ETIKA KEPERAWATAN
Dosen Pengajar :
Disusun Oleh :
Kelompok 8
2022
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan
limpahan-Nya kami kelompok 8 mampu menyelesaikan tugas etika
keperawatan.Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dan penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan dan kerjasama kelompok sehingga kendala – kendala yang
di hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kaitan
aspek legal dalam keperawatan. Makalah ini disusun dengan berbagai ragam
rintangan. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
Yang Maha Esa makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa
Akademi Keperawatan Bethesda Tomohon,kami kelompok sadar bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pengajar dan mahasiswa, kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan
makalah ini di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran.
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A.LATAR BELAKANG.....................................................................................1
B.RUMUSANMASALAH.................................................................................2
C.TUJUAN..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A.KESIMPULAN................................................................................................17
B.SARAN............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
1
disiplin ilmu lainnya, baik dalam nursing proses kepada pasien ataupun dalam
melaksanakan program pendidikan nursing, sudah seharusnya menyatu dalam
intelektualitasnurses.
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan
BAB II
2
PEMBAHASAN
Legal merupakan sesuatu yang dianggap sah oleh hukum dan undang-undang
(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Setiap aturan yang berlaku untuk seorang
perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas atau fungsi perawat adalah kode etik
perawat nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh
terhadap kode etik sehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan. Hukum
mengatur perilaku hubungan antar manusia sebagai subjek hukum yang melahirkan
hak dan kewajiban. Dalam kehidupan manusia, baik secara perorangan maupun
berkelompok, hukum mengatur perilaku hubungan baik antara manusia yang satu
dengan yang lain, antar kelompok manusia, maupun antara manusia dengan
kelompok manusia. Hukum dalam interaksi manusia merupakan suatu keniscayaan
(Praptianingsih, 2006).
Hak legal adalah hak yang didasarkan atas hukum dalam salah satu bentuk. Hak
legal ini lebih banyak berbicara tentang hukum dan sosial. Contoh kasus
mengeluarkan peraturan bahwa perawat memperoleh tunjangan setiap bulan, maka
setiap perawat yang telah memenuhi syarat yang ditentukan berhak untuk mendapat
tunjangan tersebut (Hasyim & Prasetyo, 2012).
3
yang bermakna dalam melakukan tugasnya, dan memberkan pelayanan yang
penting kepada masyarakat.
4
Kewenangan itu, hanya diberikan kepada mereka yang memiliki kemampuan.
Namun, memiliki kemampuan tidak berarti memiliki kewenangan. Seperti juga
kemampuan yang didapat secara berjenjang,kewenangan yang diberikan juga
berjenjang.
Yang berlaku
5
4. Memberikan informasi
Ø Dalam Kepmenkes No. 1239 Tahun 2001 pasal 38, dijelaskan bahwa perawat
yang sengaja :
3.Melakukan kesehatan tidak sesuai dengan standar profesi tenaga kesehatan yang
bersangkutan sebagaimana dimaksud dalamPasal 21 ayat 1
Adapun Hal- hal yang diatur dalam aspek legal keperawatan meliputi :
6
3.Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri.
7.Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan dalam bentuk kunjungan
rumah.
a) Kewajiban:
7.Mencatat semua tindakan keperawatan secara akurat sesuai peraturan dan SOP
yang berlaku,
7
8.Memakai standar profesi dan kode etik perawat Indonesia dalam melaksanakan
praktik,
13.Menjaga hubungan kerja yang baik antara sesama perawat maupun dgn anggota
tim kesehatan lainnya.
b) Hak-Hak Perawat
Tort : Adalah kesalahan yang di buat kepada seseorang atau hak miliknya
1.Tort intensional. Tindakan terencana yang melanggar hak orang lain, seperti
kekerasan, ancaman dan kesalahan penahanan.
8
a) Ancaman adalah intensional yang mengandung maksud melakukan kontak yang
menyerang dan membahayakan. Contoh: perawat mengancam akan tetap
melakukan tindakan x-ray walaupun pasien tidak menyetujui hal itu.
b)Kekerasan adalah segala sentuhan yang disengaja di lakukan tanpa ijin. Contoh:
perawat mengancam untuk melakukan injeksi tanpa persetujuan klien, jika perawat
tetap memberikan injeksi maka itu disebut kekerasan.
c)Kesalahan penahanan terjadi jika seorang ditahan tanpa adanya surat resmi.
Contoh: hal ini terjadi ketika perawat menahan klien dalam area terbatas yang
mengganggu kebebasan klien tersebut.
a) Pelanggaran privasi adalah melindungi hak klien untuk bebas dari gangguan
terhadap masalah pribadinya. 4 tipe pelanggaran pribadi: gangguan terhadap
privasi, peniruan nama, pemberitaan tentang fakta pribadi/fakta yang memalukan,
dan publikasi palsu tentang seseorang. Contoh: pemberian informasi medis klien
kepada pihak yang tidak berwenang seperti wartawan atau atasan klien.
Slander terjadi saat seseorang memberikan pernyataan palsu secara lisan. Contoh:
seorang perawat memberitahukan kepada orang lain bahwa seorang klien menderita
penyakit menular seksual dan hal itu mempengaruhi karir bisnis klien.
Libel adalah pencemaran nama baik secara tertulis. Contoh: penulisan data palsu.
9
keperawatan memasukan obat, biasanya akan berakibat pendisiplinan terhadap hal
tersebut.
b) Malpraktek adalah salah satu bentuk kelalaian yang sering disebut kelalaian
profesional. Malpraktek keperawatan adalah akibat dari pelayanan keperawatan
yang dilakukan dibawah standar praktek keperawatan. Contoh: perawat
memasukan obat pada klien padahal pada rekam medis klien tercantum bahwa klien
memiliki alergi terhadap obat tersebut.
Legislasi praktek keperawatan merupakan ketetapan hukum yang mengatur hak dan
kewajiban seorang perawat dalam melakukan praktekkeperawatan.Legislasipraktek
keperawatan di Indonesia diatur melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan
tentang registrasi dan praktek perawat.
10
e. Menilai boleh tidaknya praktik
Surat ini diberikan oleh Departemen Kesaehatan kepada perawat setelah lulus dari
pendidikan keperawatan sebagai bukti tertulis pemberian kewenangan untuk
menjalankan praktek keperawatan.
11
Registrasi SIP adalah suatu proses dimana perawat harus (wajib) mendaftarkan diri
pada kantor wilayah Departemen Kesehatan Propinsi untuk mendapat Surat Izin
Perawat (SIP) sebagai persyaratan menjalankan pekerjaan keperawatan dan
memperoleh nomor registrasi. Sasarannya adalah semua perawat.Sedangkan yang
berwenang mengeluarkannya adalah Kepala Dinas Kesehatan Propinsidimana
institusi perawat itu berasal. Bagi perawat yang sudah bekerja sebelum ditetapkan
keputusan ini memperolah SIP dari pejabat kantor kesehatan kabupaten/kota
diwilayah tempat kerja perawat yang bersangkutan.
Surat ini merupakan bukti yang diberikan kepada perawat untuk melakukan praktek
keperawatan di sarana pelayanan kesehatan.SIK hanya berlaku pada satu tempat
sarana pelayanan kesehatan. Pejabat yang berwenang menerbitkan SIK adalah
kantor dinas kabupaten / kota dimana yang bersangkutan akan melaksanakan
praktek keperawatan.
Surat ini merupakan bukti tertulis yang diberikan kepada perawat untuk
menjalankan praktek keperawatan secara perorangan atau kelompok.SIPP hanya
berlaku untuk satu tempat praktek perorangan atau kelompok dimana yang
bersangkutan mendapat izin untuk melakukan praktek perawat. Pejabat yang
berwenang menerbitkan SIPP adalah kantor dinas kabupaten / kota dimana yang
bersangkutan akan melaksanakan praktek keperawatan.
D.Kredensial
12
mempertahankan standar praktik dan akuntabilitas persiapan pendidikan
anggotanya. Kredensial meliputi pemberian izin praktik (lisensi), registrasi
(pendaftaran), pemberian sertifikat (sertifikasi) dan akreditasi (KozierErb, 1990).
1.Pemberian Lisensi
II. Registrasi
Registrasi merupakan pencantuman nama seseorang dan informasi lain pada badan
resmi baik milik pemerintah maupun non pemerintah. Perawat yang telah terdaftar
diizinkan memakai sebutan registerednurse. Untuk dapat terdaftar, perawat harus
telah menyelesaikan pendidikan keperawatan dan lulus ujian dari badan
pendaftaran dengan nilai yang diterima. Izin praktik maupun registrasi harus
diperbaharui setiap satu atau dua tahun. Dalam masa transisi professional
keperawatan di Indonesia, sistem pemberian izin praktik dan registrasi sudah
saatnya segera diwujudkan untuk semua perawat baik bagi lulusan SPK, akademi,
sarjana keperawatan maupun program master keperawatan dengan lingkup praktik
sesuai dengan kompetensi masing-masing.
Register Nurse:
13
4. Membuat rencana strategi perawatan
5. Menyusun intervensi keperawatan untuk mengimplementasikan strategi
perawatan
6. Memberi kewenangan intervensi keperawatan yang dapat dilaksanakan
orang lain, dan tidak bertentangan dengan undang-undang
Tujuan registrasi:
III. Sertifikasi
Tujuan sertifikasi:
IV. Akreditasi
14
Pendidikan keperawatan pada waktu tertentu dilakukan penilaian/pengukuran
untuk pendidikan DIII keperawatan dan sekolah perawat kesehatan dikoordinator
oleh Pusat Diknakes sedangkan untuk jenjang S 1 oleh Dikti. Pengukuran rumah
sakit dilakukan dengan suatu sistem akrteditasi rumah sakit yang sampai saat ini
terus dikembangkan.
1. Euthanasia
Istilah euthanasia berasal dari bahasa yunani “euthanathos”. Eu artinya baik, tanpa
penderitaan ; sedangkan thanathos -artinya mati atau kematian. Dengan demikian,
secara etimologis, euthanasia dapat diartikan kematian yang baik atau mati dengan
baik tanpa penderitaan.Ada pula yang menerjemahkan bahwa euthanasia secara
etimologis adalah mati cepat tanpa penderitaan.
2. Aborsi
Terlepas dari alasan apa yang menyebabkan kehamilan, aborsi pada umumnya
dilakukan karena terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Apakah dikarenakan
kontrasepsi yang gagal, perkosaan, ekonomi, jenis kelamin atau hamil di luar nikah.
3. Tranplantasi Organ
Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari
suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan
persyaratan dan kondisi tertentu.
15
Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia merupakan tindakan medik yang
sangat bermanfaat bagi pasien dengan ganguan fungsi organ tubuh yang berat. Ini
adalah terapi pengganti (alternatif) yang merupakan upaya terbaik untuk menolong
penderita/pasien dengan kegagalan organnya, karena hasilnya lebih memuaskan
dibandingkan dengan pengobatan biasa atau dengan cara terapi. Hingga dewasa ini
transplantasi terus berkembang dalam dunia kedokteran, namun tindakan medik ini
tidak dapat dilakukan begitu saja, karena masih harus dipertimbangkan dari segi
non medik, yaitu dari segi agama, hukum, budaya, etika dan moral. Kendala lain
yang dihadapi Indonesia dewasa ini dalam menetapkan terapi transplatasi, adalah
terbatasnya jumlah donor keluarga (LivingRelated Donor, LRD) dan donasi organ
jenazah. Karena itu diperlukan kerjasama yang saling mendukung antara para pakar
terkait (hukum, kedokteran, sosiologi, pemuka agama, pemuka masyarakat),
pemerintah dan swata.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Aspek legal keperawatan adalah suatu aturan keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada
berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya. Aspek legal
keperawatan meliputi kewenangan berkaitan dengan izin melaksanakan praktik
profesi, sehingga tidak terlepas dari Undang-Undang dan Peraturan tentang praktek
Keperawatan. Fungsi hukum dari aspek legal dalam praktik keperawatan
merupakan suatu pedoman atau kerangka dalam menjalankan praktik keperawatan.
Dengan hukum tersebut, perawat dapat menentukan batas – batas kewenangan serta
hak dan tanggung jawab sebagai perawat.
Tanggung jawab (responsibilitas) adalah eksekusi terhadap tugas- tugas yang
berhubungan dengan peran tertentu dari perawat. Tanggung gugat (akuntabilitas)
adalah mempertanggungjawabkan perilaku dan hasilnya termasuk dalam lingkup
16
peran profesional seseorang sebagaimana tercermin dalam laporan pendidik secara
tertulis tentang perilaku tersebut dan hasilnya. Perawat memiliki tanggung jawab
dan tanggung gugat kepada pasien, sehingga aspek legal keperawatan sebagai
pedoman perawat perlu dijalankan dengan sebaik-baiknya.
B.SARAN
Dalam prakteknya perawat dituntut untuk tanggap dalam memberikan asuhan
keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,dalam
menyelesaikan masalah kesehatan dan kompleks, memberikan tindakan
keperawatan langsung, pendidikan, nasehat, konseling, dalam rangka penyelesaian
masalah keperawatan melalui pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam upaya
memandirikan sistem klien, memberikan pelayanan keperawatan disarana
kesehatan dan tatanan lainnya, memberikan pengobatan dan tindakan medis
terbatas, pelayanan KB, imunisasi, pertolongan persalinan normal dan menulis
permintaan obat, melaksanakan program pengobatan secara tertulis dari dokter.
Untuk menunjang kegiatan tersebut seorang perawat diharapkan terdaftar pada
badan resmi baik milik pemerintah maupun non pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
http://kharisshodiq.blogspot.com/2009/10/aspek-legal-dalam-keperawatan.html
https://www.kemenkopmk.go.id/sites/default/files/produkhukum/UU%20Nomor
%2038%20Tahun%202014.pdf
17