BAHASA INDONESIA
“ EJAAN BAHASA INDONESIA “
Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. M. ADRIANSYAH : PM.02.221.1051
2. BILI NABILA PUTRI : PM.02.221.1009
3. MIRA SARI : PM.02.221.1064
4. KHAIRUNNISA ANANDA PUTRI D. : PM.02.221.1046
Prodi/Semester : PGMI/1A2
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2
Kesimpulan............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangannya, penyempurnaan ejaan Bahasa Indonesia
mengalami berbagai tahap sejak sebelum Sumpah Pemuda tahun 1928 hingga
sekarang. Perkembangan yang dimaksud antara lain adanya penerapan ejaan
oleh Ch.A.Van Ophujsen, atas nama pemerintah Belanda, penetapan Ejaan
Republik Soewandi (1947), Ejaan Pembaharuan Prijono (1957), Ejaan Melindo
Slametmuljana (1959), Ejaan Baru Bahasa Indonesia Anton Moeliono (1967),
Ejaan Yang Disempurnakan I.B.Mantra (1972), yang akhirnya EYD ini
disahkan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 17 Agustus 1972. Dan dalam
setiap perkembangannya selalu mengalami pembaharuan di dalamnya.
Ejaan merupakan kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata,
kalimat, dsb) dalam bentuk tulisan dan penggunaan tanda baca. Menurut Tasai
(2002), mengemukakan bahwa ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana
melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana hubungan antar lambang-lambang
itu. Secara teknis, yang dimaksud ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata,
dan pemakaian tanda baca.
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan seperangkat aturan atau
kaidah penggunaan Bahasa Indonesia dalam konteks resmi, baik lisan maupun
tulisan. Materi utama yang dibahas dalam EYD meliputi kaidah tentang
penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka
diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan ejaan dan apa saja macamnya?
2. Bagaimana sejarah perkembangan ejaan bahasa Indonesia?
3. Apa dan bagaimana penulisan huruf yang baik dan benar?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Macam-Macam Ejaan
Ejaan merupakan sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan atau apa
yang dilisankan oleh seseorang ditulis dengan perantaraan lambang-lambang atau
gambar-gambar bunyi.1 Ejaan merupakan kaidah-kaidah cara menggambarkan
bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb) dalam bentuk tulisan dan penggunaan tanda baca.
Menurut Tasai (2002), mengemukakan bahwa ejaan adalah keseluruhan peraturan
bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana hubungan antar lambang-
lambang itu. Secara teknis, yang dimaksud ejaan adalah penulisan huruf, penulisan
kata, dan pemakaian tanda baca.
Adapun macam-macam ejaan menurut perkembangannya, antara lain :
2
3
Kekurangan
Contoh :
bunyi hamzah dan bunyi sentak yang sebelumnya dinyatakan dengan (')
ditulis dengan 'k', seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, rakjat.
2
Fakultas Pertanian UB. 2010. Modul Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah. Malang.
Musaba, Zulkifli. 2012. Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Safioedin, Asis. 1987. Membina Bahasa Indonesia. Bandung: Penerbit Alumni.
4
kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti ubur2, ber-main2, ke-
barat2-an.
awalan 'di-' dan kata depan 'di' kedua-duanya ditulis serangkai dengan
kata yang mengikutinya. Kata depan 'di' pada contoh dirumah, disawah,
tidak dibedakan dengan imbuhan 'di-' pada dibeli, dimakan.
3
Yaqin, M. Zubad Nurul. 2011. Bahasa Indonesia Keilmuan. Malang: UIN-Maliki Press.
Wilyarsa,I Gusti Agung. 2012. ”Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia”. www.ejaan
indonesia.blogspot.com. Pada 25 Februari 2013.
6
Misalnya :
remdja → remaja
7
djalan → jalan
2) Gabungan konsonan tj
diubah menjadi c.
Misalnya :
tjakap → cakap batja → baca
3) Huruf asing f, v, dan z dimasukkan ke dalam sistem ejaan bahasa
Indonesia karena huruf huruf itu banyak digunakan.
Misalnya : Fasih, vakum, zaman.
- Ejaan lama :
Dj → djika, wadjar Tj →tjakap,pertjaja Nj → njata,sunji
C. Penulisan Huruf
A. Huruf Besar dan Huruf Kapital
Huruf besar dan huruf kapital digunakan untuk hal-hal berikut :
1. Awal kalimat dan huruf pertama
petikan langsung. Contoh: Dia
berangkat ke sekolah.
Ibu bertanya,” Mengapa kamu menangis?”
2. Ungkapan yang berhubungan dengan hal keagamaan, kitab suci, nama
Tuhan, termasuk kata gantinya.
Contoh: Allah, Yang Mahakuasa, Islam, Kristen, Alkitab
3. Nama diri, huruf awal gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang
diikuti nama orang.
Contoh: Sultan Hasanudin, Gubernur Joko Widodo, Profesor Samsuri
4. Huruf pertama nama bangsa, suku, bahasa, tahun, bulan,
hari, hari raya dan peristiwa sejarah.
Contoh: bangsa Indonesia, tahun Masehi, hari Senin, hari Kebangkitan
Nasional
D.Penulisan Kata
A. Kata Dasar
Kata asli yang belum medapat imbuhan. Kata dasar yang terdapat dalam kalimat
ditulis satu- kesatuan.
Contoh :
Dia tidak suka marah
Siapa yang datang ?
B. Kata Turunan
Kata yang diturunkan dari kata dasar asli, bisa disebut kata berimbuhan.
Imbuhan (awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar.
Contoh :
o Pemanas (pe+panas)
o Jawaban (jawab+an)
Awalan atau akhiran ditulis serangkai denan kata yang mendahului apabila bentuk
10
Contoh :
o Apabila (apa + bila)
o Daripada (dari + pada)
o Adapun (ada + pun)
E.Kata Ganti
Kata ganti –ku, -mu dan –nya ditulis dengan kata yang
mendahuluinya. Contoh :
o Ayahmu orang yang dermawan
o Buku ini miliknya
F. Kata Depan
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali
daripada. Contoh :
o Ayah berangkat ke masjid
o Saya dari masjid
G. Kata Sandang
Kata sandang berupa Si dan Sang ditulis secara terpisah dari kata
yang megikutinya. Contoh :
o Si Unyil
o Sang Raja
H. Partikel
1. Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. Contoh :
o Bacalah buku itu dengan baik !
o Akankah kita tetap menjadi saudara ?
2. Partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya. Kecuali :
adapun, bagaimanapun, maupun, biarpun, walaupun.
Contoh :
o Sepetak tanah pun aku tak punya.
12
Contoh:
a. 6 juni adalah tanggal kelahiranya.
b. Dia mendapat gaji setiap tanggal 2.
7. Tanda baca titik tidak digunakan pada akhir judul yang merupakan
kepala karangan atau kapala ilustrasi,tabel,dan sebagainya.
Contoh:
a. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
b. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
8. Tanda baca titik tidak digunakan di belakang alamat pengirim
surat,nama dan alamat penerima surat,serta tanggal surat.
Contoh:
a. Yth.Rektor UIN Malang Jalan Gajayana 50 Malang
b. Malang,28 Maret 2010
B. Tanda Baca Koma (,)
Kaidah-kaidah penggunaan tanda baca koma (,) adalah sebagai berikut
Contoh:
a. Saya tidak akan datang,jika ayah tidak mengijinkan
b. Saya akan memaafkan,jika ia mau bertobat
5. Tanda baca koma (,) digunakan di belakang ungkapan penghubung antar
kalimat yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
a. Dia malas belajar.oleh karena itu,dia tidak naik kelas
b. Dia sudah berstatus mahasiswa .akan tetapi,dia seperti anak-anak
C. Tanda Baca Titik Koma (;)
Kaidah-kaidah enggunaan tanda baca titik koma (;) adalah sebagai berikut.
1. Digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang
sejenis atau setara. Contoh:
a. Ayah sedang mengaji; ibu sedang memasak; adik sedang belajar;
meraka sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing
2. Digunakan untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu
kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh:
a. Surat yasin:19
a. 1910-1945
b. Tanggal 15-10 April 1970.
G. Tanda Elipsis (...)
Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau
naskah ada bagian yang hilang.
Contoh:
a. Sebab-sebab kemerosotan akhlak di kalangan mahasiswa ... atau
diteliti lebih lanjut.
b.kata adalah kumpulan huruf yang sudah bermakna lengkap (
17
Suwono,1999:13)
H. Tanda Kurung ( )
Tanda kurung () digunakan untuk hal-hal sebagai berikut.
1. Digunakan untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh:
a. Lampiran: 1 (satu) bendel
b. ABRI ( Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
2. Di gunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan
bagian pokok pembicaraan. Contoh:
a. Opera Van Java (acara komedi) cukup menghibur masyarakat
b. Aku ( puisi karya Chairil Anwar ) aalah puisi Angaktan 45.
I. Tanda Tanya (?)
Tanda tanya (?) digunakan pada akhir kalimat tanya, yakni kalimat yang
membutuhkan jawaban.
Contoh:
a. Siapa yang pergi ke Bandung ?
b. Dimana kamu membeli tas itu?
J. Tanda Seruan (!)
Tanda seru (!) digunakan sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa sruan
atau perintah yang menggambarkan kesungguhanya,atau emosi yang kuat.
Contoh:
a. Duduklah!
b. Ambilkan buku itu!
K. Tanda Kurung Siku ([. .])
Tanda kurung siku ([...]) digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat
penjelas yang
sudah bertanda kurung.
Contoh:
Persamaan kedua proses ini (perbedaanya dibicarakan pada Bab II [lihat halaman
35-38])
a. Konsep tentang pengetahuan (hubunganya dengan konsep ilmu
secara umum [ lihat halaman 124]) juga diterangkan pada Bab III
18
buku ini.
L. Tanda Petik (“...”)
Tanda petik (“...”) ini digunakan untuk meakhiri petikan langsung.
Adapun kaidah penggunaan tanda petik (“...”) yang dumaksud
adalah sebagai berikut.
Contoh:
a. Kata Toto,”saya juga berpuasa”.
b. Pesan Ayah, “jangan berani pada ibumu”.
M. Tanda Petik Tunggal (‘...’)
Tanda petik tunggal (‘...’) digunakan untuk mengapit makna, terjemahan, dan
penjelasan kata atau ungkapan asing.
Contoh:
a. Reformasi ‘perubahan’
b. Mastery Learning ‘belajar tuntas’
N. Tanda Garis Miring (/)
Tanda garis miring (/) digunakan di dalam menulis nomor surat, nomor pada
alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh:
a. Tahun anggaran 2011/2012
b. Semester genap 2012/2013
c. Jalan Kramat III/10 Jakarta
O. Tanda Apostrof (΄)
Tanda penyingkat atau apostrof (΄) ini digunakan untuk menunjukan
penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Contoh:
a. Malam΄lah tiba (΄lah = telah)
b. 1 Januari ΄88 (΄88 = 1988)
5. Unsur Serapan
Sampai saat ini Bahasa Indonesia berkembang pesat dari waktu ke waktu.
Dalam perkembangannya, Bahasa Indonesia menerima berbagai unsur dari
bahasa – bahasa lain termasuk dari bahasa asing. Unsur dari bahasa asing
tersebut kemudian diserap ke dalam bahasa indonesia. Contoh kata yang sudah
19
19
DAFTAR PUSTAKA