100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
124 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, etiologi, manifestasi klinis, klasifikasi, pemeriksaan penunjang, dan komplikasi dari kejang demam pada anak. Kejang demam didefinisikan sebagai bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh akibat proses ekstrakranium. Penyebabnya meliputi faktor genetik, infeksi, gangguan metabolisme, dan trauma. Manifestasinya berupa kejang singkat yang berhenti sendiri dan timbul
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, etiologi, manifestasi klinis, klasifikasi, pemeriksaan penunjang, dan komplikasi dari kejang demam pada anak. Kejang demam didefinisikan sebagai bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh akibat proses ekstrakranium. Penyebabnya meliputi faktor genetik, infeksi, gangguan metabolisme, dan trauma. Manifestasinya berupa kejang singkat yang berhenti sendiri dan timbul
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, etiologi, manifestasi klinis, klasifikasi, pemeriksaan penunjang, dan komplikasi dari kejang demam pada anak. Kejang demam didefinisikan sebagai bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh akibat proses ekstrakranium. Penyebabnya meliputi faktor genetik, infeksi, gangguan metabolisme, dan trauma. Manifestasinya berupa kejang singkat yang berhenti sendiri dan timbul
Definisi : Etiologi : Penyakit Neoplasma Manifestasi Klinis : Klasifikasi : Kejang demam Penyebab kejang infeksi , toksin Kejang biasanya singkat, berhenti sendiri, Kejang demam sederhana didefinisikan sebagai demam menurut bakteri dan Gangguan banyak dialami oleh anak laki-laki merupakan kejang yang bangkitan kejang yang Risdha (2014) : virus sirkulasi Kejang timbul dalam 24 jam setelah suhu berlangsung singkat (< 15 terjadi pada kenaikan Faktor genetik Demam Trauma badan naik (akibat infeksi di susunan saraf menit) dan umumnya akan suhu tubuh (suhu rektal di 25-50% memiliki Gangguan Faktor pusat :otitis media akut dan bronkitis) berhenti sendiri. Kejang atas 38°C) yang anggota keluarga metabolisme prinatal Bangkitan kejang berbentuk tonik berbentuk tonik dan klonik, disebabkan oleh proses yang pernah klonik tanpa gerakan fokal. Kejang ekstrakranium (Yunita, mengalami Takikardi (Wulandari dan Erawati, tidak berulang dalam waktu 2016). kejang demam 2016). 24 jam. Kejang demam kompleks merupakan kejang demam Penatalaksanaan Medis: yang berlangsung lama (> Diazepam 0,3 Proses Suhu Pireksia MK : Kelainan Kebutuhan 15 menit), kejang fokal atau mg/kg/BB/kali dengan inflamasi tubuh ↑ (demam) Hipertermia metabolisme O2 ↑ parsial, kejang berulang maksimun 5 mg pada basal 10-15 % atau lebih dari 1 kali dalam anak berumur < 5 tahun 24 jam (Wulandari dan dan 10 mg pada anak Pelepasan muatan Difusi ion Ketidakseimbangan Sirkulasi O2 Erawati, 2016). yang lebih besar. listrik meluas ke sel K+ dan membrane sel di otak ↑ Obat kortikosteroid oleh Neurotransmiter Na+ neuron (dexametason) 0,5–1 ampul setiap 6 jam Pemeriksaan Penunjang : KEJANG KEJANG DEMAM Kejang > Apnea, MK : Risiko EEG sampai keadaan DEMAM KOMPLEKS 15 menit, kebutuhan O2 perfusi serebral (Electroencephalogram) membaik. gejala sisa & energi tidak efektif Lumbal Fungsi Antibiotik SIMPLEKS : (hemiparis), untuk Neuroimaging (CT-Scan, Kejang <15 Lidah jatuh EEG kontraksi otot Hipoksemia MRI) menit ke belakang abnormal skeletal ↑ Laboratorium (DR, Penatalaksanaan Kep : Kejang bersifat Hipotensi, elektrolit, kalsium, fosfor, Baringkan di tempat umum denyut magnesium, atau gula darah yang rata dan posisi Penyumbatan Cairan/secret MK : Risiko MK : Pemeriksaan jantung tidak (Dewi, 2011). kepala miring jalan nafas dijalan nafas aspirasi Risiko Singkirkan benda-benda saraf normal teratur perfusi disekitar pasien, EEG normal Komplikasi : perifer lepaskan pakaian yang Frekuensi Sesak nafas tidak Kerusakan neurotransmitter bangkitan kejang Hiperkapnia Epilepsi mengganggu efektif pernafasan. dalam 1 tahun MK : Kelainan anatomi otak Berikan O2 3-4 liter tidak > 4 kali MK : Pola Gangguan Kecacatan atau kelainan Sesak nafas, Metabolisme Bila suhu tinggi, Tanpa gejala sisa nafas tidak pertukaran Asidosis anaerob neurologis (Dewi, 2011). akral dingin berikan kompres efektif gas hangat. Fokus Pengkajian : SDKI : SDKI : Keadaan Umum : D.0130 Hipertermia D.0005 Pola Nafas Tidak Efektif Mengalami peningkatan suhu > 380C, RR Definisi : suhu tubuh meningkat di atas rentang Definisi :inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak >40x/m, HR >100x/m normal tubuh. memberikan ventilasi adekuat. Kejang SLKI : SLKI : Adanya riwayat kejang demam pada pasien dan L.14134 Termoregulasi L.01004 Pola Nafas keluarga Definisi : pengaturan suhu tubuh agar tetap berada Definisi : inspirasi dan atau ekspirasi yang Adanya riwayat infeksi seperti ISPA, OMA, pada rentang normal. memberikan ventilasi adekuat. pneumonia, GE SIKI : SIKI : Adanya riwayat trauma kepala I.15506 Manajemen Hipertermia I.01011 Manajemen Jalan Nafas Pada pemeriksaan laboratorium darah ditemukan Observasi : Observasi : adanya peninngkatan kalium, jumlah cairan Identifikasi penyebab hipertermia Monitor pola nafas cerebrospinal meningkat dan berwarna kuning Monitor suhu tubuh Monitor bunyi nafas tambahan Monitor kadar elektrolit Monitor sputum Monitor keluaran urine Terapeutik : Monitor komplikasi akibat hipertermia Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head- Terapeutik : tilt dan chin-lifft (jaw-thrust jika curiga trauma Daftar Pustaka Sediakan lingkungan yang dingin servikal) Marwan. R. 2017. Faktor yang Berhubungan Longgarkan atau lepaskan pakaian Posisikan semi-fowler atau fowler Dengan Penanganan Pertama Kejadian Kejang Basahi dan kipasi permukaan tubuh Berikan minuman hangat Demam. Banjarmasin : Fakultas Keperawatan Berikan cairan oral Lakukan fisioterapi dada, jika perlu Risdha. M. 2014 Ilmu Kesehatan Anak, edisi 15. Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC mengalami hiperhidrosis Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Lakukan pendinginan eksternal endotrakeal Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik, Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep Hindari pemberian antipiretik atau aspirin Edisi I, Cetakan III. Jakarta : DPP PPNI. McGill Berikan oksigen, jika perlu PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Berikan oksigen, jika perlu Edukasi : Indonesia : Definisi dan Tindakan Edukasi : Keperawatan, Edisi I, Cetakan II. Jakarta : Anjurkan tirah baring Kolaborasi : Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak DPP PPNI. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit kontraindikasi PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan intravena, jika perlu Ajarkan teknik batuk efektif Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Kolaborasi : Keperawatan, Edisi I, Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI. Kolaborasi pemberian bronkodilator, Wulandari, Erawati. 2016. Penatalaksanaan ekspektoran, mukolitik, jika perlu Mutakhir Kejang Pada Anak.Jakarta : FKUI Yunita. V. Afdal, Sarif. 2016. Gambaran faktor yang berhubungan dengan timbulnya kejang demam. Jurnal Kesehatan Andalas. SDKI : SDKI : SDKI : D.0003 Gangguan Pertukaran Gas D.0017 Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif D.0015 Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif Definisi :kelebihan atau kekurangan oksigenasi Definisi :beresiko mengalami penurunan sirkulasi Definisi :beresiko mengalami penurunan sirkulasi dan atau eleminasi karbondioksida pada membran darah ke otak. darah pada level kapiler yang dapat mengganggu alveolus-kapiler SLKI : metabolisme tubuh. SLKI : L.02014 Perfusi Serebral SLKI : L.01003 Pertukaran Gas Definisi : keadekuatan aliran darah serebral untuk L.02011 Perfusi Perifer Definisi : oksigenasi dan atau eliminasi menunjang fungsi otak. Definisi : keadekuatan aliran darah pembuluh karbondioksida pada membran alveolus-kapiler SIKI : darah distal untuk menunjang fungsi jaringan dalam batas normal. I.06194 Manajemen Peningkatan Tekanan SIKI : SIKI : Intrakranial I.06195 Manajemen Sensasi Perifer I.01014 Pemantauan Respirasi Observasi : Observasi : Observasi : Identifikasi penyebab peningkatan TIK Identifikasi penyebab perubahan sensasi Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya Monitor tanda/gejala peningkatan TIK Identifikasi penggunaan alat pengikat, prosthesis, nafas Monitor MAP (Mean Arterial Pressure) sepatu dan pakaian Monitor pola nafas (mis.bradipnea, takipnea, Monitor CVP (Central Venous Pressure), jika Periksa perbedaan sensasi tajam atau tumpul hiperventilasi) perlu Periksa perbedaan sensasi panas atau dingin Monitor kemampuan batuk efektif Monitor PAWP, jika perlu Periksa kemampuan mengidentifikasi lokasi dan Monitor adanya produksi sputum Monitor PAP, jika perlu tekstur benda Monitor adanya sumbatan jalan nafas Monitor ICP (Intra Cranial Pressure), jika Monitor terjadinya parestesia, jika perlu Palpasi kesimetrisan ekspansi paru bersedia Monitor perubahan kulit Aukultasi bunyi nafas Monitor CPP (Cerebral Perfusion Pressure) Monitor adanya tramboflebitis dan tromboemboli Monitor saturasi oksigen Monitor gelombang ICP vena Monitor nilai AGD Monitor status pernafasan Terapeutik : Monitor hasil x-ray thoraks Monitor intake dan output cairan Hindari pemakaian benda-benda yang berlebihan Terapeutik : Monitor cairan serebro-spinalis (mis.warna, suhunya (terlalu panas atau dingin) Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi konsistensi) Edukasi : pasien Terapeutik : Anjurkan penggunaan thermometer untuk Dokumentasi hasil pemantauan Minimalkan stimulus dengan menyediakan menguji suhu air Edukasi : lingkungan yang tenang Kolaborasi : Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan Berikan posisi semi-fowler Kolaborasi pemberian analgesic, jika perlu Informasikan hasil pemantauan, jika perlu Hindari maneuver valsava Kolaborasi pemberian kortikosteroid, jika perlu Cegah terjadinya kejang Hindari penggunaan PEEP Hundari pemberian cairan IV hipotonik Atur ventilator agar PCO2 optimal Pertahankan suhu tubuh normal Edukasi : Kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvulsan, jika perlu