Disusun Oleh
Kelompok 2
TP 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadiran Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
yang berjudul “KONSEP ETIK LEGAL DALAN KEPERAWATAN” dapat terselesaikan
dengan baik.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan
yang diberikan oleh Ibu Ns. Siti Aisyah Nur, M.Kep.selaku dosen pengampu kami. Dan harapan
kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
dan khususnya para penerus-penerus bangsa. 1Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik bagi pembaca makalah ini agar makalah kami ke depannya bisa
lebih baik lagi.
Kelompok
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Kesadaran masyarakat terhadap hak-hak mereka dalam pelayanan kesehatan dan tindakan
yang manusiawi semakin meningkat, sehingga diharapkan adanya pemberi pelayanan kesehatan
dapat memberi pelayanan yang aman, efektif dan ramah terhadap mereka. Jika harapan ini tidak
terpenuhi, maka masyarakat akan menempuh jalur hukum untuk membelahak-haknya.Kebijakan
yang ada dalam institusi menetapkan prosedur yang tepat untuk mendapatkan persetujuan klien
terhadap tindakan pengobatan yang dilaksanakan.Institusi telah membentuk berbagai komite etik
untuk meninjau praktik profesional dan memberi pedoman bila hak-hak klien terancam.
Perhatian lebih juga diberikan pada advokasi klien sehingga pemberi pelayanan kesehatan
semakin bersungguh-sungguh untuk tetap memberikan informasi kepada klien dan keluarganya
bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan. Selain dari pada itu penyelenggaraan
praktik keperawatan didasarkan pada kewenangan yang diberikan karena keahlian yang
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kesehatan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan
dan tuntutan globalisasi.
PEMBAHASAN
Pengertian Etika keperawatan (nursing ethic) merupakan bentuk ekspresi bagaimana
perawat seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika keperawatan diatur dalam kode etik
keperawatan.
Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan
pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang diatur dalam undang-undang keperawatan.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia. Perawat sebagai profesi dan bagian integral dari pelayanan kesehatan tidak
saja membutuhkan kesabaran. Kemampuannya untuk ikut mengatasi masalah-masalah kesehatan
tentu harus juga bisa diandalkan.
Praktik keperawatan yang aman memerlukan pemahaman tentang batasan legal yang ada
dalam praktik perawat. Sama dengan semua aspek keperawatan, pemahaman tentang implikasi
hukum dapat mendukung pemikiran kristis perawat. Perawat perlu memahami hukum untuk
melindungi hak kliennya dan dirinya sendiri dari masalah. Perawat tidak perlu takut hukum,
tetapi lebih melihat hukum sebagai dasar pemahaman terhadap apa yang masyarakat harapkan
dari penyelenggara pelayanan keperawatan yang profesional.
2.2 Isi dari prinsip – prinsip legal dan etis
a. Autonomi ( Otonomi )
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan
membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai
oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang
sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.Otonomi merupakan hak
kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri.Praktek profesional
merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan
tentang perawatan dirinya.
c. Justice ( Keadilan )
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai inidirefleksikan dalam prkatek
profesional ketika perawat bekerja untuk terapiyang benar sesuai hukum, standar praktek dan
keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Normal eficience ( Tidak
Merugikan ) Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
e. Veracity ( Kejujuran )
Prinsip ini berarti penuh dengan kebenaran. Nilai diperlukan oleh pemberi pelayanan
kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien
sangat mengerti. Prinsip ini berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan
kebenaran.
f. Fidellity (Metepati Janji)
Prinsip ini dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang
lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia pasien.
g. Confidentiality ( Kerahasiaan )
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi
klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca
dalam rangka pengobatan klien.
h. Accountability ( Akuntabilitas )
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang professional dapat
dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
Hukum dikeluarkan oleh badan pemerintah dan harus dipatuhi oleh warga negara.Setiap
orang yang tidak mematuhi hukun akan ditentukan secara hukum untukmembayar denda atau
hukuman penjara. Beberapa situasi yang perlu dihindariseorang perawat :
a) Kelalaian
Seorang perawat kesalahan karena kelalaian jika mencederai pasien dengancara tidak
melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan ataupun tidak melakukan telkom dengan
hati-hati sehingga mengakibatkan Pasien Jatuhdan cedera.
b) Pencurian
Mengambil sesuatu yang bukan milik anda membuat anda bersalah karena mencuri. Jika
anda tertangkap, anda akan dihukum .mengambil barang yang tidak berharga sekalipun dianggap
sebagai pencurian.
c) Fitnah
Jika anda membuat pernyataan palsu tentang membahayakan orang tersebut, anda
bersalah karena melakukan fitnah. Hal ini benar jika anda dinyatakan secara verbal atau tertulis.
d) Penjara palsu
Menahan tindakan seseorang tanpa otorisasi yang tepat merupakan pelanggaran hukum
atau penjara palsu. Menggunakan restrein fisik atau bahkan mengancamakan melakukannya agar
Pasien mau bekerja sama can alsotermasuk dalam salah hukuman penjara. Penyokong dan
restrein harus digunakan sesuai dengan perintah dokter.
Artinya dengan sengaja berusahan untuk menyentuh tubuhorang lain atau bahkan
mengancam untuk melakukannya. Pemukulan berartisecara nyata menyentuh orang lain tanpa
izin.Perawatan yang kita berikan selalu atasizin pasien atau informed consent. Ini berarti pasien
harus mengetahui dan setuju apa yang kita rencanakan dan kita lakukan.
f) Pelanggaran privasi
g) Penganiayaan
Menganiaya melanggar prinsip-prinsip etik dan membuat anda sedang secara hukum
untuk mengajukan tuntutan hukum.Standar etik meminta perawat untuk tidak melakukan sesuatu
yang membahayakan. Setiap orang dapat dianiaya, tetapi hanya orang tua dan anak-anaklah yang
paling rentan.biasanya, pemberi layanan atau keluargalah yang bertanggung jawab terhadap
penganiayaan inisial. Mungkin Sulit dimengerti mengapa Seseorang menganiaya oranglain yang
lemah atau rapuh, tetapi hal ini terjadi. Beberapa orang merasa puas bisa mengendalikan orang
lain. Tetapi hampir semua awal mula dari perasaan frustasi dan kelelahan dan sebagai seorang
perawat perlu menjaga keamanan dan keselamatan pasiennya.
Landasan aspek legal adalah undang-undang yang diikuti Aspek hukum Keperawatan
pada kewenangan formalnya adalah izin yang memberikan kewenangan kepada penerimanya
untuk melakukan praktik profesi perawat yaitu Surat Ijin Kerja (SIK) bila bekerja di dalam suatu
institusi dan Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP) bila bekerja secara perorangan atau orang-orang.
Kewenangan itu, hanya diberikan kepada mereka yang memiliki kemampuan.Namun, memiliki
kemampuan tidak memiliki kewenangan. Seperti juga kemampuan yang didapat secara
berjenjang, kewenangan yang diberikan juga berjenjang.
Hukum mengatur hubungan antar manusia sebagai subjek hukum yangmelahirkan hak
dan kewajiban.Dalam kehidupan manusia, baik secara perorangan maupun, hukum, perilaku
hubungan baik antara manusia yang satu dengan yang lain, antar kelompok manusia, maupun
antara manusia dengan kelompok manusia. Hukum dalam interaksi manusia merupa suatu
keniscayaan (Praptianingsih, S., 2006).
1) Proses Keperawatan
2) Tindakan Perawatan
3) informed Consent
Untuk melindungi tenaga perawat akan adanya kebutuhan dari klien/pasien perlu
ditetapkan dengan jelas apa hak, kewajiban serta kewajiban perawat agar tidak kesalahan dalam
melakukan pelaksanaan serta memberikan suatu kepastian hukum, perlindungan tenaga perawat.
Hak dan kewajiban perawat yang ditentukan dalam Kepmenkes 1239/2001 dan Keputusan
Direktur Jenderal Pelayanan Medik NomorYM00.03.2.6.956
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aspek Hukum Etik Keperawatan ada lah Aspek aturan Keperawatan dalam memberikan
asuhan sesuai kewenangan dan tanggung jawab pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak
dan kewajibannya yang diatur dalamundang-undang 2000.
Praktik 1000 yang aman memerlukan pemahaman tentang batasan hukum yang ada dalam
praktik perawat. Sama dengan semua aspek 1000, pemahaman tentang pentingnya hukum dapat
mendukung pemikiran krisis perawat. Perawat perlu memahami hukum untuk melindungi hak
kliennya dan dirinya sendiri dari masalah. perawat tidak perlu takut hukum, tetapi lebih melihat
hukum sebagai dasar pemahaman terhadap apa yang diharapkan masyarakat dari penyelenggara
pelayanan 1000 yang profesional.
B. Saran
Aprilins. 2010.Teori Etika. Diakses 26 Desember 2011 pukul 21.00 WIB. Diposkan 23 Februari
2010 pukul 10.02 PM. URL :http://aprillins.com/2010/1554/2-teori-etika-utilitarisme-deontologi/