OLEH
Aktualisasi
a. Konsepdiripos Hargadirirenda Kesatuani Depersonalisasi
diri itif h dentitas
b.
c. Fatorpsikologi.
Pada klien yang mengalami gangguan konsep diri harga diri rendah
diakibatkan karena koping individu tidak efektif, maka klien akan
merasa minder, tidak mampu, tidak bicara, yang terjadi karena :
- Privasi yang kurangdiperhatikan.
- Harapanakanstruktur.
- Perlakukan petugas yang kurang baik.
Dari ketiga hal diatas akan menyebabkan individu sering menyadari
sehingga ia akan memikirkannya secara terus-menerus sehingga
rangsangan internal turut di ikuti yang kemudian akan mengakibatkan
ia merasuk diri.
C. Pohon Masalah
Kopingindividutidakefektif
F. Rencanatindakankeperawatan
Dx 1. Gangguang interaksi sosial : menarik diri berhubungan dem\ngan
harga diri rendah
TUM :
Klien dapat berhubungan dengan orang lain seacara optimal
TUK :
1. TUK 1 : klien dapat membina hubungan saling percaya
a. Kriteria evaluasi : setelah dilakukan 2x pertemuan klien dapat
menunjukkan ekspresi wajah bersahabat, kontak mata,
menyebutkan namanya, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.
b. Intervensi :
1. sapakliendenganramah
2. perkenalakandiridengansopan
3. tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai oleh
klien
4. jelaskantujuanpertemuan
5. tunjukan empati dalam menerima klien apa adanya.
6. beri perhataian pada klien dan perhatikan kehidupan dasar klien
2. TUK II : klien dapat mengidentifikasi kedmampuan yang dimiliki
a. Kriteria evaluasi : setelah dilakukan 4x pertemuan klien dapat
mengidentifikasi kemmapuan yang dimiliki
b. Intervensi :
1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2. Setiap bertemu klien hindarkan dari penilaian negartif
3. Utamakanmemberipujian yang realistik
3. TUK III : klien dapat menilai kedmmapuan yang dimiliki atau
figunakan
a. Kriteriaevaluasi :
1. klien menilai kemampuan yang dapat digunakan dirumah sakit
Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilakukan
selama sakit
2. klien menilai kemampuan yang dapat digunakan dirumah
b. Intervensi
1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilakukan
selama sakit
2. Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilanjutkan
penggunaanya dirumah .
4. TUK IV : klien dapat merencana kegiatan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki
a. Kriteria evaluasi : klien dapat membuat rencana hasil.
b. Intervensi
1. Rencanakan bersama klien beraktifitas yang dapat dilakukan
setiap hari sesuai dengan kemampuannya.
2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan kemmapuannya.
3. beri contoh cara pelaksanaan sesuai kegiatan yang pernah
dilakukan.
5. TUK V : klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan sehat sakit dan
kemampuannya
a. Intervensi :
1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan
2. Beri pujianataskeberhasialannya.
3. diskuiskankemungkinanpelaksanaandirumah
6. TUK VI : klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
a. Kriteriaevalusia
1. Keluargaberidukungandanpujian
2. Keluargamemahamijadwalharianklien
b. Intervensi
1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat
klien harga diri rendah
2. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
3. Bantu keluargamenyiapkanlingkungandirumah
SP 1 Klien HDR
Orientasi
“Selamat pagi! Bagaimana keadaan T hari ini? T terlihat segar”
”Dimana kita duduk? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana
kalau 20 menit?
Kerja
”T, apa saja kemampuan yang T miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya!
Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa T lakukan? Bagaimana dengan
merapikan kamar? Menyapu? Mencuci piring dan seterusnya. Wah bagus sekali
ada lima kemampuan dan kegiatan yang T miliki!”
”T, dari kelima kegiatan/kemampuan ini, yang masih dapat dikerjakan di rumah
sakit? (mis. Ada tiga yang masih dapat dilakukan). Bagus sekali ada tiga kegiatan
yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini!”
”Sekarang, coba T pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit
ini. Baik, yang nomor satu, merapikan tempat tidur? Kalau begitu, bagaimana
kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur T. Mari kita lihhat tempat tidur
T! Coba lihat, sudah rapikah tempat tidurnya?”
”Nah, kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. Nah
sekarang kita pasang lagi seprainya, kita mulai dari arah atas, ya bagus! Sekarang
sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil
bantal, rapikan dan letakkan di sebeah atas/kepala. Mari kita lipat selimut!
Bagus!”
”T sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
bedakan dengan sebelum dirapikan! Bagus!”
”Coba T lakukan dan jangan lupa memberi tanda di kertas daftar kegiatan, tulis M
(mandiri) kalau T lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) kalau T melakukan
dengan dibantu, dan tulis T (tidak) kalau T tidak melakukan (perawat memberi
kertas berisi daftar kegiatan harian)”
Terminasi
”Bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan tempat
tidur?. Ya, T ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di
rumah sakit ini. Salah satunya, merapikan tempat tidur, yang sudah T praktikkan
dengan baik sekali. Nah, kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah
pulang. Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. T mau berapa kali
sehari merapikan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi jam berapa? Lalu
sehabis istirahat, jam 4 sore”
”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. T masih ingat kegiatan
pada lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapikan tempat tidur?
Ya bagus, cuci piring.....kalau begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8
pagi di dapur ruangan ini sehabis makan pagi. Sampai jumpa ya!”
Kerja
“Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang masalah T?”
“Ya memang, benar sekali Pak/Bu, T itu memang terlihat tidak percaya diri dan
sering menyalahkan dirinya adalah orang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain,
anak Bapak/Ibu mengalami masalah harga diri rendah yang ditandai dengan
munculnya pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Jika
keadaannya terus menerus seperti itu, T dapat mengalami masalah yang lebih
berat lagi, misalnya T jadi malu bertemu dengan orang lain dan memilih
mengurung diri.”
“Sampai di sini, Bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah? Bagus
sekali Bapak/Ibu sudah mengerti!”
“Setelah kita mengerti bahwa masalah T dapat menjadi masalah serius, kita perlu
memberikan perawatan yang baik untuk T.”
“Bapak/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki T? Ya, benar, dia juga
mengatakan hal yang sama.” (jika sama dengan kemampuan yang dikatakan oleh
T)
”T telah berlatih dua kegiatan, yaitu merapikan tempat tidur dan cuci piring. T
juga telah dibuatkan jadwal untuk kegiatan tersebut. Untuk itu, Bapak/Ibu dapat
mengingatkan T untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadwal. Tolong bantu
menyiapkan alat-alatnya ya Pak/Bu. Jangan lupa memberikan pujian agar harga
dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda contreng pada jadwal kegiatannya.
Selain itu, jika T sudah tidak lagi dirawat di rumah sakit, Bapak/Ibu tetap perlu
memantau perkembangan T. Jika masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak
tertangani lagi, Bapak/Ibu dapat membawa T ke Puskesmas”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktikkan cara memberikan pujian kepada
T. Temui T dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian
seperti ”Bagus sekali T, kamu sudah semakin terampil mencuci piring!”
Terminasi
”Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah percakapan kita ini?”
”Bagus sekali Bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah, setiap kali
Bapak/Ibu mengunjungi T lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.”
”Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara
memberi pujian langsung kepada T?”
”Pukul berapa Bapak/Ibu datang? Baik akan saya tunggu. Sampai jumpa!”
DAFTAR PUSTAKA