Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Menggunakan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Tepat

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Aneka M.pd.

Disusun Oleh :

1. Fajar Shodiq Ibrahim (2301072004)


2. Lukman Hakim (2301072006)
3. Muhammad Rifqi (2301070018)

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) METRO

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya dan tidak lupa pula sholawat serta salam kami panjatkan kepada
Nabi Besar kita Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan
menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Bahasa Indonesia.
Serta teman-teman kelompok 2 yang telah bekerjasama menyelesaikan tugas kami dalam
pembuatan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Kami
menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, sehingga kami senantiasa
terbuka untuk menerima saran dan kritik pembaca demi penyempurnaan makalah berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Metro, 13 September 2023

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……...………………………..……………………………………….1

DAFTAR ISI……………...…………………………………………………………………..2

BAB I PENDAHULUAN…………………...………………………………………………..4

1.1 Latar Belakang .............…………………………………………………………..............4

1.2 Tujuan…………………………………………………………………………….............5

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..6

2.1 Pengertian Ejaan........................................................……………..............…...................6

2.2 Pemakaian Huruf...........................................................………………………......….......9

2.3 Pemisahan Suku Kata........................................................................................................10

2.4 Penulisan Huruf.................................................................................................................11

BAB III PENUTUP………...…………………………………………………..…………...14

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………...............14

3.2 Saran………………………………………………………………………………..........14

DAFTAR PUSTAKA……………...………………………………………………………..15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


suatu Adalah kesalahan besar jika kita menganggap bahwa persoalan dalam pemilihan
kata adalah suatu persoalan yang sederhana, tidak perlu dibicarakan atau dipelajari karena
akan terjadi dengan sendirinya secara wajar pada diri manusia. Dalam kehidupan sehari-
hari sering kali kita menjumpai orang-orang yang sangat sulit mengungkapkan maksud
atau segala sesuatu yang ada dalam pikirannya dan sedikit sekali variasi bahasanya.Kita
pun juga menjumpai orang-orang yang boros sekali dalam memakai perbendaharaan
katanya, namun tidak memiliki makna yang begitu berarti.Oleh karena itu agar tidak
terseret ke dalam dua hal tersebut, kita harus mengetahui betapa pentingnya peranan kata
dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian yang tersirat dalam sebuah kata mengandung
makna bahwa setiap kata mengungkapkan sebuah gagasan. Kata-kata merupakan alat
penyalur gagasan yang akan disampaikan kepada orang lain. Jika kita sadar akan hal itu,
berarti semakin banyak kata yang kita kuasai, semakin banyak pula ide atau gagasan yang
kita kuasai dan sanggup kita ungkapkan. Tujuan manusia berkomunikasi lewat bahasa
adalah agar saling memahami antara pembicara dan pendengar, atau antara penulis dan
pembaca.Dalam berkomunikasi, kata-kata disatu-padukan dalam suatu konstruksi yang
lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis yang ada dalam suatu bahasa.Dalam hal
ini, pemilihan kata yang tepat menjadi salah satu faktor penentu dalam komunikasi.
Pemilihan kata merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam hal tulis-menulis
maupun berbicara dalam kehidupan sehari-hari.Pemilihan kata berhubungan erat dengan
kaidah sintaksis, kaidah makna, kaidah hubungan sosial, dan kaidah mengarang. Kaidah-
kaidah ini saling mendukung sehingga tulisan atau apa yang kita bicarakan menjadi lebih
berbobot dan bernilai serta lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian ejaan


2. Menggunakan huruf-huruf dalam bahasa indonesia secara tepat
3. Memisahkan kata atas suku kata secara cepat
4. Menuliskan huruf besar (kapital) dan huruf miring secara cepat
5. Menulis kata dasar, kata turunan, kata ulang, dan gabungan kata secara cepat
6. Menulis kata depan, kata ganti, kata sandang, partikel, angka dan bilangan

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ejaan

Pengertian Ejaan Yang Di Sempurnakan (EYD) Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa
dengan kaidah tulis-menulis yang distandardisasikan. Lazimnya, ejaan mempunyai tiga
aspek, yakni aspekfonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf
danpenyusunan abjad aspek morfologi yang menyangkut penggambaransatuan-satuan
morfemis dan aspek sintaksis yang menyangkut penandaujaran tanda baca (Badudu,
1984:7).Keraf (1988:51) mengatakan bahwaejaan ialah keseluruhan peraturan bagaimana
menggambarkanlambang-lambang bunyi ujaran dan bagaimana interrelasi antaralambang-
lambang itu (pemisahannya,penggabungannya) dalam suatubahasa. Adapun menurut KBBI
(1993:250) ejaan ialah kaidah-kaidah caramenggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan
sebagainya) dalam bentuktulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Dengan
demikian,secara sederhana dapat dikatakan bahwa ejaan adalah seperangkat kaidahtulis-
menulis yang meliputi kaidah penulisan huruf, kata, dan tandabaca. EYD (Ejaan yang
Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan
bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf
miring, serta penulisan unsur serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang
disempurnakan.Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang
menyempurnakan sebuah karya tulis.Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat
kesempurnaan yang mendetail. Singkatnya EYD digunakan untuk membuat tulisan dengan
cara yang baik dan benar. Justru itu untuk memahami EYD sangatlah penting untuk
mengetahui pembahasan berikut ini .

2.2 Pemakaian Huruf

Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan menggunakan 26 huruf didalam abjadnya,


yaitu mulai dengan huruf /a/ sampai dengan huruf /z/. Beberapa huruf di antaranya, yaitu
huruf /f/, /v/, /x/, dan /z/, merupakan huruf serapan dan sekarang huruf-huruf tersebut dipakai
secara resmi di dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, pemakaian huruf itu tetap
dipertahankan dan jangan diganti dengan huruf lain.

Contoh:
1. - fakta tidak boleh diganti dengan pakta
2. - aktif tidak boleh diganti dengan aktip
3. - valuta tidak boleh diganti dengan paluta
4. - pasif tidak boleh diganti dengan pasip
5. - ziarah tidak boleh diganti dengan jiarah, siarah
6. Meskipun huruf-huruf serapan sudah dimasukkan ke dalam bahasa Indonesia, harus
kita ingat ketentuan pemakaian huruf /q/ dan /x/. Huruf /q/ hanya dapat dipakai untuk
nama istilah khusus, sedangkan untuk istilah umum harus diganti dengan huruf /k/.
Demikian pula huruf /x/ dapat dipakai untuk lambang, seperti xenon, sinar x, x, + y. Huruf

5
/x/ apabila terdapat pada tengan kata dan akhir kata diganti dengan huruf gugus
konsonan /ks/.

Contoh:
7. - Quran tetap ditulis Quran (nama)
8. - aquarium harus ditulis dengan akuarium
9. - quadrat harus ditulis dengan kuadrat
10. - taxi harus ditulis dengan taksi
11. - complex harus ditulis dengan kompleks
12. Huruf /k/ selain untuk melambangkan bunyi /k/, juga digunakan untuk melambangkan
bunyi huruf hamzah (glotal). Ternyata masih ada pengguna bahasa yang menggunakan
tanda ‘ain’ /’/ untuk bunyi hamzah (glotal) tersebut.
13. Contoh:
14. - ta’zim harus diganti dengan taksim
15. - ma’ruf harus diganti dengan makruf
16. - da’wah harus diganti dengan dakwah
17. - ma’mur harus diganti dengan makmur

2.3 Pemisahan Suku Kata

Setiap suku kata bahasa Indonesia ditandai oleh sebuah vokal. Huruf vokal itu dapat
didahului atau diikuti oleh huruf konsonan. Persukuan atau pemisahan suku kata biasanya
kita dapati pada penggantian baris, yaitu terdapat pada bagian akhir setiap baris tulisan.
Pengguna bahasa tidak boleh melakukan pemotongan kata berdasarkan kepentingan lain,
misalnya mencari kelurusan baris pada pinggir baris setiap halaman atau hanya untuk
memudahkan pengetikan. Penulisan harus mengikuti kaidah-kaidah pemisahan suku kata
yang diatur dalam Ejaan yang Disempurnakan seperti berikut ini.
1) Apabila di tengah kata terdapat dua vokal berurutan, pemisahan dilakukan di antara
vokal tersebut. Contoh:
Main ma-in, taat ta-at
1. Apabila di tengan kata terdapat dua konsonan berurutan, pemisahan dilakukan di antara
kedua konsonan tersebut. Contoh :
ambil am-bil undang un-dang
2. Apabila di tengan kata terdapat konsonan di antara dua vokal pemisahannya dilakukan
sebelum konsonan. Contoh:
bapak ba-pak sulit su-lit
3. Apabila di tengah kata terdapat tiga atau empat konsonan, pemisahannya dilakukan di
antara konsonan pertama dan konsonan kedua. Contoh:
bangkrut bang-krut instumen in-stru-men
4. Imbuhan termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk partikel yang biasanya
ditulis serangkai dengan kata dasarnya, penyukuannya dipisahkan sebagai satu kesatuan.
Contoh:
minuman mi-num-an bantulah ban-tu-lah.

6
5.Pada akhir baris dan awal baris tidak diperkenankan ada huruf yang berdiri sendiri, baik
vokal maupun konsonan.
Contoh:
Salah Benar
ikut ju- ikut j-
ga uga
masalah masalah i-
tu itu
6. Tanda pemisah (tanda hubung) tidak diperkenankan diletakkan di bawah huruf dan
juga tidak boleh berjauhan dengan huruf, tetapi diletakkan di samping kanan huruf.
Contoh:
Salah Benar
pengam- pengam
bilan . bilan.
bela- bela -
jar jar

2.4 Penulisan Huruf

a. Penulisan Huruf Kapital


1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal
kalimat.
Misalnya:
Dia membaca buku.
Apa maksudnya?
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
Orang itu menasihati anaknya, "Berhati-hatilah, Nak!"
"Kemarin engkau terlambat," katanya.
"Besok pagi," kata Ibu, "dia akan berangkat."
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang
berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk
Tuhan.
Misalnya:
Islam Quran
Kristen Alkitab

7
Hindu Weda
Allah
Yang Mahakuasa
Yang Maha Pengasih
Tuhan akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.

Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.


4. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan,
dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya:
Mahaputra Yamin
Sultan Hasanuddin
Haji Agus Salim
Imam Syafii
Nabi Ibrahim
b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya:
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Pada tahun ini dia pergi naik haji.
Ilmunya belum seberapa, tetapi lagaknya sudah seperti kiai.
5. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti
nama orang, nama instansi, atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti
nama orang tertentu.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian
Gubernur Jawa Tengah
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan atau nama instansi
yang merujuk kepada bentuk lengkapnya.
Misalnya:
Sidang itu dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia.
Sidang itu dipimpin Presiden.
Kegiatan itu sudah direncanakan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
Kegiatan itu sudah direncanakan oleh Departemen.
c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat
yang tidak merujuk kepada nama orang, nama instansi, atau nama tempat
tertentu.
Misalnya:
Berapa orang camat yang hadir dalam rapat itu?
Devisi itu dipimpin oleh seorang mayor jenderal.
Di setiap departemen terdapat seorang inspektur jenderal.

8
Catatan:

(1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama seperti pada de, van, dan der
(dalam nama Belanda), von (dalam nama Jerman), atau da (dalam nama Portugal).
Misalnya:
J.J de Hollander
J.P. van Bruggen
H. van der Giessen
Otto von Bismarck
Vasco da Gama
(2) Dalam nama orang tertentu, huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf
pertama kata bin atau binti.
Misalnya:
Abdul Rahman bin Zaini
Ibrahim bin Adham
Siti Fatimah binti Salim
Zaitun binti Zainal

b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama singkatan nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
pascal second Pas
J/K atau JK-1 joule per Kelvin
N Newton
c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan
sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
mesin diesel
10 volt
5 ampere
7. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa.
Misalnya:
bangsa Eskimo
suku Sunda
bahasa Indonesia
b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa
yang digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
keinggris-inggrisan
kejawa-jawaan
8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari
raya.
Misalnya:
tahun Hijriah tarikh Masehi
bulan Agustus bulan Maulid
hari Jumat hari Galungan

9
hari Lebaran hari Natal
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama peristiwa sejarah.

Misalnya:
Perang Candu
Perang Dunia I
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak
digunakan sebagai nama.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
9. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama diri geografi.
Misalnya:
Banyuwangi Asia Tenggara
Cirebon Amerika Serikat
Eropa Jawa Barat
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama geografi yang
diikuti nama diri geografi.
Misalnya:
Bukit Barisan Danau Toba
Dataran Tinggi Dieng Gunung Semeru
Jalan Diponegoro Jazirah Arab
Ngarai Sianok Lembah Baliem
Selat Lombok Pegunungan Jayawijaya
Sungai Musi Tanjung Harapan
Teluk Benggala Terusan Suez
c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama diri atau nama diri geografi
jika kata yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan budaya.
Misalnya:
ukiran Jepara pempek Palembang
tari Melayu sarung Mandar
asinan Bogor sate Mak Ajad
d. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama unsur geografi yang tidak
diikuti oleh nama diri geografi.
Misalnya:
berlayar ke teluk mandi di sungai
menyeberangi selat berenang di danau
e. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama diri geografi yang
digunakan sebagai penjelas nama jenis.
Misalnya:
nangka belanda
kunci inggris
petai cina
pisang ambon
10. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama resmi negara,
lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi,

10
kecuali kata tugas, seperti dan, oleh, atau, dan untuk.
Misalnya:

Republik Indonesia
Departemen Keuangan
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 1972
Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak
b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi
negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen
resmi.
Misalnya:
beberapa badan hukum
kerja sama antara pemerintah dan rakyat
menjadi sebuah republik
menurut undang-undang yang berlaku
Catatan:
Jika yang dimaksudkan ialah nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga
ketatanegaraan, badan, dan dokumen resmi pemerintah dari negara tertentu,
misalnya Indonesia, huruf awal kata itu ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
Pemberian gaji bulan ke 13 sudah disetujui Pemerintah.
Tahun ini Departemen sedang menelaah masalah itu.
Surat itu telah ditandatangani oleh Direktur.
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna
yang terdapat pada nama lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan,
dokumen resmi, dan judul karangan.
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Rancangan Undang-Undang Kepegawaian
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
Dasar-Dasar Ilmu Pemerintahan
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur
kata ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah,
kecuali kata tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak
pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.

BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

11
Dari uraian singkat di atas maka kita bisa menarik kesimpulan/penulis mencoba memberikan
kesimpulan berdasarkan data-data dan fakta dilapangan menunjukkan masih banyak orang-
orang tidak memahami pemakain bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan
kaidah-kaidah yang benar. Jadi dilhat dari fungsinya bahasa merupakan jantung dari
kehidupan ini karena tanpa bahasa kita tidak akan bisa berinteraksi sesama yang lain.
Maka dari itu kita sebagai warga negara Indonesia harus bisa menjaga keaslian berbahasa
Indonesia yang baik dan benar, karena dipandangnya suatu bangsa itu tidak lepas dari
bagaimana kita menggunakan basaha yang dapat dipahami atau mudah dimengerti oleh
bangsa lain. Mudah-mudahan urain singkat diatas dapat memberi sumbang sih bagi pembaca,
saran dan kritik yang sifatnya membangun selalu penulis harapkan, demi kesempurnaan
karya tulis kami ini yang berjudul ”Berbahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar”. Dan atas
bimbingan dan saran-saran Bapak Dosen, saya ucapkan terimakasih.

1.2 Saran

Sudah selayaknya kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia dapat menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar khususnya dalam bahasa tulis. Dengan adanya penjabaran
tentang pamakaian EYD diharapkan para pembaca dapat memahami dan menerapkan
penggunaan EYD dalam pembuatan suatu karya tulis.Dan semoga penjabaran ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://sairin296.blogspot.co.id/2012/10/sejarah-lahirnya-bahasa-indonesia.html
http://ithinkeducation.blogspot.co.id/2013/07/sejarah-bahasa-indonesia-di-masa.html
Sumber: Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: PenerbitNusaIndah
http://bahasaindonesiayh.blogspot.co.id/2012/06/perkembangan-bahasa-indonesia-pada-
masa_16.html
http://pengetahuankitanersamaya.blogspot.co.id/2015/01/perkembangan-bahasa-
indonesia.html
https://kartikaade.wordpress.com/2009/10/17/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia/
https://id.wikipedia.org/wiki/Melayu_Riau

13

Anda mungkin juga menyukai