MAKALAH
BAHASA INDONESIA
“EJAAN YANG DISEMPURNAKAN”
OLEH:
NOVITASARI
S1A21110
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah matakuliah Bahasa
Indonesia dengan judul “Ejaan Yang Disempurnakan”, meskipun masih jauh dari
kesempurnaan.
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu wadah
pembelajaran dalam menimbah ilmu, utamanya dalam matakuliah Bahasa Indonesia
terkhusus pada pelafalan, pemakaian huruf, pemisahan suku kata, penulisan huruf,
kata, partikel dan angka bilangan.
Pada kesempatan ini saya membuka diri untuk menerima kritik dan saran yang
berguna untuk perbaikan dalam makalah ini. Semogah makalah ini dapat memberikan
pengetahuan dalam proses pembelajaran utamanya dalam penggunaan ejaan Bahasa
Indonesia yang benar.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Ejaan Yang Disempurnaan (EYD)........................................................2
2.2 Pemakaian Huruf..................................................................................2
1. Huruf Abjad.................................................................................2
2. Huruf Vokal.................................................................................2
3. Huruf Konsonan..........................................................................2
4. Huruf Diftong..............................................................................2
5. Gabungan Huruf Konsonan.........................................................3
2.3 Penulisan Huruf....................................................................................3
1. Penulisan Huruf Besar (Kapital).................................................3
2. Penulisan Huruf Miring...............................................................5
2.4 Penulisan Kata......................................................................................6
1. Kata Dasar...................................................................................6
2. Kata Turunan (Berimbuhan)........................................................6
3. Kata Ulang...................................................................................6
2.5 Penulisan Unsur Serapan......................................................................7
2.6 Jenis dan Fungsi Tanda Baca................................................................8
1. Tanda Titik (.)..............................................................................8
2. Tanda Koma (,)............................................................................8
3. Tanda Seru (!)..............................................................................8
iii
4. Tanda Titik Koma (;)...................................................................8
5. Tanda Titik Dua (:)......................................................................8
6. Tanda hHubung (-)......................................................................9
7. Tanda Elipsis (…)........................................................................9
8. Tanda Tanya (?)...........................................................................9
9. Tanda kurung ( )..........................................................................9
10. Tanda Kurung Siku ({…})..........................................................10
11. Tanda Petik (“…”).......................................................................10
12. Tanda Petik Tunggal (‘…’).........................................................10
13. Tanda Garis Miring (/).................................................................10
14. Tanda Penyingkat/Apodtrof (‘)...................................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...........................................................................................11
3.2 Saran.....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar para pembaca
dapat lebih mengerti dan memahami penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan
dalam Tata Bahasa Indonesia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas
huruf berikut. Nama setiap huruf disertakan disebelahnya.
2. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri
atas huruf a, I, u, e, dan o.
3. Huruf Konsonan
Huruf yang melambaikan konsonan dalam bahasa Indonesia adalah
huruf yang selain huruf vokal yang terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h,
j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, dan z.
4. Huruf Diftong
Di dalam Indonesia terdapat terdapat diftong yang dilambangkan
dengan ai, au, dan oi.
2
5. Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang
melambangkan konsonan, yaitu: kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing
melambangkan satu bunyi konsonan.
Dua hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf berdasarkan EYD
yaitu:
Penulisan huruf besar.
Penulisan huruf miring.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pembahasan berikut.
1. Penulisan Huruf Besar (Kapital)
Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal,
Misalnya:
a. Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya:
Dia menulis surat di kamar.
Tugas bahasa Indonesia sudah dikerjakan.
b. Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya:
Ayah bertanya, “Apakah mahasiswa sudah libur?”.
“Kemarin engkau terlambat”, kata ketua tingkat.
c. Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama
kitab suci. Misalnya:
Allah Yang Maha kuasa lagi Maha penyayang.
Terima kasih atas bimbingan-Mu ya Allah.
d. Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya:
3
Raja Gowa adalah Sultan Hasanuddin.
Kita adalah pengikut Nabi Muhammad SAW.
e. Digunakan sebagai huruf pertama nama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang, penganti nama orang tertentu,
nama instansi dan nama tempat. Misalnya:
Wakil Presiden Yusuf Kalla memberikan bantuan mobil.
Laksamana Muda Udara Abd. Rahman telah dilantik.
f. Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang. Misalnya:
Ibrahim Naki
Nofiyanti
g. Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
nama bahasa. Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Sunda
h. Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari
raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya:
tahun Hijriyah hari Jumat
bulan Desember hari Lebaran
i. Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur nama diri.
Misalnya:
Laut Jawa Jazirah Arab
Asia Tenggara Tanjung Harapan
j. Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
lembaga pemerintah, ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi,
kecuali terdapat kata penghubung. Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat
k. Digunakan sebagai huruf pertama petunjuk kekerabatan atau sapaan
dan pengacuan. Misalnya:
4
Surat Saudara sudah saya terima.
Mereka pergi ke rumah Pak Lurah.
l. Digunakan sebagai kata ganti Anda. Misalnya:
Surat Anda telah saya balas.
Sudahkah Anda shalat?
m. Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan. Misalnya:
Dr. Ibrahim Naki
Abdul Manaf Husain, S.H
n. Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
o. Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam judul,
majalah, surat kabar, dan karangan ilmiah lainnya, kecuali kata
depan dan kata penghubung. Misalnya:
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”
2. Penulisan Huruf Miring
Huruf miring digunakan untuk:
a. Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip
dalam tulisan. Misalnya:
Buku Negara kartagama karangan Prapanca.
Majalah Suara Hidayatullah sedang dibaca.
b. Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, dan
kelompok kata. Misalnya:
Huruf pertama kata abad adalah a.
Dia bukan menipu, tetapi menipu.
5
2.4 Penulisan Kata
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu:
1. Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk,
yang ditulis sebagai suatu kesatuan. Misalnya:
Dia teman baik saya.
2. Kata Turunan (berimbuhan)
Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan, yaitu:
Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya:
Membaca
Menulis
Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung
mengikuti atau mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa gabungan
kata. Misalnya:
Bertepuk tangan
Sebar luaskan
Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat
awalan dan akhiran, kata itu ditulis serangkai. Misalnya:
Menandatangani
Keanekaragaman
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya:
Angtarkota
Mahaadil
3. Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-).
Jenis-jenis kata ulang yaitu:
6
Dwipurwa yaitu pengulanggan suku kata awal. Misalnya= Laki :
Lelaki.
Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan.
Misalnya= Laki : Laki-laki.
Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi fonem. Misalnya=
Sayur : Sayur-mayur.
Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang mendapat
imbuhan. Misalnya= Bermain-main.
Dalam hal penulisan unsur serapan dalam bahasa Indonesia, sebagian ahli
bahasa Indonesia menganggap belum stabil dan konsisten. Dikatakan demikian
karena pemakai bahasa Indonesia sering begitu saja menyerap unsur asing tanpa
memperhatikan aturan, situasi, dan kondisi yang ada. Pemakai bahasa
seenaknya menggunakan kata asing tanpa memproses sesuai dengan aturan
yang telah diterapkan.
Berdasarkan taraf integritasnya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia
dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:
1. Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya secara
utuh, baik tulisan maupun ucapan, tidak mengalami perubahan. Contoh
yang tergolong secara adopsi, yaitu: editor, civista academica, de facto, dan
brigde.
2. Secara adaptasi, yaitu apabila unsur asing telah disesuaikan ke dalam
kaidah bahasa Indonesia, baik pengucapannya maupun penulisannya.
Contoh yang tergolong secara adaptasi, yaitu: ekspor, material, sistem,
atlet, manajemen, koordinasi, dan fungsi.
7
2.6 Jenis dan Fungsi Tanda Baca
8
Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau
pemerian.
Pada kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam
percakapan.
Di antara jilid atau nomor buku/majalah dan halaman antara bab dan
ayat dalam kitab suci atau antara judul dan anak judul suatu
karangan.
6. Tanda hHubung (-)
Tanda hubung dipakai dalam hal-hal sebagai berikut:
Menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris.
Menyambung unsur-unsur kata ulang.
Merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
7. Tanda Elipsis (…)
Tanda elipsis digunakan untuk menyatakan hal-hal seperti berikut:
Mengambarkan kalimat yng terputus-putus.
Menunjukan bahwa satu petikan ada bagian yang dihilangkan.
8. Tanda Tanya (?)
Fungsi dan kegunaan tanda tanya:
Tanda tanya selalunya dipakai pada setiap akhir kalimat tanya.
Tanda tanya yang dipakai dan diletakan didalam tanda kurung
menyatakan bahwa kalimat yang dimaksud kurang dapat dibuktikan
kebenarannya.
9. Tanda kurung ( )
Tanda kurung dipakai dalam hal-hal sebagai berikut:
Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian pokok
pembicaraan.
Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan.
9
10. Tanda Kurung Siku ({…})
Tanda kurung siku digunakan untuk:
Mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan pada akhir kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang
lain.
Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang ssudah bertanda
kurung.
11. Tanda Petik (“…”)
Fungsi tanda petik adalah:
Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah
atau bahan tulisan lain.
Mangapit judul syair, karang, bab buku apabila dipakai dalam
kalimat.
Mengapit istilah kalimat yang kurang dikenal.
12. Tanda Petik Tunggal (‘…’)
Tanda petik tunggal mempunyai fungsi:
Mengapit petikan yang yang tersusun di dalam petikan lain.
Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
13. Tanda Garis Miring (/)
Fungsi dan kegunaan tanda garis miring:
Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat.
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, per atau
nomor alamat.
14. Tanda Penyingkat/Apodtrof (‘)
Tanda apodtrof menunjukan penghilang bagian kata.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA