Anda di halaman 1dari 17

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DAN PEMAKAIAN TANDA

BACA

Nama Kelompok :
Elan Rahmawan Fachrozi (12516291)
Giovina Fajar Sejati (13516059)
Nanda Ghitha Audriani (15516300)
Novia Mentari Tuasikal (18516239)

Kelas: 1PA 16
Fakultas Psikologi
Jurusan Psikologi
Universitas Gunadarma
KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berisi Ejaan Yang Disempurnakan & Tanda Baca. Makalah ini
diajukan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia.

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang membantu mengerjakan


makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini jauh dari sempurna,
untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besar nya apabila ada kekurangan atau kesalahan
penulisan pada makalah ini.

Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami tentang


EYD&TANDA BACA menjadikan keterbatasan kami pula, untuk itu kami meminta kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan karya
tulis ini.

Harapan kami, semoga karya tulis ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk sekedar
membuka cakrawala berpikir kita tentang Ejaan Yang Disempurnakan.

Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses pembuatan makalah ini.

Bekasi, 12 Oktober 2016

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ...................................................................................................... 5
1.3 Tujuan.................................................................................................................................... 6
1.4 Manfaat.................................................................................................................................. 7
BAB II............................................................................................................................................. 8
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 8
2.1 Pengertian EYD..................................................................................................................... 8
2.1.1 Ruang lingkup EYD mencakup lima aspek yaitu :......................................................... 8
BAB III ......................................................................................................................................... 16
PENUTUP..................................................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 16
3.2 Saran .................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain digunakan sebagai alat
komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan.
di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat dituntut secara
aktif untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala aspek kehidupan sosial secara
baik dan benar. sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media
penyampaian informasi secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi secara
tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut secara baik dan benar. Dalam
memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah peran aturan baku tersebut di
gunakan, dalam hal ini kita selaku warga Negara yang baik hendaknya selalu memperhatikan
rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia yang baik dan benar.

Ejaan yang disempurnakan atau yang lebih dikenal dengan singkatan EYD adalah ejaan
yang mulai resmi dipakai dan digunakan di Indonesia tanngal 16 Agustus 1972. Ejaan ini masih
tetap digunakan hingga saat ini. EYD adalah rangkaian aturan yang wajib digunakan dan ditaati
dalam tulisan bahasa indonesia resmi. EYD mencakup penggunaan dalam 12 hal, yaitu
penggunaan huruf besar (kapital), tanda koma, tanda titik, tanda seru, tanda hubung, tanda titik
koma, tanda tanya, tanda petik, tanda titik dua, tanda kurung, tanda elips, dan tanda garis miring.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH

Pada masalah ini, kami akan menjelaskan bagaimana cara penggunaan tanda baca yang
baik dan benar. Di sini kami menuliskan macam macam tanda baca beserta aturan letak
penggunaan dan fungsi dari macam-macam tanda baca tersebut, sehingga kita bisa memahami
bagaimana cara penggunaan tanda baca yang baik dan benar, karena dalam aturan penggunaan
tanda baca, banyak sekali masalah masalah penulisan tanda baca yang kurang tepat sehingga
terkadang sulit untuk memahami isi tentang tulisan yang ditulis dalam sebuah karya tulis.

Ruang Lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)


Ruang lingkup EYD mencangkup lima aspek, yaitu:
1. Pemakaian Huruf
2. Penulisan Huruf
3. Penulisan Kata
4. Penulisan unsur serapan
5. Pemakaian Tanda Baca

1). Pemakaian huruf membicarakan bagian-bagian dasar dari suatu bahasa, yaitu
1. Abjad
2. Vokal
3. Konsonan
4. Huruf Diftong :
5. Gabungan Huruf Konsonan
6. Pemenggalan Kata

2). Penulisan huruf membicarakan beberapa perubahan huruf dari ejaan sebelumnya yang meliputi
1. Huruf Kapital
2. Huruf Miring

5
3). Penulisan kata membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan jenisnya berupa.
1. Kata Dasar
2. Kata Turunan
3. Kata Ulang
4. Gabungan Kata
5. Kata Ganti kau, ku, mu,dan nya
6. Kata Depan di, ke, dan dari
7. Kata Sandang si dan sang
8. Partikel
9. Singkatan dan Akronim
10. Angka dan Lambang Bilangan

4). Penulisan unsur serapan membicarakan kaidah cara penulisan unsur serapan, terutama kosa
kata yang berasal dari bahasa asing.

5) Pemakaian tanda baca (pungtuasi) membicarakan teknik penerapan kelima belas tanda baca
dalam penulisan dengan kaidanya masing-masing
Di dalam hal ini, kita akan mempelajari ejaan yang nomor lima yaitu penggunaan tanda baca

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin kami capai dari penulisan karya tulis ini adalah:
1. Dapat memahami fungsi dari macam-macam tanda baca yang ada
2. Dapat memahami tata cara dan letak dalam penggunaan tanda baca
3. Dapat membuat sebuah karya tulis dengan tanda baca yang baik dan benar
4. Dapat memahami dan mengembangkan tulisan dengan tanda baca yang baik dan benar

6
1.4 Manfaat
Dengan diselesaikanya makalah ini, kami dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Dapat menulis karya ilmiah dengan Ejaan tanda baca yang benar
2. Dapat menggunakan tanda baca yang sesuai dengan konteks kalimat yang ada
3. Dapat memahami penggunaan tanda baca untuk menulis sebuah karya ilmiah yang baik
dan benar

7
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian EYD

Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan
ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ejaan adalah
seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda
baca sebagai sarananya. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa. Ejaan merupakan
kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasademi keteraturan dan keseragaman bentuk,
terutama dalam bahasa tulis.

2.1.1 Ruang lingkup EYD mencakup lima aspek yaitu :

1. Pemakaian Huruf
Ejaan bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dikenal paling banyak menggunakan huruf
abjad. Sampai saat ini jumlah huruf abjad yang digunakan sebanyak 26 buah.
a. Huruf Abjad

Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama

A a a JJ je Ss es
B b be KK ka Tt te
C c ce LL el Uu u
D d de MM em Vv fe
E e e NN en Ww we
F f ef OO o Xx eks
G g ge PP pe Yy ye
H h h QQ ki Zz zet
I i i RR er

8
b. Huruf Vokal

Contoh Pemakaian dalam


Kata
Huruf
Vokal Di Di Di
Awal Tengah Akhir

a api padi lusa


c* enak petak sore
emas kena tipe
i itu simpan murni
o oleh kota radio
u ulang bumi ibu

c. Huruf Konsonan

Huruf Contoh Pemakaian dalam Kata

Konsonan
Di Awal Di Tengah Di Akhir

b bahasa sebut adab


c cakap kaca
d dua ada abad
F fakir kafir maaf
g guna tiga balig
h hari saham tuah
J jalan manja mikraj
k kami paksa sesak
rakyat* bapak*
1 lekas alas kesal
m maka kami diam
n nama anak daun

9
p pasang apa siap
q** Quran Furqan
R raih bara putar
S sampai asli lemas
T tali mata rapat
v varia lava
w wanita hawa
x** xenon
y yakin payung
z zeni lazim juz

d. Huruf Diftong

Huruf Contoh Pemakaian dalam Kata

Diftong
Di Awal Di Tengah Di Akhir

ai ain syaitan pandai


au aula saudara harimau
oi boikot amboi

10
e. Gabungan Huruf Konsonan

Gabung Contoh Pemakaian


an dalam Kata

Huruf Di Di Di
Konson Awal Tengah Akhir
an

khusu
kh s Akhir tarikh
ng ngilu bangun senang
ny nyata Hanyut
sy syarat Isyarat arasy

2. Penulisan Huruf
a. Penulisan Huruf Besar (Kapital)
Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal, yaitu :
1) Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
2) Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung.
3) Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama
Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama kitab suci.
4) Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan , keturunan, keagamaan
yang diikuti nama orang.
5) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama
orang, pengganti nama orang tertentu, nama instansi, dan nama tempat.
6) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang.
7) Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan nama bahasa.
8) Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa
sejarah.
9) Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur nama diri.
10) Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah,
ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, kecuali terdapat kata penghubung.

11
b. Penulisan Huruf Miring
Huruf miring digunakan untuk :
1) Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
2) Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, dan kelompok kata.

3. Penulisan Kata
Ada bebrapa hal yang pelru diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu :
1) Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk, yang ditulis sebagai suatu
kesatuan

2) Kata Turunan (Kata berimbuhan) Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan,
yaitu :
o Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
o Awalan dan akhrian ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata.
o Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran, kata
itu ditulis serangkai.
o Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu
ditulis serangkai.
3)Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-) Jenis jenis kata ulang yaitu :
- Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal. Misalnya = Laki : Lelaki
- Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan. Misalnya = Laki : Laki-laki
- Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi fonem. Misalnya = Sayur : Sayur-mayur
- Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang mendapat imbuhan. Misalnya = Main :
Bermain-main

4. Penulisan Unsur Serapan


Dalam hal penulisan unsur serapan dalam bahasa Indonesia, sebagian ahli bahasa
Indonesia menganggap belum stabil dan konsisten. Dikatakan demikian karena pemakai bahasa
Indonesia sering begitu saja menyerap unsur asing tanpa memperhatikan aturan, situasi, dan
kondisi yang ada. Pemakai bahasa seenaknya menggunakan kata asing tanpa memproses sesuai
dengan aturan yang telah diterapkan. Penyerapan unsur asing dalam pemakaian bahasa indonesia
dibenarkan, sepanjang : (a) konsep yang terdapat dalam unsur asing itu tidak ada dalam bahasa
Indonesia, dan (b) unsur asing itu merupakan istilah teknis sehingga tidak ada yang layak
mewakili dalam bahasa Indonesia, akhirnya dibenarkan, diterima, atau dipakai dalam bahasa

12
Indonesia. Sebaliknya apabila dalam bahasa Indonesia sudah ada unsur yang mewakili konsep
tersebut, maka penyerapan unsur asing itu tidak perlu diterima. Menerima unsur asing dalam
perbendaharaan bahasa Indonesia bukan berarti bahasa Indonesia ketinggalan atau miskin
kosakata. Penyerapan unsur serapan asing merupakan hal karena setiap bahasa mendukung
kebudayaan pemakainya. Sedangkan kebudayaan setiap penutur bahasa berbeda-beda anatar satu
dengan yang lain. Maka dalam hal ini dapat terjadi saling mempengaruhi yang biasa disebut
akulturasi. Sebagai contoh dalam masyarakat penutur bahasa Indonesia tidak mengenal konsep
radio dan televisi, maka diseraplah dari bahasa asing (Inggris). Begitu pula sebaliknya, di
Inggris tidak mengenal adanya konsep bambu dan sarung, maka mereka menyerap bahasa
Indonesia itu dalam bahasa Inggris. Berdasarkan taraf integritasnya, unsur serapan dalam bahasa
Indonesia dikelompokkan dua bagian, yaitu :
Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya secara utuh, baik tulisan maupun
ucapan, tidak mengalami perubahan. Contoh yang tergolong secara adopsi, yaitu : editor, civitas
academica, de facto, bridge.
Secara adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu sudah disesuaikan ke dlaam kaidah bahasa
Indonesia, baik pengucapannya maupun penulisannya. Salah satu contoh yang tergolong secara
adaptasi, yaitu : ekspor, material, sistem, atlet, manajemen, koordinasi, fungsi.

5.......Pemakaian Tanda Baca


Tanda Titik (.)
Penulisan tanda titik di pakai pada :
Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
Akhir singkatan nama orang.
Akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Singkatan atau ungkapan yang sudah sangat umum.Bila singkatan itu terdiri atas tiga hurus
atau lebih dipakai satu tanda titik saja.
Dipakai untuk memisahkan bilangan atau kelipatannya.
Memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Tidak dipakai pada akhir judulyang merupakan kepala karangan atau ilustrasi dan tabel.
Contoh : Marilah kita mengheningkan cipta.

Tanda koma
Kaidah penggunaan tanda koma (,) digunakan :
Antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata
tetapi atau melainkan.

13
Memisahkan anak kalimat atau induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk
kalimatnya.
Digunakan untuk memisahkan kata seperti : o, ya, wah, aduh, dan kasihan.
Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Dipakai diantara : (1) nama dan alamat, (2) bagina-bagian alamat, (3) tempat dan tanggal, (4)
nama dan tempat yang ditulis secara berurutan.
Dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan
angka.
Dipakai antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari
singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Menghindari terjadinya salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Dipakai di antara bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.

Tanda Tanya
Tanda tanya (?) dipakai pada :
Akhir kalimat tanya.
Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang diragukan atau kurang
dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh: Kapan ia berangkat?
la dilahirkan pada tahun 1683 (?).

Tanda Seru (!)


Tanda seru digunakan sesudah ungkapan atau pertanyaan yang berupa seruan atau perintah
yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, dan rasa emosi yang kuat.
Contoh: Alangkah seramnya peristiwa itu !
Bersihkan kamar itu sekarang juga !

Tanda Titik Koma (;)


Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Memisahkan kalimat yang setara
dalam kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.

Tanda Titik Dua (:)


Tanda titik dua dipakai :
Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian.
Pada akhir suatu pertanyaan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Di dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan
Di antara jilid atau nomor dan halaman
Di antara bab dan ayat dalam kitab suci

14
Di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Tidak dipakai apabila rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri
pernyataan.
Contoh:Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari

Tanda Elipsis ()
Tanda ini menggambarkan kalimat-kalimat yang terputus-putus dan menunjukkan bahwa
dalam suatu petikan ada bagian yang dibuang. Jika yang dibuang itu di akhir kalimat, maka
dipakai empat titik dengan titik terakhir diberi jarak atau loncatan.
Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak

Tanda Garis Miring


Tanda garis miring ( / ) di pakai :
Dalam penomoran kode surat.
Sebagai pengganti kata dan,atau, per, atau nomor alamat.
Contoh: No. 7/PK/1973 Jalan Kramat II/10

Tanda Penyingkat atau Apostrof ( )


Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan sebagian huruf.
Tanda Petik Tunggal ( )
Tanda petik tunggal dipakai :
Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Contoh: Ali kan kusurati. (kan = akan) Malam lah tiba. (lah = telah) 1

Tanda Petik ( )
Tanda petik dipakai :
Mengapit kata atau bagian kalimat yang mempunyai arti khusus, kiasan atau yang belum.
Mengapit judul karangan, sajak, dan bab buku, apabila dipakai dalam kalimat.
Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Contoh: Waktu kubuka pintu kamar depan, kudengar teriak anakku, Ibu, Bapak pulang,
dan rasa letihku lenyap seketika, ujar Bapak Ham-dan.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang dianalisis di atas, kesalahan ejaan dan kalimat tampak seperti hal yang
lumrah terjadi di tempat-tempat umum. Data di atas hanya sebagian kecil dari begitu banyaknya
kesalahan yang terdapat tempat umum. Kesalahan berbahasa terjadi secara sistematis kerena
belum dikuasainya sistem kaidah bahasa yang bersangkutan. Kesalahan ejaan umumnya
mencakup kesalahan tanda baca, kesalahan penggunaan kata baku, dan kesalahan prefiks.
Sedangkan kesalahan kalimat mencakup kesalahan struktur dan kesalahan prinsip pemilihan kata.
Kesalahan-kesalahan akan terlihat jelas apabila kita menganalisis dan mengembalikannya atau
mengacu pada sistem kaidah yang berlaku. Berbahasa tidak hanya terhenti pada aspek makna
(pokoknya dimengerti). Namun, sebagai bahasa ilmu, aspek gramatikal merupakan suatu hal yang
tidak boleh dikesampingkan. Jadi, setiap kalimat yang dibangun harus memenuhi syarat
gramatikal.

3.2 Saran
Berdasarkan makalah diatas, perlu adanya peningkatan pemahaman penulisan yang sesuai
dengan kaidah EYD. Tujuannya agar terciptanya ragam kebahasaan yang efektif, mudah dipahami,
dan benar dilihat dari struktur serta ejaannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Sugihastuti, dkk. 2006. Editor Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,


Finoza, Lamudin. 1993. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia,.
Alwi, Hasan. Dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi-2. Jakarta: Balai Pustaka.
Suwardjono.1988. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

17

Anda mungkin juga menyukai