Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt yang maha pengasih
dan penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada kami, sehingga
dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang “Ejaan dan Tanda Baca”.

Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami dalam rangka
pengembangan dasar ilmu bahasa indonesia yang berkaitan dengan kalimat efektif. Selain itu
tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan Bahasa
secara meluas. Sehingga besar harapan kami, makalah yang kami sajikan dapat menjadi
konstribusi positif bagi pengembang wawasan pembaca.

Akhirnya kami menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran agar penyusunan
makalah selanjutnya menjadi lebih. Semoga laporan ini memberi manfaat bagi banyak pihak.
Amiin.

Wassalamu’alikum Wr. Wb.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 1

DAFTAR ISI..........................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................3

Latar Belakang........................................................................................................................3

Rumusan Masalah...................................................................................................................3

Tujuan Pembahasan................................................................................................................4

Manfaat Pembahasan..............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................5

Tahapan Ejaan.........................................................................................................................5

Ruang Lingkup EYD..............................................................................................................6

Teori Tanda Baca....................................................................................................................8

BAB III PENUTUP.............................................................................................................25

Kesimpulan...........................................................................................................................24

Saran.....................................................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................28

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah pelambang bunyi bahasa, pemisahan,
penggabungan, dan penulisanya dalam suatu bahas. Batasan tersebut menunjukan pengertian
kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalakan huruf, suku kata,
atau kata, sedangakan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah
pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf,
kata, dan tanda baca sebagai sarananya.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan
keseragaman hidup, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan dalam bentuk akan berimplikasi
pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang menyetir kendaraan, ejaan adalah rambu lalu
lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu itu,
terciptalah lalu lintas yang tertib, teratur, dan tidak semrawut. Seperti itulah kira – kira bentuk
hubungan antara pemakai dengan ejaan.
Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). EYD yang
resmi mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972 ini memang upaya penyempurnaan
ejaan yang sudah dipakai selam dua puluh lima tahun sebelumnya yang dikenal dengan nama
Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (Menteri PP dan K Republik Indonesia pada tahun itu
diresmikan pada tahun 1947). Sebelum Ejaan Soewandi telah ada ejaan yang merupakan ejaan
pertama Bahasa Indonesia yaitu Ejaan Van Ophuysen (nama seorang guru besar Belanda yang
juga pemerhati bahasa) yang diberlakukan pada tahun 1901 oleh pemerintah Belanda yang
menjajah Indonesia pada masa itu. Ejaan Van Ophuysen tidak berlaku lagi pada tahun 1947.

1.2 Masalah
Pada masalah ini, kami akan menjelaskan bagaimana cara penggunaan tanda baca yang
baik dan benar. Di sini kami menuliskan macam macam tanda baca beserta aturan letak
penggunaan dan fungsi dari macam-macam tanda baca tersebut, sehingga kita bisa memahami
bagaimana cara penggunaan tanda baca yang baik dan benar, karena dalam aturan penggunaan
tanda baca, banyak sekali masalah masalah penulisan tanda baca yang kurang tepat sehingga
terkadang sulit untuk memahami isi tentang tulisan yang ditulis dalam sebuah karya tulis.

3
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin kami capai dari penulisan karya tulis ini adalah:
1. Dapat memahami fungsi dari macam-macam tanda baca yang ada
2. Dapat memahami tata cara dan letak dalam penggunaan tanda baca
3. Dapat membuat sebuah karya tulis dengan tanda baca yang baik dan benar
4. Dapat memahami dan mengembangkan tulisan dengan tanda baca yang baik dan benar

1.4 Manfaat
Dengan diselesaikanya makalah ini, kami dapat memberikan manfaat antara lain
1. Dapat menulis karya ilmiah dengan Ejaan tanda baca yang benar
2. Dapat menggunakan tanda baca yang sesuai dengan konteks kalimat yang ada
3. Dapat memahami penggunaan tanda baca untuk menulis sebuah karya ilmiah yang baik
dan benar

BAB II
4
PEMBAHASAN

2.1 Tahapan-tahapan Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia

1. Ejaan van Ophuijsen


Pada tahun 1901 ditetapkan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin, yang disebut Ejaan
van Ophuilsen. Van Ophuijsen merancang ejaan itu dibantu oleh Engku Nawawi Gelar
Soetan Ma‟moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Hal-hal yang menonjol dalam
ejaan ini adalahsebagai berikut :
a. Huruf j dipakai untuk menuliskan kata-kata seperti; jang, pajung, sajang, pajah.
b. Huruf oe dipakai untuk menuliskan kata-kata seperti; goeroe, itoe,oemoer.
c. Tanda diakritik, seperti koma, ain dan tanda trema, dipakaiuntuk menuliskan kata-
kata ma’moer, ‘akal, ta’, pa’

2. Ejaan Soewandi
Pada tanggal 19 Maret 1947 Ejaan Soewandi diresmikan untuk menggantikan Ejaan van
Ophuijsen. Ejaan baru ini oleh masyarakat diberi julukan Ejaan Republik. Hal-hal yang
perlu diketahui sehubungan dengan pergantian ejaan itu adalah sebagai berikut :
a. Huruf oe diganti dengan u, seperti pada; guru, itu, umur.
b. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti pada kata-kata; tak, pak,
maklum.
c. Kata ulang boleh ditulis dengan angka-2, seperti anak2, berjalan2, ke-barat2-an
d. Awalan di- dan kata depan di- kedua-dunya ditulis serangakaidengan kata yang
mengikutinya, seperti kata depan di- pada dirumah, dikebun, disamakan dengan
imbuhan di- pada ditulis, dibuang.

3. Ejaan Melindo
Pada akhir tahun 1959 sidang perutusan Indonesia dan Melayu(Slametmulyana-Nasir bin
Ismail, Ketua) menghasilkan konsep
ejaan bersama yang kemudian dikenal dengan nama Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia).
Perkembangan politik tahun-tahun berikutnya mengurungkan peresmian ejaan ini.

4. Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD)


Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden meresmikan pemakaianEjaan Bahasa Indonesia.
Peresmian ejaan baru itu berdasarkan PutusanPresiden No. 57, Tahun 1972. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu. Karena
penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia PengembanganBahasa Indonesia, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk oleh Menteri pendidikan dan Kebudayaan
dengan surat putusannyatanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972, menyusun buku
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang
berupa pemaparan kaidah ejaan yang luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan dengan sura putusannya No. 0196/1975 memberlakukan
Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum

5
Pembentukan Istilah. Pada tahum 1987 pedoman tersebut direvisi. Edisi revisi dikuatkan
dengan Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0543a/U/1987, tanggal 9
September 1987. Beberapa hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan adalah sebagai berikut:

a. Perubahan Huruf
Dj, dari djika menjadi jika
Tj, dari tjacap menjadi cakap
Nj, dari njata menjadi nyata
Ch, dari achir menjadi akhir

b. Huruf f, v dan z merupakan unsur serapan dari bahasa asing yang telah diresmikan
pemakaiannya. Misal:
 Khilaf
 Fisik
 Zakat
 Universitas

c. Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidangilmu pengetahuan tetap digunakan,
misalnya pada kata furqan dan xenon.

d. Penulisan di- sebagai awalan dibedakan dengan diyang merupakan kata depan.
Sebagai awalan, di- ditulis serangkai dengan unsur yang menyertainya,sedangkan di
sebagai kata depan ditulis terpisah darikata yang mengikutinya.

e. Kata Ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya angka dua tidak
digunakan sebagai penanda perulangan. Misal:
 Anak-anak, bukan anak2
 Bersalam-salaman, bukan bersalam2an
 Bermain-main, bukan bermain2

2.2 Ruang Lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

6
Ruang lingkup EYD mencangkup lima aspek, yaitu:
1. Pemakaian Huruf
2. Penulisan Huruf
3. Penulisan Kata
4. Penulisan unsure serapan
5. Pemakaian Tanda Baca

1). Pemakaian huruf membicarakan bagian-bagian dasar dari suatu bahasa, yaitu
1. Abjad
2. Vokal
3. Konsonan
4. Pemenggalan
5. Nama diri

2). Penulisan huruf membicarakan beberapa perubahan huruf dari ejaan sebelumnya yang
.....meliputi
1. Huruf Kapital
2. Huruf Miring

3). Penulisan kata membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan jenisnya
.....berupa
 Kata Dasar
 Kata Turunan
 Kata Ulang
 Gabungan Kata
 Kata Ganti kau, ku, mu,dan nya
 Kata Depan di, ke, dan dari
 Kata Sandang si dan sang
 Partikel
 Singkatan dan Akronim
 Angka dan Lambang Bilangan

4). Penulisan unsur serapan membicarakan kaidah cara penulisan unsur serapan, terutama
..... kosa kata yang berasal dari bahasa asing.

5) Pemakaian tanda baca (pungtuasi) membicarakan teknik penerapan kelima belas tanda
.....baca dalam penulisan dengan kaidanya masing-masing. Di dalam hal ini, kita akan
.....mempelajari ejaan yang nomor lima yaitu penggunaan tanda baca

7
2.3 Teori Tanda Baca

Dalam pemakaian tanda baca mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Tanda titik (.)

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya: Nenekku tinggal di Jawa Tengah.
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,ihtisar atau
daftar. Misalnya:
3. tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam,menit,dan detik yang
menunjukan waktu. Misalnya: Tsunami di Mentawai terjadi pada hari Senin
tanggal 25 Oktober 2010 pukul 22.10 WIB.
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka,jam,menit dan detik yang
menunjukan jangka waktu. Misalnya:

Aku menunggu di stasiun kereta api selama 1.45.26 jam.

5. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir
dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:

Waridah,…Ernawati.2008.EYD…Seputar…Kebahasa-Indonesiaan....Bandung:
Kawan Pustaka.

6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.


Misalnya:

Desa ini berpenduduk 25.300 orang.

7. Tanada titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatan yang
tidak menunjukan jumlah. Misalnya:

Kakakku lahir pada tahun 1987 di Pringsewu.

8. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan,ilustrasi,tabel, dan sebagainya. Misalnya:

Acara Kunjungan Presiden SBY

9. Tanda titik tidak dipakai di belakang nama pengirim dan tanggal surat,serta nama
dan alamat penerima surat. Misalnya:

8
Jalan Ahmad Yani 64 Pringsewu (tanpa titik)
2 November 2010 (tanpa titik)

b. Tanda koma (,)

1. Dipakai di antara unsure-unsur dalam suatu perincian. Misalnya:

Adik membeli tas,buku, pensil, dan penghapus untuk keperluan sekolah.

2. Dipakai untuk memisahkan suatu kalimat setara dengan kalimat setara


berikutnya yang didahului dengan kata hubung seperti tetapi, melainkan, dan
sedangkan. Misanya:

Saya ingin pergi, tetapi dia tidak kunjung datang.

3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dengan induk kalimat
jika anak itu mendahulai induk kalimatnya. Misalnya:

Kalau hari hujan, dia tidak akan pergi.

4. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dengan induk
kalimat jika anak kalimat mengiringi induk kalimat. Misalnya:
Dia tidak akan pergi kalau hari hujan.
5. dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Misalnya:

Kendaraan di jalan semakin padat. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.

6. Dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari dari bagian laindalam


kalimat. Misalnya:

Kata Ayah,”Nenek akan datang.”

7. dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya.


Misalnya:

Ibu Dra. Lisdwiana Kurniati, M.P.d. adalah dosen Mata Kuliah


Penyuluhan Bahasa Indonesia.

8. Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.


Misalnya:

9
Semua Mahasiswa STKIP Muhammadiyah, baik laki-laki maupun
perempuan, harus mematuhi peraturan kampus.

9. Dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, dari kata lain yang
terdapat dalam kalimat. Misalnya:

Aduh, Kartu Peserta Ujianku tertinggal di rumah!

10. Dipakai diantara nama dan alamat,bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal,
serta nama tempat dan wilayah yang ditulis berurutan. Misalnya: Surat-surat
ini harap dialamatkan kepada Ketua Jurusan Bahasa dan Seni, STKIP
Muhammadiyah, Jalan Makam, Pringsewu.
11. Dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka. Misalnya:

Alisjahbana, Sutan Takdir.1949. Tatabahasa Baru Bahasa


Indonesia.Djakarta:PT Pustaka Rakyat.

12. Dipakai diantara bagian-bagian dalam catatan kaki. Misalnya:

W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-


Mengarang(Yogyakarta; UP Indonesia, 19670,hlm.4.

13. Dipakai di muka anka persepuluhan atau diantara rupiahyang dinyatakan


dengan angka. Misalnya:

Kedalaman sungai itu hanya 12,5 m.

14. Dipakai untuk menghindari salah salah bacadi belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat. Misalnya:

Atas bantuan Fara, Intan mengucapkan terima kasih.

15. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsungdari bagian
lain yang mengiringinya jika petikan itu berakhir dengan tanda tanya atau
seru. Misalnya:

Ke mana Saudara akan pergi?” Tanya Anto.

10
c. Tanda titik koma (;)

1. Dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.


Misalnya:

Malam semakin larut;tugas kuliah belum selesai juga.

2. Dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan yang setara di


dalam kalimat majemuk. Misalnya:

Saya mengerjakan tugas kuliah; kakak asyik menonton televisi.

d. Tanda titik dua (: )

1. Dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti pemberian.

Ibu memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja,dan lemari.

2. Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

Misalnya: Acara akan di laksanakan pada:


Hari…....:
Tempat...:
Waktu .:

3. Dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam
percakapan. Misalnya:

Amir : “ Baik, Bu,” (mengangkat kompor dan masuk)

4. Dipakai di antara jilid atau nomor dan halaman, diantara bab dan ayat dalam
kitab suci,diantara judul dan anak judul suatu karangan,serta nama kota dan
penerbit buku. Misalnya:

Guru agama Islam membacakan surat Al Imron:156.

e. Tanda hubung (-)

1. Tanda hubung menyambung unsure-unsur kata ulang.

11
Misalnya: Ani memakai baju kemerah-merahan.

2. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas hubungan bagian-bagian


kata atau ungkapan dan penghilang bagian kelompok kata. Misalnya: Sesama
teman harus memiliki rasa kesetiakawanan-sosial.
3. Dipakai untuk merangkaikan se dengan kata berikutnya, ke dengan angka,
angka dengan an. Misalnya:

Pada tanggal 17 Agustus se-Indonesia merayakan kemerdekaan.

4. Untuk merangkaikan unsure bahasa Indonesia dengan unsure bahasa


asing.Misalnya:

Taufik Hidayat unggul dalam pertandingan bulu tangkis setelah men-


smash lawannya.

5. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh


pergantian baris, Misalnya:

Di..sampina..cara-cara..lama..itu..ada..juga..ca-Ra yang baru.

6. Menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan


bagian katadi depannya pada pergantian baris. Misalnya:

Senjata..ini..merupakan..alat..pertahan-
an yang canggih.

7. Menyambung huruf kata yang di eja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.


Misalnya: p-a-n-i-t-i-a

f. Tanda pisah (– )

1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang member penjelasan
di luar bangun kalimat. Misalnya:

12
Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh
bangsa itu sendiri.

2. Dipakai diantara dua bilangan,tanggal atau tempat dengan arti’ sampai ke’
atau ‘sama dengan’. Misalnya:

Pertandingan sepak bola itu berlangsung dari tanggal 2–8 November 2010.

g. Tanda ellipsis (…)

1. Dipakai dalam kalimat terputus-putus. Misalnya:

Kalau begitu… ya,kita harus semangat.

2. Menunjukan ahwa dalam suatu kalimatada bagian yang di hilangkan.


Misalnya: Sebab-sebab kemerosotan… akan diteliti lebih lanjut.

h. Tanda Tanya (?)

 Dipakai pada akhir kalimat tanya.


 Kapan kamu akan pulang?
 Dipakai di dalam tanda kurunguntuk menyatakan bagian kalimatyang kurang
dapat dibuktikan kebenaranya.
 Uangnya sebanyak 20 juta rupiah(?) hilang.

i. Tanda seru (!)

Dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan.

Alangkah seramnnya peristiwa itu!

j. Tanda kurung ( (…) )

 Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.


 Bagian perencanaan sudah selesai menyusun DIK ( Daftar Isian Kegiatan) kantor
itu.
 Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan

k. Tanda kurung siku ( […] )

13
l. Tanda petik (”…”)

m. Tanda petik tunggal (‘…’)

n. Tanda garis miring ( / )

o. Tanda penyingkat atau apostrop ( )

p. Angka dan Lambang Bilangan

Angka lambang bilangan yaitu angka yang dipakai untuk menyatakan lambang
bilangan atau nomor.

Misalnya:

Angka : 0, 1, 2, 3, 4, 5 dsb.

Angka romawi : I, II, III, IV, V dsb.

Pemakaian Tanda Baca


A. Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

Misalnya :
Ayahku tinggal di solo.
Hari ini tanggal 6 April 1990.

2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan , ikhtisar
atau daftar.
Misalnya:
a. III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat Desa
B. Direktorat Jendral Agraria
1. ..............
b. 1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik

14
Catatan :
Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan
atau ikhtisar jika angka itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.
(1.2.3 Grafik bukan 1.2.3. grafik)

3.Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu.
Misalnya :
Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik )

4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan jangka waktu.
Misalnya:
1.35.20 jam ( 1 jam, 35 menit, 20 detik)

5. Tanda titik di pakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan
tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.

Misalnya:
Siregar, Merari, 1920, Azab dan Sengsara. Weltervreden:Balai Poestaka.

6a. Tanda titik dipakai untuk m emisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya:
Desa itu berpenduduk 25.474 orang.

6b. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
tidak menyatakan jumlah.
Misalnya:
Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
Lihat halaman 6537
Nomor gironya 837783

7. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau
kapala .....ilustrasi, tabel dan lain sebagainya.
Misalnya:
Acara Kunjungan Adam Malik
Salah Asuhan

15
8. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2)
nama dan alamat penerima surat.
Misalnya:
Jalan Dipenogoro 82
Jakarta (tanpa titik)
1 April 1985 (Tanpa titik)
Yth. Sdr . Moh . Hasan (tanpa titik)
Palembang(tanpa titik)
Atau:
Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik)
Jalan Cikini 72 (tanpa titik)
Jakarta(tanpa titik)

B.Tanda Koma(,)
1. Tanda koma di pakai di anntara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
Saya membeli kertas, pena , dan tinta.
Satu, dua, tiga......empat!
2. Tanda koma di pakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Misalnya:
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
Didi bukan anak Pak Adi, melainkan anak Pak Jolo
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu mendahului ibu kaimatnya.
Misalnya:
Kalau hari hujan, saya tidak pulang
4. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat bila
anak kalimat mengiringi induk kalimat.
Misalnya:
Saya tidak pulang jika hari hujan.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kal;imat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi, pula, meskipun,
begitu, akan, tetapi.
Misalnya:
.......Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.

6.Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o,ya, wah,aduh,kasihandari kata
yab]ng lain yang terdapat dalam kalimat.
Misalnya: O,begitu

16
7. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat. (Lihat juga pemakaian tanda petik, Bab V, Pasal L, dan M.)
Misalnya:
Kata Ibu,”Saya gembira sekali.”
8. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat , (ii) bagian bagian alamat , (iii)
tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Surat –surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran,
Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta . Sdr. Abdullah , Jalan Pisang Batu 1,
Bogor Surabaya ,10 Mei 1960
Kuala Lumpur, Malaysia

9. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang di balik susunannya dalam
daftar pustaka.
Misalnya:
Alisjahbana, Sultan Takdir. 1949. Tata Bahasa Baru
Indonnesia, Jilid 1 dan 2. Djakarta : PT Pustaka Rakjat.

10. Tanda Koma dipakai di antara bagian bagian dalam catatan kaki.
Misalnya:
W.J.S. Poerwadarmita, Bahasa Indonesia untuk karang –
mengarang (Yogyakarta:UP Indonesia, 1967), hlm.4.

11. Tanda koma dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikuti untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga atau marga.
Misalnya:
B.Ratulangi,S.E

12. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dalam angka.
Misalnya:
12,5 m
Rp12,50

13. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
( lihat juga pemakaian tanda pisah , Bab V , Pasal F.)
Misalnya:
Guru saya, Pak Ahmad , pandai sekali.

17
14. Tanda koma dapat dapat dipakai untuk menghindari kesalahan baca di belakang
keterangan yang terdapat dalam awal kalimat.
Misalnya:
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh –
sungguh. Atas bantuan Agus, Karyadi mengucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan :
Kita memerlukan sikap yang bersungguh –sungguh dalam pembinaan dan
pengembangan bahasa. Karyadi mengucapkan terima kasih atas banyuan agus.

15. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian yang lain
yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru .
Misalnya:
“Di mana saudara tinggal ?” tanya karim.

C.Tanda Titik Koma(;)

1. . Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian –bagian kalimat yang sejenis
dan setara.
Misalnya:
Malam makin larut ;pekerjaan belum selesai juga.

2. Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan
kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Ayah mengurus halamannya di kebun itu; Ibu sibuk memasak di dapur;
....................................Adik menghapal rumus kimia.

D.Tanda Titik Dua (:)


1. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti
rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga :kursi, meja , dan
lemari.
2. Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian itu merupakan pelengkapan yang
mengakhiri suatu pernyataan
Misalnya:
Kita memerlukan kursi ,meja, dan lemari.

3. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
Ketua : Ahmad Wijaya
18
Sekretaris : S samama

3.Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama kata yang menunjukkan prlaku dalam
percekapan.
Misalnya:
Ibu : jangan pergi anakku!!!
Amir : “maaf,Bu,” keputusa ku dah bulat.!!

4. Tanda titik dua dapat dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara
bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan , serta
(iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya:
Tempo, I (1971), 34:7
Surah Yasin :9
Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Study, Sudah terbit .
Tjokronegoro, Sutomo.1968.Tjukuplah Saudara Membina Bahasa Persatuan Kita?
Djakarta: Eresco.

E. Tanda Hubung(-)
1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya:
Di samping cara –cara lama itu ada juga cara yang baru.
Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris.
Misalnya:
Beberapa pendapat mengenai masalah itu
telah disampaikan .
atau
Beberapa pendapat mengenai masalah
itu telah disampaikan .
bukan
Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampaikan.

2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran
dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
Misalnya:
Kami ada cara yang baru untuk meng-
ukur panas.

Kami..ada..cara..yang..baru..untuk..me-
ngukur panas.
Senjata ini merupakan alat pertahan-

19
an yang canggih

3. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.


Misalnya:
Anak-anak, berulang-ulang
Angka 2 sebagai tanda ulang hanya berlaku pada tulisan cepat, notula dan tidak
dipakai pada teks karangan.
4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian bagian tanggal.
Misalnya:
p-a-n-i-t-i-a
8-4-1987
5. Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian –bagian kata
atau ungkapan ,dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata.
Misalnya :
Ber-evolusi , dua puluh lima –ribuan (20 x 5000) tanggung jawab dan
kesetiakawanan sosial

6. Tanda hubungdipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai
dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka , (iii) angka dengan -an ,(iv) singkatan
berhuruf kapital dengan imbuhan atau kaata, dan(v) nama jabatan rangkap .
Misalnya :
Se-Indonesia , se -jawa barat , hadiah ke- 2, tahun 50-an, mem-PHK-kan , hari-H,
Sinar-X, Menteri- Sekretaris Negara.

7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa indonesia dengan unsur
bahasa asing.
Misalnya:
Di-smash

F. Tanda Pisah(--)
1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar
bangun kalimat .
Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu --saya yakin akan tercapai-diperjuangkan oleh
bangsa itu sendiri.
2. Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan lain . sehingga
kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya:
Rangkaian temuan ini--evolusi , teori kenisbian, dan kini juga pembelahan
1970
otonom telah mengubah konsepsi tentang alam semesta.
20
3. Tanda pisah dipakai antara dua bilangan atau tanggal dengan arti’sampai ke ‘ atau
sampai dengan’.
Misalnya:
1910--1945
Tanggal 5--10 April
Jakarta --Bandung
Catatan : Dalam Pengetikan , tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung
tanpa spasi sebelum dan ssudahnya.

G. Tanda Elipsis(.....)
1. Tanda Elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus – putus.
Misalnya:
Kalau begitu....ya, marilah kita bergerak.

2. Tanda Elipsis menunjukkan bahwa dalan suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan.
Misalnya :
Sebab –sebab kemerosotan . . . akan diteliti lebih lanjut.
Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuiah kalimat , perlu dipakai empat
buah titik ; tiga buah untuk menandai penghilangan kalimat dan satu titik lagi untuk menandai
akhir kalimat.

H. Tanda Tanya (?)


1 . Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya .
Misalnya:
Kapan ia berangkat?

2. Tanda tanya dipakai daalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
Ia lahir pada tahun 1763(?)

I .Tanda Seru(!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah
yang menggambarkan keseriusan , kesungguhan , ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang
kuat.
Misalnya:
Alangkah seramnya peristiwa itu!
Bersihkan kamar itu sekarang juga

21
Merdeka!

J. Tanda Kurung ((. . . ))


1. Tanda Kurung mengapit tambahan ketrangan atau penjelasan.
Misaalnya :
Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK(Daftar Isian Kegiatan)
kantor itu.

2. Tanda Kurung mengapit tambahan ketrangan atau penjelasan. Yang bukan bagian
integral pokok pembicaraan .
Misalnya:
Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud”( nama tempat yang terkenal di Bali ) ditulis pada
tahun 1962.

3. Tanda Kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat
dihilangkan .
Misanlnya:
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa indonesia menjadi kokain (a)

4.Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan karangan.
Misalnya:
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam,(b) tenaga kerja ,(c) modal.

K. Tanda Kurung Siku([. . .])


1 Tanda kurung siku mengapit huruf , kata , atau kelompok kata sebagai korekksi atau
tambahan pada kalimat yang ditukis orang lain . Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau
kekurangan itu memang terdapat pada naskah asli.
Misalnya :
1Sang Sapurba men(d)engar bunyi gemerisik.
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas.

L .Tanda Petik (“. . .”)


1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah
dan atau bahan tulis lain .
22
Misalnya:
“Saya belum siap,” kata Mira , “tunggu sebentar!”

2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan , atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat .
Misalnya:
Bacalah “Bola Lampu “ dalambuku Dari Suau Masa, dari suatu tempat.

3. Tanda petik mengapit istilah ilmiahyang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti
khusus .
Misalnya :
Maja dikenal dengan nama “cutbrai”

4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Misalnya :
Kata..Tono,”Saya..juga..minta..satu”.

5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalim ditempatn=kan di belakang tanda petik
yang menhgapit kata aatau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau
bagian kalimat
Misalnya:
Karena warna kulitnya , Budi mendapat julukan “Si Hitam”
Catatan
Tanda petik pembuka dan petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulisama tinggi
di sebrlah baris

M. Tanda Petik Tunggal(‘’)


1. Tanda petik tunggal mengapitn petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya Basri , “kau dengar bunui ;kring-kring’ tadi?”
“Waktu kubuka pintu depan , kudengar teriakkan anakku ,.

2. Tanda petik tunggal mengapit makna , terjemahan ,atau penjelasan kata atau ungkapan
asing.
Misalnya :
Feed-back ‘balikkan’
N. Tanda Garis Miring
1. Tanda Garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam satu tahun takwim.

23
Misalnya :
No.7/PK/ 1973
Jalan Kramat 111/10
2. Tanda Garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau dan tiap.
Misalnya :
Dikirimkan lewat darat /laut . ‘dikirimkan lewat darat atau laut.
Harganya Rp.25.000/ lembar.’ Harganya Rp.25.000 tiap lembar.

3. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)


Tanda Penyingkat atau Apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka
tahun.
Misalnya:
Ali’kan kusurati (‘kan = akan)
Malam ‘lah tiba (‘lah= telah)

BAB III
PENUTUP

Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana
antarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu
bahasa).

EYD adalah rangkaian aturan yang wajib digunakan dan ditaati dalam tulisan bahasa indonesia
resmi

Ruang lingkup dalam EYD secara garis besar terbagi ke dalam tiga bagian yaitu pemakaian
huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.

24
Ruang lingkup pembentukan istilah terbagi ke dalam beberapa kategori yaitu (1). Konsep dasar
yang meliputi: definisi istilah, tata istilah dan tata nama, istilah khusus dan istilah umum, kata
dasar peristilahan, imbuhan peristilahan, kata ulang peristilahan, gabungan kata peristilahan, dan
perangkat kata peristilahan. (2). Sumber istilah yang mencakup: kosa kata bahasa indonesia, kosa
kata bahasa serumpun, kosa kata bahasa asing, penerjemahan istilah asing, penyerapan istilah
asing, penyerapan dan penerjemahan sekaligus, macam dan bentuk sumber serapan, istilah asing
yang bersifat internasional, dan bagan prosedur pembentukan istilah.

Kata baku adalah kata yang cara pengucpan atau penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah
standar atau kaidah yang telah dibakukan. Sedangkan kata tidak baku adalah kata yang cara
pengucapan atau penulisannya tidak memenuhi kaidah-kaidah umum tersebut.

Fungsi bahasa baku adalah sebagai pemersatu, pemberi kekhasan, pembawa kewibawaan, dan
kerangka acuan.

Ciri-ciri bahasa baku adalah tidak dipengaruhi bahasa daerah, tidak dipengaruhi bahasa asing,
bukan merupakan bahasa percakapan, pemakaian imbuhan secara eksplisit, pemakaian yang
sesuai dengan konteks kalimat, tidak terkontaminasi, tidak rancu, tidak mengandung arti
pleonasme, dan tidak mengandung hiperkorek.

Perbedaan antara singkatan dan akronim terletak pada bentuk singkatan dilafalkan huruf per
huruf. Sedangkan akronim dilafalkan sebagai kata atau suku kata.

Makna kata berkaitan dengan hubungan antara satu lambang bahasa denagan lambang lainnya
atau hubungannya denagan suatu benda. Makna kata terdiri atas beberapaa jenis, yaitu makna
leksikal, makna gramatikal, makna denotatif, dan makna konotatif.

Perubahan makna dapat berupa perluasan, penyempitan , peniggian, perendahan, pertukaran


tanggapan, atau persamaan sifat.

Jenis-jenis kata dalam bahasa indonesia terbagi menjadi: kata benda, kata ganti, kata kerja, kata
sifat kata sapaan, kata penunjuk, kata bilangan, kata penyangkal, kata depan, kata penghubung,
kata keterangan, kata Tanya, kata seru, kata sandang dan kata partikel.

3.1 Simpulan
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan , ikhtisar atau daftar
3.Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu.
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
jangka waktu

25
5. Tanda titik di pakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan
tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
6a. Tanda titik dipakai untuk m emisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
6b. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
tidak menyatakan jumlah
7. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kapala
ilustrasi, tabel dan lain sebagainya.
8. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2)
nama dan alamat penerima surat
B.Tanda Koma(,)
1. Tanda koma di pakai di anntara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
2. Tanda koma di pakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
3a.Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu mendahului ibu kaimatnya
3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat bila
anak kalimat mengiringi induk kalimat.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kal;imat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi, pula, meskipun,
begitu, akan, tetapi.
5.Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o,ya, wah,aduh,kasihan dari kata
yab]ng lain yang terdapat dalam kalimat
6.Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
(Lihat juga pemakaian tanda petik, Bab V, Pasal L, dan M.)
7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat , (ii) bagian bagian alamat , (iii)
tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan
8. .Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang di balik susunannya dalam
daftar pustaka
9. Tanda Koma dipakai di antara bagian bagian dalam catatan kaki
10. Tanda koma dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikuti untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga atau marga
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dalam angka
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.( lihat juga pemakaian tanda pisah , Bab V , Pasal F.)
13. Tanda koma dapat dapat dipakai untuk menghindari kesalahan baca di belakang
keterangan yang terdapat dalam awal kalimat
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian yang lain
yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru

3.2 Saran
26
Dari uraian diatas dapat kami simpulkan beberaoa saran yakni kita harus memahami cara
menggunakan tanda baca yang baik dan benar , untuk memberi bekal kepada kita untuk
menjalani masa kuliah selanjutnya yang penuh dengan tugas yang menuntut kemampuan dalam
berbahasa yang baik dan benar baik lisan maupun tertulis. Dan kemampuan berbahasa yang
benar dapat diperoleh melalui pembiasaan , pembiasaan menulis dan pembiasaan mempraktekan
kemampuan berbahasa indonesia yang benar dalam kehidupan sehari –hari.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Sarwoko Tri, Adi. 2003. Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Waridah, Ernawati. 2008. EYD dan Seputar Kebahasaan Indonesia. Jakarta: Kawan pustaka.

Arifin A, Zaenal dan Tasai S, Amran. 2008. Cermat Berbahsa Indonesia. Jakarta: Akademika
Pressindo.

27
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2005. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Pustaka Setia.

Www. Ymci. Web. Id.

Tim Mendikbud. 1987.Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan.Yogyakarta: PT Pustaka Widya


Tarigan.2003.Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia.Bandung:Penerbit ANGKASA Bandung.

28

Anda mungkin juga menyukai