Anda di halaman 1dari 16

EJAAN BAHASA INDONESIA

Disusun Oleh:
MONALISA
DZAKI HAIDAR
SUHAILA
MUSHALLI ROSALINA
RAUZATUL JANNAH
NUR HAYATI
FENI GUSTIA
RONA SAFITRI

Dosen Pembimbing:
NOVITA RAHMAYANI, M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS BINA BANGSA GETSEMPENA
BANDA ACEH
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat-Nya,
sehingga pembuatan makalah “Ejaan Bahasa Indonesia“ dapat terselesaikan dengan baik
dan tepat waktu.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia. Dalam pelaksanaan pembelajaran maupun saat pembuatan makalah ini, kami
menyadari masih banyak masalah dan kendala yang kami hadapi. Sehingga pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu Novita
Rahmayani, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia, dan semua
pihak yang turut membantu, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Dan tidak
lepas dari keterbatasan ilmu pengetahuan yang kami miliki. Maka dari itu, kami tetap
menerima kritik dan saran dari berbagai pihak, guna kesempurnaan makalah ini. Semoga
bermanfaat bagi kami kedepannya dan pihak-pihak lain.

Banda Aceh, 10 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................ii

BAB I PENGERTIAN EJAAN..........................................................................................1

A. Pengertian...............................................................................................................1

B. Ruang Lingkup Ejaan yang Disempurnakan..........................................................2

1. Pemakaian Huruf.............................................................................................2

2. Penulisan Huruf...............................................................................................2

3. Penulisan Kata.................................................................................................3

4. Penulisan Unsur Serapan.................................................................................4

5. Pemakaian Tanda Baca (Pungtuasi)................................................................4

BAB II SEJARAH EJAAN.................................................................................................5

A. Sejarah Ejaan..........................................................................................................5

BAB III PENULISAN HURUF..........................................................................................7

A. Penulisan Ejaan.......................................................................................................7

1. Penulisan Huruf Abjad....................................................................................7

2. Penulisan Huruf Vokal....................................................................................7

3. Penulisan Huruf Konsonan..............................................................................7

4. Penulisan Huruf Diftong..................................................................................7

5. Penulisan Gabungan Huruf Konsonan............................................................7

6. Penulisan Pemenggalan Kata..........................................................................7

B. Pemakaian Ejaan.....................................................................................................8

1. Huruf Kapital...................................................................................................8

2. Huruf Miring...................................................................................................9

C. Kesalahan Penulisan Huruf.....................................................................................9

BAB IV PENUTUP............................................................................................................11

A. Kesimpulan...........................................................................................................11

ii
B. Saran.....................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12

iii
BAB I

PENGERTIAN EJAAN

A. Pengertian
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan
menggunakan huruf, kata dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan
pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan
huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih
luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan
dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan
berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan,
ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para
pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur.
Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.
Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). EYD
mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan ketiga dalam sejarah bahasa
Indonesia ini memang merupakan upaya penyempurnaan ejaan yang sebelumnya yang
sudah dipakai selama dua puluh lima tahun yang dikenal dengan Ejaan Republik atau
Ejaan Soewandi (Menteri PP dan K Republik Indonesia pada saat Ejaan itu diresmikan
pada tahun 1947).
Ejaan yang pertama bahasa Indonesia adalah Ejaan van Ophuijsen (Nama seorang
guru besar Belanda yang juga pemerhati bahasa), diberlakukan pada tahun 1901 oleh
Pemerintah Belanda yang berkuasa di Indonesia pada masa itu. Ejaan van Ophuijsen
dipakai selama 46 tahun, lebih lama dari Ejaan Republik, dan baru diganti setelah dua
tahun Indonesia merdeka.
Untuk sekedar memperoleh gambaran tentang ejaan yang pernah berlaku pada masa
lalu itu dan sekaligus untuk membandingkannya dengan ejaan sekarang, perhatikan
pemakaian huruf dan kata-kata yang ditulis dengan ketiga macam ejaan itu seperti berikut
ini.

1
PERUBAHAN PEMAKAIAN HURUF DALAM TIGA EJAAN BAHASA
INDONESIA
Ejaan Yang
Ejaan Republik (Ejaan Ejaan Van Ophuijsen
Disempurnakan (EYD)
Soewandi) (1947 – 1972) (1901 – 1947)
(mulai 16 Agustus 1972)
Khusus Chusus Choesoes
Jum’at Djum’at Djoem’at
Yakni Jakni Ja’ni

B. Ruang Lingkup Ejaan yang Disempurnakan


Ruang lingkup EYD mencakupi lima aspek, yaitu :
1. Pemakaian Huruf
Membicarakan masalah yang paling mendasar dari suatu bahasa, meliputi
abjad, vokal, konsonan, pemenggalan dan nama diri.
a. Abjad, Vokal dan Konsonan, berpedoman pada EYD, Khususnya cara
pelafalan huruf yang benar, setiap penutur bahasa indonesia hendaknya
mengikuti aturan yang sudah dibakukan. Dalam membaca singkatan
kata yang di baca huruf demi huruf.
Berikut contoh Pelafalan menggunakan singkatan CIA
*CE-I-E (lafal yang benar)
*SI-AI-E (lafal yang salah)
b. Pemenggalan Kata, pada dasarnya pemenggalan kata adalah pemisahan
dua atau lebih dari huruf konsonan yang berbeda misalkan gabungan
huruf konsonan ny, ng, kh, dan sy yang tidak boleh di pisahkan. Dan jika
mengandung sisipan el-er-in pemenggalannya dapat dilakukan dengan
dua cara: Pertama, mempertahankan sisipan dalam dalam satu suku kata
sehingga tidak terpenggal. Kedua, tidak mempertahankan sisipan dalam
satu suku kata. Misalnya: ba-ca-lah, me-la-ri-kan, pra-sa-ra-na
2. Penulisan Huruf
Penulisan huruf kapital dan huruf miring. Huruf kapital biasanya di tulis pada
suku kata pertama baik itu awal paragraf, nama tempat, gelar. atau judul karya
ilmiah, seperti Profesor Lionel Lakmu. Jika huruf miring di pakai untuk menegaskan
atau mengkhususkan huruf, bagian, kata, atau kelompok kata. Misalnya, tabloid
Motor Plus.

2
3. Penulisan Kata
Membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan jenisnya berupa
kata dasar, kata turunan, kata ulang, gabungan kata, kata ganti, kata depan, kata
sandang, partikel, singkatan akronim, angka dan lambang bilangan.
a. Kata dasar yang berupa kata dasar dan ditulis sebagai kesatuan. Misalnya
: Kantor pos sangat ramai. Buku itu sudah saya baca. Adik naik sepeda
baru. (ketiga kalimat tersebut di bangun dengan kata dasar)
b. Kata turunan yaitu imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) di tulis serangkai
dengan kata dasarnya. Misalnya : bergerigi, gemetar, sentuhan,
mepertanyakan.
c. Bentuk ulang, di tulis secara lengkap dengan menggunakan tanda
hubung. Misalnya : anak-anak, ibu-ibu, bapak-bapak, hati-hati.
d. Gabungan kata, Gabungan kata lazim disebut kata majemuk, termasuk
istilah khusus, unsur-unsurnya di tulis terpisah. Misalnya : duta besar,
alat pandang-dengar, acapkali, beasiswa.
e. Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya. Kata ganti ini sebagai bentuk singkat
kata aku dan engkau, ditulis serangkaian dengan kata yang
mengikutinya. Misalnya : Bolehkah aku ambil jeruk ini satu? akan tetapi
Bolehkah kuambil jeruk ini satu?
f. Kata Depan di, ke, dan dari kata depan ini di tulis terpisah dari kata yang
mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap satu
kata seperti kepada dan daripada
g. Kata sandang si dan sang kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya. Contoh : si kecil, sang diktator, sang koruptor
h. Partikel seperti partikel -lah dan -kah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. Dan perlu diingat kelompok yang dianggap padu ditulis
serangkai.
i. Singkatan dan Akronim. Singkatan adalah bentuk yang di pendekkan
yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Adapaun penulisannya adalah,
sebagai berikut: Perseroan Terbatas disingkat PT.
j. Angka dan Lambang Bilangan. Angka di pakai untuk menyatakan
lambang bilangan nomor. Dalam tulisan lazim digunakan angka arab
atau angka Romawi. Misalnya: angka romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII,
VIII, IX, X

3
4. Penulisan Unsur Serapan
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai
bahasa lain baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti sansekerta,
arab, poertugis, belanda, atau inggris.
Berdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat
di bagi atas dua golongan besar:
a. Unsur yang sepenuhnya belum terserap ke dalam bahasa Indonesia,
seperti reshuffle , shuttle cock. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks
bahasa Indonesia, tetapi bacaanya mengikuti cara asing
b. Unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya di sesuaikan dengan
kaidah bahasa Indoneisa, dalam hal ini di usahakan agar ejaannya hanya
di ubah seperlunya sehingga bentuk indonesianya masih bisa dipisahkan
dari bentuk asalnya.
5. Pemakaian Tanda Baca (Pungtuasi)
Berikut rincian dan makna dari tanda baca :
a. Tanda titik (.) memiliki fungsi untuk menyatakan akhir dari sebuah
kalimat, bisa juga digunakan untuk singkatan dan angka-angka.
b. Tanda koma (,) memiliki fungsi memisahkan anak kalimat dan juga
keperluan singkatan dan angka-angka.
c. Tanda titik koma (;) berfungsi memisahkan bagian-bagian sejenis atau
setara dan juga sebagai kata hubung untuk memisahkan klausa dan
kalimat majemuk setara. Bulan makin terang; si Lukman belum juga
pulang ke rumah.
d. Tanda titik dua (:) untuk pemerian atau uraian yang baku hal ini sama di
seluruh dunia, perlu untuk diingat jangan samakan arti dari tanda titik
koma dan titik dua.
e. Tanda hubung (-) biasanya di gunakan untuk penghubung, jarak, dan
rentang suatu nilai.
f. Tanda-tanda baca yang lain. Tanda–tanda baca yang lain ialah tanda
pisah (-), tanda elipsis (…), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda kurung (
), tanda kurung siku ([ ]), tanda garis miring (/) dan tanda
penyingkat/apostrof (‘).

4
BAB II

SEJARAH EJAAN

A. Sejarah Ejaan
Sejarah ejaan Bahasa Indonesia diawali dengan ditetapkannya Ejaan van Ophuijsen.
Setelahnya, ada beberapa pembaruan ejaan yang diubah oleh pemerintah, mulai dari
EjaanRepublik atau Ejaan Soewandi, Ejaan Pembaharuan, Ejaan Melindo, Ejaan
Baru/Lembaga Bahasa dan Kasusastraan (LBK), Ejaan yang Disempurnakan (EYD),
hingga Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).
Nah, untuk mengetahui ciri khas masing-masing ejaan dan tahun penetapannya,
simak ulasan sejarah ejaan Bahasa Indonesia dan perkembangannya berikut ini.
1. Ejaan Van Ophuijsen (1901-1947) Sejarah ejaan Bahasa Indonesia diawali
dengan ditetapkannya Ejaan van Ophuijsen pada1901. Ejaan ini menggunakan
huruf Latin dan sistem ejaan Bahasa Belanda yang diciptakan oleh Charles A.
van Ophuijsen. Ejaan van Ophuijsen berlaku sampai dengan tahun 1947.

2. Ejaan Republik/Ejaan Soewandi (1947-1956) Sejarah Republik berlaku sejak


tanggal 17 Maret 1947. Pemerintah berkeinginan untuk menyempurnakan
Ejaan van Ophuijsen. Adapun hal tersebut dibicarakan dalamKongres
BahasaIndonesia I, pada tahun 1938 di Solo. Kongres Bahasa Indonesia I
menghasilkan ketentuanejaan yang baru yang disebut Ejaan Republik/Ejaan
Soewandi.

3. Ejaan Pembaharuan (1956-1961) Kongres Bahasa Indonesia II digelar pada


tahun 1954 di Medan. Kongres ini digagas olehmentri Mohammad Yamin.
Dalam Kongres Bahasa Indonesia II ini, peserta kongres membicarakantentang
perubahan sistem ejaan untuk menyempurnakan ejaan Soewandi.

4. Ejaan Melindo (1961-1967) Ejaan ini dikenal pada akhir 1959 dalam
Perjanjian Persahabatan Indonesia dan Malaysia. Pembaruan ini dilakukan
karena adanya beberapa kosakata yang menyulitkan penulisannya. Akan tetapi,
rencana peresmian ejaan bersama tersebut gagal karena adanya konfrontasi
Indonesia dengan Malaysia pada 1962.

5
5. Ejaan Baru/Lembaga Bahasa dan Kesusastraan (LBK) (1967-1972) Pada 1967,
Lembaga Bahasa dan Kesusastraan yang sekarang bernama Badan
Pengembangandan Pembinaan Bahasa mengeluarkan Ejaan Baru.
Pembaharuan Ejaan ini merupakan kelanjutan dari Ejaan Melindo yang gagal
diresmikan pada saat itu.

6. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) (1972-2015) Ejaan


Bahasa Indonesia yang Disempurnakan berlaku sejak 23 Mei 1972 hingga
2015 padamasa menteri Mashuri Saleh. Ejaan ini menggantikan Ejaan
Soewandi yang berlaku sebelumnya. Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan ini mengalami dua kali perbaikan yaitu pada1987dan 2009.

7. Ejaan Bahasa Indonesia (2015-sekarang) Pemerintah terus mengupayakan


pembenahan terhadap Ejaan Bahasa Indonesia melalui Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa Indonesia. Pasalnya, pemerintah meyakini bahwa ejaan
merupakan salah satu aspek penting dalam pemakaian Bahasa Indonesia yang
benar.

Ejaan Bahasa Indonesia ini diresmikan pada 2015 di masa pemerintahan Joko
Widodo dan Anies Baswedan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.

6
BAB III

PENULISAN HURUF

A. Penulisan Ejaan
Penulisan ejaan mencakup beberapa hal, yaitu:
1. Penulisan Huruf Abjad
Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf abjad terdiri atas huruf A, B, C, D, E, F,
G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y, Z. Huruf abjad ini bisa
ditulis dalam bentuk huruf kapital maupun tidak, tergantung pada pemakaian dan
tujuan penggunaannya.

2. Penulisan Huruf Vokal


Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf vokal terdiri atas huruf a, i, u, e, o. Sama
seperti huruf abjad, huruf vokal juga bisa ditulis dalam huruf kapital atau tidak.

3. Penulisan Huruf Konsonan


Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf konsonan adalah huruf yang tidak
termasuk huruf vokal, yakni b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z.
Penulisan kapital atau tidaknya juga bergantung pada pemakaian dan tujuan
penggunaannya.

4. Penulisan Huruf Diftong


Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf diftong merupakan dua vokal yang
diucapkan bersamaan. Huruf diftong terdiri atas ai, au, oi. Contoh katanya ialah
'santai', 'pulau', 'survei', dan 'kalian'.

5. Penulisan Gabungan Huruf Konsonan


Dalam ejaan bahasa Indonesia, penulisan gabungan huruf konsonan berarti dua
huruf konsonan dijadikan satu, seperti kh, ny, sy, ng. contoh katanya 'ikhtisar',
'nyata', 'syarat', dan 'ngarai'.

6. Penulisan Pemenggalan Kata


Dalam ejaan bahasa Indonesia, pemenggalan kata sering dilakukan jika:

7
a. Ada huruf vokal yang berurutan dan terletak di tengah kata.
Pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf vokalnya. Contoh kata
‘aula’ jika dipenggal menjadi ‘au-la’.
b. Ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan di antara dua
huruf vokal, yang terletak di tengah kata. Pemenggalan dilakukan
sebelum huruf konsonan. Contohnya kata ‘ba-pak’, dan ‘mu-ta-khir’.
c. Ada dua huruf konsonan yang berurutan yang terletak di tengah kata.
Pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan. Contohnya
‘man-di’, dan ‘makh-luk’. 4. Ada tiga huruf konsonan atau lebih yang
terletak di tengah kata. Pemenggalan kata dilakukan di antara huruf
konsonan pertama dan kedua. Contohnya ‘in-stru-men’.

B. Pemakaian Ejaan
1. Huruf Kapital
Penggunaan huruf kapital bisa dari huruf vokal ataupun huruf konsonan.
Berikut beberapa contoh pemakaiannya:
a. Huruf kapital dipakai di awal kalimat. Contohnya: ‘Aku lapar.’
b. Huruf kapital dipakai di awal petikan langsung. Contohnya: ‘Jinnie
berkata, “Besok aku tidak masuk sekolah” kepadaku.’
c. Huruf kapital dipakai di huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan serta Kitab Suci, termasuk kata ganti
untuk Tuhan. Contohnya: ‘Allah’, ‘Yang Mahakuasa’, ‘Islam’, ‘Alkitab’,
dan lainnya.
d. Huruf kapital dipakai di huruf pertama gelar kehormatan, keturunan dan
keagamaan. Contohnya ‘Sultan Hasanuddin’, ‘Haji Agus Salim’.
e. Huruf kapital dipakai di huruf pertama unsur nama jabatan atau pangkat.
Contohnya ‘Presiden Jokowi’.
f. Huruf kapital dipakai di huruf pertama unsur nama orang. Contohnya
‘Ed Sheeran’.
g. Huruf kapital dipakai di huruf pertama nama bangsa, suku dan bahasa.
Contohnya: ‘bahasa Indonesia’, ‘Bangsa Indonesia’.
h. Huruf kapital dipakai di huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya
dan peristiwa sejarah. Contohnya: ‘tahun Masehi’, ‘bulan Juni’, ‘hari
Natal’.

8
i. Huruf kapital di pakai di huruf pertama nama geografi. Contohnya ‘Asia
Tenggara’.

2. Huruf Miring
Berikut beberapa contoh pemakaiannya :
a. Huruf miring dipakai untuk menulis nama buku, majalah, dan surat kabar
yang dikutip dalam tulisan. Contohnya ‘Majalah Bahasa’.
b. Huruf miring dipakai untuk menegaskan kata. Contohnya: ‘Huruf
pertama kata aku adalah a.’
c. Huruf miring dipakai di nama ilmiah. Contohnya ‘Politik devide et
impera’.

C. Kesalahan Penulisan Huruf


Kesalahan penulisan yang sering terjadi adalah kesalahan penulisan huruf kapital.
Kesalahan penulisan huruf kapital yang sering ditemukan dalam tulisan-tulisan resmi
menurut Setyawati (2010:156-165) dan kemudian dibenarkan sesuai Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia PUEBI, sebagai berikut:
1. Kesalahan Penulisan Huruf Pertama Petikan Langsung
Contoh: Ibumengingatkan, “jangan lupa dompetmu, Tik!”
Jika kita hubungkan kalimat tersebut dengan kaidah bahasa yang benar
berdasarkan PUEBI bahwa huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan
langsung.
Jadi, contoh kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut ini:
Ibu mengingatkan, “Jangan lupa dompetmu, Tik!”

2. Kesalahan penulisan huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan


dengan keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan.
Contoh: Limpahkanlah rahmatmu kepada kami ya Allah. Jika kita hubungkan
kalimat tersebut dengan kaidah bahasa yang benar berdasarkan PUEBI bahwa
huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk
Tuhan.
Jadi, contoh kalimat diatas dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut ini:
Limpahkanlah rahmat-Mu kepada kami ya Allah.

9
3. Kesalahan penulisan huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa
sejarah.
Contoh: Pada bulan agustus terdapat hari yang sangat bersejarah bagi
bangsa Indonesia.
Jika kita hubungkan kalimat tersebut dengan kaidah bahasa yang benar
berdasarkan PUEBI bahwa huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
tahun, bulan, hari, hari raya dan peristiwa sejarah.
Jadi, contoh kalimat diatas dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut ini:
Pada bulan Agustus terdapat hari yang sangat bersejarah bagi bangsa
Indonesia.

4. Kesalahan penulisan huruf pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan,


seperti : bapak, ibu, saudara, anda, adik, kakak, dan paman yang di pakai
sebaga kata ganti sapaan.
Contoh: Surat saudara sudah saya terima beberapa hari yang lalu.
Jika kita hubungkan kalimat tersebut dengan kaidah bahasa yang benar
berdasarkan PUEBI bahwa huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata
penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan
paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Jadi, contoh kalimat diatas dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut ini:
Surat Saudara sudah saya terima beberapa hari yang lalu.

10
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas maka kita bisa menarik kesimpulan, sejarah ejaan bahasa
Indonesia sudah mengalami beberapa kali perubahan. Dalam penulisan bahasa Indonesia,
terdapat beberapa penulisan huruf yang berbeda-beda. Dan dalam penulisan ejaan bahasa
Indonesia sering juga terjadi kesalahan dalam penulisan, salah satunya penulisan huruf
kapital.

B. Saran
Sudah selayaknya kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia dapat menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar khususnya dalam bahasa tulis. Dengan adanya
penjabaran tentang pemakaian EYD diharapkan para pembaca dapat memahami dan
menerapkan penggunaan EYD dalam kehidupan sehari-hari.

11
DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, F. (2019, Juli). Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dan Tanda
Baca Titik dan Koma Pada Teks Deskripsi Peserta Didik Kelas VII. Diambil
kembali dari Universitas Negeri Semarang Repository:
http://lib.unnes.ac.id/39282/1/2101413110.pdf
Wetik, V. (2014, Maret 21). Pengertian Ejaan. Diambil kembali dari Academia.edu:
https://www.academia.edu/11224018/Pengertian_Ejaan

12

Anda mungkin juga menyukai