Anda di halaman 1dari 3

WOC 4.

WOC KEJANG DEMAM PADA ANAK


Definisi : Etiologi :  Penyakit  Neoplasma Manifestasi Klinis : Klasifikasi :
Kejang demam Penyebab kejang infeksi , toksin  Kejang biasanya singkat, berhenti sendiri,  Kejang demam sederhana
didefinisikan sebagai demam menurut bakteri dan  Gangguan banyak dialami oleh anak laki-laki merupakan kejang yang
bangkitan kejang yang Risdha (2014) : virus sirkulasi  Kejang timbul dalam 24 jam setelah suhu berlangsung singkat (< 15
terjadi pada kenaikan  Faktor genetik  Demam  Trauma badan naik (akibat infeksi di susunan saraf menit) dan umumnya akan
suhu tubuh (suhu rektal di 25-50% memiliki  Gangguan  Faktor pusat :otitis media akut dan bronkitis) berhenti sendiri. Kejang
atas 38°C) yang anggota keluarga metabolisme prinatal  Bangkitan kejang berbentuk tonik berbentuk tonik dan klonik,
disebabkan oleh proses yang pernah klonik tanpa gerakan fokal. Kejang
ekstrakranium (Yunita, mengalami  Takikardi (Wulandari dan Erawati, tidak berulang dalam waktu
2016). kejang demam 2016). 24 jam.
 Kejang demam kompleks
merupakan kejang demam
Penatalaksanaan Medis: yang berlangsung lama (>
 Diazepam 0,3 Proses Suhu Pireksia MK : Kelainan Kebutuhan 15 menit), kejang fokal atau
mg/kg/BB/kali dengan inflamasi tubuh ↑ (demam) Hipertermia metabolisme O2 ↑ parsial, kejang berulang
maksimun 5 mg pada basal 10-15 % atau lebih dari 1 kali dalam
anak berumur < 5 tahun 24 jam (Wulandari dan
dan 10 mg pada anak Pelepasan muatan Difusi ion Ketidakseimbangan Sirkulasi O2 Erawati, 2016).
yang lebih besar. listrik meluas ke sel K+ dan membrane sel di otak ↑
 Obat kortikosteroid oleh Neurotransmiter Na+ neuron
(dexametason) 0,5–1
ampul setiap 6 jam Pemeriksaan Penunjang :
KEJANG
KEJANG DEMAM Kejang > Apnea, MK : Risiko  EEG
sampai keadaan DEMAM
KOMPLEKS 15 menit, kebutuhan O2 perfusi serebral (Electroencephalogram)
membaik.
gejala sisa & energi tidak efektif  Lumbal Fungsi
 Antibiotik
SIMPLEKS : (hemiparis), untuk  Neuroimaging (CT-Scan,
 Kejang <15 Lidah jatuh EEG kontraksi otot Hipoksemia MRI)
menit ke belakang abnormal skeletal ↑  Laboratorium (DR,
Penatalaksanaan Kep :
 Kejang bersifat Hipotensi, elektrolit, kalsium, fosfor,
 Baringkan di tempat
umum denyut magnesium, atau gula darah
yang rata dan posisi Penyumbatan Cairan/secret MK : Risiko MK :
 Pemeriksaan jantung tidak (Dewi, 2011).
kepala miring jalan nafas dijalan nafas aspirasi Risiko
 Singkirkan benda-benda saraf normal teratur
perfusi
disekitar pasien,  EEG normal Komplikasi :
perifer
lepaskan pakaian yang  Frekuensi Sesak nafas tidak  Kerusakan neurotransmitter
bangkitan kejang Hiperkapnia  Epilepsi
mengganggu efektif
pernafasan. dalam 1 tahun MK :  Kelainan anatomi otak
 Berikan O2 3-4 liter tidak > 4 kali MK : Pola Gangguan  Kecacatan atau kelainan
Sesak nafas, Metabolisme
 Bila suhu tinggi,  Tanpa gejala sisa nafas tidak pertukaran Asidosis
anaerob neurologis (Dewi, 2011).
akral dingin
berikan kompres efektif gas
hangat.
Fokus Pengkajian : SDKI : SDKI :
Keadaan Umum : D.0130 Hipertermia D.0005 Pola Nafas Tidak Efektif
 Mengalami peningkatan suhu > 380C, RR Definisi : suhu tubuh meningkat di atas rentang Definisi :inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak
>40x/m, HR >100x/m normal tubuh. memberikan ventilasi adekuat.
 Kejang SLKI : SLKI :
 Adanya riwayat kejang demam pada pasien dan L.14134 Termoregulasi L.01004 Pola Nafas
keluarga Definisi : pengaturan suhu tubuh agar tetap berada Definisi : inspirasi dan atau ekspirasi yang
 Adanya riwayat infeksi seperti ISPA, OMA, pada rentang normal. memberikan ventilasi adekuat.
pneumonia, GE SIKI : SIKI :
 Adanya riwayat trauma kepala I.15506 Manajemen Hipertermia I.01011 Manajemen Jalan Nafas
 Pada pemeriksaan laboratorium darah ditemukan Observasi : Observasi :
adanya peninngkatan kalium, jumlah cairan  Identifikasi penyebab hipertermia  Monitor pola nafas
cerebrospinal meningkat dan berwarna kuning  Monitor suhu tubuh  Monitor bunyi nafas tambahan
 Monitor kadar elektrolit  Monitor sputum
 Monitor keluaran urine Terapeutik :
 Monitor komplikasi akibat hipertermia  Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head-
Terapeutik : tilt dan chin-lifft (jaw-thrust jika curiga trauma
Daftar Pustaka  Sediakan lingkungan yang dingin servikal)
Marwan. R. 2017. Faktor yang Berhubungan  Longgarkan atau lepaskan pakaian  Posisikan semi-fowler atau fowler
Dengan Penanganan Pertama Kejadian Kejang  Basahi dan kipasi permukaan tubuh  Berikan minuman hangat
Demam. Banjarmasin : Fakultas Keperawatan  Berikan cairan oral  Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Risdha. M. 2014 Ilmu Kesehatan Anak, edisi 15.  Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika  Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC mengalami hiperhidrosis  Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan  Lakukan pendinginan eksternal endotrakeal
Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik,  Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep
 Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
Edisi I, Cetakan III. Jakarta : DPP PPNI. McGill
 Berikan oksigen, jika perlu
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan  Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi :
Indonesia : Definisi dan Tindakan Edukasi :
Keperawatan, Edisi I, Cetakan II. Jakarta :  Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :  Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
DPP PPNI.
 Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit kontraindikasi
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan
intravena, jika perlu  Ajarkan teknik batuk efektif
Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Kolaborasi :
Keperawatan, Edisi I, Cetakan II. Jakarta :
DPP PPNI.  Kolaborasi pemberian bronkodilator,
Wulandari, Erawati. 2016. Penatalaksanaan ekspektoran, mukolitik, jika perlu
Mutakhir Kejang Pada Anak.Jakarta : FKUI
Yunita. V. Afdal, Sarif. 2016. Gambaran faktor
yang berhubungan dengan timbulnya kejang
demam. Jurnal Kesehatan Andalas.
SDKI : SDKI : SDKI :
D.0003 Gangguan Pertukaran Gas D.0017 Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif D.0015 Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif
Definisi :kelebihan atau kekurangan oksigenasi Definisi :beresiko mengalami penurunan sirkulasi Definisi :beresiko mengalami penurunan sirkulasi
dan atau eleminasi karbondioksida pada membran darah ke otak. darah pada level kapiler yang dapat mengganggu
alveolus-kapiler SLKI : metabolisme tubuh.
SLKI : L.02014 Perfusi Serebral SLKI :
L.01003 Pertukaran Gas Definisi : keadekuatan aliran darah serebral untuk L.02011 Perfusi Perifer
Definisi : oksigenasi dan atau eliminasi menunjang fungsi otak. Definisi : keadekuatan aliran darah pembuluh
karbondioksida pada membran alveolus-kapiler SIKI : darah distal untuk menunjang fungsi jaringan
dalam batas normal. I.06194 Manajemen Peningkatan Tekanan SIKI :
SIKI : Intrakranial I.06195 Manajemen Sensasi Perifer
I.01014 Pemantauan Respirasi Observasi : Observasi :
Observasi :  Identifikasi penyebab peningkatan TIK  Identifikasi penyebab perubahan sensasi
 Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya  Monitor tanda/gejala peningkatan TIK  Identifikasi penggunaan alat pengikat, prosthesis,
nafas  Monitor MAP (Mean Arterial Pressure) sepatu dan pakaian
 Monitor pola nafas (mis.bradipnea, takipnea,  Monitor CVP (Central Venous Pressure), jika  Periksa perbedaan sensasi tajam atau tumpul
hiperventilasi) perlu  Periksa perbedaan sensasi panas atau dingin
 Monitor kemampuan batuk efektif  Monitor PAWP, jika perlu  Periksa kemampuan mengidentifikasi lokasi dan
 Monitor adanya produksi sputum  Monitor PAP, jika perlu tekstur benda
 Monitor adanya sumbatan jalan nafas  Monitor ICP (Intra Cranial Pressure), jika  Monitor terjadinya parestesia, jika perlu
 Palpasi kesimetrisan ekspansi paru bersedia  Monitor perubahan kulit
 Aukultasi bunyi nafas  Monitor CPP (Cerebral Perfusion Pressure)  Monitor adanya tramboflebitis dan tromboemboli
 Monitor saturasi oksigen  Monitor gelombang ICP vena
 Monitor nilai AGD  Monitor status pernafasan Terapeutik :
 Monitor hasil x-ray thoraks  Monitor intake dan output cairan  Hindari pemakaian benda-benda yang berlebihan
Terapeutik :  Monitor cairan serebro-spinalis (mis.warna, suhunya (terlalu panas atau dingin)
 Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi konsistensi) Edukasi :
pasien Terapeutik :  Anjurkan penggunaan thermometer untuk
 Dokumentasi hasil pemantauan  Minimalkan stimulus dengan menyediakan menguji suhu air
Edukasi : lingkungan yang tenang Kolaborasi :
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan  Berikan posisi semi-fowler  Kolaborasi pemberian analgesic, jika perlu
 Informasikan hasil pemantauan, jika perlu  Hindari maneuver valsava  Kolaborasi pemberian kortikosteroid, jika perlu
 Cegah terjadinya kejang
 Hindari penggunaan PEEP
 Hundari pemberian cairan IV hipotonik
 Atur ventilator agar PCO2 optimal
 Pertahankan suhu tubuh normal
Edukasi :
 Kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvulsan,
jika perlu

Anda mungkin juga menyukai