Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

FUNGSI PENGARAHAN
( PENGOPTIMALAN FUNGSI PENDELEGASIAN )
DI BANGSAL ARJUNA RSJD Dr. ARIF ZAINUDIN SURAKARTA

DISUSUN OLEH:

1. Clara Tyas Eviningrum NIM. 070117B017


2. Sri Wulandari NIM. 070117B069

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di era yang sudah maju dan berkembang ini, kita harus mampu
bersaing dan mampu menjadi seorang pemimpin yang dapat menjadi
panutan. Selain itu, seorang pemimpin harus bisa mendelegasikan
wewenang kepada bawahannya. Seorang manajer akan selalu dihadapkan
pada sebuah konflik, sehingga salah satu tugas dari seorang manajer
dalam melaksanakan komunikasi yang efektif didalam organisasi bisnis
yang ditanganinya adalah memastikan bahwa arti yang dimaksud dalam
instruksi yang diberikan akan sama dengan arti yang diterima oleh
penerima instruksi demikian pula sebaliknya (the intended meaning of the
same). Hal ini harus menjadi tujuan seorang manajer dalam semua
komunikasi yang dilakukannya termasuk dalam mendelegasikan tugas.
Pendelegasian merupakan elemen yang esensial pada fase
pengarahan dalam proses manajemen karena sebagian besar tugas yang
diselesaikan oleh manajer (tingkat bawah, menengah, atas) bukan hanya
hasil usaha mereka sendiri, tetapi juga hasil usaha pegawai. Bagi manajer
pendelegasian bukan merupakan pilihan tetapi suatu keharusan. Ada
banyak tugas yang sering kali harus diselesaikan oleh satu orang. Dalam
situasi ini pendelegasian sering terkait erat dan produktivitas.
Pendelegasian dapat diartikan sebagai penyelesaian suatu
pekerjaan melalui orang lain atau dapat juga diartikan sebagai pelimpahan
suatu tugas kepada seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan tujuan
organisasi (Marquis dan Huston, 2008).
Pendelegasian asuhan keperawatan kepada pasien oleh perawat
tidak mudah dilakukan karena menyangkut pemberian suatu perintah
kepada orang lain untuk menyelesaikan tugas yang diemban. Para perawat
meyakini bahwa mereka dapat memberikan pendelegasian dengan baik
kepada staf dalam asuhan keperawatan, tetapi sering tidak dilaksanakan
dengan baik. Berdasarkan pada hal tersebut, maka akan timbul pertanyaan
bagaimana tanggung jawab perawat secara perdata dalam hal adanya
pendelegasian kewenangan tindakan kepadaperawat saat memberikan
tindakan medis serta mekanisme yang harusdilaksanakan sebelum
melakukan pendelegasian tersebut. Setiap orang harusmampubertanggung
jawab atas perbuatan yang dilakukannya, seperti dalam pasal1366
KUHPerdata berbunyi, “Setiap orang bertanggung jawab tidak saja
untukkerugian yang disebabkan perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian
yangdisebabkan kelalaian atau kurang hati-hatinya”.Pada dasarnya,
seorang tenaga kesehatan tentu pada saat menjalankan tugasnya harus
berdasarkan pada Standar Operating Procedure (SOP), ilmu pengetahuan
dan pengalaman yang dimilikinya.Dalam hal ini, di perlukan suatu
pemahaman yang universal yaitu mengenai mekanisme pendelegasian
pelimpahan tugas dokter kepada perawat, apakah sudah sesuai dengan
Standard Operating Procedure yang telah ditentukan atau tidak.
Ketika perawat melimpahkan tanggungjawabnya kepada perawat
lain yang kemudian terjadi kelalaian pada saat terjadinya upaya
penyembuhan maka akan sulit untuk ditarik kesimpulan siapa yang dapat
dikenai pertanggung jawaban. Dalam hal untuk dapat mengantisipasi
kelalaian yang timbul dari pendelegasian.Tidak menutup kemungkinan
bagi perawat untuk dapat dikenai pertanggung jawaban apabila tindakan
yang dilakukannya tidak sesuai dengan instruksi yang telah diberikan oleh
pendelegasi (Ameln, 2009).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Magnusson, et al (2017)
tentang An Analysis of Delegation Style Among Newly Qualified Nurses,
yang dilakukan ditiga Rumah Sakit Negara Inggris dengan hasil yang
menyatakan bahwa perawat yang mendapatkan delegasi adalah perawat
yang memiliki kualifikasi dan membutuhkan dukungan untuk mengurangi
dampat negatif yang akan mempengaruhi pemberian asuhan keperawatan
pada pasien.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui dan mengkaji mekanisme pendelegasian Kepala
Ruang (Karu) ke Kepala Tim (Katim)
b. Untuk mengetahui dan mengkaji mekanisme pendelegasian Katim
ke Perawat Pelaksana.
c. Untuk mengetahui tanggungjawab perawat secara perdata terhadap
pasien dalam pendelegasian tindakan medis.
d. Untuk menambah pengetahuan mengenai pentingnya
pendelegasian secara resmi dan implementasinya di dalam praktek.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian manajemen keperawatan terkait dengan
sistem pendelegasian diBangsalArjuna RSJD Dr. Arif Zainudin
Surakarta.
b. Mengidentifikasi masalah yang ada terkait dengan sistem
pendelegasiandengan pendekatan penyelesaian masalah
(problemsolving cycle)diBangsalArjuna RSJD Dr. Arif Zainudin
Surakarta.
c. Bersama perawat menentukan prioritas masalah yang terkait
dengan masalah-masalah yang dijumpai mengenai sistem
pendelegasiandiBangsalArjuna RSJD Dr. Arif Zainudin Surakarta.
d. Bersama perawat menyusun perencanaan untuk menyelesaikan
masalah yang ditemukan di Bangsal Arjuna RSJD Dr. Arif
Zainudin Surakarta.
e. Bersama perawat melakukan implementasi sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat diBangsalArjuna RSJD Dr. Arif
Zainudin Surakarta.
f. Melakukan evaluasi proses dan hasil terhadap implementasi yang
sudah dilakukan diBangsalArjuna RSJD Dr. Arif Zainudin
Surakarta.
g. Menyusun rencana tindak lanjut berdasarkan hasil evaluasi proses
maupun hasil diBangsal Arjuna RSJD Dr. Arif Zainudin Surakarta.

C. Manfaat
1. Institusi pendidikan
Membantu dalam proses belajar mengajar terutama penerapan
manajemen keperawatan di ruang perawatan dan memberikan informasi
bagi mahasiswa maupun dosen terutama mengenai pelaksanaan
manajemen asuhan dan manajemen pelayanan dalam melakukan
pengelolaan ruangan khususnya dalam mendelegasikan sesuatu.
2. Mahasiswa
Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dengan penerapan proses
pendelegasian di ruang Keperawatan.
3. Bangsal Arjuna RSJD Dr. Arif Zainudin Surakarta
Sebagai bahan masukan untuk melakukan proses pendelegasian sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN WEWENANG
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian wewenang.Menurut
Sutarto (2001) dalam Irwan (2013), wewenang adalah hak seseorang untuk
mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas serta tanggung jawabnya
dapat dilaksanakan dengan baik. Menurut Hasibuan (2007), wewenang adalah
kekuasaan yang sah dan legal yang dimiliki seseorang untuk memerintah
orang lain, berbuat atau tidak berbuat atau tidak berbuat sesuatu, kekuasaan
merupakan dasar hukum yag sah dan legal untuk dapat mengerjakan sesuatu
pekerjaan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.
Ada dua pandangan yang saling berlawanan mengenai sumber wewenang,
yaitu teori formal (Pandangan Klasik) dan teori penerimaan (Acceptance
theory of Authority).Pandangan wewenang formal menyebutkan bahwa
wewenang adalah dianugrahkan, wewenang ada karena seseorang diberi atau
dilimpahi atau diwarisi hal tersebut.Teori penerimaan menyanggah bahwa
wewenang dapat dianugerahkan.Teori ini berpendapat bahwa wewenang
seseorang timbul hanya bila hal itu diterima oleh kelompok atau individu
kepada siapa wewenang itu dijalankan.

B. MATERI PENDELEGASIAN
1. Pengertian
Pendelegasian adalah pelimpahan kekuasaan, wewenang dan
tanggung jawab kepada orang lain. Pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya
rutinitas sebaiknya didelegasikan ke orang lain agar seseorang manajer
dapat menggunakan waktunya itu untuk melakukan tugasnya sebagai
seorang manajer.
MenurutHasibuan (2007), Pendelegasian wewenang adalah
memberikan sebagian pekerjaan atau wewenang oleh delegator (pemberi
wewenang) kepada delegate (penerima wewenang) untuk dikerjakannya
atas namadelegator. Menurut Stoner (2000) dalam Kesumanjaya (2010),
pendelegasian wewenang adalah pelimpahan wewenang formal dan
tanggung jawab kepada seorang bawahan untuk menyelesaikan aktivitas
tertentu.Pendelegasian wewenang adalah konsekuensi dari semakin
besarnya organisasi. Bila atasan menghadapi banyak pekerjaan yang tidak
dapat dilaksanakan oleh satu orang, maka ia perlu melakukan delegasi.
Pendelegasian juga dilakukan agar pimpinan dapat mengembangkan
bawahan sehingga lebih memperkuat organisasi.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa
pendelegasian wewenang adalah pemberian wewenang dan tangung jawab
kepada orang-orang yang ditunjuk oleh pemegang wewenang.Atasan
memberikan kekuasaan kepada staf atau bawahan sehingga bawahan itu
dapat melaksanakan tugas itu sebaik-baiknya serta dapat
mempertanggungjawabkan hal-hal yang didelegasikan
kepadanya.Pendelegasian wewenang oleh atasan kepada bawahan adalah
perlu demi tercapainya efesiensi dari fungsi-fungsi dalam organisasi,
karena tidak ada seorang atasan manapun yang dapat secara pribadi
merampungkan atau secara penuh melaksanakan dan mengawasi semua
tugas organisasi.

2. Peranan Pendelegasian Wewenang


Pendelegasian wewenang mempunyai pengaruh yang sangat besar
didalam suatu organisasi. Tanpa adanya pendelegasian wewenang akan
mengakibatkan tersendatnya kegiatan dalam pencapaian tujuan organisasi.
Menurut Stoner (2000) dalam Kesumanjaya (2010) beberapa peranan
pendelegasian wewenang dalam organisasi adalah :
a. Adanya pendelegasian wewenang, karyawan dapat melakukan
tugastugas yang pokok dan strategis bagi kelangsungan organisasi.
Semakin banyak tugas karyawan yang dapat didelegasikan maka
semakin besar peluangnya untuk mencari dan menerima tanggung
jawab dari manajer. Jadi manajer berusaha mendelegasikan wewenang
bukan hanya pada hal-hal yang rutin saja melainkan juga tugas-tugas
yang membutuhkan pikiran dan prakarsa sehingga karyawan dapat
berfungsi maksimal bagi organisasi.
b. Adanya pendelegasian wewenang, manajer akan mendapat hasil
keputusan yang lebih akurat dan lebih baik karena para karyawanlah
yang paling dekat dengan pokok permasalahannya. Meski cenderung
memiliki suatu pandangan yang jelas tentang fakta-fakta yang
diperlukan dalam mengambil keputusan.
c. Melalui pendelegasian wewenang, keputusan dapat lebih cepat
diambil karena tidak harus meminta persetujuan dari atasan. Apabila
para bawahan tidak memiliki wewenang yang cukup untuk mengambil
keputusan dalam suatu persoalan maka ia akan selalu bertanya kepada
atasannya. Hal ini tentu saja akan memakan waktu yang tidak sedikit,
oleh karena itu bawahan perlu diberi wewenang untuk mengambil
keputusan.
d. Pendelegasian wewenang menyebabkan rasa tanggung jawab dan
inisiatif terhadap organisasi menjadi lebih besar. Pejabat yang
memiliki wewenang, tanpa menunggu perintah apabila menemukan
masalah yang masih dalam batas wewenangnya akan berupaya
menemukan jalan keluar terhadap penyelesaian masalah tersebut.
e. Adanya pendelegasian wewenang merupakan latihan bagi para
anggota organisasi apabila kelak ia menduduki jabatan yang lebih
tinggi. Anggota organisasi yang tidak pernah diberi wewenang yang
lebih besar maka apabila ia menduduki jabatan yang lebih tinggi akan
menjadi canggung dan perlu waktu lama untuk menyesuaikan diri.
f. Pendelegasian wewenang mengakibatkan komunitas pekerjaan akan
dapat lebih terjamin. Hal ini dapat terlihat jika ada salah satu anggota
organisasi yang berhalangan untuk melaksanakan pekerjaannya, maka
dengan adanya pendelegasian wewenang tugas terrsebut dapat diambil
alih sehingga kontinuitas organisasi tidak akan terganggu

3. Konsep Dasar Pendelegasian yang Efektif


Lima konsep yang mendasari efektivitas dalam pendelegasian.
Lima konsep tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Pendelegasian bukan suatu sistem untuk mengurangi tanggung jawab.
Tetapi suatu cara untuk membuat tanggung jawab menjadi bermakna.
Manajer keperawatan sering mendelegasikan tanggung jawabnya
kepada staf dalam melaksanakan asuhan terhadap pasien. Misalnya,
dalam penerapan model asuhan keperawatan profesional primer,
seorang perawat primer (PP) melimpahkan tanggung jawabnya dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada perawat
pendamping/associate (PA). Perawat primer memberikan tanggung
jawab yang penuh dalam merawat pasien yang didelegasikan.
b. Tanggung jawab dan otoritas harus didelegasikan secara seimbang.
Perawat primer menyusun tujuan tindakan keperawatan. Tanggung
jawab untuk melaksanakan tujuan/rencana didelegasikan kepada staf
yang sesuai atau menguasai kasus yang dilimpahkan. Kemudian PP
memberikan wewenang kepada PA untuk mengambil semua
keputusan menyangkut keadaan pasien dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Proses tersebut harus meliputi:
1) pengkajian kebutuhan pasien
2) identifikasi tugas yang dapat dilaksanakan dengan bantuan orang
lain
3) mendidik dan memberikan pelatihan supaya tugas dapat
dilaksanakan dengan aman dan kompeten
4) proses menentukan kompetensi dalam membantu seseorang
5) ketersediaan supervisi yang cukup oleh PP
6) proses evaluasi yang terus-menerus dalam membantu seseorang
7) proses komunikasi tentang keadaan pasien antara PP dan PA.
c. Proses pelimpahan membuat seseorang melaksanakan tanggung
jawabnya, mengembangkan wewenang yang dilimpahkan, dan
mengembangkan kemampuan dalam mencapai tujuan organisasi.
Keberhasilan pelimpahan ditentukan oleh:
1) Intervensi keperawatan yang diperlukan
2) Siapa yang siap dan sesuai dalam melaksanakan tugas tersebut
3) Bantuan apa yang diperlukan
4) Hasil apa yang diharapkan.
d. Konsep tentang dukungan perlu diberikan kepada semua anggota.
Dukungan yang penting adalah menciptakan suasana yang asertif.
Setelah PA melaksanakan tugas yang dilimpahkan, maka PP harus
menunjukkan rasa percaya kepada PA untuk melaksanakan asuhan
keperawatan secara mandiri. Jika masalah timbul, maka PP harus
selalu menanyakan “Apa yang bisa kita lakukan?” Empowering
meliputi pemberian wewenang seseorang untuk melaksanakan tugas
secara kritis otonomi, menciptakan kemudahan dalam melaksanakan
tugas, serta membangun rasa kebersamaan dan hubungan yang serasi.
e. Seorang delegasi harus terlibat aktif. Ia harus dapat menganalisis
otonomi yang dilimpahkan untuk dapat terlibat aktif. Keterbukaan
akan mempermudah komunikasi antara PP dan PA.

4. Pedoman Pelimpahan Wewenang yang Efektif


Proses pendelegasian harus didahului dengan informasi yang jelas.
Pendelegasian yang jelas harus mengandung informasi mengenai tujuan
spesifik, target waktu, dan pelaksanaan tindakan keperawatan.
a. Tujuan spesifik.
Tujuan yang spesifik dan jelas baik secara fisik maupun psikis
harus jelas sebagai parameter kepada siapa pendelegasian itu diberikan.
b. Target waktu.
Seorang PP atau Ners harus memberikan target waktu dalam
memberikan pendelegasian kepada PA. Pada perencanaan keperawatan
kepada pasien, PP harus menuliskan target waktu yang jelas sebagai
indikator keberhasilan asuhan keperawatan.
c. Pelaksanaan tindakan keperawatan.
PP harus mengidentifikasi dan memberikan petunjuk intervensi
keperawatan yang sesuai terhadap kebutuhan pasien.Tahap pengkajian
dan pengambilan keputusan harus didiskusikan sebelum tindakan
dilaksanakan.

5. Cara Pendelegasian
a. Seleksi dan susun tugas.
Sediakan waktu yang cukup untuk menyusun daftar tugas-tugas
yang harus dilimpahkan secara rasional dan dapat dilaksanakan oleh
staf.Tahap berikutnya yang harus dikerjakan secara otomatis adalah
menyiapkan laporan yang kontinu, menjawab setiap pertanyaan,
menyiapkan jadwal berurutan, memesan alat-alat, presentasi pada
komisi yang bertanggung jawab, dan melaksanakan asuhan
keperawatan dan tugas teknis lainnya.Menyusun suatu daftar secara
berurutan dengan dua kriteria, yakni waktu yang diperlukan dan
pentingnya bagi institusi.Hal yang terpenting dalam mendelegasikan
tugas adalah menentukan suatu tugas pendelegasian dan wewenang
secara bertahap. Hal ini akan menghindari terjadinya suatu
penyalahgunaan wewenang.
b. Seleksi orang yang tepat.
Pilih orang yang sesuai untuk melaksanakan tugas tersebut
berdasarkan kemampuan dan persyaratan lainnya.Tepat tidaknya Anda
memilih staf bergantung dari kemampuan manajer mengenal kinerja
staf, kelebihan, kelemahan, dan perilakunya.
Hati-hati terhadap pendelegasian yang berlebihan atau yang terlalu
sedikit. Jika Anda memberikan pendelegasian terlalu berlebih, maka
staf tidak akan siap untuk menerima keadaan tersebut dan akan
berdampak terhadap kegagalan staf dalam melaksanakan tanggung
jawab untuk tugas yang pertama kali diterimanya. Sebaliknya,
pendelegasian yang terlalu sedikit akan menjadi hal yang sangat buruk
efeknya terhadap staf maupun institusi. Pendelegasian jenis ini akan
menghabiskan waktu dan sering berakibat terhadap beban bagi staf.
c. Berikan arahan dan motivasi kepada staf.
Salah satu kesalahan dalam pendelegasian adalah ketiadaan arahan
yang jelas.Lebih baik pendelegasian dilakukan secara tertulis, dan
ajarkan pula bagaimana melaksanakan tugas tersebut.Jika Anda sudah
siap untuk memberikan pendelegasian, maka Anda harus mampu
menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut?
1) Apakah saya sudah menjelaskan alasan pendelegasian dan mengapa
tugas ini penting dilakukan?
2) Apakah semua tugas sudah jelas dalam ingatan kita? Haruskah saya
menuliskan secara rinci?
3) Jika jawabannya ya, dapatkah saya memberikan instruksi dan
prosedur secara rinci terhadap tingkatan pemahaman staf?
4) Apakah tugas yang dilimpahkan dapat memberikan staf kesempatan
untuk berkembang dan memotivasi staf secara tepat?
5) Apakah staf Anda sudah mendapatkan latihan, pengalaman, dan
keterampilan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas tersebut?
Hal penting dalam pendelegasian adalah kesepakatan antara manajer
keperawatan dan staf mengenai hasil yang diharapkan.
6. Keberhasilan Pendelegasian
Keberhasilan pendelegasian akan ditentukan oleh faktor-faktor
berikut :
a. Komunikasi yang jelas dan lengkap.
Kejelasan komunikasi ditentukan oleh kelengkapan informasi yang
disampaikan, akurasi terhadap pesan, dan penggunaan istilah/kata-kata
yang mudah dipahami oleh penerima pesan.
b. Ketersediaan sumber dan sarana.
Jika PP atau Ners menghendaki perkembangan pasien dari PA,
maka PP harus berada di tempat.Jika PP untuk jangka waktu yang lama
tidak berada di tempat, maka laporan harus dilimpahkan kepada staf
lainnya.Hal ini untuk menjaga agar pelaksanaan pekerjaan tetap
berjalan dengan baik.
c. Monitoring.
PP harus memberikan kebebasan kepada PA untuk berpikir dan
menganalisis tugas yang diberikan. Jika terdapat permasalahan dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung
jawabnya, maka PP harus mampu berperan sebagai konsultan dan
membantu memberikan solusinya
d. Pelaporan kemajuan tugas limpah.
Sebagai perawat yang bertanggung jawab terhadap asuhan
keperawatan dalam praktik keperawatan profesional kepada pasien,
maka PP harus selalu meminta laporan dari PA tentang kemajuan
pasien.Laporan PA diharapkan bisa disampaikan secara reguler dan
sesuai dengan waktu yang ditentukan, kemudian PP harus melakukan
tindak lanjut atau memberikan masukan tentang laporan yang telah
disampaikan.

7. Tanggung Jawab, Wewenang Dan Akuntabilitas.


prinsip ini menyatakan bahwa :
a. Agar organisasi dapat menggunakan sumberdaya-sumberdaya nya
dengan lebih efisien, tanggung jawab untuk tugas-tugas tertentu
diberikan ketingkatan organisasi yang paling bawah dimana ada cukup
kemampuan dan informasi untuk menyelesaikannya.
b. Konsekuensi wajar peranan tersebut adalah bahwa setiap individu
dalam organisasi untuk melaksanakan tugas yang dilimpahkan
kepadanya dengan efektif, dia harus diberi wewenang secukupnya.
Bagian penting dari delegasi tanggung jawab dan wewenang adalah
akuntabilitas penerimaan tanggung jawab dan wewenang berarti
individu juga setuju untuk menerima tuntutan pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas.Bagi manajer, selain harus mempertanggung
jawabkan tugas-tugasnya sendiri, juga harus mempertanggung
jawabkan pelaksanaan tugas bawahannya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Edwards, dkk (2018)


dengan judul “Delegasidan Perpindahan Tugas Antara
Perawatan Primer dan Perawat Pelaksana di Veteran”
didapatkan hasil pendelegasian yang dilakukan secara tepat dan benar dari
perawat primer ke pelaksana dapat mengurangi kesalahpahaman dalam
melakukan asuhan keperawatan.
BAB III

PENGKAJIAN FUNGSI PENGARAHAN DAN PENGAWASAN

A. PENDELEGASIAN
Kajian Data :
1) Jenis pendelegasian
a) Wawancara
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap kepala
ruang di BangsalArjuna di dapatkan hasil bahwa jenis
pendelegasian di BangsalArjuna dilakukan secara langsung
maupun tidak langsung.Pendelegasian secara langsung berupa
wewenang secara langsung yang dikomunikasikan oleh Karu
kepada perawat yang telah dipilih.Pendelegasian secara tidak
langsung berupa komunikasi yang dilakukan melalui sosial media
atau telepon.Namun delegasi di BangsalArjunatidak dilakukan
secara tertulis dan lebih sering melakukan delegasi di media sosial
yaitu WhatsApp.
2) Mekanisme pendelegasian
a) Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan
kepala ruang Bapak Slamet wibowo, S.kep.,Ners di
BangsalArjuna di dapatkan hasil bahwa perawat yang akan
diberikan delegasi harus perawat yang dinilai memiliki kinerja
baik, mau dan mampu untuk menangani semua kegiatan KARU.
Jika perawat belum mengerti dengan kegiatan-kegiatan yang harus
dilakukan, maka KARU memberikan penjelasan terlebih dahulu.
3) Prinsip pendelegasian
a) Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap
kepala ruang di BangsalArjuna di katakan bahwa prinsip dari
pendelegasian tersebut adalah perawat yang diberikan mengerti
dan mampu mengcover kegiatan KARU. Kegiatan seperti operan,
pre-conference, post-conference dilakukan sesuai SOP. Tetapi di
Ruang Arjuna belum memiliki lembar SOP pre-conference dan
post-conference.
4) Penetapan tugas yang akan didelegasikan
a) Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap
kepala ruang di BangsalArjuna didapatkan hasil bahwa penetapan
tugas yang didelegasikan dilakukan secara lisan atau melalui
media sosial (WA).Kepala Ruang menjelaskan tugas-tugas yang
harus dilakukan pada hari itu.
5) Tugas terurai dengan jelas
a) Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap
kepala ruang di BangsalArjuna di dapatkan hasil bahwa tugas
yang didelegasikan langsung pada intinya.
ANALISIS SWOT

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREAT


Aspek yang dikaji
(Kekuatan) (Kelemahan) (Kesempatan) (Ancaman)

1. Pendelegasian 1. Pendelegasian tetap di 1. Ketidakpatuhan perawat 1. Penyuluhan pentingnya 1. Tidak tercapainya tujuan /
a. Jenis lakukan melalui media terhadap SOP yang telah pendelegasian secara resmi. tugas yang telah
b. Mekanisme sosial/telpon. ada. 2. Penyuluhan dampak dan dilimpahkan.
c. Priinsip 2. Tugas-tugas dijelaskan 2. Perawat melakukan kerugian tidak dilakukan 2. Hasil dari tugas tidak
d. Penetapan melalui media sosial. pendelegasian dengan pendelegasian secara resmi. tercapai secara maksimal.
tugas media sosial, tidak 3. Mengusulkan pengadaan SOP 3. Menurunya kepercayaan
e. Tugas terurai dengan tertulis (surat). Pendelegasian bawahan kepada atasan.
3. Tidak dijelaskan secara 4. Ketidakpatuhan atasan
teratur/terperinci tugas- terhadap bawahan.
tugas secara tertulis di 5. Munculnya tuntukan
surat delegasi. hukum akibat pelimpahan
4. Perawat atau Karu tidak tugas yang tidak resmi.
mengisi form
pendelegasian yang
sudah ada.
IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA DATA

No Data Fokus Masalah

1.  Data Subjektiff Kurang optimalnya penggunaan form


Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap kepala ruang di pendelegasian secara resmi dan tertulis.
BangsalArjuna di dapatkan hasil bahwa jenis pendelegasian di BangsalArjuna
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Pendelegasian secara
langsung berupa wewenang secara langsung yang dikomunikasikan oleh Karu
kepada perawat yang telah dipilih.Pendelegasian secara tidak langsung berupa
komunikasi yang dilakukan melalui sosial media (WhatsApp). Namun
delegasi diruang Arjuna tidak dilakukan secara tertulis.
 Data Objektf
 Di ruangan sudah ada form untuk pendelegasian, tetapi tidak di gunakan,
pendelegasian yang di gunakan di ruang Arjuna melalui media sosial/WA
dan secara lisan.
PRIORITAS MASALAH

Prioritas Masalah Jumlah

No Masalah Importancy T R Prioritas


IxTxR
P S RI PC DU Pc

1. Kurang optimalnya penggunaan


form

pendelegasian secara resmi dan


tertulis.

Keterangan :

1. Importancy (I) atau pentingnya masalah


Prevalency (P) : Masalah lebih banyak serius
Secerity (S) : Akibat yang ditimbulkan apabila tidak ditangani.
Rate of Increase (RI) : Angaka kenaikan
Public concern (PC) : Perhatian masyarakat
Degree of Unmeetneeds(DU) : Tingkat keinginan yang tidak terpenuhi
Politic Climate (PC) : Politic Climate
2. Technology (T) : Tehnologi yang tersedia
3. Resource (R) : Sumber daya yang tersedia (manusia,dana,alat,dll
4. Skala Nilai : 1-5
ALTERNATIF CARA PENYELESAIAN MASALAH

Penyebab Masalah Rencana Penyelesaian Masalah

1. Kurang optimalnya penggunaan form pendelegasian secara a) Studi literatur masalah pendelegasian
resmi dan tertulis b) Membuat SPO dan form pendelegasian
MAN
c) Penyampaian model pendelegasian
--
d) Penyampaian format pendelegasian

Kurang optimalnya
penggunaan form
pendelegasian
secara resmi dan
tertulis
DIAGRAM FISHBONE

1. Kurang optimalnya penggunaan form pendelegasian secara resmi dan tertulis


METODE MATERIAL

-- Belum ditemukan form


pendelegasian
BAB IV

POA (Plan Of Action)

NO. RENCANA TINDAKAN METODE SASARAN BAHAN DAN WAKTU TEMPAT PELAKSANAN
ALAT

Studi literatur model Karu, Katim, .... Agustus Bangsal


1 Diskusi Jurnal, literatur
pendelegasian PA 2018 Arjuna

Pembuatan Standar
Karu, Katim, .... Agustus Bangsal
2 Operasional Prosedur Diskusi Jurnal, literatur
PA 2018 Arjuna
tentang Pendelegasian

Melakukan diskusi
Karu, Katim, .... Agustus Bangsal
3 mengenai form Diskusi Jurnal, literatur
PA 2018 Arjuna
Pendelegasian

Sosialisasi pentingnya Karu, Katim, .... Agustus Bangsal


4 pendelegasian secara Diskusi Jurnal, literatur
PA 2018 Arjuna
resmi.
Sosialisasi dampak dan
kerugian tidak dilakukan Karu, Katim, .... Agustus Bangsal
5 Diskusi Jurnal, literatur
pendelegasian secara PA 2018 Arjuna
resmi.
LAPORAN PELAKSANAAN

NO TINDAKAN WAKTU TEMPAT PESERTA EVALUASI PELAKSANA

Melakukan studi literatur dan Agustus 2018 Karu, Katim


1 jurnal tentang model Bangsal Arjuna dan perawat
pendelegasian pelaksana
2 Bersama KARU dan KATIM Agustus 2018 Bangsal Arjuna Karu, Katim
Mengusulkan pengadaan SOP dan perawat
ruangan tentang pendelegasian. pelaksana

3 Sosialisasi kembali tentang Agustus 2018 Bangsal Arjuna Karu, Katim


pentingnya delegasi secara resmi dan perawat
pelaksana

4 Bersama Karu, Katim dan Agustus 2018 Bangsal Arjuna Karu, Katim
perawat pelaksana dan perawat
mensosialisasikan kembali pelaksana
tentang dampak dan kerugian
tidak dilakukan pendelegasian
secara resmi.
5 Melakukan/Action pelaksanaan Bangsal Arjuna Karu dan
pengawasan terhadap sistem katim
pendelegasian
DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. Malayu, S.P. Hasibuan. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia.


Jakarta: PT. Bumi Aksara

Kesumanjaya, Rifly, 2010. “Pengaruh Pendelegasian Wewenang dan


Komitmen terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada bagian Sumber
Daya Manusia (SDM) PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan,
Skripsi, Universitas SumatEra Utara: Medan.

Magnusson, C., Allan., Horton.,m et al. 2017. An Analysis of delegation


styles among newly qualified nurses. Journal. RCNi.com. University
Of Surrey: Guilford, England

Marquis, B.L., dan C.J. Huston. 2000. Leadership roles and management
functions in nursing. Philadelphia: JB Lippincott.

Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan: Penerapan dalam Praktik


Keperawatan Profesional. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Rowland, H.S., dan B.L. Rowland.2009. Nursing Administration


Handbook.Edisi 4. Maryland: An Aspen Publication.

Vestal, K.W. 2008.Nursing Management: Control and Issues.Edisi 2.


Philadelphia: J.B. Lippincott.

Sutarto. 2006. Dasar-dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press
JADWAL IMPLEMENTASI

Nama Mahasiswa :

NIM :

No Kegiatan Minggu ke 2 Minggu ke 3


Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1 Mengusulkan pengadaan resosialisasi
pentingnya pendelegasian tertulis

2 Melakukan sosialisasi tentang


pentingnya pendelegasian secara resmi
3 Observasi

4 Evaluasi keefektifan implementasi


SURAT PENDELEGASIAN TUGAS

Yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : ............................................................................

NIP : ............................................................................

Unit Kerja : ............................................................................

Jabatan : ..........................................................................

Menyatakan tidak dapat melaksanakan tugas sebagai……………………….. pada

Hari/tanggal : ............................................................................

Demi kelancarran pelaksanaan tugas tersebut, saya mendelegasikan pelaksanaan tugas


beserta kewenangannya kepada

Nama : ............................................................................

NIP : ............................................................................

Unit Kerja : ............................................................................

Jabatan : ............................................................................

Demikian surat pendelegasian ini saya buat dengan sungguh-sungguh.

Solo, ……………………2018

Yang mendelegasikan tugas Penerima Delegasi

(………………………………........)(……………………………….....)

Anda mungkin juga menyukai