Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS EYD PADA LAPORAN TUGAS AKHIR

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Tahun Pelajaran 2016/2017

Disusun Oleh:

Maulida Putri

3.31.16.1.14

LT-1B

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK

2016
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat
yang telah diberikan-Nya. Tanpa kuasanya penulis tidak akan dapat menyelesaikan
karya tulis ini dengan baik.
Menganalisis Sebuah Laporan merupakan tema yang diberikan kepada penulis
sebagai acuan dalam penyusunan karya tulis. Kurangnya pemahaman mengenai materi
yang diberikan kepada penulis, serta referensi, merupakan tantangan terbesar dalam
menyelesaikan karya tulis ini. Banyak kendala yang dihadapi penulis, mulai dari rasa
malas, putus asa, dan dengan banyaknya tugas yang harus diselesaikan dari mata kuliah
yang berbeda. Namun,berkat semangat serta dorongan dari keluarga, teman, dan
sahabat, karya tulis ini berhasil terselesaikan.
Rasa terima kasih penulis berikan kepada Ibu Netty selaku dosen mata kuliah
bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas, sehingga penulis dapat lebih banyak
belajar lagi untuk memahami materi yang telah diberikan. Dan tidak lupa ucapan terima
kasih penulis sampaikan untuk keluarga, teman, dan sahabat atas bantuan dan semangat
yang telah mereka berikan. Khusunya kepada Bias Dwi Cahya yang telah membantu
memecahkan masalah, serta Dwita Fadhila Prastuti yang telah meminjamkan laptopnya
untuk proses perevisian karya tulis penulis. Ucapan terima kasih juga penulis berikan
kepada pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa walaupun berbagai upaya penyempurnaan telah
dilakukan pada karya tulis ini, namun masih terdapat banyak kekurangan. Kritik dan
saran pembaca akan sangat dihargai demi penyempurnaan untuk edisi berikutnya.

Semarang, 23 Desember 2016

Penulis
`
ABSTRAK
EYD merupakan ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan
ini menggantikan ejaan sebelumnya, ejaan republik atau ejaan soewandi. EYD
mencakup lima aspek yaitu: pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata,
penulisan unsur dan pemakaian tanda baca. Penggunaan EYD sangat penting dalam
komunikasi berbahasa. EYD belum digunakan dengan baik dan benar dalam keseharian
masyarakat. Terbukti hampir sebagian besar orang masih banyak yang tidak
menggunakan ejaan EYD dengan baik dan benar. Tujuan dari penyusunan makalah ini
adalah untuk mengetahui lebih mendalam tentang EYD, mengidentifikasi penulisan
EYD yang benar dari sebuah laporan, mendeskripsikan penggunaan EYD pada sebuah
laporan. Dalam makalah ini dijelaskan tentang cara penulisan EYD yang benar dan
baku. Makalah ini juga mengajarkan cara menulis dengan baik dan benar sesuai dengan
EYD. Judul makalah ini adalah Analisis EYD pada Laporan Tugas Akhir. Makalah ini
menggunakan metodologi observasi untuk menganalisis laporan tugas akhir. EYD
merupakan suatu aturan dalam tata bahasa Indonesia yang benar dan baku,
dan keseluruhan merupakan peraturan yang menggambarkan lambang-lambang bunyi
ujaran dan interrelasi antara lambang-lambang itu (pemisahannya,
penggabungannya). Apabila kita sudah bisa menggunakan EYD dengan baik dan benar
pasti bahasa yang kita gunakan pada saat berkomunikasi dalam keadaan yang formal
akan sempurna. Serta bertujuan untuk dapat berkomunikasi dengan bahasa
indonesia dengan baik dan benar.

Kata kunci: Bahasa, Analisis kesalahan laporan, dan ejaan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PRAKATA.......................................................................................................ii

ABSTRACK....................................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
II. Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
A. Tujuan Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . .
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian EYD. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Ruang Lingkup Ejaan Yang Disempurnakan . . . . . . . . . . . .
BAB III. METODOLOGI
A. Observasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB IV PEMBAHASAN
A. Menganalisis EYD pada Laporan Tugas Akhir . . . . . . . . . . .
BAB V PENUTUP
A. Simpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan elemen penting dalam kehidupan umat manusia. Selain
digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan
sebagai alat komunikasi secara tulisan. Di era globalisasi ini, masyarakat dituntut
secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami informasi di segala aspek
kehidupan sosial secara baik dan benar. Sebagai bahan pendukung kelengkapan
tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan
benar. Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa, peran aturan
baku tersebut digunakan. Dalam hal ini kita selaku warga negara yang baik
hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketatabahasaan yang baik dan benar.
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub materi dalam tata bahasa indonesia,
yang memiliki peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasa secara
tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat disampaikan dan difahami
secara komprehensif dan terarah.
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa indonesia yang berlaku sejak
tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan
Soewandi. Ejaan merupakan seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa
dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan
tersebut menunjukkan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja
adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah
suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan
mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa. Ejaan merupakan kaidah yang harus
dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama
dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan
kejelasan makna.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penerapan EYD yang benar pada sebuah laporan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui lebih mendalam tentang EYD.
2. Mengidentifikasi penulisan EYD yang benar dari sebuah laporan.
3. Mendeskripsikan penggunaan EYD pada sebuah laporan.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian EYD
Ejaanyang disempurnakan adalah ejaan bahasa indonesia yang berlaku sejak
tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan
Soewandi. Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan
menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut
menunjukkan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah
kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu
sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur
keseluruhan cara menuliskan bahasa. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi
oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam
bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan
makna.
B. Ruang Lingkup Ejaan Yang Disempurnakan
Ruang lingkup EYD mencakup lima aspek, yaitu :
1. Pemakaian Huruf
Pemakaian huruf terdiri dari:
a. Huruf Abjad
Huruf abjad yang terdapat di dalam bahasa indonesia adalah : A, B,
C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y, dan Z.
b. Huruf Vokal
Huruf vikal di dalam bahasa indonesia adalah : a, i, u, e, dan o.
c. Huruf Konsonan
Huruf konsonan yang terdapat di dalam bahasa indonesia adalah : a,
b, c, d, e, f, g, h, i, j, k, l, m, n, o, p, q, r, s, t, u, v, w, x, y, dan z.
d. Huruf Diftong
Di dalam bahasa bahasa indonesia terdapat diftong yang
dilambangkan dengan ai, au dan oi. Contoh pemakaian dalam kata :
saudara, amboi, pandai.
e. Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa indonesia terdapat empat gabungan huruf yang
melambangkan konsonan, yaitu : kh, ng, ny, dan sy. Masing masing
melambangkan satu bunyi konsonan. Contoh pemakaian dalam kata :
hanyut, akhir, bangun, isyarat.
2. Penulisan Huruf
Dua hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf berdasarkan
EYD, yaitu :
a. Penulisan Huruf Besar (Kapital)
Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal, yaitu:
- Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Misalnya:
Dia menulis surat di kamar.
- Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya: Ibu
bertanya, Apakah kamu sudah ujian?.
- Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata
ganti untuk Tuhan. Misalnya: Islam, Kristen, Quran, Yang Maha
Pengasih.
- Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya: Raja Gowa adalah
Sultan Hasanuddin.
- Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang, pengganti nama orang tertentu, nama
instansi, dan nama tempat. Misalnya: Dia diangkat menjadi
Sekretaris Jendral Depdiknas.
- Digunakan sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya: Dewi Sartika, Amir Hamzah.
- Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
nama bahasa. Misalnya: bangsa Indonesia, suku Dayak, bahasa
Inggris.
- Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,
dan peristiwa sejarah. Misalnya: tahun Hijriyah hari Jumat, bulan
Desember hari Lebaran, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
- Digunakan sebagai huruf pertama unsur-unsur nama diri geografi.
Misalnya: Banyuwangi, Asia Tenggara, Dataran Tinggi Dieng.
- Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama resmi negara,
lembaga rsmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen
resmi, kecuali kata tugas seperti : dan, oleh, atau, untuk. Misalnya:
Departemen Keuangan, Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak.
- Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama lembaga resmi, lembaga
ketatanegaraan, badan, dokumen resmi, dan judul karangan.
- Digunakan sebagai huruf pertama semua kata (trmasuk semua unsur
kata ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan
makalah kecuali kata tugas seperti di, ke, dari, dan , yang dan untuk
yang tidak terletak pada posisi awal. Misalnya: Bacalah majalah
Bahasa dan Sastra.
- Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan yang digunakan dengan nama diri. Misalnya: Dr.
, S.E. , Sdr. .
- Digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman,
yang digunakan dalam penyapaan atau pengacuan.Misalnya: Adik
bertanya, Itu apa, Bu?.
- Digunakan sebagai huruf pertama kata Anda yang digunakan dalam
penyapaan. Misalnya: Sudahkah Anda tahu?.
b. Penulisan Huruf Miring
Huruf miring digunakan untuk :
- Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam
tulisan.
- Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, dan
kelompok kata.
- Menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing.
3. Penulisan Kata
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu :
a. Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk,
yang ditulis sebagai suatu kesatuan.
b. Kata Turunan (Kata Berimbuhan)
Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan, yaitu :
- Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
- Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung
mengikuti atau mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa
gabungan kata.
- Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat
awalan dan akhiran, kata itu ditulis serangkai.
- Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinsai,
gabungan kata itu ditulis serangkai.
c. Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-).
d. Gabungan Kata
Gabungan kata lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus.
Bagian-bagiannya pada umumnya ditulis terpisah.
e. Kata Ganti (ku, mu, nya, kau)
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya. Sedangkan kata ganti ku, mu, dan nya ditulis serangkai
dengan kata yang mendahuluinya.
f. Kata Depan (di, ke, dari)
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dengan kata yang
mengikutinya, kecuali pada gabungan kata yang dianggap padu sebagai
satu kata, seperti kepada dan daripada.
g. Kata Sandang (si dan sang)
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
h. Partikel
Partikel merupakan kata tugas yang mempunyai bentuk yang khusus,
yaitu sangat ringkas atau kecil dengan mepunyai fungsi-fungsi trtentu.
Kaidah penulisan partikel sebagai berikut:
- Partikel lah, -kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
- Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya kecuali
yang dianggap sudah menyatu.
- Partikel per yang berarti memulai, dari dan setiap. Partikel per ditulis
terpisah dengan bagian-bagian kalimat yang mendampinginya.
i. Singkatan dan Akronim
Singkatan adalah nama betuk yang dipendekkan yang terdiri atas
satu kata atau lebih. Sedangkan Akronim adalah singkatan yang berupa
gabungan huruf awal, gabungan suku kata dari deret kata yang
diperlakukan sebagai kata.
4. Penulisan Unsur Serapan
Dalam hal penulisan unsur serapan dalam bahasa Indonesia, sebagian
ahli bahasa Indonesia menganggap belum stabil dan konsisten.
Dikatakan demikian karena pemakai bahasa Indonesia sering begitu saja
menyerap unsur asing tanpa memperhatikan aturan, situasi, dan kondisi
yang ada. Pemakaian bahasa seenaknya menggunakan kata asing tanpa
memproses sesuai dengan aturan yang telah diterapkan.
Penyerapan unsur asing dalam pemakaian bahasa Indonesia
dibenarkan, dengan syarat : a) konsep yang terdapat dalam unsur asing
tidak ada dalam bahasa Indonesia, dan b) unsur asing itu merupakan
istilah teknis sehingga tidak ada yang layak mewakili dalam bahasa
Indonesia, akhirnya dibenarkan, diterima, atau dipakai dalam bahasa
Indonesia. Sebaliknya apabila dalam bahasa Indonesia unsur yang
mewakili konsep tersebut, maka penyerapan unsur asing itu tidak perlu
diterima.
5. Pemakaian Tanda Baca
a. Tanda Titik (.)
Penulisan tanda titik dipakai pada :
- Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
- Akhir singkatan nama orang.
- Akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
- Singkatan atau ungkapan yang sudah sangat umum. Bila singkatan
itu terdiri atas tiga huruf atau lebih, dipakai satu tanda titik saja.
- Dipakai untuk memisahkan bilangan atau kelipatannya.
- Memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
- Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar,
atau daftar.
- Tidak dipakai pada akhir judul atau ilustrasi dan tabel.
b. Tanda koma (,)
Kaidah penggunaan tanda koma, yaitu:
- Antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilang.
- Memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya
yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan.
- Memisahkan anak kalimat atau induk kalimat jika anak kalimat itu
mendahului induk kalimatnya.
- Digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antara
kalimat yang terdapat pada awal kalimat.
- Digunakan untuk memisahkan kata seperti: o, ya, wah, aduh dan
kasihan.
- Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
- Dipakai antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya
untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau
marga.
- Menghindari terjadinya salah baca di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.
- Dipakai di antara bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka.
- Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
- Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir
dengan tanda tanya atau seru.
c. Tanda Tanya (?)
Tanda tanya dipakai pada:
- Kalimat tanya.
- Dipakai di dalam tandakurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang diragukan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
d. Tanda Seru (!)
Tanda seru digunakan sesudah ungkapan atau pertanyaan yang
berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, dan rasa emosi yang kuat.
e. Tanda Titik Koma (;)
Tanda titik koma dipakai pada untuk:
- Memisahkan bagian-bagian kalimat sejenis dan setara.
- Memisahkan kalimat yang setara dalam kaimat majemuk sebagai
pengganti kata penghubung.
f. Tanda Titik Dua ( : )
Tanda titik dua dipakai :
- Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian.
- Pada akhir suatu pertanyaan lengkap bila diikuti rangkaian atau
pemerian.
- Di dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.
- Di antara jilid atau nomor dan halaman.
- Di antara bab dan ayat dalam kitab suci.
- Diantara judul dan anak judul suatu karangan.
- Tidak dipakai apabila rangkaian atau pemerian itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
g. Tanda Elipsis (...)
Tanda ini menggambarkan kalimat-kalimat yang terputus-putus dan
menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dibuang. Jika
yang dibuang itu di akhir kalimat, maka dipakai empat titik dengan titik
terakhir diberi jarak atau loncatan.
h. Tanda Garis Miring ( / )
Pemakaian tanda garis miring, antara lain :
- Dalam penomoran kode surat.
- Sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau nomor alamat.
i. Tanda Apostrof ()
Tanda penyingkatan menunjukkan penghilangan sebagian huruf.
j. Tanda Petik Tunggal (...)
Tanda petik tunggal dipakai untuk :
- Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
- Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
k. Tanda Petik (...)
Tanda petik dipakai untuk :
- Mengapit kata atau bagian kalimat yang mempunyai arti khusus,
kiasan atau yang belum dikenal.
- Mengapit judul karangan, sajak, dan bab buku, apabila dipakai dalam
kalimat.
- Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicara, naskah, atau
bahan penulis lain.

BAB III

METODOLOGI

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi


keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan daya, siapa
sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data
diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari
sumber tidak langsung (data sekunder).
Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya
melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi, dan sebagainya.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai dasar penyusunan makalah
ini adalah observasi.

A. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur
sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekan
berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan
untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada
responden yang tidak terlalu besar. Dalam observasi ini, peneliti terlibat secara langsung dalam
kegiatan sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
Kelebihan dari metode ini adalah dapat memungkinkan untuk mencatat hal-hal,
perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu
perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai perilaku yang
tipikal dari objek dapat dicatat dari ingatan seseorang. Selain itu, pengamatan langsung dapat
memperoleh data dari subjek baik tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tidak mau
berkomunikasi secara verbal. Adakalanya subjek tidak mau berkomunikasi, secara verbal
dengan peneliti, baik karena takut, tidak ada waktu, atau karena enggan. Dengan pengamatan
langsung, hal tersebut dapat ditanggulangi. Selain dari keutungan yang telah diberikan di atas,
pengamatan secara langsung sebagai salah satu metode dalam mengumpulkan data, mempunyai
kelemahan-kelemahan.
Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam
dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa. Alat yang digunakan
dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera, dll.
BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL

A. Mengalisis EYD pada Laporan Tugas Akhir


Penulis mengambil Bab I Pendahuluan dari Laporan Tugas Akhir yang disusun
oleh Diki Marta Sanjaya dengan judul MESIN VACUUM FORMING sebagai bahan
untuk dianalisis. Berikut data yang telah didapatkan dari hasil analisa:
Tabel 3.1 Hasil Analisa Data

No. Wujud Data Kelompok


1. ...alat yang di lengkapi dengan ... (hal. 1) Ejaan; penulisan kata
Ejaan; penulisan unsur
2. ... pengendali pneumatic, ... (hal. 1,2,3,4,5)
serapan
3. ... programmable logic control atau ... (hal. 1) Ejaan; penulisan huruf
Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir
Ejaan; pemakaian tanda
4. pneumatik dan PLC ini penulis berusaha ... (hal.
baca
3)
... pada dasarnya memiliki prinsip sama dari Ejaan; penulisan unsur
5.
beberapa literature. (hal. 3) serapan
6. Metode Interview (hal. 4) Ejaan; penulisan huruf
7. Metode Searching ((hal. 4) Ejaan; penulisan huruf
8. ... menggunakan search engine sebagai ... (hal. 4) Ejaan; penulisan huruf
9. ... halaman motto dan persembahan,... (hal. 5) Ejaan; penulisan unsur
serapan
Ejaan; pemakaian tanda
10. ... kesan-kesan serta daftar pustaka (hal. 5)
baca

ANALISA
1. Pada prinsipnya, penulisan di ada dua macam yaitu sebagai awalan dan
sebagai kata depan. Dalam teks dijumpai penulisan di sebagai berikut: ... alat
yang di lengkapi dengan... . Penulisan di seharusnya sebagai awalan, bukan
kata depan. Sehingga harus ditulis serangkai. Apa yang membedakan di
sebagai awalan atau kata depan? Biasanya, di sebagai kata depan merupakan
penentu tempat dan merupakan jawaban dari pertanyaan, Di mana?.
2. Penyerapan unsur asing dalam pemakaian bahasa Indonesia dibenarkan, dengan
syarat: konsep yang terdapat dalam unsur asing tidak adadalam bahasa
Indonesia, unsur asing itu merupakan istilah teknis sehingga tidak ada yang
layak mewakili dalam bahasa Indonesia. Dalam teks dijumpai penulisan sebagai
berikut: ... pengendali pneumatic... . Kata pneumatic merupakan istilah teknis
dan merupakan unsur asing yang tidak ada dalam bahasa Indonesia. Sehingga
dapat diganti menjadi pneumatik.
3. Penulisan huruf miring digunakan untuk menuliskan kata nama ilmiah atau
ungkapan asing. Dalam teks dijumpai penulisan sebagai berikut:...programmable
logic control... Karena tiga kata tersebut merupakan ungkapan asing, seharusnya
huruf ditulis miring.
4. Pemakaian tanda baca koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari
induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya. Dalam teks
dijumpai kalimat sebagai berikut: Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir
pneumatik dan PLC ini penulis berusaha mengumpulkan ... . Setelah kata ini
seharusnya diberi tanda koma. Karena kalimat Dalam ... ini merupakan anak
kalimat.
5. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat
dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur asing yang belum
sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia. Unsur-unsur itu dipakai dalam
konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih
mengikuti cara asing. Kedua, unsur asing yang penulisan dan pengucapannya
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam teks dijumpai penulisan
sebagai berikut: ... pada dasarnya memiliki prinsip sama dari beberapa literature.
Kata literature seharusnya diganti dengan literatur.
6. Penulisan huruf miring digunakan untuk menuliskan kata nama ilmiah atau
ungkapan asing. Dalam teks dijumpai penulisan sebagai berikut: Metode
Interview. Kata interview seharusnya ditulis miring.
7. Penulisan huruf miring digunakan untuk menuliskan kata nama ilmiah atau
ungkapan asing. Dalam teks dijumpai penulisan sebagai berikut: Metode
Searching. Kata searching seharusnya ditulis miring.
8. Penulisan huruf miring digunakan untuk menuliskan kata nama ilmiah atau
ungkapan asing. Dalam teks dijumpai penulisan sebagai berikut: ...
menggunakan search engine sebagai ... . Kata search engine seharusnya ditulis
miring.
9. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat
dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur asing yang belum
sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia. Unsur-unsur itu dipakai dalam
konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih
mengikuti cara asing. Kedua, unsur asing yang penulisan dan pengucapannya
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam teks dijumpai penulisan
sebagai berikut: ... halaman motto dan persembahan... . Kata motto seharusnya
ditulis moto.
10. Tanda baca titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan. Dalam teks dijumpai penulisan sebagai berikut: ... kesan-kesan serta
daftar pustaka . kalimat tersebut seharusnya diakhiri dengan tanda titik (.)
karena kalimat tersebut bukan pertanyaan atau seruan.
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan


menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut
menunjukkan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja
adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan
adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah
pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa. Ejaan
merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan
dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk
akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna.

Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) antara lain:

a) Pemakaian kata

b) Penulisan huruf

c) Penulisan kata

d) Penulisan unsur serapan

e) Penulisan tanda baca

B. Saran
Mahasiswa sebaiknya lebih memperbanyak membaca buku EYD dan
KBBI untuk lebih memahami penggunaan bahasa Indonesia yang benar
sehingga dapat diaplikasikan ke dalam laporan dengan baik. Selain itu,
mahasiswa dapat memperbanyak referensi agar lebih mudah memahami
penggunaan bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2011. EYD 2009 dalam Bahasa Siswa. Semarang: Bandungan Institute

Sanjaya, Diki Marta. 2015. Mesin Vacuum Forming (Tugas Akhir). Semarang: SMK
Negeri 7

Anda mungkin juga menyukai