Anda di halaman 1dari 27

Bismillahirrahmannirrahim

Assalamu’alaikum wr.wb
ANALISIS TATA BAHASA EJAAN DAN TATA ATURAN PENULISAN
KARYA ILMIAH SKIPSI YANG BERJUDUL
“HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN
TERHADAP PENYEBARAN COVID - 19 PADA TENAGA KESEHATAN DI
PUSKESMAS TELAGA DEWA KOTA BENGKULU”

DOSEN PENGAMPUH : Nopita Desiana,M.Pd

Disusun Oleh :

1. Afprilia Anggraini (2226010125)


2. Selvia Rani Putri (2226010117)
3. Riska Wulandari (2226010132)
4. Gita Desi Arwani (2226010143)
5. Dio Prasetyo (2226010149)
MATERI PEMBAHASAN

Pengertian, ciri-ciri, Ejaan dan tata


sifat, jenis tata bahasa aturan bahasa

Anilisis tata bahasa


yang salah
Pengertian Tata Bahasa

Tata bahasa secara umum merupakan cabang ilmu


pengetahuan yang mempelajari berbagai kaidah yang
mengatur penggunaan bahasa. Tata bahasa merupakan ilmu
linguistik yang mana artinya adalah suatu ilmu yang
mempelajari mengenai bahasa. Di dalam bahasa Indonesia,
tata bahasa ini sudah diatur sedemikian rupa dengan baku di
dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Ciri-ciri Tata Bahasa

1. Pembentukan kata dilihat dari afiksasi atau pengimbuhan dan juga


reduplikasi atau pengulangan.
2. Berbagai sarana dari tingkat leksikal maupun pada tingkat
gramatikal dapat digunakan untuk menyatakan suatu arti.
3. Jalinan tingkat gramatikal dan juga leksikal yang perlu
diperhatikan.
4. Satuan sintaksis memiliki sifat senyawa.
5. Tata bahasa memiliki sifat normatif atau dengan kata lain yaitu tata
bahasa disusun atas berbagai gejala bahasa yang bisa digunakan di
dalam bermasyarakat.
Sifat Tata Bahasa

Artinya, di dalam tata bahasa tersusun atas adanya berbagai


gejala bahasa yang secara umum dipakai dan digunakan
dalam suatu masyarakat. Suatu tatanan bahasa yang bersifat
normatif atau umum memberikan penjelasan mengenai struktur
umum dari suatu bahasa.
Jenis-jenis Tata Bahasa

1. Tata Bahasa Deskriptif


2. Tata Bahasa Historis-Komparatif
3. Tata Bahasa Tradisional
4. Tata Bahasa Generatif
5. Tata Bahasa Transformasi
6. Tata Bahasa Struktural
7. Tata Bahasa Tagmemik
8. Tata Bahasa Pedagogik
Pengertian Ejaan Dan Eyd

Dalam penulisan bahasa Indonesia, tentu ejaan sangatlah penting untuk


diperhatikan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ejaan adalah kaidah
cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk
tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Dikutip dari buku Esai
Penerapan Ejaan Bahasa Indonesia (2020) karya Widya Fitriantiwi, ejaan disebut
juga sebagai kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa supaya keteraturan
dan keseragaman dalam penulisan bahasa dapat tercapai.
Lanjutan

Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan dalam penulisan kata-kata/kalimat


dalam Bahasa Indonesia yang termuat dalam Surat Keputusan Presiden no.
57 tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan yang disempurnakan atau lebih sering
disingkat menjadi EYD adalah aturan dasar ejaan dalam bahasa Indonesia
yang hingga sampai saat ini masih digunakan. Sebelum menggunakan EYD,
bangsa kita sempat menggunakan yang namanya ejaan Suwandi, loh!
Nah, sejak diberlakukannya EYD ada beberapa penulisan huruf dalam ejaan
Suwandi kemudian diubah seperti berikut ini:
 
‘I’ menjadi ‘y’ d) ‘ch’ menjadi ‘kh’
‘dj’ menjadi ‘j’ e) ‘tj’ menjadi ‘c’
‘nj’ menjadi ‘ny’ f) ‘sj’ menjadi ‘sy’
Fungsi Ejaan

1. Sebagai pembakuan dalam membuat tata bahasa agar semakin baku.


2. Membuat pemilihan kosa kata dan istilah menjadi lebih baku.
3. Sebagai penyaring unsur bahasa asing ke Bahasa Indonesia sehingga
dalam penulisannya tidak menghilangkan makna aslinya.
4. Penggunaan ejaan dapat membantu mencerna informasi dengan lebih
cepat dan mudah, karena penulisan bahasa yang lebih teratur
Tata Aturan Penulisan

1. Penulisan ejaan
a) Huruf abjad
b) Huruf vokal
c) Huruf konsonan
d) Huruf diftong
e) Gabungan huruf
konsonan
Analisis Tata Bahasa

1. Halaman Judul
a) kesalahan
Tanda hubung pada bagian halaman judul (COVID – 19).
b) Refisi
Tanda hubung pada bagian halaman judul (COVID – 19) seharusnya yang
benar menjadi (COVID-19).
c) Analisis
Berdasarkan hasil analisis penulis menemukan kesalahan penulisan tanda
hubung (-) pada bagian halaman judul.
2. Kata Pengantar
a) kesalahan
1. Tanda titik (.) pada bagian kata pengantar (kota Bengkulu”.Skripsi
penelitian).
2. Tanda titik dua (:) pada bagian kata pengantar (kepada: )
3. Tanda koma (,) pada bagian kata pengantar (isi materinya, oleh
karena itu).
4. Penulisan ejaan pada bagian kata pengantar (AamiinAkhir).
5. Penulisan ejaan pada bagian kata pengantar (Coronavirus).
6. Penulisan ejaan pada bagian kata pengantar (bersiapsiaga).
7. Tanda garis miring pada bagian kata pengantar (kabupaten/ kota).
8. Tanda titik dua (:) pada bagian kata pengantar (Kota Bengkulu:
1,940).
9. Tanda titik dua (:) pada bagian kata pengantar (Lebong: 504 kasus).
10.Tanda titik dua (:) dan tanda hubung (-) pada bagian kata pengantar
(Muko muko: 322).
Lanjutan

11. Tanda titik dua (:) pada bagian kata pengantar (terendah: Kab.
Lebong: 44 kasus).
12. Tanda titik dua (:) pada bagian kata pengantar (Kab. Kaur: 90 kasus).
13. Tanda titik dua (:) pada bagian kata pengantar (aktif: 762 (20.40%)).
14. Tanda titik dua (:) pada bagian kata pengantar (positif: 117 (3.13%)).
15. Tanda titik dua (:) pada bagian kata pengantar (positif: 2,856(76.47%)).
16. Tanda hubung (-) pada penulisan dibagian kata pengantar (laki – laki).
17. Tanda titik (.) pada bagian kata pengantar (Kota Bengkulu”.).
18. Penulisan ejaan pada bagian kata pengantar (KotaBengkulu).
Lanjutan
revisi
1. Tanda titik (.) pada bagian kata pengantar (Kota Bengkulu”.Skripsi
penelitian) seharusnya yang benar menjadi (Kota Bengkulu.” Skripsi
penelitian).
2. Tanda titik dua (:) pada bagian kata pengantar (kepada: ) seharusnya yang
benar menjadi (kepada : ).
3. Tanda koma (,) pada bagian kata pengantar (isi materinya, oleh karena itu
dengan) seharusnya yang benar menjadi (isi materinya. Oleh karena itu,
dengan).
4. Penulisan ejaan pada bagian kata pengantar (AamiinAkhir) seharusnya
yang benar menjadi (Aamiin. Akhir kata).
5. Penulisan ejaan pada bagian kata pengantar (Coronavirus) seharusnya
yang benar menjadi (Corona virus).
Lanjutan
6. Penulisan ejaan pada bagian kata pengantar (bersiapsiaga) seharusnya
yang benar menjadi (bersiap siaga).
7. Tanda garis miring pada bagian kata pengantar (kabupaten/ kota)
seharusnya yang benar menjadi (kabupaten/kota).
8. Tanda titik dua (:) pada bagian kata pengantar (Kota Bengkulu: 1,940)
seharusnya yang benar menjadi (Kota Bengkulu : 1,940).
9. Tanda titik dua (:) pada bagian kata pengantar (Lebong: 504 kasus)
seharusnya yang benar menjadi (Lebong : 504 kasus).
10. Tanda titik dua (:) dan tanda hubung (-) pada bagian kata pengantar (Muko
muko: 322) seharusnya yang benar menjadi (Muko-muko : 322).
11. Tanda titik dua (:) pada bagian kata pengantar (terendah: Kab. Lebong: 44
kasus) seharusnya yang benar menjadi (terendah : Kab. Lebong : 44
kasus).
12. Tanda titik dua (:) pada bagian kata pengantar (Kab. Kaur: 90 kasus)
seharusnya yang benar menjadi (Kab. Kaur : 90 kasus).
Lanjutan
13. Tanda titik dua (:) pada bagian kata pengantar (aktif: 762 (20.40%)) seharusnya
yang benar menjadi (aktif : 762 (20.40%)).
14. Tanda titik dua (:) pada bagian kata pengantar (positif: 117 (3.13%))
seharusnya yang benar menjadi (positif : 117 (3.13%)).
15. Tanda titik dua (:) pada bagian kata pengantar (positif: 2,856 (76.47%))
seharusnya yang benar menjadi (positif : 2,856 (76.47%)).
16. Tanda hubung (-) pada penulisan dibagian kata pengantar (laki – laki)
seharusnya yang benar menjadi (laki-laki).
17. Tanda titik (.) pada bagian kata pengantar (Kota Bengkulu”.) seharusnya yang
benar menjadi (Kota Bengkulu.”)
18. Penulisan ejaan pada bagian kata pengantar (KotaBengkulu) seharusnya yang
benar menjadi (Kota Bengkulu.”).
c) Analisis
Berdasarkan hasil analisis pada kata pengantar, penulis menemukan
kesalahan penulisan tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik dua (:), tanda
hubung (-).
Lanjutan

3. Tujuan Umum
Kesalahan
Kesalahan penulisan huruf kapital pada bagian tujuan umum (covid-19).
refisi penulisan
Kesalahan penulisan huruf kapital pada bagian tujuan umum (covid-19)
seharusnya yang benar menjadi (Covid-19).
Analisis
Berdasarkan hasil analisis pada bagian tujuan umum, penulis menemukan
kesalahan penulisan huruf kapital.
Lanjutan

3. Tujuan Khusus
a) Kesalahan
Penulisan ejaan pada bagian tujuan khusus (padatenaga).
b) refisi penulisan
Penulisan ejaan pada bagian tujuan khusus (padatenaga)
seharusnya yang benar menjadi (pada tenaga).
c) Analisis
Berdasarkan hasil analisis pada bagian tujuan khusus, penulis
menemukan kesalahan penulisan ejaan.
Lanjutan
5. Kesimpulan
a) kesalahan
1) Penulisan ejaan pemborosan spasi pada bagian kesimpulan
(terdapat 70).
2) Tanda titik (.) pada bagian kesimpulan (Kota Bengkulu).
b) refisi penulisan
1) Penulisan ejaan pemborosan spasi pada bagian kesimpulan
(terdapat 70) seharusnya yang benar menjadi (terdapat 70).
2) Tanda titik (.) pada bagian kesimpulan (Kota Bengkulu) seharusnya
yang benar menjadi (Kota Bengkulu.).
c) Analisis
Berdasarkan hasil analisis pada bagian kesimpulan, penulis menemukan
kesalahan penulisan ejaan, tanda titik (.).
Lanjutan
6. saran
a) kesalahan
1) Penulisan ejaan pada bagian saran (utuk).
2) Tanda titik (.) pada bagian saran (Kota Bengkulu ).
b) refisi penulisan
1) Penulisan ejaan pada bagian saran (utuk) seharusnya yang benar
menjadi (untuk).
2) Tanda titik (.) pada bagian saran (Kota Bengkulu ) seharusnya yang
benar menjadi (Kota Bengkulu.).
c) Analisis
Berdasarkan hasil analisis pada bagian saran, penulis menemukan
kesalahan penulisan ejaan, tanda titik (.).
Lanjutan

7. daftar pusaka
a) kesalahan
kesalahan penulisan tanda baca pada bagian daftar pusaka (Jakarta:
Raja).
b) refisi
kesalahan penulisan tanda baca pada bagian daftar pusaka (Jakarta:
Raja) seharusnya yang benar menjadi (Jakarta : Raja).
c) analisis
Berdasarkan hasil analisis pada bagian daftar pusaka, penulis
menemukan kesalahan penulisan tanda titik dua (:).
Kesimpulan
Pada dasarnya kita telah memahami penggunaan kaidah tata bahasa Indonesia
yang baik dan benar, akan tetapi kita berbicara seringkali kita tidak mengikuti
kaidah/aturan dari tata bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
berkomunikasi sehari-hari. Kita sering menggunakan tata bahasa yang salah,
sehingga bermula dari kesalahan-kesalahan tersebut dapat menjadi sebuah
kebiasaan dan hal tersebut menjadi membudaya dan dibenarkan penggunaan
dalam keseharian. Untuk itu sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk
saling mengingatkan agar menggunakan kaidah tata bahasa yang baik dan
benar.
lanjutan
Dari analisis yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan yaitu : Kesalahan
ejaan yang ditemukan dalam penulisan skripsi mahasiswa, seperti pada
kesalahan huruf kapital, kesalahan pada penulisan spasi dan Penulisan tanda
baca, seperti penggunaan tanda koma (,), tanda titik (.), tanta titik dua (:), tanda
hubung (-).
Kesalahan bentuk kata yang ditemukan dalam penulisan skripsi mahasiswa,
Penulis kurang teliti dalam memilah kata yang tepat digunakan dalam kalimat
tersebut.
Saran
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, adapun saran yang
direkomendasikan oleh penulis bagi pembaca yaitu :
1. Mahasiswa harus meningkatkan ketelitiannya terhadap penulisan karya
ilmiah agar kesalahan-kesalahan berbahasa dapat dihindarkan.
2. Mahasiswa diharapkan dapat menerapkan ejaan bahasa Indonesia dalam
setiap kegiatan menulis karya ilmiah, sehingga penggunaan ejaan yang baik
dan benar dapat menjadi suatu kebiasaan.
3. Mahasiswa harus meningkatkan pemahaman terhadap penulisan yang
benar atau sesuai dengan pedoman ejaan yang berlaku agar mengetahui
penulisan yang benar dan yang tidak melanggar dari kaidah.
Dengan adanya penjabaran tentang “tata bahasa dan ejaan” diharap dapat
membuat suatu karya tulis. Dan semoga penjabaran ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Sekian presentasi
dari kami. Jika ada
yang kurang
dipahami,
dipersilahkan untuk
teman-teman belajar
lebih giat lagi.
wassalamualaikum wr.wb
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai