ASUHAN KEPERAWATAN
BAYI BBLR DENGAN ASPIRASI
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
Keperawatan Gawat Darurat yang berjudul “ ASKEP KLIEN BBLR DENGAN
ASPIRASI “. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan dan
hambatan, akan tetapi berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, penulis dapat
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para
pembaca.
Kelompok 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah
kesehatan yang sering dialami pada sebahagian masyarakat yang ditandai
dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Kejadian BBLR pada dasarnya
berhubungan dengan kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan ibu
dan hal ini berhubungan dengan banyak faktor dan lebih utama pada masalah
perekonomian keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan
pun kurang. Namun kejadian BBLR juga dapat terjadi tidak hanya karena
aspek perekonomian, dimana kejadian BBLR dapat saja tejadi pada mereka
dengan status perekonomian yang cukup. Hal ini dapat berkaitan dengan
paritas, jarak kelahiran, kadar hemoglobin dan pemanfaatan pelayanan
antenatal. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas,
morbiditas dan diabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak
jangka panjang terhadap kehidupannya di masadepan.
Resiko aspirasi pada BBLR merupakan suatu masalah keperawatan
yang beresiko mengalami masuknya sekresi gastrointestinal,sekresi orofaring
benda cair atau padat kedalam saluran trakeobronkhial akibat disfungsi
mekanisme protektif saluran nafas pada BBLR yang mengalami peningkatan
sekresi kelenjar saliva di mulut.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran dan mampu menerapkan Asuhan
keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan pada masalah bayi
berat lahir rendah dengan aspirasi
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan secara tepat pada bayi
dengan berat badan lahir rendah dengan aspiraasi
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas
masalah pada bayi dengan berat badan lahir rendah dengan aspirasi
c. Mampu merumuskan perencanaan asuhan secara tepat pada bayi
dengan berat badan lahir rendah sesuai dengan hasil pengkajian
prioritas masalah keperawatan dan mampu melaksanakan asuhan
keperawatan sehingga dapat mengatasi masalah yang dihadapi pada
bayi dengan berat badan lahir rendah dengan aspirasi
d. Mampu melakukan evaluasi terhadap tingkat keberhasilan pemberian
asuhan keperawatan pada bayi dengan bayi berat badan lahir rendah
dengan aspirasi
BAB II
KONSEP TEORI
A. Definisi
Resiko aspirasi pada bayi adalah suatu keadaan yang beresiko mengalami
masuknya sekresi gastrointestinal,sekresi orofaring benda cair atau padat
kedalam saluran trakeobronkhial akibat disfungsi mekanisme protektif saluran
nafas.(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
adalah bayi yang pada saat lahir beratnya kurang dari 2500 gram. BBLR
disebabkan oleh dua penyebab yaitu retardasi pertumbuhan dan disebabkan
oleh umur kehamilan yang kurang. (Sofiani & Asmara, 2014). Dampak BBLR
dapat mengalami berbagai masalah seperti resiko aspirasi, kesulitan
bernafas,dan reflek menyusu yang kurang atau dapat terjadi gangguan nutrisi.
(Elizabeth, et.al, 2013) BBLR mengalami imaturitas organ-organ tubuhnya
seperti organ paru-paru sehingga BBLR mudah mengalami kesulitan bernafas,
fungsi kardiovaskuler yang menurun dan belum matur, fungsi ginjal yang
belum matur, fungsi hati dan pencernaan yang masih lema
B. Etiologi
1. Faktor resiko (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
a. Penurunan tingkat kesadaran.
b. Penurunan refleks muntah dan/atau batuk
c. Gangguan menelan
e. Kerusakan mobilitas fisik
2. Faktor Ibu
a. Penyakit, penyakit yang berhubungan langsung dengan pasien
misalnya perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM,
toksemia gravidarum, dan nefritis akut.
b. Usia ibu, angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20
tahun, dan multi gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian
terendah ialah pada usia antara 26-35 tahun.
c. Keadaan sosial ekonomi, keadaan ini sangat berperan terhadap
timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi teradapat pada golongan
social ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang
kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang. Demikian pula
kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak
sah, ternyata lebih tinggi bila dibandingakan dengan bayi yang lahir
perkawinan yang sah.
d. Sebab lain, karena ibu merokok, ibu peminum alkohol dan pecandu
obat narkotik.
3. Faktor Janin
Faktor janin diantaranya hidramnion, kehamilan ganda dan kelainan
kromosom
4. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan di antaranya tempat tinggal di dataran tinggi radiasi dan
zat-zat tertentu. (Suryadi dan Yuliani, 2006 )
C. Patofisiologi
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan
tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya,
yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya
oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan
berkurang.
reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi
pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih
besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang
sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering
melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi,
pada bayi prematur. Kapasitas vital dan kapasitas residual fungsional paru-
lemak juga sangat buruk sehingga bayi premature harus menjalani diet
rendah lemak. Lebih jauh lagi, bayi premature memiliki kesulitan dalam
absorpsi kalsium yang tidak lazim dan oleh karena itu dapat mengalami
rikets yang berat sebelum kesulitan tersebut dikenali. Imaturitas organ lain
infeksi berkurang karena rendahnya kadar IgG gamma globulin, serta bayi
jaringan kulit masih tipis dan rawan terjadinya lecet, system termoregulasi
lemak di bawah kulit dan pusat pengaturan suhu yang belum berfungsi
Faktor Pencetus
Kulit tipis dan lemak Imaturitas system pernafasan Reflek menelan dan menghisap
subcutan kurang blm sempurna
Sel-sel kekurangan
kedinginan O2 dalam sel darah rendah
nutrisi
Co2 tinggi
Kerusakan sel
hipotermi
Asidosis
respiratoris Penurunan
Gangguan BB/kematian
pertukaran gas
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
E. Komplikasi
Menurut (Potter, 2005) komplikasi pada masa awal bayi berat lahir
rendah antara lain yaitu :
1. Hipotermia.
2. Hipoglikemia.
3. Gangguan cairan dan elektrolit.
4. Hiperbilirubinemia.
5. Sindroma gawat nafas (asfiksia).
6. Paten suktus arteriosus.
7. Infeksi.
8. Perdarahan intraventrikuler.
9. Apnea of prematuruty.
10. Anemia
Komplikasi pada masa berikutnya yaitu :
1. Gangguan perkembangan.
2. Gangguan pertumbuhan.
3. Gangguan penglihatan (retionopati).
4. Gangguan pendengaran.
5. Penyakit paru kronis.
6. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit.
7. Kenaikan frekuensi kelainan bawaan.
F. Asuhan Keperawatan
Pengkajian Pengakajian merupakan pengumpulan, pengaturan, validasi, dan
dokumentasu data yang sistematis dan berkesinambungan (Kozier, Erb,
Berman, & Snyder, 2010). Pemeriksaan fisik bayi diusahakan di bawah
pemancar panas dengan penerangan yang cukup.Mintalah ibu hadir selama
pemeriksaan.Hal-hal yang perlu di periksa (Ribek et al., 2011)
a. Biodata Terjadi pada bayi prematur yang dalam pertumbuhan di dalam
kandungan terganggu
b. Keluhan utama Menangis lemah ,reflek menghisap lemah,bayi kedinginan
atau suhu tubuh rendah.
c. Riwayat penyakit sekarang d. Lahir spontan,SC umur kehamilan antara 24
sampai 37 minggu,berat badan kurang atau sama dengan 2.500 gram,apgar
dari 1 sampai 5 menit,0 sampai 3 menunjukkan kegawatan yang parah,4
sampai 6 kegawatan sedang, dan 7 sampai 10 normal.
d. Riwayat penyakit dahulu Ibu memiliki riwayat kelahiran
premature,kehamilan ganda hidramnion
e. Riwayat penyakit keluarga Adanya penyakit tertentu yang menyertai
kehamilan seperti DM, TB.paru, tumor kandungan, kista,hipertensi.
G. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis BBLR secara umum adalah :
1. Berat kurang dari 2500 gram
2. Panjang kurang dari 45 cm
3. Lingkar dada kurang dari 30 cm
4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm
5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
6. Kepala lebih besar
7. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang
8. Otot hipotonik lemah
9. Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea
10. Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus
11. Kepala tidak mampu tegak
12. Pernapasan 40 – 50 kali / menit
13. Nadi 100 – 140 kali / menit
(Prawirohardjo. 2005)
H. Pemeriksaan Penunjang
I. Penatalaksanaan
Menurut Prawirohardjo (2005), penanganan bayi dengan berat badan
lahir rendah adalah sebagai berikut :
1. Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar
perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis
lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator
2. Pelestarian suhu tubuh
K. Intervensi Keperawatan
NO TUJUAN INTERVENSI
1. Setelah mendapat tindakan 1.1. Monitor pernafasan (kedalaman,
keparawatan 3x24 jam tidak terjadi irama, frekuensi )
gangguan jalan nafas(nafas efektif) 1.2. Atur posisi kepala lebih tinggi
Kriteria Hasil : 1.3. Monitor keefektifan jalan nafas,
Akral hangat kalau kerlu lakukan suction.
Tidak ada 1.4. Lakukan auskultasi bunyi nafas
sianosis tiap 4 jam
Tangisan aktif 1.5. Perthankan pemberian O2
dan kuat 1.6. Pertahankan bayi pada inkubator
RR : 30-40x/mt dengan penghangat
Tidak ada 1.7. Kolaborasii untuk X foto thorax
retraksi otot pernafasan
2. 2.1. Pertahankan bayi pada inkubator
dengan kehangatan 37oC
2.2. Beri popok dan selimut sesuai
Setelah mendapatkan tindakan kondisi
keperawatan 3x24 jam tidak terjadi 2.3. Ganti segera popok yang basah
gangguan hipotermi oleh urine atau faeces
Kriteria Hasil : 2.4. Hindarkan untuk sering membuka
Badan hangat penutup karena akan menyebabkan
Suhu : 36,5-37oC fluktuasi suhu dan peningkatan laju
metabolisme
2.5. Atur suhu ruangan dengan panas
yang stabil
3.
3.1 Kaji refleks menghisap dan menelan
3.2 Monitor input dan output
Setelah tindakan keperawatan 3x24 3.3 Berikan minum sesuai program
jam tidak terjadi gangguan nutrisi lewat sonde/spin
Kriteria Hasil : 3.4 Sendawakan bayi sehabis minum
Diet yang diberikan 3.5 Timbang BB tiap hari.
habis tidak ada residu
Reflek menghisap
dan menelan kuat
BB meningkat 100
gr/3hr.
L. Implementasi
Implementasi merupakan bagian aktif dalam asuhan keperawatan yang dilakukan oleh
perawat sesuai denga rencana tindakan. Tindakan ini bersifat intelektual, teknis, dan
interpersonal berupa berbagai upaya untuk memuhi kebutuhan dasar manusia.
Tindakan keperawatan meliputi, tindakan keperawatan, observasi keperawatan,
pendidikan kesehatan/keperawatan, tindakan medis yang dilakukan oleh perawat atau
tugas limpah (Suprajitno, 2004).
K. Evaluasi
Evaluasi merupakan aktivitas yang direncanakan, berkelanjutan dan terarah ketika
pasien dan professional kesehatan menentukan kemajuan pasien menuju
pencapaian tujuan/ hasil dan keefektifan rencana asuhan keperawatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram, tanpa memandang masa gestasi, berat lahir rendah adalah yang
ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah bayi lahir. BBLR yang tidak
ditangani dengan baik dapat mengakibatkan timbulnya masalah pada
semua sistem organ tubuh meliputi gangguan pada pernafasan (aspirasi
meconium.
- Pasien mampu menelan,mengunyah tanpa terjadi aspirasi.
B. Saran