Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BAHASA INDONESIA

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)

DISUSUN OLEH :
FAIZZATUL MUKARROMAH (03)

Guru Pembimbing :
Ach. Arif S.Pd

SMA AL ASYARY AL KHOZINY


Jl. Tsi II Sekar, Watuagung Prigen Pasuruan
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi maha Penyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpah rahmat, taufiq serta
hidayah dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah dimana makalah ini membahas tentang “Ejaan yang Disempurnakan” sebagai salah
satu tugas ujian praktek di kelas XII pada semester II ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mengalami beberapa kesulitan maupun
hambatan. Namun berkat bantuan dari Guru Pembimbing sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Dan kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kepada para pembaca untuk
senantiasa memberikan masukan, kritik, saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah kami ini.
Akhirnya, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini, kami harapkan makalah ini dapat bermanfaat dan
mampu menambah wawasan bagi semua orang.

Tonggowa, 25 Februari 2023

Penyusun

Faizzatul Mukarromah
DAFTAR ISI

Halaman judul……………………………………………………………………... 1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………... 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….. 4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………. 4
1.3 Tujuan…………………………………………………………………........ 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Sejarah Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia
2.1.1 Pengertian Ejaan…………………………………………………….
2.1.2 Fungsi Ejaan…………………………………………………………
2.1.3 Sejarah Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia…………………
2.2 Ejaan yang disempurnakan dan penggunaan yang benar pada penulisan
huruf dan kata
2.2.1 Penggunaan Huruf Pada Pedoman EYD…………………………..
2.2.2 Penggunaan EYD yang benar pada angka dan tanda baca………
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan…………………………………………………………………....
3.2 Saran………………………………………………………………………..
Daftar Pustaka…………………………………………………………….……
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ejaan merupakan hal yang sangat penting di dalam pemakaian Bahasa terutama
dalam ragam Bahasa tulis. Yang dimaksudkan dengan ejaan sendiri adalah hal-hal yang
mencakup penulisan huruf, penulisan kata, termasuk singkatan, akronim angka dan
lambang bilangan serta menggunakan tanda baca. Oleh karena itu, kita memerlukan
ejaan untuk membantu memperjelas komunikasi yang disampaikan secara tertulis. Dalam
beberapa kurun waktu ini, Indonesia mengalami beberapa perubahan ejaan. Sebelum
EYD diresmikan pada tanggal 16 agustus 1972, Indonesia telah menggunakan beberapa
ejaan. Awalnya menggunakan ejaan Van Ophuysen, lalu ejaan Republik (Ejaan
Soewandi), Ejaan Pembaharuan, Ejaan Baru/Lembaga Bahasa dan Kesusastraan (LBK),
baru kemudian Ejaan yang disempurnakan diresmikan sampai sekarang ini.
Dalam hubungannya dengan pembakuan bahasa, ejaan mempunyai fungsi yang
penting yaitu : sebagai landasan pembakuan tata bahasa, kosakata dan peristilahan, serta
sebagai alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.
Mengingat pentingnya fungsi itu pembakuan ejaan perlu di capai terlebih dahulu agar
dapat menunjang pembakuan aspek-aspek kebahasaan lain. Namun, bukan berarti kita
harus menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan ejaan melainkan kita boleh
menggunakan bahasa yang tidak baku atau bahasa percakapan yang tidak formal. Karena
sebenarnya penggunaan bahasa pada dasarnya digunakan sesuai dengan situasi
pemakaian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan ejaan?
2. Bagaimana fungsi ejaan?
3. Bagaimana perkembangan Bahasa Indonesia?
4. Bagaimana cara penggunaan EYD yang benar pada penulisan huruf dan kata?
5. Bagaimana cara penggunaan kata baca yang benar sesuai dengan EYD?

1.3 Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan tentang pengertian ejaan.
2. Untuk Mendeskripsikan fungsi ejaan.
3. Untuk mendeskripsikan perkembangan ejaan di Indonesia.
4. Untuk mengidentifikasi penulisan kata yang benar sesuai dengan EYD.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ejaan dan EYD
1. Pengertian Ejaan
Ejaan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi khusus dan segi umum, secara
khusus ejaan dapat diartikan sebagai pelambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huruf,
baik berupa huruf demi huruf maupun huruf yang telah disusun menjadi kata,
kelompok kata atau kalimat. Secara umum, ejaan berarti keseluruhan ketentuan yang
mengatur pelambangan bunyi bahasa, termasuk pemisahan dan penggabungannya
yang dilengkapi pula dengan penggunaan tanda baca.
Dari Keterangan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa ejaan merupakan
hal-hal mencakup penulisan huruf, penulisan kata, termasuk singkatan, akronim,
angka dan lambang bilangan, serta menggunakan tanda baca. Selain itu, juga tentang
pelafalan dan peraturan dalam penyerapan unsur asing.
2. Fungsi Ejaan
Dalam kaitanya dengan pembakuan bahasa, baik yang menyangkut pembagian
tata bahasa maupun kosakata dan peristilahan, ejaan mempunyai fungsi yang sangat
penting. Fungsi tersebut antara lain sebagai berikut :
A. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
B. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, serta
C. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia

Di samping ketiga fungsi yang telah disebutkan diatas, ejaan sebenarnya juga
mempunyai fungsi yang lain. Secara praktis, ejaan berfungsi untuk membantu
pemahaman pembaca di dalam mencerna Informasi yang disampaikan secara tertulis.

3. Sejarah Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia

a. Ejaan Van Ophuysen

Ejaan Van Ophuysen ditetapkan pada tanggal 1901 dan diterbitkan dalam
sebuah buku Kitab Logat Melajoe. Sejak ditetapkannya itu, Ejaan Van Ophuysen pun
dinyatakan berlaku. Sesuai dengan namanya ejaan ini disusun oleh Ch.A.Van
Ophuysen, yang dibantu oleh Engku Nawawi gelar Soetan Ma'moer dan Moehammad
Taib Soetan Ibrahim. Sebelum Ejaan Van Ophuysen disusun para penulis pada
umumnya mempunyai aturan sendiri-sendiri dalam menuliskan konsonan, vokal, kata,
kalimat, dan tanda baca. Oleh karena itu, sistem ejaan yang digunakan pada waktu itu
sangat beragam. Terbitnya Ejaan Van Ophuysen sedikit banyak mengurangi
kekacauan ejaan yang terjadi pada masa itu.
Beberapa hal yang cukup menonjol dalam Ejaan Van Ophuysen antara lain
sebagai berikut :

1.Huruf y ditulis dengan j Misalnya (Sayang : Sajang)

2. Huruf u ditulis dengan oe Misalnya (Umum : Oemoem)

3. Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma diatas

Misalnya (Rakyat : Ra'yat)

4. Huruf j ditulis dengan dj Misalnya (Jakarta: Djakarta)

5. Huruf c ditulis dengan tj Misalnya (Pacar: Patjar)

6. Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch Misalnya (Khawatir : Chawatir)

b. Ejaan Republik(Ejaan soewandi)

Ejaan Republik ialah ejaan baru yang disusun oleh Mr. Soewandi.

Penyusunan ejaan baru dimaksudkan untuk menyempurnakan ejaan yang berlaku


sebelumnya yaitu Ejaan Van Ophuysen juga untuk menyederhanakan sistem ejaan bahasa
Indonesia. Pada tanggal 19 Maret 1947. setelah selesai disusun ejaan baru itu diresmikan
dan ditetapkan berdasarkan surat keputusan menteri Pendidikan, pengajaran, dan
kebudayaan Republik Indonesia Nomor 264/Bhg. A, tanggal 19 Maret 1947. ejaan baru
itu diresmikan dengan nama Ejaan Republik.

Ejaan Repubik lazim disebut Ejaan Soewandi karena nama itu disesuaikan dengan
nama orang yang memprakarsainya. Seperti kita ketahui, Soewandi merupakan nama
Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan ketika ejaan itu disusun oleh karena
itu, kiranya wajar jika ejaan yang disusunnya juga dikenal sebagai Ejaan Soewandi.

 Perbedaan Ejaan Republik dan Ejaan Van Ophuysen


Beberapa perbedaan yang tampak mencolok dalam kedua ejaan iu dapat diperhatikan
dalam uraian di bawah ini:

1. Gabungan huruf oe dalam Ejaan Van Ophuysen diganti dengan u dalam

Ejaan Republik (Oemoer-Umur)

2. Bunyi hamzah ( dalam Ejaan Van Ophuysen diganti dengan k dalam Ejaan

Republik (Maloem-maklum)

3. Kata ulang boleh ditandai dengan angka dua dalam Ejaan Republik (rata-

rata Rata2)
4. Huruf e taling dan pepet dalam Ejaan Republik tidak dibedakan Keritik =

Kritik)

5. Tanda trema (") dalam Ejaan Van Ophuysen dihilangkan dalam Ejaan Republik(ekor Eker)

Meskipun dimaksudkan untuk menyempurnakan ejaan yang berlaku sebelumnya. Ejaan


Republik ternyata masih memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan itu antara lain karena
huruf-huruf seperti E.V.X.Y.Z,SJ(SY) dan Ch(Kh) yang lazim digunakan untuk menulis
kata-kata asing tidak dibicarakan dalam ejaan baru itu. Padahal, huruf-huruf tersebut pada
masa itu masih merupakan permasalahan dalam bahasa Indonesia.

c. Ejaan Baru (Ejaan LBK)

Ejaan Baru Merupakan lanjutan dari rintisan panitia ejaan melindo.Pelaksananya pun terdiri
dari panitia Ejaan LBK (Lembaga bahasa dan Kasusaatraan, sekarang bernama Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa) juga dari panitia Ejaan bahasa Melayu yang berhasil
merumuskan ejaan yang disebut Ejaan Baru. Namun lebih di kenal dangan ejaan LBK.
Adapun Perubahan yang terdapat dalam ejaan Baru Adalah

 Gabungan konsonan di di ubah menjadi j Misalnya: remadja →→→→ remaja


 Gabungan konsonan tj di ubah menjadi c. Misalna: tjakap →→ cakap
 Gabungan konsonan nj di ubim menjadi ny. Misalnya: Sunji →→→ sunyi
 Gabungan konsonan sj di ubah menjadi sy. Misalnya: Sjarat →→ syarat
 Gabungan konsonan ch di ubah menjadi kh. Misalnya: Ichlas→ ikhlas
 Hurut e taling dan e pepet penulisannya tidak dibedakan dan hanya di tulis
dengan e/tanpa penanda. Misalnya: Ségar →→ segar
 Huruf asing f. v, dan z di masukkan kedalam sistem ejaan bahasa Indonesia karena
huruf huruf itu banyak di gunakan. Misalnya: Fasih,Vakimm, Zaman

B. Ejaan Yang Disempurnakan Dan Penggunaan Yang Benar Pada

Penulisan huruf Dan Kata

Ejaan Yang disempurnakan (EYD) diresmikan oleh Presiden Republik indonesia


Soeharto pada tanggal 16 Agustus 1972 merupakan lanjutan dari ejaan baru atau ejaan
LBK. Pedoman ejaan bahasa Indonesia di sebut pedoman unum,karena dasamya hanya
mengatur hal-hal yang bersifat unum. Namun ada hal-hal lain yang bersifat khusus yang
belum di atur dalam pedoman itu yang di sesuaikan dengan bertitik tolak pada pedoman
umum itu. Ejaan Yang Disempurnakan merupakan hasil penyempurnaan dari beberapa
ejaan yang di susun sebelumnya.terutama ejaan republik yang di padukan pula dengan
konsep konsep ejaan pembaharuan,ejaan melindo dan ejaan baru.

a. Penggunaan Huruf Pada Pedoman EYD

1. Penggunaan Huruf Kapital


a. Jabatan tidak diikuti nama orang

Dalam butir 5 Pedoman EYD dinyatakan, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsure nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang tertentu, nama instansi, atau
nama tempat. Contoh, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Gubernur Jawa Barat,
Profesor Jalaluddin Rakhmat. Sekretaris Jendral, Departemen Pendidikan Nasional.
Jabatan tidak diikuti nama orang tidak memakai huruf kapital. Contoh. Menurut bupati,
anggaran untuk pendidikan naik 25% dari tahun sebelumnya.

b. Huruf pertama nama bangsa

Dalam butir 7 dinyatakan, huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa,
suku bangsa, dan bahasa. Contoh, bangsa Indonesia, suku Suada, bahasa Inggris.

Ditegaskan, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan bahasa yang dipakai bentuk dasar kata turun. Contoh: ke- Sunda-Sundann.ke-Inggris-
Inggrisan,ke-Batak-Batakan, meng Indonesiakan.Sebanisnya: kesunda-sundaan,
keinggris- inggrisan, kebatak- batakan, mengindonesiakan.

c. Nama geografi sebagai nama jenis

Dalam butir 9 ditegaskan, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah
geografi yang tidak menjadi unsur nama diri. Contoh. berlayar ke teluk mandi di kali,
menyebrangi selat, pergi ke arah renggara, kacang bogor, salak bali, pisang ambon,
pepaya bangkok, nanas subang, tahu sumedang, peuyeum bandung dan telur brebes.

d. Setiap unsur bentuk ulang sempurna

Dalam butir 11 dinyatakan, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur
bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Contoh, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan
Ilmu-Ilmu Sosial, Yayasan Ahli-Ahli Bedah Plastik Jawa Barat, Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia, Garis-Garis Besar, Haluan Negara.

e. Penulisan kata depan dan kata sambung

Dalam butir 12 dinyatakan, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua

kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di,
ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal. Biasanya dipakai pada
penulisan judul cerpen, novel. Contoh, Harimau Tua dan Ayam Centil, Hari-Hari
Penantian dalam Gua Neraka, Kado untuk Setan, Taksi yang Menghilang.
2. Penulisan Huruf Miring

a. Penulisan nama buku

Pada butir 1 pedoman penulisan huruf mining ditegaskan, huruf miring dalam cetakan
dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam
tulisan. Contoh, Buku Jurnalistik Indonesia, Majalah Sunda Mangle. Surat Kabar
Bandung Pos

b. Penulisan penegasan kata dan penulisan bahasa asing

Butir 2 pedoman penulisan huruf miring menyatakan, huruf miring dalam cetakan dipakai
untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata.

kata, atau kelompok kata.

Contoh, boat modeling, aeromodeling, motorsport

c. Penulisan kata ilmiah

Butir 3 pedoman penulisan huruf mining menegaskan, huruf mining dan cetakan dipakai
untuk menuliskan kata nama ilmiah dan ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan
ejaumya. Contoh, royal-purple amethyst,

crysacola, turqoisa, rhizopoda, lactobacillus, dsb.

4. Penulisan Gabungan Kata

a. Penulisan gabungan kata istilah khusus

Butir 2 pedoman penulisan gabungan kata mengingatkan, gabungan kata, termasuk istilah
khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda
hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan. Contoh: alat
pandang- dengar, anak-istri saya, buku sejarah-baru, mesin-hitung tangan, ibu-bapak
kami.

b. Penulisan gabungan kata serangkai

Butir 3 pedoman penulisan gabungan kata menegaskan, gabungan kata berikut harus
ditulis serangkai. Contoh, acapkali, adakalanya, akhirulkalam, daripada, darmawisata,
belasungkawa, dukacita, kacamata, kasatmata, manakala, manasuka, matahari, olahraga,
padahal, peribahasa, radioaktif, saptamarga, saripati, sediakala, segitiga, sekalipun,
sukacita, sukarela, sukaria, titimangsa.

b. Penggunaan EYD yang benar Pada angka dan tanda baca

1. Penulisan Angka
Pedoman EYD menetapkan empat jenis penulisan angka,

Pertama, angka dipakai untuk menyatakan lambing bilangan atau nomor.

Dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.

Kedua, angka digunakan untuk menyatakan:

(1) ukuran panjang, berat, luas, dan isi.

(2) satuan waktu,

(3) nilai uang, dan

(4) kuanitas.

Ketiga, angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah,

aparteman, atau kamar pada alamat.

Keempat, angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.

2. Tanda Titik (.)


a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya: Ayahku tinggal di Solo.
b. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. Misalnya: A. S.
Kramawijaya
c. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan
Misalnya: Bc. Hk.(Bakalaureat Hukum), Dr. (Doktor) dll.

3. Tanda Koma (,)


a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Misalnya: Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
Satu, dua,... tiga!
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata tetapi dan melainkan.
Misalnya: Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim
4. Tanda Titik Dua (:)
a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau
pemerian. Misalnya: Yang kita perlukan sekarang ialah
barang yang berikut: kursi, meja, dan lemari.
Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonorni Umum dan Ekonomi
Perusahaan.
b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Misalnya: a. Ketua Alimad Wijava
Sekretaris S. Handayan
Bendahara B. Hartawan

5. Tanda Tanya (?)


a.Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya Misalnya: Kapan ia berangkat?
b. Tanda tanya dipakai di antara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya: la dilahirkan pada tahun 1683 (?).

6. Tanda Seru (!)


Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah, atau
yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat. Misalnya:
Alangkah seramnya peristiwa itu!, Merdeka!

7. Tanda Ulang (...2) (angka 2 biasa)


Tanda ulang dapat dipakai dalam tulisan cepat dan notula untuk menyatakan pengulangan
kata dasar Misalnya: kata2, lebih2, Dan sekali2.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ejaan merupakan hal hal yang mencakup penulisan huruf,penulisan kata, termasuk singkatan,
akronim,angka, dan lambang bilangan, serta penggunaan tanda baca. Selain itu juga tentang
pelafalan dan peraturan dalam penyerapan unsur asing.
Fungsi ejaan antara lain:
Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
- Sebagai landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan
- Sebagai alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain kedalam Bahasa Indonesia.
Sedangkan perkembangan sejarah bahasa indonesia di bagi dalam beberapa
periode yaitu: Ejaan Van Ophuysen Ejaan Republik (Ejaan Soewandi), Ejaan Pembaharuan,
Ejaan Baru/Lembaga Bahasa dan Kasusastraan (LBK), dan Ejaan Yang Disempurnakan.
Ejaan yang disempurnakan bertujuan untuk dapat berkomunikasi dengan bahasa
indonesia yang baik dan benar. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam EYD, seperti:
1. Pemakaian huruf
3. Penulisan kata
4. Pemakaian tanda
B. Saran
Sudah selayaknya kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia dapat menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar khususnya dalam Bahasa tulis. Dengan adanya penjabaran
tentang pemakaian EYD diharapkan para pembaca dapat memahami dan menerapkan
penggunaan EYD dalam penggunaan suatu karya tulis. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

 Mustakim.1990.Tanya Jawab EJAAN BAHASA INDONESIAUNTUK UMUM


Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
 Nasucha, Yakub H.2009.Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah.
 Yogyakarta: Media Perkasa
 Pamungkas. 1972.Pedoman umum Ejaan Yang Disempurnakan. Surabaya:Giri Surya

Anda mungkin juga menyukai