. 1 juta - Rp.
1,5 juta
( ) Rp. 250.000 – Rp 500.000 ( ) Rp. 1,5 juta – Rp. 2
juta
( ) Rp. 500.000 – Rp. 1 juta ( x ) Rp. > 2 juta

P. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit : ( ) tidak ada ( ) ada
2. Upaya yg dilakukan pasangan :
( x ) perhatian
( ) sentuhan
( ) lain – lain, seperti.....
Q. Pola Nilai & Kepercayaan
1. Apakah Tuhan, agama, kepercayaan penting untuk Anda? Ya
2. Kegiatan agama / kepercayaan yg dilakukan di rumah ? beribadah shalat 5 waktu
3. Kegiatan agama / kepercayaan yg tidak dapat dilakukan di RS?beribadah shalat 5
waktu
4. Harapan klien terhadap perawat untuk melaksanakan ibadahnya-
R. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum :
 Kesadaran (GCS) : Compos mentis
 TTV :
o TD :-
o Nadi :100x/menit
o Suhu :38,8
o RR :20x/menit
 TB / BB :150/40 kg
2. Kepala & Leher :
a. Kepala : Bentuk mesochepal, warna rambut hitam, lurus,
tersisir rapi dan bersih.
b. Mata : Simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis.
c. Hidung : Simetris, discharge (-), bentuk normal.
d. Mulut & tenggorokan : Simetris, mukosa bibir kering, gigi normal, bersih,
karies (-),Lidah kotor/ putih.
e. Telinga : Simetris, discharge (-) bersih, bentuk normal.
f. Leher : JVP tidak meningkat, tidak ada pembesaran
limponodi.
3. Thorax
 Cor
o Inspeksi : tidak ada kelainan
o Palpasi :tidak ada benjolan
o Perkusi : tidak ada kelainan
o Auskultasi :-

 Paru – paru
o Inspeksi : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
o Palpasi : tidak ada nyeri tekan
o Perkusi : sonor
o Auskultasi : vesikuler
4. Payudara & Ketiak : Tak ada keluhan, simetris.

5. Punggung & Tulang Belakang : tidak ada keluhan dan simetris


6. Abdomen
 Inspeksi : terlihat membesar
 Palpasi : bunyi bising usus 10x/m
 Perkusi : perut kembung, agak keras
 Auskultasi : bunyi thimpany
7. Genitalia & Anus
 Inspeksi : Tak ada keluhan
 Palpasi : Tak ada keluhan
8. Ekstremitas
 Atas : Tak ada kelainan
 Bawah : Tak ada kelainan
9. Sistem Neurologi : Tak ada keluhan

10. Kulit & Kuku


 Kulit :tidak ada kelainan
 Kuku :tidak ada kelainan
S. Hasil Pemeriksaan Penunjang

a.Lab darah

Tanggl : 1 November 2021

Pukul :10.44 WIB

Pemeriksaan Hasil Nilai normal

Bilirubin total 0,90 mg/dl 0.00-1.00

Bilirubin direk0.30 mg/dl < 0,20

SGOT 22.0 u/l 40.0 u/l

SGPT 23.0 u/l 41.0 u/l

Leokosit 12.61 4.80-10.80

Eritrosit 4.52 4.20- 5.40

Hemoglobin 11,9 g/dl 12-16 g/dl

Hematokrit 34.9 % 37-47 g/dl


MCV 77.2 79-99

MCH 34.1 g/dl 33.0-47.0

Trombosit 178x 10 /ul 82.0-95.0

HbSag Negative negatif

Gol. Darah O -

Widal (+)

T. Terapi

Tanggal Per-oral Per-interal

Paracetamol 250 mg

Ctm 3x1

Curliv 2x1

1.Ceftriaxon 2x 3 mg

2.Dexa 3 x2 mg

3.Sotatic 2x 1 ½

4.N. 500 /drip

5.Inffus RL 20 tpm

6. D5 15 tpm

U. Persepsi Klien Terhadap Penyakitnya

Klien mengetahui dan menerima penyakit yang terjadi pada dirinya.

V. Kesimpulan
An. D usia 10 th mengalami demam tinggi dan di bawa kerumah sakit dengan diagnose
ispa.
W. Perencanaan Pulang
 Tujuan pulang :Rumah
 Transportasi pulang : Mobil
 Dukungan keluarga :Orangtua
 Antisipasi bantuan biaya setelah pulang :Orangtua
 Antisipasi masalah keperawatan diri setelah pulang : menghindari makanan yang
tidak sehat.
 Pengobatan :Rawat inap
 Rawat jalan ke :Poli Umum
 Hal – hal yang perlu diperhatikan di rumah :kebersihan
 Keterangan lain :-

ANALISA DATA
NAMA PASIEN        : An. D
NAMA MAHASISWA : Miswa Adyra D N I M............................ :
201813032
MASALAH
DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
DS : Bakteri salmonella thypi Hipertermi berhubungan
- Ibu klien mengatakan dengan proses ifeksi

badan anak nya Masuk kesaluran cerna salmonella thypi

panas melalui makanan atau


DO : minuman

- Klien tampak lemas


- Klien teraba hangat Peradangan pada saluran
- S: 38,7℃ cerna

Merangsang pelepasan
perogen oleh leukosit

Hipotalamus

Merespon dengan
meningkatkan suhu tubuh
Hipertermi
Bakteri salmonella thypi Resiko nutrisi kurang dari
DS : kebutuhan tubuh b.d

- Ibu klien mengatakan Masuk ke saluran anoreksia (mual muntah)

klien makan susah cernamelalui makanan atau


hanya 1-3 sendok minuman
- Ibu klien mengatakan
anaknya muntah ± 2- Sebagian dimusnahkan
3x setiap makan lambung
DO :
- Klien muntah Mual muntah
- BB : 40 kg
- Porsi makan di RS Penurunan nafsu makan
hanya dimakan 1-3
sendok
Berat badan menurun

Resiko nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS MASALAH)

1. Hipertermi berhubungan dengan proses ifeksi salmonella thypi


2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia (mual muntah)
RENCANA KEPERAWATAN (INTERVENSI)
NAMA PASIEN : An. D NAMA MAHASISWA   : Nisa Fitria
NO.REKAM MEDIK : 225 N I M                               : 201813032
DIAGNOSA MEDIK : Thypoid
N DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
TGL PARAF
O KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. 1/11/21 Hipertermi Setelah dilakukan tindakan NIC: Perawatan demam
berhubungan keperawatan selama 1x24 jam 1.1 pantau suhu dan tanda 1.1 ibu klien mengerti
dengan proses masalah hipertermi dapat diatasi tanda vital lainnya untuk memantau suhu
infeksi salmonella sebagian dengan kriteria hasil 1.2 monitor warna kulit dan anaknya
thypi NOC: termoregulasi suhu 1.2 ibu klien mengerti

No Indikator 1 2 3 4 5 1.3 pantau komplikasi yang untuk memantau

1 Peningkatan berhubungan dengan perkembangan suhu

suhu kulit demam serta tanda dan dan kulit anaknya


gejala kondisi penyebab 1.3 ibu klien mengerti
Keterangan :
demam untuk memantau
1: berat
penyebab demam
2: cukup berat
pada anaknya
3: sedang
4: ringan
5: tidak ada
2 Resiko nutrisi Setelah dilakukan tindakan NIC: manajemen gangguan 1.1 ibu klien mengerti
kurang dari keperawatan selama 1x24 jam makan untuk memonitor
kebutuhan tubuh b.d masalah rsiko nutrisi kurang dari 1.1 dorong klien untuk asupan makan
anoreksia (mual kebutuhan tubuh dapat diatasi memonitor sendiri anaknya
muntah) sebagian dengan kriteria hasil : asupan makanan harian 1.2 ibu klien mengerti
NOC: mual muntah: efek yang dan menimbang berat untuk mendorong
mengganggu badan secara tepat anak nya agar nafsu
1.2 bangun harapan terkait makannya bisa
No indikator 1 2 3 4 5
dengan perilaku makan kembali baik
1 Asupan
makan yang baik, intek atau

berkurang asupan makanan atau


cairan dan jumlah
2 Kehilangan
aktivitas fisik.
selera 2.1 ibu klien mengerti
2.1 ajarkan dan dukung
makan untuk mendukung
konsep nutrisi yang baik
Keterangan: konsep nutrisi anaknya
dengan klien dan orang
1: parah 2.2 ibu klien mengerti
terdekat klien dengan
2:banyak untuk mendiskusikan
tepat
makanan dengan ahli
3:cukup
2.2 dorong klien untuk
gizi
4:sedikit mendiskusikan makanan
5:tidak ada yg disukai bersama
dengan ahli gizi
CATATAN  TINDAKAN KEPERAWATAN (IMPLEMENTASI)
NAMA PASIEN : An. D NAMA MAHASISWA   : Nisa Fitria
NO.REKAM MEDIK : 225 N I M                               : 201813032
     
TGL DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI (TINDAKAN (RESPON KLIEN) PARAF
KEPERAWATAN KEPERAWATAN)
1 Hipertermi 1. memantau suhu dan tanda tanda vital S :
berhubungan dengan lainnya - ibu klien mengatakan anak nya
proses infeksi masi demam
salmonella thypi O:-
2. monitor warna kulit dan suhu S:
- ibu klien mengatakan anak nya
masi teraba hangat
O:-
3. pantau komplikasi yang berhubungan
dengan demam serta tanda dan gejala
kondisi penyebab demam S:-
O:
- S : 37,5℃

2 Resiko nutrisi 1. Mendorong klien untuk memonitor S :


kurang dari sendiri asupan makanan harian dan - Ibu klien mengatakan nafsu
kebutuhan tubuh b.d menimbang berat badan secara tepat makan anak nya sudah mulai
anoreksia (mual kembali
muntah) O:-
2. Membangun harapan terkait dengan S :
perilaku makan yang baik, intek atau - Ibu klien mengatakan sudah
asupan makanan atau cairan dan jumlah mendorong nafsu makan
aktivitas fisik. anaknya
O:-
3. Mengajarkan dan dukung konsep nutrisi S :
yang baik dengan klien dan orang
- Ibu klien paham tentang
terdekat klien dengan tepat
bagaimana nutrisi yang baik
pada anak nya
O:-

S:
4. Mendorong klien untuk mendiskusikan
- Ibu klien akan melakukan
makanan yg disukai bersama dengan ahli
diskusi dengan dokter gizi
gizi
O:-
EVALUASI
NAMA PASIEN : An. D NAMA MAHASISWA   : Nisa Fitria
NO.REKAM MEDIK : 225 N I M                               : 201813032

DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL / WAKTU EVALUASI NAMA & PARAF

Hipertermi berhubungan dengan S:


proses infeksi salmonella thypi
- Ibu klien mengatakan badan anak nya
sudah mulai tidak panas lagi, tetapi
masi teraba hangat

O:

- Klien tampak masih terlihat lemas


- Klien teraba hangat
- S: 37,7℃

A:
- Masalah hipertermi dapat teratasi
sebagian
P:
- Observasi keadaan umum klien
- Lanjutkan intervensi

Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan S:


tubuh b.d anoreksia (mual muntah)
- Ibu klien mengatakan klien mulai mau
makan sedikit tapi sering
- Ibu klien mengatakan anaknya sudah
tidak ada muntah lagi
O:
- BB : 38 kg
- Porsi makan di RS tampak mulai
dimakan sedikit demi sedikit
A:
- Masalah resiko nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh dapat teratasi
sebagian
P:
- Observasi keadaan umum klien
- Hentikan intervensi
18
scanned Camscanner
Scanned , C-amScanner

Paraf
Hari,rranggal Nilai
Kegiatan Pem Lhn
26
27
28
29

30

31 Erna San
32
33
19

35

37
38

39

40

41

42

43

44

45

46 (YoY\ 8e-n

47

49

Anda mungkin juga menyukai