Disusun oleh :
1. Aisyahara Adhiba (23060220003)
2. Wahyu Almunawaroh (23060220005)
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Bahasa Indonesia dengan judul
―EBI (Ejaan Bahasa Indonesia)‖.
Pada kesempatan kali ini, kami ucapkan terimakasih kepada ibu Ghaida Zukhruf
Tsaniyatsnaini, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah
memberikan bimbingan dan petunjuk sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Kami berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca. Bahkan
kami berharap lebih agar makalah ini bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 2
A. Pengertian Ejaan ............................................................................................... 2
B. Sejarah Perkembangan Ejaan di Indonesia....................................................... 2
C. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan ................................................. 6
1. Penggunaan Huruf..................................................................................... 6
2. Penulisan Kata......................................................................................... 14
3. Penggunaan Tanda Baca ......................................................................... 21
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 32
A. Simpulan ......................................................................................................... 32
B. Saran ............................................................................................................... 32
Kosa Kata Baru Kurang Populer ................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 34
LAMPIRAN .............................................................................................................. 35
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan salah satu hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan
manusia dalam berkegiatan dan gerak sebagai makhluk sosial. Bahasa memiliki
peranan penting dalam kehidupan manusia sebagai alat komunikasi secara
langsung dan sebagai alat komunikasi secara tulisan. Beberapa kegiatan yang
dilakukan oleh manusia dalam kegiatan berbahasa, yaitu berbicara, menyimak,
membaca, dan menulis.
Berbicara tentang bahasa pastinya tidak akan lepas dengan istilah ejaan.
Ejaan merupakan hal yang sangat penting di dalam pemakaian bahasa terutama
dalam bahasa tulis. Maksud dari ejaan itu sendiri adalah hal-hal yang mencakup
penggunaan huruf, penulisan kata serta penggunaan tanda baca. Oleh karena itu,
kita sangat memerlukan ejaan untuk membantu memperjelas komunikasi yang
disampaikan secara tertulis.
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan adalah sub materi dalam
ketatabahasaan Indonesia. Ejaan berperan dalam mengatur etika berbahasa
secara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat disampaikan dan
dipahami secara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan
tersebut dapat digunakan dalam keseharian masyarakat sehingga penggunaan
tata bahasa Indonesia dapat digunakan secara baik dan benar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari ejaan?
2. Bagaimana sejarah perkembangan ejaan di Indonesia?
3. Apa saja kaidah dalam ejaan yang disempurnakan?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian dari ejaan.
2. Dapat mengetahui sejarah perkembangan ejaan di Indonesia.
3. Dapat mengetahui kaidah dalam ejaan yang disempurnakan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian EBI
Pengertian ejaan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi khusus dan segi
umum. Secara khusus, ejaan dapat diartikan sebagai pelambangan bunyi-bunyi
bahasa dengan huruf, baik berupa huruf demi huruf maupun huruf yang telah
disusun menjadi kata, kelompok kata, atau kalimat. Secara umum, ejaan berarti
keseluruhan ketentuan yang mengatur pelambangan bunyi bahasa, termasuk
pemisahan dan penggabungannya, yang dilengkapi pula dengan penggunaan
tanda baca (Mustakim, 1996). Ejaan adalah keseluruhan peraturan
melambangkan bunyi ujaran, pemisahan dan penggabungan kata, penulisan kata,
huruf, dan tanda baca (Alek & Achmad, 2011). Selain itu, menurut KBBI V,
ejaan adalah kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan
sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
2
pedoman. Dalam situasi semacam itu terbitnya Ejaan van Ophuysen dapat
mengurangi kekacauan ejaan yang terjadi pada masa itu.
3
panitia ejaan. Oleh karena itu, tugas ketua panitia kemudian dilanjutkan oleh
E. Katoppo.
Pada tahun 1957 panitia lanjutan itu berhasil merumuskan patokan-
patokan ejaan baru. Akan tetapi, hasil kerja panitia itu tidak pernah
diumumkan secara resmi sehingga ejaan itu pun belum pernah diberlakukan
(Muchasin,dkk, 2019).
4
nama Ejaan LBK. Panitia itu bekerja atas dasar Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 062/ 67, tanggal 19 September 1967.
5
pemutakhiran dari pedoman ejaan sebelumnya, yaitu Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI) yang ditetapkan oleh Keputusan Kepala Badan
No. 0321/I/BS.00.00/2021. Dalam EYD ini terdapat penambahan kaidah
baru dan perubahan kaidah lama yang disesuaikan dengan perkembangan
bahasa Indonesia (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2022).
Huruf
Nama Ucapan
Kapital Nonkapital
A a a a
B b be be
C c ce ce
D d de de
E e e e
6
F f ef ef
G g ge ge
H h ha ha
I i i i
J j je je
K k ka ka
L l el el
M m em em
N n en en
O o o o
P p pe pe
Q q qi ki
R r er er
S s es es
T t te te
U u u u
V v ve ve
W w we we
X x eks eks
Y y ye ye
7
Z z zet zet
b. Huruf Vokal
Vokal dalam bahasa Indonesia dilambangkan menjadi lima huruf, yaitu a,
e, i, o, dan u.
Contoh Penggunaan
Huruf Vokal
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
c. Huruf Konsonan
Konsonan dalam bahasa Indonesia dilambangkan menjadi 21 huruf yaitu
b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
Contoh Penggunaan
Huruf Konsonan
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
b bahasa sebut adab
c cakap kaca -
8
d dua ada abad
f fakir kafan maaf
g guna tiga mug
h hari saham tuah
j jalan manja mikraj
k kami paksa politik
l lekas alas akal
m maka kami diam
n nama tanah daun
p pasang apa siap
q* qariah iqra Benuaq
r raih bara putar
s sampai asli tangkas
t tali mata rapat
v variasi lava molotov
w wanita hawa takraw
x* xenon marxisme Max
y yakin payung alay
z zeni lazim juz
9
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
2) Diftong
Diftong dalam bahasa Indonesia dilambangkan dengan gabungan
huruf vokal ai, au, ei, dan oi.
Contoh Penggunaan
Diftong
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
ai aikido kailan pandai
au audit taufik harimau
ei eigendom geiser survei
oi oikumene boikot koboi
f. Huruf Kapital
1) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama awal kalimat.
Contoh: Kita harus bekerja keras.
2) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang,
termasuk julukan.
Contoh: Amir Hamzah, Dewi Sartika
10
3) Huruf kapital digunakan pada nama orang seperti pada nama teori,
hukum, dan rumus.
Contoh: hukum Archimedes, rumus Phytagoras
4) Huruf kapital digunakan pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Contoh: Ibu berpesan, "Berhati-hatilah, Nak!"
5) Huruf kapital digunakan pada huruf pertama kaya yang berkenaan
dengan agama, kitab suci, dan nama Tuhan.
Contoh: Islam, Al-Qur‘an, Allah
6) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan, kebangsawanan, keturunan, keagamaan, atau akademik
yang diikuti nama orang dan gelar akademik yang mengikuti nama
orang.
Contoh: Mahaputra Yamin, Teuku Umar, Doktor Mohammad Hatta
7) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan
kepangkatan yang digunakan sebagai sapaan.
Contoh: Selamat pagi, Dokter. Silakan duduk, Prof.
8) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan
dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang digunakan sebagai
pengganti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh: Wakil Presiden Adam Malik
9) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama seperti pada nama
bangsa, suku, bahasa, dan aksara.
Contoh: bangsa Indonesia, suku Jawa
10) Huruf kapital digunakan pada huruf pertama, seperti pada nama
tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.
Contoh: tahun Hijriah, bulan Agustus
11) Huruf kapital digunakan pada huruf pertama unsur nama peristiwa
sejarah.
Contoh: Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
12) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi.
Contoh: Teluk Persia, Jazirah Arab
11
13) Huruf kapital digunakan untuk nama geografi yang menyatakan asal
daerah.
Contoh: batik Cirebon, tari Bali
14) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata
(termasuk unsur bentuk ulang utuh) seperti pada nama negara,
lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas.
Contoh: Inggris, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
15) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk
unsur bentuk ulang utuh) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan
makalah, serta nama media massa, kecuali kata tugas yang tidak
terletak pada posisi awal.
Contoh: Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
16) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan
nama gelar dan nama pangkat.
Contoh: M.Si. magister sains
17) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, dan adik serta kata
atau ungkapan lain (termasuk unsur bentuk ulang utuh) yang
digunakan sebagai sapaan.
Contoh: Dedi bertanya, "Itu apa, Bu?"
Catatan:
● Kata Anda ditulis dengan huruf awal kapital.
Contoh: Hanya teman Anda yang mengerti masalah itu.
● Kata atau ungkapan yang digunakan dalam pengacuan ditulis
dengan huruf awal kapital.
Contoh: "Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak."
g. Huruf Miring
1) Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, judul film,
judul album lagu, judul acara televisi, judul siniar, judul lakon, dan
nama media massa yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar
pustaka.
12
Contoh: Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel
Moeis.
2) Huruf miring digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
Contoh: Huruf terakhir kata abad adalah d.
3) Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam
bahasa daerah dan bahasa asing.
Contoh: Nama ilmiah buah manggis adalah Garcinia mangostana.
Catatan:
● Nama diri, seperti nama orang, lembaga, organisasi, atau merek
dagang dalam bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan
huruf miring.
● Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer),
bagian yang akan dicetak miring ditandai dengan garis bawah satu.
h. Huruf Tebal
1) Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah
ditulis miring.
Contoh: Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam
ejaan bahasa Indonesia.
Catatan:
Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian
yang akan dicetak tebal ditandai dengan garis bawah dua.
2) Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian karangan, seperti
bab atau subbab.
Contoh:
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Kondisi kebahasaan di Indonesia saat ini diwarnai oleh bahasa standar
….
1.1.1 Latar Belakang
13
Masyarakat Indonesia yang heterogen menyebabkan munculnya sikap
beragam ….
1.1.2 Masalah
Penelitian ini hanya membatasi perencanaan bahasa ….
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur sikap bahasa
….
(Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2022)
2. Penulisan Kata
a. Penulisan Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang ditulis secara mandiri.
Contoh: kantor, pergi, ramai
14
Contoh: Tuhan Yang Maha Kuasa
15
Contoh: seu-da-ti, seu-lu-mat
● Diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal.
Contoh: pan-dai, sau-da-ra, sur-vei
● Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk
gabungan huruf konsonan) di antara dua huruf vokal,
pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu.
Contoh: ba-pak, ke-nyang
● Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang
berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf
konsonan itu.
Contoh: Ap-ril, ban-tu
● Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih
yang masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya
dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf
konsonan yang kedua.
Contoh: am-bruk, in-fra
● Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak
dipenggal.
Contoh: ba-nyak, kong-res
2) Pemenggalan kata pada kata berimbuhan dilakukan sebagai berikut.
● Pemenggalan kata berimbuhan dilakukan di antara bentuk dasar
dan unsur pembentuknya.
Contoh: ber-jalan, di-ambil
● Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami
perubahan dilakukan seperti pemenggalan pada kata dasar.
Contoh: me-ma-kai, me-ngun-ci, pe-mi-kir
● Pemenggalan kata yang mendapat sisipan dilakukan seperti pada
kata dasar.
Contoh: ge-lem-bung, ge-mu-ruh, ge-ri-gi
● Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu huruf di
awal atau akhir baris tidak dilakukan.
Contoh:
16
Penerapan protokol kesehatan adalah cara termudah mengakhir-i
pandemi ini.
Penulisan yang seharusnya : Penerapan protokol kesehatan adalah
cara termudah meng-akhiri pandemi ini.
3) Jika kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu
dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di
antara unsur-unsur itu.
Contoh: biografi bio-grafi
4) Nama orang yang terdiri atas dua kata atau lebih pada akhir baris
dipenggal di antara kata tersebut.
Contoh:
Pencetus nama bahasa Indonesia dalam Kongres Pemuda adalah
Mohammad Tabrani.
5) Singkatan tidak dipenggal.
Contoh:
Ia telah mengabdi selama sepuluh tahun di BKK-BN. Seharusnya
adalah Ia telah mengabdi selama sepuluh tahun di BKKBN.
e. Penulisan Partikel
1) Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Contoh: Bacalah buku itu baik-baik!
2) Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya dengan
bijaksana.
17
3) Bentuk pun yang merupakan bagian kata penghubung seperti adapun,
kendatipun, maupun, ataupun, meskipun, bagaimanapun, sekalipun,
walaupun, sementangpun ditulis serangkai.
Contoh:
Sementangpun aku ini bukan sanak-saudaramu, tidak sampai hati juga
aku melihat penderitaanmu itu.
4) Partikel per yang berarti 'demi', 'tiap', 'mulai', atau 'melalui' ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh: Harga kain itu Rp50.000,00 per meter.
f. Penulisan Singkatan
1) Singkatan nama orang, gelar, sapaan, atau pangkat diikuti dengan
tanda titik di setiap unsur singkatan itu.
Contoh:
A.H. Nasution Abdul Haris Nasution
2) Singkatan nama orang dalam bentuk inisial ditulis tanpa tanda titik.
Contoh:
SDD Sapardi Djoko Damono
3) Singkatan, termasuk akronim, yang terdiri atas huruf awal setiap kata
ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Contoh:
KTP kartu tanda penduduk
4) a. Singkatan yang terdiri atas lebih dari dua huruf yang lazim
digunakan dalam dokumen atau surat-menyurat diikuti dengan
tanda titik.
Contoh: dkk. dan kawan-kawan
b. Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim digunakan dalam
dokumen atau surat-menyurat diikuti tanda titik pada setiap huruf.
Contoh: a.n. atas nama
c. Singkatan yang lazim digunakan dalam penulisan alamat dapat
ditulis dengan dua huruf atau lebih dan diakhiri tanda titik.
Contoh: Jl. Rawamangun Jalan Rawamangun
18
5) Singkatan satuan ukuran, takaran, dan timbangan; lambang kimia; dan
mata uang tidak diikuti tanda titik.
Contoh: kVA kilovolt-ampere
6) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf dan suku kata atau
gabungan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
Contoh: Bulog Badan Urusan Logistik
7) Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf dan suku kata
atau gabungan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf
nonkapital.
Contoh: iptek ilmu pengetahuan dan teknologi
19
Sebanyak 500 ribu dosis vaksin telah didistribusikan ke beberapa
wilayah.
6) Angka digunakan sebagai bagian dari alamat, seperti jalan, rumah,
apartemen, atau kamar.
Contoh : Jalan Kartika I No. 15
7) Angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau bagian kitab
suci.
Contoh : Bab II, Pasal 3, halaman 13
8) Penulisan bilangan dengan huruf seperti dalam peraturan perundang-
undangan, akta, dan kuitansi dilakukan sebagai berikut.
Bilangan utuh ditulis secara mandiri.
Contoh : dua belas (12)
Bilangan pecahan ditulis dengan per- yang dilekatkan pada
bilangan penyebut yang mengikutinya.
Contoh : setengah atau seperdua (½)
9) Penulisan bilangan tingkat dapat menggunakan angka Romawi,
gabungan awalan ke- dan angka Arab, atau huruf.
Contoh : abad VII,abad ketujuh
10) Penulisan angka dan akhiran -an dirangkaikan dengan tanda hubung
(-).
Contoh : lima lembar uang 5.000-an (lima lembar uang lima ribuan)
11) Bilangan seperti yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan,
akta, atau kuitansi dapat ditulis dengan angka dan diikuti oleh huruf.
Contoh :
12) Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan
huruf secara serangkai.
Contoh : Kelapadua
20
1) Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan
kata yang mendahuluinya.
Contoh: Majalah ini boleh kaubaca.
2) Kata ganti kau yang bukan bentuk terikat ditulis terpisah dengan kata
yang lain.
Contoh: Aku ingin kau bersungguh-sungguh dengan apa yang
kaukatakan.
21
Masyarakat Indonesia yang heterogen menyebabkan
munculnya sikap yang beragam terhadap penggunaan bahasa yang
ada di Indonesia, yaitu (1) sangat bangga terhadap bahasa asing, (2)
sangat bangga terhadap bahasa daerah, dan (3) sangat bangga
terhadap bahasa Indonesia.
2. Masalah
Penelitian ini hanya membatasi masalah pada sikap bahasa
masyarakat Kalimantan terhadap bahasa-bahasa yang ada di
Indonesia. Sikap masyarakat tersebut akan digunakan sebagai
formulasi kebijakan perencanaan bahasa yang diambil.
3. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur
sikap bahasa masyarakat Kalimantan, khususnya yang tinggal di kota
besar, terhadap bahasa-bahasa yang ada di Indonesia.
3) Tanda titik digunakan di belakang angka atau huruf dalam suatu
daftar, perincian, tabel, atau bagan.
Contoh Penggunaan Tanda Titik dalam Daftar
I. Kondisi Kebahasaan di Indonesia
A. Bahasa Indonesia
1. Kedudukan
2. Fungsi
B. Bahasa Daerah
1. Kedudukan
2. Fungsi
C. Bahasa Asing
1. Kedudukan
2. Fungsi
4) Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan
detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh: pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul
1, 35 menit, 20 detik)
22
5) Tanda titik digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
Contoh: Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.
23
Contoh: Sdr. Rahmat Hidayat, Jalan Sumbawa I/18, Kelurahan
Merdeka, Kecamatan Sumurbandung, Bandung 40113
8) Tanda koma digunakan sesudah salam pembuka (seperti dengan
hormat atau salam sejahtera), salam penutup (seperti salam takzim
atau hormat kami), dan nama jabatan penanda tangan surat.
Contoh:
Dengan hormat,
Salam sejahtera,
9) Tanda koma digunakan di antara nama orang dan singkatan gelar
akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan
nama diri, nama keluarga, atau nama marga.
Contoh: B. Ratulangi, S.E.
Catatan:
Bandingkan Siti Khadijah, M.A. (Siti Khadijah, Master of Arts)
dengan Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah Mas Agung).
Spasi digunakan untuk memisahkan unsur nama dan
singkatannya serta antargelar dan singkatannya.
10) Tanda koma digunakan sebelum angka desimal atau di antara rupiah
dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh: 12,5 m; 27,3 kg
11) Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan atau
keterangan aposisi.
Contoh: Di daerah kami, misalnya, masih banyak bahan tambang
yang belum diolah.
12) Tanda koma dapat digunakan di belakang keterangan yang terdapat
pada awal kalimat untuk menghindari salah pengertian.
Contoh: Dalam pengembangan bahasa Indonesia, kita dapat
memanfaatkan bahasa daerah.
24
Contoh: Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.
2) Tanda titik koma digunakan pada bagian perincian yang berupa frasa
verbal.
Contoh:
Syarat mengikuti ujian penerimaan pegawai di lembaga ini adalah
(1) berkewarganegaraan Indonesia;
(2) berijazah sarjana S-1;
(3) berbadan sehat; dan
(4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
3) Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian
perincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
Contoh: Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus;
serta pisang, apel, dan jeruk.
4) Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan sumber-sumber
kutipan.
Contoh: Kasus perencanaan bahasa di Indonesia dianggap sebagai
salah satu yang paling berhasil (Fishman, 1974; Moeliono,
1985; Samuel, 2008; Wardhaugh dan Fuller, 2015).
25
3) Tanda titik dua digunakan dalam naskah drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Ibu : "Bawa koper ini, Nak!"
4) Tanda titik dua digunakan di antara (a) jilid atau nomor dan halaman,
(b) surah dan ayat dalam kitab suci, serta (c) judul dan anak judul
suatu karangan.
Contoh:
Surah Ibrahim: 2–5
5) Tanda titik dua dapat digunakan untuk memisahkan angka jam,
menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh: pukul 01:35:20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul
1, 35 menit, 20 detik)
6) Tanda titik dua digunakan untuk menuliskan rasio dan hal lain yang
menyatakan perbandingan dalam bentuk angka.
Contoh: Skala peta ini 1:10.000.
26
Contoh: meng-urus (merawat; memelihara; mengatur) dibandingkan
dengan me-ngurus (menjadi kurus)
5) Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan unsur yang berbeda,
yaitu di antara huruf kapital dan nonkapital serta di antara huruf dan
angka.
Contoh: se-Indonesia
6) Tanda hubung digunakan untuk merangkai unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa daerah, bahasa asing, atau slang.
Contoh: mem-back up 'menyokong; membantu' (bahasa Inggris)
7) Tanda hubung digunakan untuk menandai imbuhan atau bentuk
terikat yang menjadi objek bahasan.
Contoh: Imbuhan pe- pada pekerja bermakna 'orang yang' atau
'pelaku'.
8) Tanda hubung digunakan untuk menandai dua unsur yang merupakan
satu kesatuan.
Contoh: Soekarno-Hatta
27
g. Tanya Tanya (?)
1) Tanda tanya digunakan di akhir kalimat tanya.
Contoh: Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?
2) Tanda tanya digunakan di dalam tanda kurung untuk menyatakan
bagian kalimat yang diragukan atau yang kurang dapat dibuktikan
kebenarannya.
Contoh: Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?).
28
Contoh: "Merdeka atau mati!" seru Bung Tomo dalam pidatonya.
2) Tanda petik digunakan untuk mengapit judul puisi, judul lagu, judul
artikel, judul naskah, judul bab buku, judul pidato/khotbah, atau
tema/subtema yang terdapat di dalam kalimat.
Contoh: Marilah, kita menyanyikan lagu "Maju Tak Gentar"!
3) Tanda petik digunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang
dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh: Dilarang memberikan "amplop" kepada petugas!
29
4) Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau angka sebagai
penanda perincian yang ditulis ke samping atau ke bawah di dalam
kalimat.
Contoh:
Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan
(c)tenaga kerja.
30
3) Tanda garis miring dapat digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau
kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau
kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
Contoh:
Asmara/n/dana merupakan salah satu tembang macapat budaya Jawa.
31
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan paparan materi yang sudah ditulis dapat disimpulkan bahwa
pengertian ejaan adalah keseluruhan peraturan atau kaidah cara melambangkan
bunyi ujaran, pemisahan dan penggabungan kata, penulisan kata, huruf, serta
tanda baca dalam bentuk tulisan.
Ejaan Bahasa di Indonesia telah mengalami perkembangan dan
perubahan sesuai perkembangan zaman. Ejaan-ejaan yang pernah digunakan di
Indonesia, yaitu Ejaan van Ophuysen (1901-1947), Ejaan Soewandi/Ejaan
Republik (1947-1956), Ejaan Pembaharuan (1956-1961), Ejaan Melindo (1961-
1967), Ejaan Baru/LBK (1967-1972), Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (1972-2015), Ejaan Bahasa Indonesia (2015-2022) dan Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan edisi kelima (2022-sekarang).
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) edisi kelima ini
meliputi penggunaan huruf, penulisan kata dan penggunaan tanda baca. Masing-
masing memiliki kaidahnya sendiri-sendiri sesuai dengan Keputusan Kepala
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor
0424/I/BS.00.01/2022.
B. Saran
Sudah selayaknya kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia dapat
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar khususnya dalam bahasa
tulis. Dengan adanya penjabaran tentang pamakaian Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan (EYD) ini, diharapkan para pembaca dapat memahami dan
menerapkan penggunaannya dalam pembuatan suatu karya tulis. Dan semoga
penjabaran ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan dan pengetahuan
bagi kita semua.
32
Kosa Kata Baru Kurang Populer
1. Andala : Laut yang sangat dalam
2. Asrar : Rahasia
3. Distraksi : Mengalihkan perhatian
4. Jenggala : Hutan ; rimba
5. Teyan : Pemungutan; pengumpulan uang
33
DAFTAR PUSTAKA
Alek dan Achmad. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2022. Surat Keputusan Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan.
(https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/resource/doc/files/SK_EYD_Edisi_V_1
6082022.pdf, diakses: 6 April 2023)
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2023. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
KBBI V (Online).
Machasin, dkk. 2019. Islam dalam Goresan Pena Budaya. Yogyakarta: DIVA Press.
Marwanto. 2022. Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa di Perguruan Tinggi.ALBI
(Online).
Mustakim. 1996. Tanya Jawab Ejaan Bahasa Indonesia untuk Umum. Jakarta: Penerbit
PT Gramedia Pustaka Utama.
34
LAMPIRAN
35
36