DIAGNOSA TYPOID
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
KOTA BOGOR
2022/2023
KATA PENGATAR
PENYUSUN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Demam Tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan
oleh Salmonella typhi (Nurarif & Kusuma, 2015). Tifoid termasuk infeksi sistemik
dengan gejala yang khas yaitu demam. Adapun demam yang dialami oleh pasien yang
menderita penyakit ini umumnya memiliki pola khusus dengan suhu yang meningkat
(sangat tinggi) naik-turun.
Setelah kuman Salmonella typhi tertelan, kuman tersebut dapat bertahan terhadap asam
lambung dan masuk ke dalam tubuh melalui mukosa usus pada ileum terminalis.
Bakteremia primer terjadi pada tahap ini dan biasanya tidak didapatkan gejala dan kultur
darah biasanya masih memberikan hasil yang negatif. Periode inkubasi ini terjadi selama
7-14 hari.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Typoid?
2. Jelaskan bagaimana penyebab pada Typoid?
3. Jelaskan klasifikasi pada Typoid?
4. Apa saja komplikasi pada Typoid?
5. Jelaskan penatalaksaan pada Typoid?
1.3 Tujuan penelitian
1. Memenuhi tugas Laporan Pendahuluan Typoid
2. Menambahkan pengetahuan
3. Lebih memahami tentang penyakit Typoid
4. Mahasiswa dapat mengetahui tentang penyakit yang diteliti
5. Mahasiswa dapat mempertanggung jawabkan hasil laporannya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Demam Tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang
disebabkan oleh Salmonella typhi (Nurarif & Kusuma, 2015). Tifoid termasuk infeksi
sistemik dengan gejala yang khas yaitu demam. Adapun demam yang dialami oleh
pasien yang menderita penyakit ini umumnya memiliki pola khusus dengan suhu yang
meningkat (sangat tinggi) naik-turun. Hal ini terjadi pada sore dan malam hari sedangkan
di pagi hari hampir tidak terjadi demam. Hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh
penderita maupun keluarga penderita (Dinkes, 2013).
B. Etiologi
Penyebab demam tifoid adalah kuman Salmonella typhi, Salmonella paratyphii
A, dan Salmonella Paratyphii B, Wujudnya berupa basil gram negative, bergerak dengan
rambut getar, tidak berspora. Kuman tumbuh pada suasana fakultatif anaerob pada suhu
15-41oC (Optimum 37oC) dan pH pertumbuhan 6-8 (Ardiansyah, 2012).
C. Patofisiologi
Setelah kuman Salmonella typhi tertelan, kuman tersebut dapat bertahan terhadap
asam lambung dan masuk ke dalam tubuh melalui mukosa usus pada ileum terminalis. Di
usus, bakteri melekat pada mikrovili, kemudian melalui barier usus yang melibatkan
mekanisme membrane ruffl ing, actin rearrangement, dan internalisasi dalam vakuola
intraseluler. Kemudian Salmonella typhi menyebar ke sistem limfoid mesenterika dan
masuk ke dalam pembuluh darah melalui sistem limfatik. Bakteremia primer terjadi pada
tahap ini dan biasanya tidak didapatkan gejala dan kultur darah biasanya masih
memberikan hasil yang negatif. Periode inkubasi ini terjadi selama 7-14 hari.
Pathway
D. Manifestasi Klinis
1 Masa inkubasi rata-rata 10-14 hari
2 Demam meninggi sampai akhirminggu pertama
3 Demam turun pada minggu ke empat, kecuali demam tidak tertangani akan
menyebabkan syok, stupor dan koma.
4 Ruam muncul pada hari ke 7-10 bertahan selama 2-3 hari
5 Nyeri kepala, nyeri perut
6 Kembung, mual, muntah, diare, konstipasi
7 Pusing, bradikardi, nyeri otot
8 Batuk
9 Epistaksis
10 Lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepian ujung merah serta tremor)
11 Hepatomegali, splenomegali, meteorismus
12 Gangguan mental berupa samnolen, delirium atau psikosis
(Nurarif & Kusuma, 2015).
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Leukosit
Menurut buku – buku disebutkan pada demam typoid terdapat leucopenia dan
limfositosis relative, tetapi kenyataan leucopenia tidaklah sering dijumpai. Pada
kebanyakan kasus demam typoid, jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada
batas- batas normal, malahan kadang-kadang terdapat leukositosis. Walaupun tidak
ada komplikasi atau infeksi sekunder. Oleh karena itu, pemeriksaan jumlah leukosit
tidak berguna untuk diagnosis demam typoid.
2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT seringkali meningkat tetapi kembali ke normal setelah sembuhnya
demam typoid. kenaikan SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan pembatasan
pengobatan.
3. Biakan Darah
Biakan darah positif memastikan demam typoid, tetapi biakan darah negatif
menyingkirkan demam typoid. Hal ini disebabkan karena hasil biakan darah
bergantung pada beberapa factor antara lain :
a. Teknik Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium berbeda dengan yang lain, malahan hasil satu
laboratorium biasa berbeda dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan teknik dan media biakan yang digunakan, karena jumlah kuman yang
berada dalam darah hanya sedikit, yaitu kurang dari 10 kuman/ml darah, maka
untuk keperluan pembiakan. Pada anak – anak 2 – 5 ml. Bila darah yang dibiak
terlalu sedikit hasil biakan biasa negative,terutama pada orang yang sudah
mendapat pengobatan spesifik .Selain ini darah tersebut harus langsung dikirim
ke laboratorium. Waktu pengambilan darah paling baik adalah saat demam tinggi
pada waktu bakterimia berlangsung.
A. Diagnosa Keperawatan
1. Hypertermi b.d proses infeksi
2. Nyeri akut b.d proses peradangan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake anadekuat
4. Resiko kekurangan volume cairan b.d intake yang anadekuat dan peningkatan suhu
tubuh
5. Konstipasi b.d penurunan motilitas traktus gastrointestinal (penurunan motilitas
usus)
6. Defesiensi pengetahuan b.d kurang
BAB III
A. Kesimpulan
Demam Tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh
Salmonella typhi (Nurarif & Kusuma, 2015). Tifoid termasuk infeksi sistemik dengan gejala
yang khas yaitu demam. Adapun demam yang dialami oleh pasien yang menderita penyakit
ini umumnya memiliki pola khusus dengan suhu yang meningkat (sangat tinggi) naik-turun.
B. Saran
Pada kasus diatas bahwa penyakit thypoid masih dalam perkembangan yang panjang umtuk
dalam metode penelitian, kami sebagai penulis diharapkan kami mendapatkan saran yang
baik untuk menambah pengetahuan dalammemperbaiki laporan ini
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Identitas Klien
Nama :An. D No. RM : 225
Usia :10 Th Tgl Masuk :1 November 2021
Jenis Kelamin :Laki laki Tgl Pengkajian :1 November 2021
Alamat :Yasmin Sumber Informasi :keluarga
No. Telepon :08993444 Nama klg dekat yg bisa di hub :Tn. A
Status Pernikahan :Belum Menikah
Agama :Islam Status :Keluarga
Suku :Sunda Alamat :Yasmin
Pendidikan :SD No. Telp :08993444341
Pekerjaan :- Pendidikan :SMA
Lama Bekerja :- Pekerjaan :Wiraswasta
E. Riwayat Keluarga
Anggota keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat
penyakit menular senular seperti TBC, hepatitis.
Tn.A
Ny.S
An.D
Keterangan :
: Perempuan meninggal
: Perempuan
F. Riwayat Lingkungan
Polusi Baik -
Ventilasi Baik -
Pencahayaan Baik -
I. Pola Eliminasi
BAB
- Konsistensi lembek -
BAK
- Kesulitan - -
- Upaya mengatasi - -
Tidur malam
- Upaya mengatasi - -
K. Pola Kebersihan Diri
M. Konsep Diri
1. Gambaran diri :Klien mengenali dirinya sendiri
2. Ideal diri :klien mengetahui ideal dirinya sendiri
3. Harga diri :klien mengetahui harga dirinya sendiri
4. Peran :klien mengetahui perannya
5. Identitas diri :klien mengetahui identitas dirinya sendiri
( ) kos / asrama
3. Kehidupan keluarga :
P. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit : ( ) tidak ada ( ) ada
2. Upaya yg dilakukan pasangan :
( x ) perhatian
( ) sentuhan
( ) lain – lain, seperti.....
Q. Pola Nilai & Kepercayaan
1. Apakah Tuhan, agama, kepercayaan penting untuk Anda? Ya
2. Kegiatan agama / kepercayaan yg dilakukan di rumah ? beribadah shalat 5 waktu
3. Kegiatan agama / kepercayaan yg tidak dapat dilakukan di RS?beribadah shalat 5
waktu
4. Harapan klien terhadap perawat untuk melaksanakan ibadahnya-
R. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum :
Kesadaran (GCS) : Compos mentis
TTV :
o TD :-
o Nadi :100x/menit
o Suhu :38,8
o RR :20x/menit
TB / BB :150/40 kg
2. Kepala & Leher :
a. Kepala : Bentuk mesochepal, warna rambut hitam, lurus,
tersisir rapi dan bersih.
b. Mata : Simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis.
c. Hidung : Simetris, discharge (-), bentuk normal.
d. Mulut & tenggorokan : Simetris, mukosa bibir kering, gigi normal, bersih,
karies (-),Lidah kotor/ putih.
e. Telinga : Simetris, discharge (-) bersih, bentuk normal.
f. Leher : JVP tidak meningkat, tidak ada pembesaran
limponodi.
3. Thorax
Cor
o Inspeksi : tidak ada kelainan
o Palpasi :tidak ada benjolan
o Perkusi : tidak ada kelainan
o Auskultasi :-
Paru – paru
o Inspeksi : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
o Palpasi : tidak ada nyeri tekan
o Perkusi : sonor
o Auskultasi : vesikuler
4. Payudara & Ketiak : Tak ada keluhan, simetris.
a.Lab darah
Gol. Darah O -
Widal (+)
T. Terapi
Paracetamol 250 mg
Ctm 3x1
Curliv 2x1
1.Ceftriaxon 2x 3 mg
2.Dexa 3 x2 mg
3.Sotatic 2x 1 ½
5.Inffus RL 20 tpm
6. D5 15 tpm
V. Kesimpulan
An. D usia 10 th mengalami demam tinggi dan di bawa kerumah sakit dengan diagnose
ispa.
W. Perencanaan Pulang
Tujuan pulang :Rumah
Transportasi pulang : Mobil
Dukungan keluarga :Orangtua
Antisipasi bantuan biaya setelah pulang :Orangtua
Antisipasi masalah keperawatan diri setelah pulang : menghindari makanan yang
tidak sehat.
Pengobatan :Rawat inap
Rawat jalan ke :Poli Umum
Hal – hal yang perlu diperhatikan di rumah :kebersihan
Keterangan lain :-
ANALISA DATA
NAMA PASIEN : An. D
NAMA MAHASISWA : Miswa Adyra D N I M............................ :
201813032
MASALAH
DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
DS : Bakteri salmonella thypi Hipertermi berhubungan
- Ibu klien mengatakan dengan proses ifeksi
Merangsang pelepasan
perogen oleh leukosit
Hipotalamus
Merespon dengan
meningkatkan suhu tubuh
Hipertermi
Bakteri salmonella thypi Resiko nutrisi kurang dari
DS : kebutuhan tubuh b.d
S:
4. Mendorong klien untuk mendiskusikan
- Ibu klien akan melakukan
makanan yg disukai bersama dengan ahli
diskusi dengan dokter gizi
gizi
O:-
EVALUASI
NAMA PASIEN : An. D NAMA MAHASISWA : Nisa Fitria
NO.REKAM MEDIK : 225 N I M : 201813032
O:
A:
- Masalah hipertermi dapat teratasi
sebagian
P:
- Observasi keadaan umum klien
- Lanjutkan intervensi
Paraf
Hari,rranggal Nilai
Kegiatan Pem Lhn
26
27
28
29
30
31 Erna San
32
33
19
35
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46 (YoY\ 8e-n
47
49