DI SUSUN OLEH :
NIM : 019.01.3621
SEMESTER : V KEPERAWATAN
TUGAS KOMUNITAS
DI SUSUN OLEH :
NIM : 019.01.3634
SEMESTER : V KEPERAWATAN
Saat ini, perkembangan keperawatan didunia menjadi acuan dasar bagi perawat dalam
melakukan perubahan mendasar pada kegiatan profesinya. Pada awalnya, pekerjaan
perawat merupakan pekerjaan vokasional tapi saat ini bergeser menjadi pekerjaan
professional. Perawat yang dahulu berfungsi sebagai perpanjangan tangan dokter, dan
bagian dari tujuan pelayanan klinis, tetapi sekarang berkesempatan memiliki pelayanan
keparawatan mandiri sebagai upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan. Ketika
perawat melakukan praktik keperawatan, diwajibkan untuk menjunjung asas etik dan
profeonalisme. Bagi perawat, asas etik adalah salah satu pondasi yang sangat penting
dalam membuat hubungan baik dengan semua pihak dalam memberi pelayanan
keperawatan. Adanya hubungan yang baik dengan semua pihak yang berperan dalam
pemberian pelayanan kesehatan membuat kemudahan untuk mencapai tujuan bersama,
yaitu kepuasan dan kesembuhan pasien. Adanya hukum antara pasien dan perawat
dimulai dari keperdataan. Untuk mengetahui kedudukan hubungan perawat dan pasien
dalam landasan hukum, dapat dilihat pada pasal 1367 KUH Perdata yang mengemukakan
"Seseorang tidak hanya bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan atas
perbuatannya sendiri, melainkan juga atas kerugian yang disebabkan perbuatan-perbuatan
orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan orang-orang yang berada
dibawah pengawasannya". Apabila terdapat kerugian yang dialami pasien karena
tindakan yang berakibat fatal akan memunculkan permasalahan hukum, khususnya pada
hukum perdata dirumusan pasal 1365 KUH Perdata tentang perbuatan melawan hukum
yang berisikan "Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada
orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya
untuk menggantikan tersebut". Dalam menjalankan tugas dan kewenangan profesinya
perawat secara prinsip telah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1293/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat. Keputusan Menteri ini
sebagai peraturan teknis yang diamanatkan UU Kesehatan Tahun 1992 dan peraturan
pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
Pada Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 menjabarkan bahwa perawat adalah salah
satu tenaga kesehatan yang mempunyai kewenangan dan fungsi khusus yang
membedakannya dengan tenaga kesehatan lain. Peraturan tersebut merupakan peraturan
pelaksana, sebagai norma yuridis yang mengikat perawat dalam melaksanakan profesinya
di rumah sakit. Selan itu, ada kewajiban yang harus diingat dalam Pasal 16 yaitu pertama,
menghormati hak pasien. Kedua, merujuk kasus yang tidak dapat ditangani. Ketiga,
menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Keempat, memberikan informasi. Kelima, meminta pesetujuan tindakan yang akan
dilakukan. Keenam, melakukan catatan perawatan dengan baik. Ketika perawat dapat
melaksanakan kewajibannya dengan baik, maka perawat dapat memperoleh haknya
sebagaimana yang dijelaskan dalam Pasal 36 Undang-Undang No. 38 Tahun 2014
tentang Keperawatan yang mengemukakan bahwa "Perawat berhak memperoleh
perlindungan hukum sepanjang melaksanakan kewajibannya sesuai dengan standar
pelayanan keperawatan, mendapatkan informasi yang benar, lengkap dan jujur dari
pasien atau keluarganya mengenai kondisi atau penyakit pasien, agar perawat tidak
melakukan kesalahan/kelalaian dalam menentukan diagnosa penyakit pasien dan tidak
salah menentukan obat yang akan diberikan Selanjutnya mengenai tanggung jawab
hukum perawat dalam pelanggaran etik keperawatan. Kode etik merupakan suatu sistem
norma, nilai maupun aturan professional yang tertulis secara tegas dengan menyatakan
baik dan benar. Kode etik perawat sebagai standar professional yang diperuntukkan
sebagai pedoman berperilaku dan kerangka kerja dalam membuat keputusan
keperawatan..
TUGAS KOMUNITAS
DI SUSUN OLEH :
NIM : 019.01.3649
SEMESTER : V KEPERAWATAN
Saat ini, perkembangan keperawatan didunia menjadi acuan dasar bagi perawat dalam
melakukan perubahan mendasar pada kegiatan profesinya. Pada awalnya, pekerjaan
perawat merupakan pekerjaan vokasional tapi saat ini bergeser menjadi pekerjaan
professional. Perawat yang dahulu berfungsi sebagai perpanjangan tangan dokter, dan
bagian dari tujuan pelayanan klinis, tetapi sekarang berkesempatan memiliki pelayanan
keparawatan mandiri sebagai upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan. Ketika
perawat melakukan praktik keperawatan, diwajibkan untuk menjunjung asas etik dan
profeonalisme. Bagi perawat, asas etik adalah salah satu pondasi yang sangat penting
dalam membuat hubungan baik dengan semua pihak dalam memberi pelayanan
keperawatan. Adanya hubungan yang baik dengan semua pihak yang berperan dalam
pemberian pelayanan kesehatan membuat kemudahan untuk mencapai tujuan bersama,
yaitu kepuasan dan kesembuhan pasien. Adanya hukum antara pasien dan perawat
dimulai dari keperdataan. Untuk mengetahui kedudukan hubungan perawat dan pasien
dalam landasan hukum, dapat dilihat pada pasal 1367 KUH Perdata yang mengemukakan
"Seseorang tidak hanya bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan atas
perbuatannya sendiri, melainkan juga atas kerugian yang disebabkan perbuatan-perbuatan
orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan orang-orang yang berada
dibawah pengawasannya". Apabila terdapat kerugian yang dialami pasien karena
tindakan yang berakibat fatal akan memunculkan permasalahan hukum, khususnya pada
hukum perdata dirumusan pasal 1365 KUH Perdata tentang perbuatan melawan hukum
yang berisikan "Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada
orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya
untuk menggantikan tersebut". Dalam menjalankan tugas dan kewenangan profesinya
perawat secara prinsip telah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1293/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat. Keputusan Menteri ini
sebagai peraturan teknis yang diamanatkan UU Kesehatan Tahun 1992 dan peraturan
pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
Pada Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 menjabarkan bahwa perawat adalah salah
satu tenaga kesehatan yang mempunyai kewenangan dan fungsi khusus yang
membedakannya dengan tenaga kesehatan lain. Peraturan tersebut merupakan peraturan
pelaksana, sebagai norma yuridis yang mengikat perawat dalam melaksanakan profesinya
di rumah sakit. Selan itu, ada kewajiban yang harus diingat dalam Pasal 16 yaitu pertama,
menghormati hak pasien. Kedua, merujuk kasus yang tidak dapat ditangani. Ketiga,
menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Keempat, memberikan informasi. Kelima, meminta pesetujuan tindakan yang akan
dilakukan. Keenam, melakukan catatan perawatan dengan baik. Ketika perawat dapat
melaksanakan kewajibannya dengan baik, maka perawat dapat memperoleh haknya
sebagaimana yang dijelaskan dalam Pasal 36 Undang-Undang No. 38 Tahun 2014
tentang Keperawatan yang mengemukakan bahwa "Perawat berhak memperoleh
perlindungan hukum sepanjang melaksanakan kewajibannya sesuai dengan standar
pelayanan keperawatan, mendapatkan informasi yang benar, lengkap dan jujur dari
pasien atau keluarganya mengenai kondisi atau penyakit pasien, agar perawat tidak
melakukan kesalahan/kelalaian dalam menentukan diagnosa penyakit pasien dan tidak
salah menentukan obat yang akan diberikan Selanjutnya mengenai tanggung jawab
hukum perawat dalam pelanggaran etik keperawatan. Kode etik merupakan suatu sistem
norma, nilai maupun aturan professional yang tertulis secara tegas dengan menyatakan
baik dan benar. Kode etik perawat sebagai standar professional yang diperuntukkan
sebagai pedoman berperilaku dan kerangka kerja dalam membuat keputusan
keperawatan..
TUGAS KOMUNITAS
DI SUSUN OLEH :
NAMA : HILDAYANTI
NIM : 019.01.3632
SEMESTER : V KEPERAWATAN
Saat ini, perkembangan keperawatan didunia menjadi acuan dasar bagi perawat dalam
melakukan perubahan mendasar pada kegiatan profesinya. Pada awalnya, pekerjaan
perawat merupakan pekerjaan vokasional tapi saat ini bergeser menjadi pekerjaan
professional. Perawat yang dahulu berfungsi sebagai perpanjangan tangan dokter, dan
bagian dari tujuan pelayanan klinis, tetapi sekarang berkesempatan memiliki pelayanan
keparawatan mandiri sebagai upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan. Ketika
perawat melakukan praktik keperawatan, diwajibkan untuk menjunjung asas etik dan
profeonalisme. Bagi perawat, asas etik adalah salah satu pondasi yang sangat penting
dalam membuat hubungan baik dengan semua pihak dalam memberi pelayanan
keperawatan. Adanya hubungan yang baik dengan semua pihak yang berperan dalam
pemberian pelayanan kesehatan membuat kemudahan untuk mencapai tujuan bersama,
yaitu kepuasan dan kesembuhan pasien. Adanya hukum antara pasien dan perawat
dimulai dari keperdataan. Untuk mengetahui kedudukan hubungan perawat dan pasien
dalam landasan hukum, dapat dilihat pada pasal 1367 KUH Perdata yang mengemukakan
"Seseorang tidak hanya bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan atas
perbuatannya sendiri, melainkan juga atas kerugian yang disebabkan perbuatan-perbuatan
orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan orang-orang yang berada
dibawah pengawasannya". Apabila terdapat kerugian yang dialami pasien karena
tindakan yang berakibat fatal akan memunculkan permasalahan hukum, khususnya pada
hukum perdata dirumusan pasal 1365 KUH Perdata tentang perbuatan melawan hukum
yang berisikan "Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada
orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya
untuk menggantikan tersebut". Dalam menjalankan tugas dan kewenangan profesinya
perawat secara prinsip telah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1293/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat. Keputusan Menteri ini
sebagai peraturan teknis yang diamanatkan UU Kesehatan Tahun 1992 dan peraturan
pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
Pada Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 menjabarkan bahwa perawat adalah salah
satu tenaga kesehatan yang mempunyai kewenangan dan fungsi khusus yang
membedakannya dengan tenaga kesehatan lain. Peraturan tersebut merupakan peraturan
pelaksana, sebagai norma yuridis yang mengikat perawat dalam melaksanakan profesinya
di rumah sakit. Selan itu, ada kewajiban yang harus diingat dalam Pasal 16 yaitu pertama,
menghormati hak pasien. Kedua, merujuk kasus yang tidak dapat ditangani. Ketiga,
menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Keempat, memberikan informasi. Kelima, meminta pesetujuan tindakan yang akan
dilakukan. Keenam, melakukan catatan perawatan dengan baik. Ketika perawat dapat
melaksanakan kewajibannya dengan baik, maka perawat dapat memperoleh haknya
sebagaimana yang dijelaskan dalam Pasal 36 Undang-Undang No. 38 Tahun 2014
tentang Keperawatan yang mengemukakan bahwa "Perawat berhak memperoleh
perlindungan hukum sepanjang melaksanakan kewajibannya sesuai dengan standar
pelayanan keperawatan, mendapatkan informasi yang benar, lengkap dan jujur dari
pasien atau keluarganya mengenai kondisi atau penyakit pasien, agar perawat tidak
melakukan kesalahan/kelalaian dalam menentukan diagnosa penyakit pasien dan tidak
salah menentukan obat yang akan diberikan Selanjutnya mengenai tanggung jawab
hukum perawat dalam pelanggaran etik keperawatan. Kode etik merupakan suatu sistem
norma, nilai maupun aturan professional yang tertulis secara tegas dengan menyatakan
baik dan benar. Kode etik perawat sebagai standar professional yang diperuntukkan
sebagai pedoman berperilaku dan kerangka kerja dalam membuat keputusan
keperawatan..