Anda di halaman 1dari 17

EJAAN DAN TANDA BACA

Tugas Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu :
Kasih S.Pd M.Pd

Disusun oleh :

1. Muhammad Rafli (221011402179)


2. Angga Dwi saputra (221011401519)
3. Miftah Fathu Ramadhan (221011400397)
4. Sholahudin (221011400404)

PROGRAM STUDI TEHNIK INFORMATIKA


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS PAMULANG
2023

Jl. Puspitek, Buaran, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15310
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Ejaan Dan Tanda Baca ”
sebagai mata kuliah Bahasa Indonesia. Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan
dalam makalah ini karena itu, kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca
untuk melengkapi segala kekurangan dan kesalahan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama proses penyusunan makalah ini.
Akhir kata Tim Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran
yang bersifat membangun akan Tim Penulis terima dengan senang hati.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH ............................................................. 1
1.2. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 1
1.3. TUJUAN ...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 2
2.1 Pngertian Ejaan .............................................................................................. 2
2.2 Fungsi Ejaan .................................................................................................. 2
2.3 Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia .................................................................... 2
2.4 Tanda Baca .................................................................................................... 6
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 10
3.2 Saran .............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.


Penyampaian pesan, perasaan, ataupun ide hanya akan efektif jika menggunakan
bahasa. Salah satu penyampaian pesan, perasaan ataupun ide itu dilakukan dengan
menulisnya. Terkadang bahasa yang diungkapkan dalam bentuk tulisan menjadi tidak
efektif yang penyebabnya antara lain kesalahan ejaan ataupun tanda baca. Tanda baca
dan ejaan menjadi penting karena penggunaan yang tidak sesuai akan mengubah makna
bahasa yang akan diungkapkan. Secara teknis ejaan merupakan penulisan huruf,
penulisan kata dan pemakaian tanda baca. Sedangkan tanda baca itu sendiri
dimaksudkan agar bahasa tulis menjadi mudah untuk dipahami, sehingga pesan yang
diungkapkan dapat dipahami sama.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka tim penyusun mengajukan beberapa
rumusan masalah, di antaranya :
1. Apakah yang dimaksud dengan ejaan?
2. Bagaimana fungsi ejaan?
3. Bagaimana penggunaan tanda baca?
4. Apa prinsip-prinsip tanda baca?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh tim penyusun adalah :


1. Untuk mendeskripsikan tentang pengertian ejaan.
2. Untuk mendeskripsikan fungsi ejaan.
3. Mengetahui penggunaan tanda baca
4. Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip tanda baca.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ejaan

Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran,


bagaimana menempatkan tanda-tanda baca, bagaimana memotong-motong suatu kata,
dan bagaimana menggabungkan kata-kata. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf,
suku kata, atau kata, sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih besar
dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan bahasa.

2.2 Fungsi Ejaan


Dalam kaitannya dengan pembakuan bahasa, baik yang menyangkut pembukuan tata
bahasa maupun kosakata dan peristilihan, Ejaan mempuyai fungsi yang sangat penting.
Fungsi tersebut antara lain:
a. Sebagai landasan pembakuan bahasa
b. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan
c. Alat penyaring masuknya masuknya bahasa lain ke dalam bahasa indonesia
Disamping ketiga fungsi yang telah disebutkan diatas, ejaan sebenarnya juga
mempunyai fungsi yang lain. Secara praktis, ejaan berfungsi untuk membantu
pemahaman pembaca didalam mencerna informasi secara tertulis.

2.3 Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia


a. Ejaan Van Ophuysen
Ejaan Van Ophuysen ditetapkan pada tahun 1901 dan diterbitkan dalam sebuah buku
Kitab Logat Melajoe. Sejak ditetapkannya itu, Ejaan Van Ophuysen pun dinyatakan
berlaku. Sesuai dengan namanya ejaan itu disusun oleh Ch.A.Van Ophuysen, yang
dibantu oleh Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan
Ibrahim. Sebelum Ejaan Van Ophuysen disusun para penulis pada umumnya
mempunyai aturan sendiri-sendiri dalam menuliskan konsonan, vokal, kata, kalimat,
dan tanda baca. Oleh karena itu, sistem ejaan yang digunakan pada waktu itu sangat
beragam. Terbitnya Ejaan Van Ophuysen sedikit banyak mengurangi kekacauan ejaan
yang terjadi padamasa itu.

2
Beberapa hal yang cukup menonjol dalam Ejaan Van Ophuysen antara lain sebagai
berikut :
1. Huruf y ditulis dengan j Misalnya (Sayang : Sajang)
2. Huruf y ditulis dengan j Misalnya (Huruf u ditulis dengan oe Misalnya (Umum :
Oemoem)
3. Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma diatas
Misalnya (Rakyat : Ra’yat)
4. Huruf j ditulis dengan dj Misalnya (Jakarta : Djakarta)
5. Huruf c ditulis dengan tj Misalnya (Pacar : Patjar)
6. Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch Misalnya (Khawatir : Chawatir)

b. Sayang Ejaan Republik (Soewandi)

Ejaan Republik ialah ejaan baru yang disusun oleh Mr. Soewandi. Penyusunan ejaan
baru dimaksudkan untuk menyempurnakan ejaan yang berlaku sebelumnya yaitu Ejaan
Van Ophuysen juga untuk menyederhanakan sistem ejaan bahasa Indonesia. Pada
tanggal 19 Maret 1947, setelah selesai disusun ejaan baru itu diresmikan dan ditetapkan
berdasarkan surat keputusan menteri pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 264/Bhg.A, tanggal 19 Maret 1947. Ejaan baru itu diresmikan dengan
nama Ejaan Republik.
Ejaan Repubik lazim disebut Ejaan Soewandi karena nama itu disesuaikan dengan
nama orang yang memprakarsainya. Seperti kita ketahui, Soewandi merupakan nama
Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan ketika ejaan itu disusun oleh karena
itu, kiranya wajar jika ejaan yang disusunnya juga dikenal sebagai Ejaan Soewandi.
Ciri Khusus Ejaan Soewandi :
1. Huruf (oe) dalam ejaan Van Ophuysen berubah menada (u).
2. Tanda trema pada huruf (a) dan (i) dihilangkan.
3. Koma ‘ain dan koma hamzah dihilangkan. Koma hamzah ditulis dengan (k)
misalnya kata’ menjadi katak.
4. Huruf (e) keras dan (e) lemah ditulis tidak menggunakan tanda khusus, misalnya
ejaan, seekor, dsb.
5. Penulisan kata ulang dapat dilakukan dengan dua cara.

3
c. Ejaan Malindo

Ejaan Malindo (Melayu-Indonesia) adalah suatu ejaan dari perumusan ejaan melayu
dan Indonesia.Perumusan ini berangkat dari kongres Bahasa Indonesia tahun 1954 di
Medan, Sumatera Utara.Ejaan Malindo ini belum sempat diterapkan dalam kegiatan
sehari-hari karena saat itu terjadi konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia.

d. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan/EYD


Pada Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan
pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Putusan
Presiden No. 57, Tahun 1972. Departemen pendidikan dan kebudayaan menyebarkan
buku keceil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan,
sebagai patokan pemakaian ejaan itu.

d.1 Penggunaan Huruf Pada Pedoman EYD


1. Penggunaan Huruf Kapital

a. Jabatan tidak diikuti nama orang


Dalam butir 5 Pedoman EYD dinyatakan, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsure nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang tertentu, nama instansi, atau
nama tempat. Contoh, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Gubernur Jawa Barat,
Profesor Jalaluddin Rakhmat, Sekretaris Jendral, Departemen Pendidikan Nasional.
Jabatan tidak diikuti nama orang tidak memakai huruf kapital. Contoh, Menurut bupati,
anggaran untuk pendidikan naik 25 % dari tahun sebelumnya.

b. Huruf pertama nama bangsa


Dalam butir 7 dinyatakan, huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa,
suku bangsa, dan bahasa. Contoh, bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris.
Ditegaskan, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan bahasa yang dipakai bentuk dasar kata turun. Contoh : ke-Sunda-
Sundaan,ke-Inggris-Inggrisan,ke-Batak-Batakan, meng Indonesiakan.Seharusnya :
kesunda-sundaan, keinggris- inggrisan, kebatak-batakan, mengindonesiakan.

4
c. Nama geografi sebagai nama jenis
Dalam butir 9 ditegaskan, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah
geografi yang tidak menjadi unsur nama diri. Contoh, berlayar ke teluk, mandi di kali,
menyebrangi selat, pergi ke arah tenggara, kacang bogor, salak bali, pisang ambon,
pepaya bangkok, nanas subang, tahu sumedang, peuyeum bandung dan telur brebes.

d. Setiap unsur bentuk ulang sempurna


Dalam butir 11 dinyatakan, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur
bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Contoh, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Yayasan Ahli-Ahli
Bedah Plastik Jawa Barat, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, Garis-Garis
Besar Haluan Negara.

e. Penulisan kata depan dan kata sambung


Dalam butir 12 dinyatakan, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di
dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke,
dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal. Biasanya dipakai pada
penulisan judul cerpen, novel. Contoh, Harimau Tua dan Ayam Centil, Hari-Hari
Penantian dalam Gua Neraka, Kado untuk Setan, Taksi yang Menghilang.

2. Penulisan Huruf Miring


a. Penulisan nama buku
Pada butir 1 pedoman penulisan huruf miring ditegaskan, huruf miring dalam cetakan
dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam
tulisan. Contoh, Buku Jurnalistik Indonesia, Majalah Sunda Mangle, Surat Kabar
Bandung Pos.

b. Penulisan penegasan kata dan penulisan bahasa asing


Butir 2 pedoman penulisan huruf miring menyatakan, huruf miring dalam cetakan
dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau
kelompok kata. Contoh, boat modeling, aeromodeling, motorsport.

5
c. Penulisan kata ilmiah
Butir 3 pedoman penulisan huruf miring menegaskan, huruf miring dan cetakan dipakai
untuk menuliskan kata nama ilmiah dan ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan
ejaannya. Contoh, royal-purple amethyst, crysacola, turqoisa, rhizopoda, lactobacillus,
dsb.

2.4 Tanda Baca


Untuk memahami sebuah kalimat dengan sempurna kita perlu memperhatikan tanda
baca yang digunakan di dalamnya. Ada beberapa tanda baca yang dipakai dalam Bahasa
Indonesia yaitu :
1. Tanda baca titik (.)

Ada beberapa kaidah dalam penggunaan tanda baca titik (.) yaitu :
a.Tanda baca titik (.) digunakan untuk mengakhiri kalimat yang bukan yang bukan
berupa kalimat tanya atau kalimat seruan.
Contoh : – Saya beragama islam
b.Tanda baca titik (.) digunakan dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
ikhtisar atau daftar.
Contoh :– 4.1 Pembahasan
–Lampiran 2. Calon jamaah haji
c.Tanda baca titik (.) digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan jangka waktu.
Contoh :– pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
d.Tanda baca titik (.) digunakan diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir
dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Contoh : – Lesatariningrum, Dwi. 1989. Tek

2.Tanda baca koma (,)


Kaidah-kaidah penggunaan tanda baca koma (,) adalah sebagai berikut:
a.Tanda baca koma (,) digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu perincian.
Contoh:Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
b.Tanda baca koma (,) digunakan untuk memisahkan kalimat setara, apabila kalimat
setara berikutnya diawali kata tetapi atau melainkan.
Contoh:– Semua pergi, tetapi dia tidak.

6
–Dia bukan kakakku, melainkan adikku.

3. Tanda baca titik koma (;)

Kaidah penggunaannya sebagai berikut :


a. Digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara.
Contoh: Matahari hampir terbenam; sinarnya yang kemerah-merahan; memantul di atas
permukaan laut; indah sekali pemandangan ketika itu.

b. Digunakan untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk
sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Sore itu kami sekeluarga sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ayah sedang
membaca Koran; ibu menjahit baju; saya asyik membersihkan taman di depan rumah.

4. Tanda baca titik dua (:)

Kaidah penggunaannya sebagai berikut:


Digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan perincian.
Contoh: Ketua : Ahmad Wijaya,
Sekretaris : Imam Tantowi
Bendahara: Siti Khotijah

5. Tanda hubung (-)

Kaidah penggunaannya sebagai berikut :


Digunakan untuk merangkaikan se-dengan kata berikutnya yang di dimulai dengan
huruf capital, ke- dengan angka, angka dengan- an, singkatan berhuruf kapital dengan
imbuhan atau kata, dan nama jabatan rangkap.
Contoh: Se-Indonesia
hadiah ke-2
tahun 50-an

6. Tanda Pisah (–)

Tanda pisah (–) digunakan di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti “sampai ke“
atau “sampai dengan”. Penulisan tanda baca pisah (–) dinyatakan dengan dua buah
tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.

7
Contoh: 1920–1945
Tanggal 15—10 April 1970

7. Tanda elipsis (…)

Tanda ini digunakan untuk menunjukan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang hilang.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan akhlak dikalangan mahasiswa…atau diteliti lebih
lanjut.

8. Tanda kurung ((…))

Tanda ini digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:


a. Digunakan untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

Contoh: Dalam buku KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) Bab II pasal 10.

9. Tanda tanya (?)

Tanda tanya (?) digunakan pada akhir kalimat tanya, yakni kalimat yang membutuhkan
jawaban.
Contoh: Siapa yang membawa tas saya ?

10.Tanda seru (!)


Tanda ini digunakan sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidak percayaan, atau emosi yang kuat.
Contoh: Alangkah seramnya peristiwa itu!
Ambilkan buku itu!

11. Tanda kurung siku ( [] )

Tanda ini digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini ( perbedaannya dibicarakan dalam Bab II [lihat
halaman 67-89])

12. Tanda petik (“…..”)

Tanda petik digunakan untuk mengakhiri petikan langsung .

8
Contoh: Kata Toto,”Saya juga berpuasa.”
“Hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia”(Imran,1998)

13. Tanda petik tunggal (‘…’)

Tanda ini digunakan untuk mengapit makna, terjemahan, dan penjelasan kata atau
ungkapan asing.
Contoh: Mastery Learning ‘belajar tuntas’
Reformasi ‘perubahan’

14. Tanda garis miring (/)

Tanda garis miring digunakan dalam menulis nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang tebagi dalam dua tahun takwim.
Contoh: 14/YPU-i/12/99
Jalan Kramat III/10 Jakarta

15. Tanda apostrof (‘)

Tanda ini berfunsi untuk penyingkat suatu kata yang digunakan untuk menunjukan
penghilangan bagian suatu kata atau bagian angka tahun.
Contoh: malam ‘lah tiba (‘lah = telah)
1 Januari ’88 (’88 = 198)

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah kita memahami apa yang telah di paparkan di atas, kita dapat mengambil sebuah
kesimpulan bahwa :
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan
huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian
kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalakan huruf,
suku kata, atau kata, sedangakan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas
dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Ejaan antara lain berfungsi sebagai :
1. Landasan pembakuan tata bahasa.
2. Landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan.
3. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.

Ada empat ejaan yang sudah diresmikan pemakaiannya yaitu :


1. Ejaan Van Ophuijsen (1901)
2. Ejaan Soewandi (1947)
3. Ejaan Yang Disempurnakan (1972)
4. Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan (1975)

Jenis tanda baca dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.


1. Tanda baca titik (.)
2. Tanda baca koma (,)
3. Tanda baca titik koma (;)
4. Tanda baca titik dua (:)
5. Tanda hubung (-)
6. Tanda pisah (–)
7. Tanda elipsis (…)
8. Tanda kurung ((…))
9. Tanda tanya (?)
10. Tanda seru (!)
11. Tanda kurung siku ( [] )

10
12. Tanda petik tunggal (‘…’)
13. Tanda garis miring (/)
14. Tanda apostrof (‘)
15. Tanda petik (“…..”)

Bahasa itu tidak terlepas dari yang namanya tata ejaan dan tanda baca. Dan ternyata ejaan
dan tanda baca itu saling keterkaitan.dan ejaan itu ternyata mengalami beberapa tahap
hingga menjadi yang sempurna, dimana yang kita gunakan saat ini.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini, kami sadar bahwa masih banyak kekurangan di dalamnya
dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami menyarankan pembaca untuk literatur
yang lebih resmi seperti literatur yang dikeluarkan oleh KEMENDIKBUD dan membaca
pedoman Kamus Besar Bahasa Indonesia serta

11
12
DAFTAR PUSTAKA

Kemendikbud. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta : Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan

Kemendikbud. 2015. Permedikbud No. 50 Tahun 2015. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kemendikbud. 1984. Pedoman Khusus Tata Istilah dan Tata Nama Kimia.
Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kemendikbud. 2000. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indoneisa yang Disemprnakan.


Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

iii
4

Anda mungkin juga menyukai