UNIT D
Disusun Oleh :
Kelompok 4
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-
Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Penyusunan makalah ini
tidak bisa selesai dengan baik tanpa bantuan dari banyak pihak.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak Muhammad Darwis atas tugas
yang telah diberikan. Dengan tugas ini, ada banyak hal yang bisa kami pelajari melalui
penelitian dalam makalah ini.
Makalah dengan judul “Ejaan Bahasa Indonesia” disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
penulis dan juga bagi para pembaca. Setelah berhasil menyelesaikan makalah ini, kami
berharap dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Kami menyadari bahwa makalah yang
kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kita nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ejaan merupakan hal yang sangat penting di dalam pemakaian bahasa
terutama dalam ragam bahasa tulis. Yang dimaksudkan dengan ejaan sendiri adalah
hal-hal yang mencakup penulisan huruf, penulisan kata, termasuk singkatan, akronim,
angka dan lambang bilangan serta penggunaan tanda baca. Oleh karena itu, kita
memerlukan ejaan untuk membantu memperjelas komunikasi yang di sampaikan
secara tertulis. Dalam beberapa kurun waktu ini, Indonesia mengalami beberapa
perubahan ejaan. Sebelum EYD diresmikan pada tanggal 16 agustus 1972, Indonesia
telah menggunakan beberapa ejaan. Awalnya menggunakan Ejaan Van Ophuysen,
lalu Ejaan Republik ( Ejaan Soewandi ), Ejaan Pembaharuan, Ejaan Baru/Lembaga
Bahasa dan Kasusastraan (LBK), baru kemudian Ejaan Yang Disempurnakan
diresmikan sampai sekarang ini.
Dalam hubungannya dengan pembakuan bahasa, ejaan mempunyai fungsi
yang penting yaitu : sebagai landasan pembakuan tata bahasa, kosa kata dan
peristilahan, serta sebagai alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain kedalam
bahasa Indonesia. Mengingat pentingnya fungsi itu pembakuan ejaan perlu di capai
terlebih dahulu agar dapat menunjang pembakuan aspek aspek kebahasaan lain.
Namun, bukan berarti kita harus menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan ejaan
melainkan kita boleh menggunakan bahasa yang tidak baku/bahasa percakapan yang
tidak formal. Karena sebenarnya penggunaan bahasa pada dasarnya digunakan sesuai
dengan situasi pemakaian.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan ejaan?
2. Bagaimana fungsi ejaan?
3. Bagaimana perkembangan Bahasa Indonesia?
4. Bagaimana cara penggunaan EYD yang benar pada penulisan huruf dan kata?
5. Bagaimana cara penggunaan tanda baca yang benar sesuai dengan EYD
1
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mendeskripsikan tentang pengertian ejaan.
2. Untuk mendeskripsikan fungsi ejaan.
3. Untuk mendeskripsikan perkembangan ejaan di Indonesia.
4. Untuk mengidentifikasi penulisan kata yang benar sesuai dengan EYD
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Fungsi Ejaan
Dalam kaitannya dengan pembakuan bahasa, baik yang menyangkut
pembakuan tata bahasa maupun kosakata dan peristilahan, ejaan mempunyai
fungsi yang sangat penting. Fungsi tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
b. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, serta
c. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa
Indonesia
Di samping ketiga fungsi yang telah disebutkan diatas, ejaan sebenarnya
juga mempunyai fungsi yang lain. Secara praktis, ejaan berfungsi untuk
membantu pemahaman pembaca di dalam mencerna informasi yang disampaikan
secara tertulis.
3. Sejarah Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia
a. Ejaan Van Ophuysen
Ejaan Van Ophuysen ditetapkan pada tahun 1901 dan diterbitkan dalam
sebuah buku Kitab Logat Melajoe. Sejak ditetapkannya itu, Ejaan Van Ophuysen
pun dinyatakan berlaku. Sesuai dengan namanya ejaan itu disusun oleh Ch.A.Van
3
Ophuysen, yang dibantu oleh Engku Nawawi gelar Soetan Ma‟moer dan
Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Sebelum Ejaan Van Ophuysen disusun para
penulis pada umumnya mempunyai aturan sendiri-sendiri dalam menuliskan
konsonan, vokal, kata, kalimat, dan tanda baca. Oleh karena itu, sistem ejaan yang
digunakan pada waktu itu sangat beragam. Terbitnya Ejaan Van Ophuysen sedikit
banyak mengurangi kekacauan ejaan yang terjadi pada masa itu.
Beberapa hal yang cukup menonjol dalam Ejaan Van Ophuysen antara lain
sebagai berikut :
1. Huruf y ditulis dengan j Misalnya (Sayang : Sajang)
2. Huruf u ditulis dengan oe Misalnya (Umum : Oemoem)
3. Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma diatas
Misalnya (Rakyat : Ra‟yat)
4. Huruf j ditulis dengan dj Misalnya (Jakarta : Djakarta)
5. Huruf c ditulis dengan tj Misalnya (Pacar : Patjar)
6. Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch Misalnya (Khawatir : Chawatir)
5
B. Ejaan Yang Disempurnakan Dan Penggunaan Yang Benar Pada Penulisan
Huruf Dan Kata
Ejaan Yang disempurnakan (EYD) diresmikan oleh Presiden Republik
indonesia Soeharto pada tanggal 16 Agustus 1972.merupakan lanjutan dari ejaan
baru atau ejaan LBK.
Pedoman ejaan bahasa Indonesia di sebut pedoman umum,karena dasarnya
hanya mengatur hal-hal yang bersifat umum.Namun ada hal-hal lain yang bersifat
khusus,yang belum di atur dalam pedoman itu,yang di sesuaikan dengan bertitik
tolak pada pedoman umum itu. Ejaan Yang Disempurnakan merupakan hasil
penyempurnaan dari beberapa ejaan yang di susun sebelumnya,terutama ejaan
republik yang di padukan pula dengan konsep konsep ejaan pembaharuan,ejaan
melindo dan ejaan baru.
6
c. Nama geografi sebagai nama jenis
Dalam butir 9 ditegaskan, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama
istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri. Contoh, berlayar ke teluk,
mandi di kali, menyebrangi selat, pergi ke arah tenggara, kacang bogor, salak
bali, pisang ambon, pepaya bangkok, nanas subang, tahu sumedang, peuyeum
bandung dan telur brebes.
d. Setiap unsur bentuk ulang sempurna
Dalam butir 11 dinyatakan, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap
unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Contoh, Perserikatan
Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Yayasan Ahli-Ahli Bedah Plastik
Jawa Barat, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, Garis-Garis Besar
Haluan Negara.
e. Penulisan kata depan dan kata sambung
Dalam butir 12 dinyatakan, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua
kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali
kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi
awal. Biasanya dipakai pada penulisan judul cerpen, novel. Contoh, Harimau
Tua dan Ayam Centil, Hari-Hari Penantian dalam Gua Neraka, Kado untuk
Setan, Taksi yang Menghilang.
7
c. Penulisan kata ilmiah
Butir 3 pedoman penulisan huruf miring menegaskan, huruf miring dan
cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah dan ungkapan asing
kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. Contoh, royal-purple amethyst,
crysacola, turqoisa, rhizopoda, lactobacillus, dsb.
8
Keempat, angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat
kitab suci.
2. Tanda Titik (. )
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya: Ayahku tinggal di Solo.
c. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan
Misalnya: Bc. Hk.(Bakalaureat Hukum), Dr. (Doktor) dll.
3. Tanda Koma ( , )
a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pern yataan lengkap bila diikuti
rangkaian atau pemerian.Misalnya: Yang kita perlukan sekarang ialah
barang yang berikut: kursi, meja, dan lemari. Fakultas itu mempunyai dua
jurusan: Ekonorni Umum dan Ekonomi Perusahaan.
b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
9
5. Tanda Tanya ( ? )
a.Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya Misalnya: Kapan ia berangkat?
b.Tanda tanya dipakai di antara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya: la dilahirkan pada tahun 1683 (?).
5. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah, atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan , atau rasa
emosi yang kuat. Misalnya: Alangkah seramnya peristiwa itu!, Merdeka!
6. Tanda Ulang ( ...2 ) (angka 2 biasa)
Tanda ulang dapat dipakai dalam tulisan cepat dan notula untuk menyatakan
pengulangan kata dasar.Misalnya: kata2, lebih2, Dan sekali2.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ejaan merupakan hal hal yang mencakup penulisan huruf ,penulisan kata,
termasuk singkatan, akronim ,angka,dan lambang bilangan, serta penggunaan tanda
baca. Selain itu juga tentang pelafalan dan peraturan dalam penyerapan unsur asing.
Fungsi ejaan antara lain :
- Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
- Sebagai landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan
- Sebagai alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain kedalam bahasa
Indonesia.
Sedangkan perkembangan sejarah bahasa indonesia di bagi dalam beberapa
periode yaitu : Ejaan Van Ophuysen,Ejaan Republik (Ejaan Soewandi), Ejaan
Pembaharuan, Ejaan Baru/Lembaga Bahasa dan Kasusastraan (LBK), dan Ejaan Yang
Disempurnakan.
Ejaan yang disempurnakan bertujuan untuk dapat berkomunikasi dengan bahasa
indonesia yang baik dan benar. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam EYD, seperti :
1. Pemakaian huruf
3. Penulisan kata
4. Pemakaian tanda
B. Saran
Dari uraian yang telah kami susun di atas,maka pembaca dalam menggunakan
bahasa indonesia hendaknya sesuai dengan kaidah ejaan yang telah di tentukan yaitu
sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan
.
11
DAFTAR PUSTAKA
12