Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PADA KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

Disusun oleh
MUDRIKAH
010112a060

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES NGUDI WALUYO
TA 2015

LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH
I.

Masalah Utama
Gangguan konsep diri : harga diri rendah

II.

Proses Terjadinya Masalah


A. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri. Adanya perasaan hilang percaya diri , merasa
gagal karena karena tidak mampu mencapai keinginansesuai ideal diri
(keliat. 1998). Menurut Schult & videbeck (1998) gangguan harga diri
rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan,
yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.
Tanda dan Gejala
Menurut Carpenito, L.J (1998 : 352); Keliat, B.A (1994 : 20)
1) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat
tindakan terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena
rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker
2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi
jika saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan
mengkritik diri sendiri.
3) Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak
mampu, saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa
4) Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin
bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.
5) Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya
tentang memilih alternatif tindakan.

6) Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
B. Penyebab
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat
terjadi secara :
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi,
kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja,
perasaan malu karena sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN,
dipenjara tiba-tiba).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena :
Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik
yang

sembarangan,

pemasangan

alat

yang

tidak

sopan

(pencukuran pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perneal).


Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak
tercapai karena dirawat/ sakit/ penyakit.
Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya
berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai
tindakan tanpa persetujuan.
b. Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu
sebelum sakit/ dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang
negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif
terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang
maladaptive. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik
yang kronis atau pada klien gangguan jiwa. Dalam tinjauan life span
historyklien, penyebab HDR adalah kegagalan tumbuh kembang,
misalnya sering disalahkan, kurang dihargai, tidak diberi kesempatan
dan tidak diterima dalam kelompok (Yosep, 2007)
Tanda dan Gejalanya :

Data subjektif : mengungkapkan ketidakmampuan dan meminta


bantuan orang laindan mengungkapkan malu dan tidak bisa bila
diajak melakukan sesuatu.

Data objektif : tampak ketergantungan pada orang lain, tampak


sedih dan tidak melakukan aktivitas yang seharusnya dapat
dilakukan, wajah tampak murung.

C. Akibat
Harga diri rendah dapat membuat klien menjdai tidak mau maupun tidak
mampu bergaul dengan orang lain dan terjadinya isolasi sosial : menarik
diri. Isolasi sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak
fleksibel pada tingkah laku yang maladaptive, mengganggu fungsi
seseorang dalam hubungan sosial (DEPKES RI, 1998 : 336).
Tanda dan gejala :
Data Subyektif :
a. Mengungkapkan untuk memulai hubungan/ pembicaraan
b. Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang
lain
c. Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain
Data Obyektif :
a. Kurang spontan ketika diajak bicara
b. Apatis
c. Ekspresi wajah kosong
d. Menurun atau tidak adanya komunikasi verbal
e. Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat berbicara

III.

Pohon Masalah
Risiko tinggi perilaku kekerasan

Effect

Perubahan persepsi sensori

Isolasi sosial

Core probelm

harga diri rendah kronik

Causa

koping individu tidak efektif


sumber: Fitria (2009)

Data yang perlu dikaji:


1. Isolasi sosial: menarik diri
Data yang perlu dikaji:
Data Obyektif
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri di
kamar, banyak diam.
Data Subyektif
Ekspresi wajah kosong, tidak ada kontak mata, suara pelan dan tidak
jelas.
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
Data yang perlu dikaji:
a. Data Subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri
b. Data Obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.
3. Gangguan citra tubuh
Data yang perlu dikaji:
a. Data subyektif
Mengungkapkan tidak ingin hidup lagi, mengungkapkan sedih karena
keadaan tubuhnya, klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang
lain, karena keadaan tubuhnya yang cacat.
b. Data obyektif
Ekspresi wajah sedih, tidak ada kontak mata ketika diajak bicara, suara
pelan dan tidak jelas, tampak menangis.
V. Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah
2. Gangguan citra tubuh
VI. Rencana Tindakan Keperawatan

Dx 1 : Harga diri rendah


Tujuan umum : Kien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
4. Klien dapat merencanakn kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
Dx 2 : Gangguan citra tubuh
Tujuan umum : klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri
rendah/klien akan meningkat harga dirinya
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
4. Klien dapat menetapkan/merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

STRATEGI PELAKSANAAN (SP)


Masalah Utama

: Harga Diri Rendah

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
a.
b.
c.
d.
e.

Klien kelihatan sering menyendiri


Klien mengatakan malu dan tak berguna
Klien sering mengatakan dirinya tidak mampu melakukan sesuatu,
Klien lebih banyak diam,
Selama berkomunikasi kontak mata kurang

2. Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah


B.

STRATEGI PELAKSANAAN
1. Tindakan keperawatan untuk pasien
Tujuan
1. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

2.

Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.

3.

Klien dapat memilih kemampuan yang akan digunakan


4. Klien mampu melakukan kegiatan sesuai kondisi dan

kemampuan

yang dimilikinya
SP 1 Pasien: Membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi
kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi
kebutuhan; mempraktekkan pemenuhan kebutuhan yang
tidak terpenuhi
I.

Orientasi
1.

Salam terapeutik
Selamat pagi, perkenalkan nama saya Mudrikah, panggil saya Ika saja.
Saya adalah perawat di ruang ini. Kalo ada yang harus dibantu, anda
dapat menemui saya. Namanya siapa?, senang dipanggil apa?oh jadi
nama anda Ny. A ya, dan biasa dipanggil Ny. A ya..

2.

Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan Ny A pagi ini?
Dengan siapa Ny A kemari?

Ada apa dirumah sampai dibawa kemari? Apa yang Ny A rasakan?Oh


jadi dirumah saja, tidak mau keluar karena malu ya..
3.

Kontrak
Topik

:Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan /


hobi atau hal-hal yang biasa Ny. A lakukan.

II.

Tempat

:Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau disini?

Waktu

: Mau berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit?

Kerja
Apakah Ny A masih punya Ibu dan Bapak ? Apakah Ibu menyayangi Ny A ?
Nah, ternyata Ny A punya Ibu yang menyayangi. Apakah Bapak menyayangi
Ny. A ? Punya Bapak yang meyayangi juga. Tidak semua lho., punya Ibu dan
Bapak yang meyayangi seperti Ny A. Bagaimana dengan kakak, adik dan
saudara-saudara yang lain ? Harusnya Ny A, banyak bersyukur dengan
kondisi seperti itu.
Sekarang coba ceritakan kepada pak Saya, kemampuan apa yang bias
dilakukan? Bagaiman dengan hobi ?apa yang biasa Ny A lakukan dirumah?
dari kamar tidur dulu deh, terus apa lagi di kamar tamu, di dapur, di
halaman. Wah bagus sekali (sambil dibuat daftar).
Sekarang yang biasa dilakukan disekolahatau /tempat kerja.
Wah ternyata banyak sekali kemampuan yang Ny A bisa lakukan.Sekarang
dari kemampuan-kemampuan ini, menurut Ny A mana saja yang bisa
dilakukan di rumah sakit.Bagaimana dengan menyapu.Bisa ?Bagus. Kalo
menonton TV ?Bagus ! Kalo memasak ? Tidak ya..? Tetapi Ny A bisa bantu
menyiapkan makanan untuk teman-teman. Iya khan.?
Sekarang dari kemampuan yang bisa dilakukan di RS, mana yang akan
dilakukan dulu. Menyapu..? Bagus.! Baik kita siapkan sapu terus kita
menyapu ya Sapunya ada diruangan belakang itu ya.Yuk kita ambil. Wah
Mny A pinter menyapunya. Bagus. Ruangannya jadi kelihatan bersih khan
sekarang. Nanti Ny A bisa bantu menyapu mba Dar ( nama cleaning servis)
ya.?

III. Terminasi
1.

Evaluasi

a.

Evaluasi subjektif

Bagaimana perasaan Ny A setelah kita bercakap-cakap?.


b.

Evaluasi Objektif

Apa saja tadi kemampuan/kebiasaan yang Ny A lakukan, bagus sekali ada


beberapa kemampuan.
Apa saja yang tadi disenangi di keluarga dan di rumah, bagus sekali,Kalo
menyapu dari mana dulu Bagus.
2.

Rencana Tindak lanjut klien


Baiklah Ny A, selanjutnya saya buatkan jadual menyapu ya. ? Mau
berapa kali Ny A membantu menyapu 2 kali dulu saja ya.. pagi jam
06.30 dan sore jam 16.30. Ini jadualnya, nanti kalo Nar menyapu, di
kasih tanda centhang, kalo tidak di centhang di bawah kata tidak.

3.

Kontrak
Topik :Besok kita lihat jadualnya. Kalo sudah dilaksanakan kita akan
bercakap-cakap lagi tentang kemampuan yang kedua
ya..Bagaimana ?
Tempat: Tempatnya mau di mana? Bagaimana kalau di sini saja,
Waktu : Bagaimana kalau jam 10.00 ? Okey sampai besok ya
SP 2 : Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan
kemampuan pasien.
Orientasi :
Selamat pagi, bagaimana perasaan Ny A pagi ini ? Wah, tampak
cerah . Bagaimana Ny A, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore
kemarin/ tadi pagi? Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu
lagi, sekarang kita akan latihan kemampuan kedua. Masih ingat apa
kegiatan itu ?. Ya benar, kita akan latihan mencuci piring di
dapur. Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur!
Kerja :
Ny A sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu
perlengkapannya, yaitu sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun

khusus untuk mencuci piring, dan air untuk membilas., Ny A bisa


menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya jangan lupa
sediakan tempat sampah untuk membuang sisa-makanan.. Sekarang
saya perlihatkan dulu ya caranya. Setelah semuanya perlengkapan
tersedia, Ny A ambil satu piring kotor, lalu buang dulu sisa kotoran
yang ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian Ny A
bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut/tapes yang
sudah diberikan sabun pencuci piring. Setelah selesai disabuni, bilas
dengan air bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di piring
tersebut. Setelah itu
bersih

tadi

di

rak

Ny A bisa mengeringkan piring yang sudah


yang

sudah

tersedia

di

dapur.

Nah

selesaiSekarang coba Ny A yang melakukanBagus sekali, Ny


A dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik. Sekarang dilap
tangannya.
Terminasi :
Bagaimana perasaan

Ny A setelah latihan cuci piring ?.

Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi


kegiatan sehari-hari Ny A Mau berapa kali mencuci piring? Bagus
sekali Ny A mencuci piring tiga kali setelah makan. Besok kita
akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan tempat
tidur dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita
akan latihan mengepel. Mau jam berapa ? Sama dengan sekarang ?
Sampai jumpa
1. Tindakan keperawatan pada keluarga
Keluarga diharapkan dapat merawat pasien dengan harga diri rendah di
rumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien.
Tujuan :
a. Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki pasien
b. Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih
dimiliki pasien
c. Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien

d. Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan


pasien
Tindakan keperawatan :
a. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
b. Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada
pasien
c. Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan
memuji pasien atas kemampuannya
d. Jelaskan cara-cara merawat pasien dengan harga diri rendah
e. Demontrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
f. Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara
merawat pasien dengan harga diri rendah seperti yang telah
perawat demonstrasikan sebelumnya
g. Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah

SP 1 Keluarga : Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga


dalam merawat pasien di rumah, menjelaskan tentang pengertian,
tanda dan gejala harga diri rendah, menjelaskan cara merawat pasien
dengan harga diri rendah, mendemonstrasikan cara merawat pasien
dengan harga diri rendah, dan memberi kesempatan kepada keluarga
untuk mempraktekkan cara merawat
Orientasi :
Selamat pagi !. Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?.
Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat
Bapak? Berapa lama waktu Bapak/Ibu?30 menit? Baik, mari duduk di
ruangan wawancara!
Kerja :
Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah Ny A. Ya
memang benar sekali Pak/Bu, Ny A itu memang terlihat tidak percaya
diri dan sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada Ny A,
sering menyalahkan dirinya dan mengatakan dirinya adalah orang

paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu memiliki


masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiranpikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila keadaan Ny A
ini terus menerus seperti itu, Ny A bisa mengalami masalah yang lebih
berat lagi, misalnya

jadi malu bertemu dengan orang lain dan

memilih mengurung diri


Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri
rendah?. Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti. Setelah kita
mengerti bahwa masalah tadi dapat menjadi masalah serius, maka
kita perlu memberikan perawatan yang baik untuk Ny A. Bpk/Ibu,
apa saja kemampuan yang dimiliki Ny A? Ya benar, dia juga
mengatakan hal yang sama(kalau sama dengan kemampuan yang
dikatakan Ny A)
Ny A itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat
tidur dan cuci piring. Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya.
Untuk itu, Bapak/Ibu dapat mengingatkan Ny A untuk melakukan
kegiatan tersebut sesuai jadual. tolong bantu menyiapkan alatalatnya, ya Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian agar harga
dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual yang
kegiatannya.
Selain itu, bila Ny A sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit,
bapak/Ibu tetap perlu memantau perkembangan Ny A. Jika masalah
harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi, bapak/Ibu
dapat membawa Ny A ke rumah sakit
Nah

bagaimana

kalau

sekarang

kita

praktekkan

cara

memberikan pujian kepada Ny A. temui Ny A dan tanyakan kegiatan


yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian yang yang mengatakan:
Bagus sekali Ny A, kamu sudah semakin terampil mencuci piring.
Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus
Terminasi :

Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah percakapan kita ini?.


Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi t dan
bagaimana cara merawatnya?. Bagus sekali bapak/Ibu dapat
menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali Bapak/Ibu kemari lakukan
seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.. Bagaimana kalau kita
bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara memberi pujian
langsung kepada Ny A. Jam berapa Bp/Ibu datang? Baik saya
tunggu. Sampai jumpa.
SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat
pasien dengan masalah harga diri rendah langsung kepada pasien
Orientasi :
Selamat pagi Pak/Bu. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari
ini?. Bapak/IBu masih ingat latihan merawat keluarga Bapak/Ibu
seperti yang kita pelajari dua hari yang lalu?. Baik, hari ini kita
akan mampraktekkannya langsung kepada Ny A. Waktunya 20
menit. Sekarang mari kita temui Ny A
Kerja :
Selamat pagi Ny A. Bagaimana perasaan Ny A hari ini?. Hari
ini saya datang bersama keluarga Ny A. Seperti yang sudah saya
katakan sebelumnya, keluarga Ny A juga ingin merawat Ny A agar Ny
A cepat pulih.(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai
berikut)
Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang
sudah kita latihkan beberapa hari lalu, yaitu memberikan pujian
terhadap

perkembangan

keluarga

Bapak/Ibu(Saudara

mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti


yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
Bagaimana perasaan Ny A setelah berbincang-bincang dengan
keluarga?. Baiklah, sekarang saya dan orang tua Ny A ke ruang

perawat dulu(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk


melakukan terminasi dengan keluarga)
Terminasi :
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?Mulai
sekarang Bapak/Ibu sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada
Ny A tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan
pengalaman Bapak/Ibu melakukan cara merawat yang sudah kita
pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang

Pak/Bu

Sampai jumpa
SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
Orientasi :
Selamat pagi Pak/Bu. Karena hari ini bapak direncanakan
pulang, maka

kita akan membicarakan jadwal Bapak selama di

rumah. Berapa lama Bpk/Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di


kantor
Kerja :
Pak/Bu ini jadwal kegiatan Bapak selama di rumah sakit. Coba
diperhatikan, apakah semua dapat dilaksanakan di rumah?Pak/Bu,
jadwal yang telah dibuat selama Ny A dirawat dirumah sakit tolong
dilanjutkan dirumah, baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum
obatnya
Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku
yang ditampilkan oleh Ny A selama di rumah. Misalnya kalau Bapak
terus menerus menyalahkan diri sendiri dan berpikiran negatif
terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan
perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera
hubungi rumah sakit atau bawa Ny A lansung kerumah sakit
Terminasi:

Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan


harian Ny A. Jangan lupa kontrol ke rumah sakit sebelum obat habis
atau ada gejala yang tampak. Silakan selesaikan administrasinya!

DAFTAR PUSTAKA
Keliat,Budi A. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta:
EGC.
Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa.
Yogyakarta : Momedia
Purwaningsih, Wahyu. Karlina, Ina. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa.
Jogjakarta: Nuha Medika Press.
Rasmun S. Kep. M 2004.Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon
Masalah Keperawatan.Jakarta : CV Sagung Seto
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 2006.
Jakarta : Prima Medika.

Anda mungkin juga menyukai