HUKUM KEPERAWATAN
DOSEN PEMBIMBING:
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Naziratul Aini
Dilla Uznia
Raihan Maulita
Nazira Safitri
M. Aulia Syawitara
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana atas limpahan rahmat dan hidayat
serta kurnia- Nya, sehingga penyusunan makalah yang berjudul “HUKUM KEPERAWATAN” dapat
terselesaikan walaupun dalam bentuk yang sederhana. Dan tidak lupa kami ucapakan terimakasih
kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini
disusun dengan baik dan rapi. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambahkan pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu ,kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi terciptanya makalah
Wasalamua’alaikum wr.wb
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada kesejahtraan
manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun yang sakit untuk dapat
menjalankan fungsi hidup sehari-hariya. Salah satu yang mengatur hubungan antara perawat pasien
adalah etika. Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk juga keperawatan yang mendasari prinsip-
prinsip suatu profesi dan tercermin dalam standar praktek profesional (Doheny et all, 1982).
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perlaku seseorang yang
berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang dan merupakan suatu
kewajiban dan tanggung jawab moral (Nila Ismani, 2001).
Tujuan adanya etika dan hukum keperawatan adalah untuk memberikan gambaran kepada penulis
tentang etika dan hukum keperawatan dan
cara penanganannya menurut konsep ilmu. Etika dan hukum keperawatanmemberikan gambaran tentang
apa yang harus dilakukan dan kesulitan
kesulitan yang akan dihadapi saat penulisan makalah. Dengan etika dan hukum keperawatan, seorang
penulis mampu mengambil sikap dan keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah penulisan makalah.
Oleh karena itu,makalah ini akan membahas tentang etika dan hukum keperawatan.
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana analisis bentuk pelanggaran dan sanksi terhadap perawat yang melanggar kode etik
keperawatan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara mengantisipasi pelanggaran kode etik keperawatan.
2. Untuk menganalisis bentuk pelanggaaran dan sanksi terhadap perawat yang melanggar kode etik
keperawatan.
Hasil pelaksanaan penulisan makalah ini akan memberi manfaat yang berarti bagi mahasiswa dan
instansi, diantaranya adalah :
1. Bagi Mahasiswa
Penulisan makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa dalam memberikan informasi kepada
mahasiswa yang belum mengetahui tentang etika danhukum keperawatan.
2. Bagi Instansi
Dengan penulisan makalah ini, akan memberikan manfaat bagi instansisebagai media
informasi pembelajaran yang dapat membantu dalam
proses belajar mengajar serta penambah wawasan informasi dalam materi pembelajaran
blok II.
a. Etik Keperawatan Etika, secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu
“Ethikos” yang mana artinya adalah suatu perkara yang timbul dari suatu kebiasaan.
Perkara tersebut mencakup analisis dan penerapan konsep dari pelbagai hal penilaian
seperti benar, salah, baik, buruk, tanggung jawab dan tanggung gugat. Ketika etika
tersebut dikaitan dengan keperawatan, dimana dalam hal ini keperawatan merupakan
sebuah profesi, maka muncul yang namanya etika profesi atau professional ethics.
Secara umum, etika profesi ini adalah suatu sikap etis yang harus dimiliki oleh
seorang profesional sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam mengemban tugas
keprofesiannya dengan menerapkan norma-norma etis umum pada bidang sesuai
profesionalitasnya dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga, berdasarkan definisi
diatas maka yang dimaksud dengan etika keperawatan adalah suatu sikap etis yang
harus dimiliki oleh seorang perawat sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam
mengemban tugasnya sebagai seorang perawat dengan menerapkan norma-norma etis
keperawatan dalam kehidupan profesi dan kehidupan bermasyarakat. Selanjutnya,
etika keperawatan ini juga dijadikan sebuah landasan dalam memberikan pelayanan
keperawatan kepada masyarakat sehingga baik pemberi dan penerima pelayanan
dilindungi dan dijauhkan dari hal-hal yang tidak diinginkan. Seorang perawat dan
/atau calon perawat, harus mengetahui etika profesi ini dengan seksama,
mengamalkannya dan menerapkannya dalam kehidupan profesional dan
bermasyarakat. Ada 8 prinsip etika keperawatan yang wajib diketahui oleh perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada penerima layanan keperawatan, baik
individu, kelompok, keluarga atau masyarakat. 1) Autonomy (Kemandirian) Prinsip
otonomi dalam keperawatan adalah prinsip yang didasarkan pada keyakinan bahwa
individu mampu berpikir secara logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang
dewasa mampu memutuskan sesuatu dan orang lain harus menghargainya. Otonomi
merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri,
dan perawat haruslah bisa menghormati dan menghargai kemandirian ini. Salah satu
contoh yang tidak memperhatikan otonomi adalah memberitahukan klien bahwa
keadaanya baik, padahal terdapat gangguan atau penyimpangan 2) Beneficence
(Berbuat Baik) Prinsip beneficene dalam keperawatan adalah prinsip yang menuntut
perawat untuk melakukan hal yang baik sesuai dengan ilmu dan kiat keperawatan
dalam melakukan pelayanan keperawatan. Contoh perawat menasehati klien dengan
penyakit jantung tentang program latihan untuk memperbaiki kesehatan secara
umum, tetapi perawat menasehati untuk tidak dilakukan karena alasan resiko
serangan jantung. Hal ini merupakan penerapan prinsip beneficence. Walaupun
memperbaiki kesehatan secara umum adalah suatu kebaikan, namun menjaga resiko
serangan jantung adalah prioritas kebaikan yang haruslah dilakukan. 3) Justice
(Keadilan) Prinsip justice dalam keperawatan adalah prinsip yang direfleksikan
ketika perawat bekerja sesuai ilmu dan kiat keperawatan dengan memperhatikan
keadilan sesuai standar praktik dan hukum yang berlaku. Contoh ketika perawat
dinas sendirian dan ketika itu ada klien baru masuk serta ada juga klien rawat yang
memerlukan bantuan perawat maka perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor
dalam faktor tersebut kemudian bertindak sesuai dengan asas keadilan. 4) Non-
Maleficence (Tidak Merugikan) Prinsip non-maleficence adalah prinsip yang berarti
seorang perawat dalam melakukan pelayanannya sesuai dengan ilmu dan kiat
keperawatan dengan tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada
klien. Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis
menolak pemberian transfusi darah dan ketika itu penyakit perdarahan (melena)
membuat keadaan klien semakin memburuk dan dokter harus menginstrusikan
pemberian transfusi darah. Akhirnya transfusi darah ridak diberikan karena prinsip
beneficence walaupun pada situasi ini juga terjadi penyalahgunaan prinsip non-
maleficence. 5) Veracity (Kejujuran) Prinsip veracitu dalam keperawatan adalah
prinsip untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien untuk meyakinkan agar
klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif.
Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling percaya. Klien memiliki
otonomi sehingga mereka berhak mendapatkan informasi yang ia ingin tahu 6)
Fidelity (Menepati Janji) Prinsip fidelity dalam keperawatan adalah tanggung jawab
besar seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit,
memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai itu perawat
harus memiliki komitmen menepati janji dan menghargai komitmennya kepada orang
lain. 7) Confidentiality (Kerahasiaan) Prinsip confidentiality adalah prinsip
kerahasiaan dimana segala informasi tentang klien harus dijaga privasi klien.
Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna keperluan
pengobatan, upaya peningkatan kesehatan klien dan atau atas permintaan pengadilan.
Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari. 8) Accountability
(Akuntabilitas) Prinsip Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan
seorang professional dapat dinilai dalam berbagai kondisi tanpa terkecuali. Contoh
perawat bertanggung jawab pada diri sendiri, profesi, klien, sesame teman sejawat,
karyawan, dan masyarakat. Jika perawat salah memberi dosis obat kepada klien
perawat dapat digugat oleh klien yang menerima obat, dokter yang memberi tugas
delegatif, dan masyarakat yang menuntut kemampuan professional.
Kesimpulan
Pada prinsipnya perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, pembinaan dan
pengawasan mutu tenaga kesehatan ditujukan kepada seluruh tenaga kesehatan dalam
menyelenggarakan upaya kesehatan. Tenaga kesehatan dapat dikelompokkan sesuai
dengan keahlian dan kualifikasi yang dimiliki, antara lain meliputi tenaga medis,
tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan, tenaga kesehatan masyarakat dan
lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, dan tenaga
kesehatan lainnya. Kewenangan Perawat dalam menjalankan tugas dan profesinya
secara prinsip diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1293/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat. Dalam
menjalankan profesinya maka perawat tidak akan terlepas dari batasan kewenangan
yang dimiliknya. Pemyataan kode etik perawat dibuat untuk membantu dalam
pembuatan standar dan merupakan pedoman dalam pelaksanaan tugas, kewajiban dan
hak perawat professional Kewajiban perawat tertuang dalam Pasal 37 Undang-
Undang No. 38 Tahun 2014, Pasal 9-13 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009, serta
Pasal 3 dan 12 Peraturan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/Menkes/148/I/2010.
Sedangkan mengenai hak perawat, tertuang dalam Pasal 36 Undang-Undang Nomor
38 Tahun 2014, Pasal 56 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009, serta Pasal 11
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/Menkes/148/I/2010. Tanggung jawab
hukum perawat bisa dipilah berdasarkan bidang hukum itu sendiri yakni secara
hukum administrasi negara, secara hukum Perdata dan secara Hukum Pidana.
Tanggung jawab secara HAN akan bersumber dari kewenangan yang diperoleh dan
dihubungkan dengan fungsi perawat dalam menjalankan profesinya. Tanggung jawab
secara hukum perdata akan bersumber pada perbuatan melawan hukum atau
wanprestasi. Sedangkan tanggung jawab secara hukum pidana akan bersumber
terhadap persyaratan untuk dapat dimintai tanggung jawab hukum.
Daftar Pustaka
Mahaputri, A. A., Budiartha, I. N., & Laksmi Dewi, A. A. (2019). Perlindungan
Hukum Bagi Profesi Perawat Terhadap Pelaksanaan Praktik Keperawatan. Jurnal
Analogi Hukum, 277-281. Maryam. (2016). Tanggung Jawab Hukum Perawat
Terhadap Kerugian Pasien Dikaitkan Dengan Undang - Undang Nomor 8 Tahun
1999 Tentang Perlindungan Konsumen. e Jurnal Katalogis, 191-201. Setiani, B.
(2018). Pertanggungjawaban Hukum Perawat Dalam Hal Pemenuhan Kewajiban Dan
Kode Etik Dalam Praktik Keperawatan. Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia,
497-507. Sodik, M. A., & Nzilibili, S. M. M. (2017). The Role Of Health Promotion
And Family Support With Attitude Of Couples Childbearing Age In Following
Family Planning Program In Health. Journal of Global Research in Public Health,
2(2), 82-89. Sodik, M. A., Suprapto, S. I., & Pangesti, D. (2013). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Pelaksanaan Pelayanan Prima Pegawai Di Rsui Orpeha
Tulungagung. STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan, 2(1), 24-32. Tule, A. R., Siyoto,
S., Dwianggimawati, M. S., & Sodik, M. A. (2018). The Analysis Factors Affecting
Interest In Medication Of Receipt Help Aid Bpjs Participant In Balowerti Public
Health Center Kediri City. Journal of Global Research in Public Health, 3(1), 68-75.
Sodik, M. A., & Setyani, A. T. (2018). Effect of Smoking For Teens Against
Behavior and Social Interaction. Attoriq, S., & Sodik, M. A. (2018). Pencegahan Dan
Pengendalian Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan Di Lahan Praktik. Sodik, M. A.
(2018, September). Analysis of Improved Attitude of Youth in HIV/AIDS Prevention
through the Provision of Health Education with Peer Education. In The 2nd Joint
International Conferences (Vol. 2, No. 2, pp. 495-502). Oktoriani, E. N., Sutrisno, J.,
Mayasari, E., & Sodik, M. A. (2018). Analysis of medical record complete flexibility
to complete claims of health BPJS RS Baptis Kota Batu. Journal of Global Research
in Public Health, 3(1), 46-53. Siyoto, S., Dwianggimawati, M. S., Sari, D. K.,
Mufida, R. T., & Sodik, M. A. (2018). The Effect of Pornography Accessity to
Influence Sexual Behavior. Indian Journal of Public Health Research &
Development, 9(12). Sodik, M. A., Yudhana, A., & Dwianggimawati, M. S. (2018).
Nutritional status and anemia in islamic boarding school adolescent in Kediri City
East Java Indonesia. Indonesian Journal of Nutritional Epidemiology and
Reproductive, 1(3), 172-176. Sari, N., Yudhana, A., Wahyuni, C., Rusmawati, A., &
Sodik, M. A. (2018). Family support as a determinant safety riding student behavior
in SMKN 2 Kediri. Indian Journal of Physiotherapy and Occupational Therapy-An
International Journal, 12(4), 230-234