KELOMPOK : TIGA
KETUA : ANDI AISAH
ANGGOTA : 1. NURWANA 6. SYAHRANIA MUTMAINNA
2. NUR ILMA 7. SILVINA AYU
3. SAKINA 8. ADELIA CITRA
4. IMELDA 9. NURUL HAJRAH
5. RESKI ANDRIANI PUTRI
Puji dan syukur kami panjatkan kepada tuhan Yang Maha Esa. Hanya dengan berkah dan
anugerah-Nya, proses penulisan naskah dan penyusunan tentang makalah konsep dasar
keperawatan 1 ini dapat berjalan dengan lancar. Dunia keperawatan sejatinya tidaklah mudah
dimengerti, seperti yang banyak orang kira. Begitu banyak hal yang harus dipahami dan
dmengerti.
Makalah yang kami susuan ini membahas tentang perlindungan hukum dalam praktik
keperawatan, nursing advocacy, pengambilan keputusan legal etis. Dengan hadirnya makalah ini,
diharapkan dapat memberi manfaat bukan hanya bagi mereka yang terlebih dahulu menggeluti
profesi perawat. Tetapi juga dapat digunakan bagi mereka yang awam yang ingin terjun dalam
keperawatan, praktisi keperawatan, hingga masyarakat umum yang ingin menjadi cerdas dalam
memeriksakan kesehatannya.
Dengan segenap hati, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
turut memberikan konstribusi dalam proses penyusunan makalah ini. Kami berharap dapat terus
menyempurnakan makalah ini pada waktu mendatang. Oleh karena itu, kami menantikan
komentar, kritik dan masukan dari pembaca sekalian. Akhir kata selamat membaca, semoga
makalah ini bermanfaat dan dapat menjadi sumber inspirasi bagi siapa saja yang membacanya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem perawatan kesehatan berubah dengan cepat. Perawat pada era sekarang
berhadapan dengan perawatan klien yang mengharapkan asuhan keperawatan yang
berkualitas dan mengharapkan perawatan profesional sebagai penyedia perawatan
kesehatan terdidik dengan baik.
Pelayanan kesehatan mempunyai peranan penting dalam menentukan
keberhasilan pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Salah satu factor yang mendukung
keyakinan diatas adalah kenyataan yang dapat dilihat di unit pelayanan kesehatan seperti
dirumah sakit. Namun pada saat ini sangat disayangkan bahwa pelayanan kepperawatan
masih jauh dari apa yang diharapkan, keadaan ini bukan hanya disebabkan oleh
terbatasnya kemampuan professional yang dimiliki oleh sebagian besar jenis tenaga.
Proses keperawatan merupakan suatu jawaban atas pemecahan masalah dalam
keperawatan, karena proses keperawatan merupakan metode ilmiah yang digunakan
secara sitematis dan menggunakan konsep dan prinsip ilmiah digunakan secara sistematis
dalam mencapai diagnose masalah kesehatan pasien. Merumuskan tujuan yang ingin
dicapai, menentukan tindakan dan mengevaluasi mutu serta hasil asuhan keperawatan.
Proses keperawatan mempunyai kontrak social dengan masyarakat, yang berarti
masyarakat mempercayai perawat sebagai tenaga kerja untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan. Perawat selalu dihadapkan pada situasi atau dilemma etik
dalam penelitian maupun praktik klinis. Tantangan terkait etika dalam keperawatan sudah
sejak lama dihadapi oleh perawat, terutama Florence nightingale. Membahasa tentang
tugas etika kerahasiaan, komunikasi serta sentrilisasi dalam pemenuhan kebutuhan
pasien.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perlindungan hukum dalam praktik keperawatan?
2. Bagaimana yang dimaksud dengan nursing advocacy?
3. Bagaimana pengambilan keputusan legal etis?
C. TUJUAN MASALAH
1. Agar mengetahui perlindungan hukum dalam praktik keperawatan;
2. Agar mengetahui maksud dari nursing advocacy;
3. Agar mengetahui pengambilan keputusan legas etis.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam praktik keperawatan, tentu saja seorang perawat tidak terlepas dari prinsip
hukum . Hukum adalah keseluruhan peraturan-peraturan atau kaidah-kaidah dalam suatu
kehidupan bersama atau keseluruhan peraturan tingkah laku yang berlaku dalam suatu
kehidupan bersama, yang dpaat dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi. Hukum
kesehatan merupakan ketentuan-ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban baik dari
tenaga kesehatan dalam melaksanakan upaya kesehatan maupun dari individu dan
masyarakat yang menerima upaya kesehatan tersebut dalam segala aspek promotif,
preventif, kuratif,dan rehabilitative serta organisasi dan sarana. Disamping itu, tujuan
hukum yang mengendalikan cakupan praktik keperawatan, ketentuan , perizinan bagi
perawat, dan standar asuhan adalah melindungi kepentingan masyarakat, perawat yang
mengetahui dan menjalanan undang-undang praktik perawat, serta standar asuhan akan
memberikan layanan keperawatan yang aman dan kompeten.
Sementara itu,sumber hukum yang dianut perawat berasal dari hukum perundang
undangan ,hukum peraturan ,dan hukum umum.
3.Hukum umum
Berasal dari keputusan pengadilan yang dibuat diruang pengadilan saat kasus hukum
individu diputuskan.contoh hukum umum adalah informed consent dan hak klien untuk menolak
pengobatan.
1.Penyedia layanan
perawat diharapkan memberikan perawatan yang aman dan kompeten.Tersirat
dalam ini adalah beberapa konsep hukum,yakni tanggung jawab,standar,asuhan dan
kwajiban kontrak
3.Warga negara
Hak dan kewajiban perawat sebagai warga negara sama dengan setiap induvidu
yang berada dibawah system hukum.Hak hak kewarganegaraan melindungi klien dari bahaya
dan menjamin pemberian hak atas harta pribadi mereka,hak atas privasi,kerahasiaan,dan hak
hak lain.hak ini juga berlaku bagi perawat.
Hal hal yang berkaitan dengan praktik keperawatn diatur dalam undang
undang.Meskipun di indonesi belum terdapat undang undang perlindungan bagi perawat secara
resmi,di indonesia terdapat undang undang yang berkaitan dengan praktik keperawatan,yaiyu
sebagai berikut:
1.Undang undang No.9 tahun 1960,tentang pokok pokok kesehatan bab II (tugas pemerintah)
pasal 10 antara lain menyebutkan bahwa pemerintah mengatur kedudukan hukum,wewenang,
dan kesanggupan hukum.
2.Undang undang No.6 tahun 1963 tentang kesehatan undang undang ini merupakan penjabaran
dari undang undang no 9 tahun 1960.undang undang ini membedakan tenaga kesehatan sarjana
dan bukan sarjana.Tenaga sarjana meliputi dokter,dokter gigi dan apoteker.Tenaga perawat
termasuk dalam tenaga bukan sarjana atau tenaga kesehatan dengan pendidikan rendah,termasuk
bidan dan asisten farmasi dimana menjalankan tugas dibawah pengawasan dokter gigi dan
apoteker.Pada keadaan tertentu pada tenaga pendidikan rendah dapat diberikan kewenangan
terbatas untuk menjalankan pekerjaannya tanpa pengawasan langsung.
Undang undang ini boleh dikatakan sudah using karena hanya mengklasifikasikan tenaga
kesehatan secara dikotomis(tenaga sarjana dan bukan sarjana).Undang undang ini juga tidak
mengatur landasan hukum bagi tenaga kesehatan dalam menjalankan perkerjaan nya.Dalam
undang undang ini belum tercantum berbagai jenis tenaga sarjana keperawatan seperti sekarang
ini dan perawat ditempatkan pada posisi yang secara hukum tidak mempunyai tanggung jawab
mandiri kerena harus tergantung pada tenaga kesehatan lain.
3.UU kesehatan No 14 tahun 1964, tentang wajib kerja paramedis pada pasal 2 ayat (3)dijelaskan
bahwa tenaga kesehatan sarjana muda,menengah dan rendah wajib menjalankan wajib kerja pada
pemerintah selama 3 tahun.dalam pasal 3 dijelaskan bahwa selama bekerja di pemerintah,tenaga
kesehatan pada pasal 2 memiliki kedudukan sebagai pegawai negeri sehingga peraturan
peraturan negeri juga diberlakukan terhadapnya.
UU tersebut untuk saat ini tidak sesuai dengan kemampuan pemerintah dalam mengangkat
pegawai negeri.Penata laksanaan wajib kerja juga tidak jelas dalam UU tersebut,contohnya
bagaimana system rekruitman calon peserta wajib kerja,apa sanksinya bila seseorang tidak
menjalankan wajib kerja dan lain lain.Hal yang perlu di[erhatiakn bahawa UU ini, yaitu posisi
perawat dinyatakan sebagai tenaga kerja pembantu bagi tenaga kesehatan akademis termasuk
dokter,sehingga dari aspek profesionalisasi perawat rasanya masih jauh dari kewenangan,tanggu
g jawab terhadap pelayanannya sendiri.
4.SK menkes No.262/per/VII/1979 tahun 1979 SK menkes ini, membedakan paramedic menjadi
2 golongan menjadi 2 yaitu paramedic keperawatan(termasuk bidan)dan paramedic
keperawatan.apabila ditinjau dari aspek hukum,suatu hal yang perlu dicatat disini bahwa tenaga
bidan tidak lagi terpisah tetapi juga termasuk kategori tenaga keperawatan.
7. Undang undang kesehatan No.23 tahun 1992 undang undang yang banyak memberi
kesempatan bagi perkembangan termasuk praktik keperawatan professional,karena dalam
undang undang ini dinyatakan tentang standar praktik,hak hak pasien,kewenangan,maupun
perlindungan hukum bagi profesi kesehatan termasuk keperawatan.
Beberapa pernyataan undang undang kesehatan No.23 tahun 1992 yang dapat dipakai sebagai
acuan pembuatan undang undang praktik keperawatan adalah:
a. Pasal 53 ayat 4 menyebutkan bahwa ketentuan mengenai standar profesi dan hak
hak pasien ditetapkan dengan peraturan pemerintah
b. Pasal 50 ayat 1 menyatakan bahwa tenaga kesehatan bertugas menyelenggrakan
atau melaksanakan kegiatan sesuai dengan bidang keahlian dan kewenangnya
c. Pasal 53 ayat 4 menyatakan tentang hak untuk mendapat perlindungan hukumbagi
tenaga kesehatan.
Undang undang praktik keperawatan sudah lama menjadi bahan diskusi para perawat PPNI
pada kongres nasional keduanya disurabaya tahun 1980.setelah kongres tersebut,kemudian para
perawat mulai merekomendasikan perlunya bahan bahan perundang undangan untuk
perlindungan hukum bagi tenaga keperawatan.
Tidak adanya undang undang perlindungan bagi perawat menyebabkan perawat secara penuh
belum dapat bertanggung jawab terhadap pelayanan yang mereka lakukan.Tumpang tindih antara
tugas dokter dan perawat masih sering terjadi dan beberapa perawat lulusan pendidikan tinggi
merasa frustasi kerena tidak adanya kejelasan tentangperan,fungsi,dan kewenangannya.Hal ini
juga menyebabkan semua perawat dianggap sama pengetahuan dan keterampilannya,tanpa
memperhatikan latar belakang ilmiah yang mereka miliki persatuan perawat nasional
Indonesia(PPNI) telah mendorong disahkannya undang undang praktik keperawatan yaitu:
Perawat sering kali diminta menandatangani atau diminta untuk sebagai saksi.
Dalam hal ini perawat hendaknya tidak membuat pernyataan yang dapat
diinterpretasikan menghilangkan pengaruh. Dalam kaitan dengan kesaksian perawat
disarankan mengacu pada kebijakan rumah sakit atau kebijakan dari atasan.
3. Report
Setiap kali perawat menemukan suatu kecelakaan baik yang mengenai pasien,
pengunjung maupun petugas kesehatan, perawat harus segera membuat suatu laporan
tertulis yang disebut incident report. Dalam situasi klinik, kecelakaan sering terjadi
misalnya pasien jatuh dari kamar mandi, jarinya terpotong oleh alat sewaktu melakukan
pengobatan, kesalahan memberikan obat, dll.
Dalam setiap kecelakaan, dokter harus segera diberitahu. Beberapa rumah sakit
telah menyediakan format untuk keperluan ini. Apabila format tidak ada, maka kejadian
dapat ditulis tanpa menggunakan format buku. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pencatatan insiden report antara lain sebagai berikut:
B.Nursing Advocacy
Advokasi adalah tindakan membela hak-hak pasien dan bertindak atas nama pasien. Perawat
mempunyai kewajiban untuk menjamin diterimanya hak-hak pasien. Perawat harus membela pasien
apabila haknya terabaikan (Vaartio, 2005; Blais, 2007). advokasi juga mempunyai arti tindakan
melindungi, berbicara atau bertindak untuk kepentingan klien dan perlindungan kesejahteraan (Vaartio,
2005). Seringkali pasien mengalami ketakutan dan kecemasan berlebihan terhadap penyakitnya. Perawat
atau tim kesehatan lain seharusnya dapat memberikan saran mengenai pengobatan dan proses
kesembuhannya.
> Definisi peran advokasi perawat Informan mengatakan advokasi didefinisikan sebagai:
1. Tindakan perawat dalam memberikan saran tentang pengobatan dan proses kesembuhan.
Berikut pernyataan informan: “….advokasi perawat itu kan peran perawat dimana dia
memberikan saran kepada pasien. Saran yang berhubungan dengan pengobatan dan proses
kesembuhannya dia….”
2. pembelaan kepada pasien dalam hal ekonomi, kenyamanan dan lingkungan. Berikut
pernyataan informan: “….advokat adalah pembelaan artinya perawat itu yang membela
pasien. Itu dari sisi katakanlah ekonomi bisa, dari e….dari kenyamanan juga bisa,
lingkungan juga bisa….”.
3. perlindungan kepada pasien dalam hal kesehatan, tentang cara hidup sehat dan biaya.
Berikut pernyataan “….advokasi perawat itu mungkin perlindungan dari perawat baik itu di
rumah sakit maupun pada fasilitas kesehatan lainnya, perlindungan pasien dalam segala hal.
Mungkin yang pertama itu ya….untuk kesehatannya, perlindungan dalam kesehatannya
ya…kemudian mungkin bisa dari e…cara hidup sehatnya…kemudian dari biaya juga ya….”
- Berpikir Kritis
Untuk dapat mengambil keputusan yang benar perawat harus dapat menerapkan pola
berpikir kritis. Marriner A-Tomey(1996) menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan elemen-
elemen yang yang berasal dari dimensi dasar yang memberikan logika umum untuk suatu alasan
mengapa kegiatan tersubut dilakukan. Elemen-elemen tersebut meliputi tujuan, pusat masalah
atau pertanyaan yang mengarah pada isu yang berkembang, sudut pandang atau kerangka
referensi, dimensi empiris, dimensi konsep, asumsi, implikasi dan konsekuensi yang ada, serta
kesimpulan.
- Analisis Kritis
Analisis kritis merupakan instrumen yang digunakan dalam berpikir kritis dengan
mengembangkan beberapa pertanyaan tentang isu yang ada dan validitasnya, karena pertanyaan-
pertanyaan tersebut dapat membantu dalam menganalisis tahap-tahap dalam pengambilan keputusan.
3. Apakah ada bukti nyata yang valid dan dapat dipercaya?
- Akurasi data
- Konsistensi
- Adanya hubungan/keterkaitan
- Bias
- Tidak konsisten
- Kontradiksi
- klise
Hernacki M. dan Bobbi D.P (2001) menyatakan bahwa berpikir logis dan kreatif
mempunyai keuntungan-keuntungan seperti memaksimalkan proses-proses pemecahan masalah
secara kreatif, membiarkan otak kanan bekerja pada situasi-situasi yang menantang, memahami
peran paradigma pribadi dalam proses-proses kreatif, mempelajari bagaimana curah-
gagasan(brain Storming) dapat memberikan pemecahan inovatif bagi berbagai masalah, dan
menemukan keberhasilan dalam “berpikir tentang hasil(outcome thinking)”.
- Pemecahan Masalah
Hernacki M. dan Bobbi D.P (2001) menyatakan bahwa pemecahan masalah dikenal
adanya 7 istilah yang sering digunakan, yakni berpikir vertikal, lateral, kritis, analitis, strategis,
berpikir tentang hasil, dan juga berpikir kreatif.
Pengambilan keputusan etik merupakan salah satu proses dari pengambilan keputusan,
yang didalamnya terdapat ilmu, kedudukan, dan etika. Proses ini mencakup ara pemecahan
masalah, situasi dari permasalahan dan/ dilema yang dapat dicapai. Jadi proses pengambilan
keputusan merupakan hal yang sama dan di temukan di berbagai situasi yang bermasalah, dengan
demikian situasi sangat bergantung dari norma yang diacu masyarakat seperti etika, interaksi
sosial, dan situasional kontekstual.
Dalam Sumijatun (2009) dikatakan bahwa praktik keperawatan melibatkan interaksi yang
kompleks antara nilai individu, sosial dan politik, serta hubungannya dengan masyarakat tertentu.
Sebagai dampaknya perawat sering mengalami situasi yang berlawanan dengan hati nuraninya.
Meskipun demikian, perawat tetap akan menjaga kewajibannya sebagai pemberi pelayanan yang
lebih bersifat kemanusiaan. Dalam membuat keputusan, perawat akan berpegang teguh pada pola
pikir rasional serta tanggung jawab moral dengan menetapkan prinsip etik dan hukum yang
berlaku.
· Mengidentifikasi semua orang penting, menganggap bahwa semua orang yang terlibat
dalam proses pengambilan keputusan merupakan orang penting dan perlu didengar pendapatnya.
· Mengumpulkan informasi yang relevan, informasi yang relevan meliputi data tentang
pilihan klien, sistem keluarga, diagnosis dan prognosis medis, pertimbangan sosial, dan dukungan
lingkungan.
Yaitu:
Menurut Code for Nurses with Interpretive Statement (ANA, 1985), dalam Potter dan
Perry(1997) dan juga PPNI (2003) dalam Sumijatun (2009), prinsip-prinsip etik meliputi hal-hal
sebagai berikut.
1. Respek
2. Otonomi
Otonomi berkaitan dengan hak seseorang untuk mengatur dan membuat keputusan
sendiri, meskipun demikian masih terdapat berbagai keterbatasan.
4. Non-malaficence
Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat untuk tidak menimbulkan kerugian
atau cedera pada kliennya.
5. Veracity (Kejujuran)
6. Konfidensialitas(Kerahasiaan)
7. Fidelity (kesetiaan)
8. Justice (Keadilan)
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dalam memecahkan suatu masalah harus ada yang namanya pengambilan keputusan.
Keputusan adalah pemilihan strategi atau tindakan. Maka pengertian pengambilan keputusan adalah
tindakan memilih strategi atau aksi yang di yakini manajer akan memberikan solusi terbaik atau masalah
tersebut. Jadi kunci pemecahan masalah adalah mengidentifikasi berbagai alternative dari kjeputusan.
B.Saran
Sebagai perawat harus memahami suatu penyakit dari sudut medik maupun keperawatan
adalah hal yang mutlak sebelum berhadapan dengan berbagai macam kasus. Oleh sebab itu baik sekali
bila perawat menumbuhkan minat baca untuk menambah wawasan. Perawat juga harus mampu
menemukan masalah-msalah yang sungguh-sungguh terjadi pada klien untuk menegakkan suatu diagnose
keperawatan yang memerlukan penanganan segera.
http://mydocumentlaila.blogspot.com/2016/12/makalah-keperawatan-tentang-
pengambilan.html?=1