KELOMPOK 6 :
NAMA NPM
DOSEN PENGAMPU :
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
HALAMAN JUDUL........................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang..............................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3.Tujuan............................................................................................................2
1.4.Manfaat..........................................................................................................2
BAB IV PENUTUP
4.1.Kesimpulan..................................................................................................12
4.2.Saran............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Keperwatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada
kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada manusia yaitu dengan
memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun yang sakit untuk menjalankan
hidup sehari-harinya. Salah satu yang mengatur hubungan perawat dan pasien adalah
etika. Istilah etika dn moral sering digunakan secara bergantian (Wulan, 2011).
Perawat merupakan salah satu profesi Perawat merupakan salah satu profesi
yang berhubungan dan berinterkasi langsung dengan klien, baik sebagai individu,
keluarga, keompok dan masyarakat.. Oleh karena itu, perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan dituntut untuk memahami dan berprilaku sesuai dengan etika
keperawatan.
Agar seorang perawat dapat bertanggung jawab maka ia harus memegang teguh
nilai-nilai yang mendasari praktek keperawatan itu sendiri, yaitu perawat membantu
klien untuk mencapai tingkat kesehatan optimum, perawat membantu meningkatkan
autonomi klien mengekspresikan kebutuhannya. Perawat mendukung martabat
kemanusiaan dan berlaku sebagai advokat bagi kliennya, perawat menjaga kerahasiaan
klien, berorientasi pada akuntabilitas perawat dan perawat bekerja dalam lingkungan
yang bekerja dalam lingkungan yang kompeten (Dalami, dkk, 2010).
Hubungan antara perawat dan pasien atau tim medis yang lain tidakla selalu
bebas dari masalah. Perawat profesional harus mengahdapi tanggung jawab etik dan
konflik yang mungkin mereka alami sebagai akibat dari hubungan mereka dalam
praktek prefesional. Kemajuan dalam bidang kedokteran, hak klien, perubahan sosial
dan hukum telah berperan dalam peningkatan perhatian terhadap etik. Standar perilaku
perawat ditetapkan dalam kode etik yang disusun oleh asosiasi keperawatan
internasional, nasional, dan negara bagian atau provinsi. Perawat harus mampu
menerapkan prinsip etik dalam peng tik dalam pengambilan keputusan dan ambilan
keputusan dan mencakup nilai dan keyakinan diri klien, profesi, perawat, dan semua
pihak yang terlihat (Ismani, 2001).
1
dijumpai banyak adanya kasus dilema etik sehigga seorang perawat harus benar-benar
tahu tentang etik dan dilema etik, dan cara penyelesaian dilema etik supaya didapatkan
keputusan yang terbaik.
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan
1.4.Manfaat
a.Bagi penulis
b.Bagi Pembaca
Supaya makalah ini dapat memberi atau menambah wawasan pembaca akan
pentingnya pengambilan kreputusan etik keperawatan dan perlindungan hukum dalam
asuhan keperawatan. Serta membuat pembaca lebih mudah dalam memahami kode etik.
Pembaca dapat belajar bagaimana mengambil keputusan etik keperawatan.
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3
hukum, tetapi lebih melihat hukum sebagai dasar pemahaman terhadap apa yang
masyarakat harapkan dari penyelenggara pelayanan keperawatan yang profesional.
a. Autonomi ( Otonomi )
c. Justice ( Keadilan )
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap
orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai
ini direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk
terapiyang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
4
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis
pada klien.
e. Veracity ( Kejujuran )
Prinsip ini berarti penuh dengan kebenaran. Nilai diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip ini berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.
g. Confidentiality ( Kerahasiaan )
h. Accountability ( Akuntabilitas )
i. Informed Consent
“Informed Consent” terdiri dari dua kata yaitu “informed” yang berarti
telah mendapat penjelasan atau keterangan (informasi), dan “consent” yang berarti
persetujuan atau memberi izin. Jadi “informed consent” mengandung pengertian
suatu persetujuan yang diberikan setelah mendapat informasi. Dengan demikian
“informed consent” dapat didefinisikan sebagai persetujuan yang diberikan oleh
pasien dan atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang
akan dilakukan terhadap dirinya serta resiko yang berkaitan dengannya.
5
2.3. Masalah Legal Dalam Keperawatan
Hukum dikeluarkan oleh badan pemerintah dan harus dipatuhi oleh warga
negara. Setiap orang yang tidak mematuhi hukun akan terikat secara hukum untuk
menanggung denda atau hukuman penjara. Beberapa situasi yang perlu dihindari
seorang perawat :
a) Kelalaian
b) Pencurian
c) Fitnah
d) False imprisonment
6
Penyerangan artinya dengan sengaja berusahan untuk menyentuh
tubuh orang lain atau bahkan mengancam untuk melakukannya. Pemukulan
berarti secara nyata menyentuh orang lain tanpa ijin.Perawatan yang kita
berikan selalu atas ijin pasien atau informed consent. Ini berarti pasien harus
mengetahui danmenyetujui apa yang kita rencanakan dan kita lakukan.
f) Pelanggaran privasi
g) Penganiayaan
7
berjenjang, kewenangan yang diberikan juga berjenjang. Kompetensi dalam
keperawatan berarti kemampuan khusus perawat dalam bidang tertentu yang memiliki
tingkat minimal yang harus dilampaui. Dalam profesi kesehatan hanya kewenangan
yang bersifat umum saja yang diatur oleh Departemen Kesehatan sebagai penguasa
segala keprofesian di bidang kesehatan dan kedokteran. Sementara itu, kewenangan
yang bersifat khusus dalam arti tindakan kedokteran atau kesehatan tertentu diserahkan
kepada profesi masing- masing.
Hukum mengatur perilaku hubungan antar manusia sebagai subjek hukum yang
melahirkan hak dan kewajiban. Dalam kehidupan manusia, baik secara perorangan
maupun berkelompok, hukum mengatur perilaku hubungan baik antara manusia yang
satu dengan yang lain, antar kelompok manusia, maupun antara manusia dengan
kelompok manusia. Hukum dalam interaksi manusia merupakan suatu keniscayaan
(Praptianingsih, S., 2006).
8
diperoleh melalui pendidikan dimana hal ini semua bertujuan untuk keamanaan
pemberian asuhan bagi pemberi pelayanan dan juga pasien selaku penerima asuhan.
1) Proses Keperawatan
2) Tindakan keperawatan
3) Informed Consent
Untuk melindungi tenaga perawat akan adanya tuntutan dari klien/pasien perlu
ditetapkan dengan jelas apa hak, kewajiban serta kewenangan perawat agar tidak terjadi
kesalahan dalam melakukan tugasnya serta memberikan suatu kepastian hukum,
perlindungan tenaga perawat. Hak dan kewajiban perawat ditentukan dalam Kepmenkes
1239/2001 dan Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Nomor
Y.M.00.03.2.6.956.
9
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.Kasus
Ada seorang calon ibu yang sedang hamil muda tetapi mempunyai penyakit
jantung kronik yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang
dikandungnya.Ketika dia datang memeriksakan dirinya pada seorang Dokter. Dokter
pun sepakat kalau janin tersebut tetap dipertahankan menurut dugaan kuat atau hampir
bisa dipastikan nyawa ibu tidak akan selamat atau mati. Dalam kondisi seperti ini,
kehamilannya boleh dihentikan dengan cara menggugurkan kandungannya.Di gugurkan
jika janin tersebut belum berusia enam bulan,tetapi kalau janin tersebut tetap
dipertahankan dalam rahim ibunya,maka nyawa ibu tersebut akan terancam.Di samping
itu,jika janin tersebut tidak digugurkan ibunya akan meninggal,janinnya pun sama
padahal dengan janin tersebut,nyawa ibunya akan tertolong. Hal ini dilakukan untuk
menyembuhkan dan menyelamatkan nyawa ibunya.Sang calon ibu pun sangat takut dan
bersedih dengan masalah yang dia alami.Tetapi ini semua sudah atas pertimbangan
medis yang matang dan tidak ada jalan keluar lain lagi. Secara medis,penghentian
kehamilan tersebut bertujuan untuk menyelamatkan nyawa ibu tersebut. Sementara
menurut hukum agama sendiri,hal ini sangat bertentangan. Menggugurkan kandungan
sama dengan membunuh jiwa.Secara umum pun pengguguran kandungan tersebut
dinyatakan dalam konteks pembunuhan atau penyerangan terhadap janin.
3.2.Penyelesaian Kasus
10
Jadi,tindakan yang harus dilakukan oleh tim medis dalam menghadapi kasus
dilema etik ini antara lain :
11
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Setiap manusia mempunyai hak dasar dan hak untuk berkembang, demikian juga
bagi pasien sebagai penerima asuhan keperawatan mempunyai hak yang sama walaupun
sedang dalam kondisi sakit. Demikian juga perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan mempunyai hak dan kewajiban masing-masing. Kedua-duannya
mempunyai hak sesuai posisinya. Disinilah sering terjadi dilema etik, dilema etik
merupakan bentuk konflik yang terjadi disebabkan oleh beberapa factor, baik faktor
internal dan faktor eksternal, disamping itu karena adanya interaksi atau hubungan yang
saling membutuhkan. Oleh sebab itu dilemma etik harus diselesaikan baik pada tingkat
individu dan institusi serta organisasi profesi dengan penuh tanggung jawab dan tuntas.
4.2.Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13