Anda di halaman 1dari 13

EJAAN BAHASA INDONESIA DAN PEDOMAN PEMBENTUKAN

ISTILAH

Salsabilah
(20842021)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU SOSIAL BAHASA DAN SASTRA
INSTITUT PENDIDIKAN INDPNESIA
GARUT

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ejaan merupakan kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi
(kata, kalimat, dsb) dalam bentuk tulisan dan penggunaan tanda baca.
Menurut Tasai (2002), mengemukakan bahwa ejaan adalah keseluruhan
peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana
hubungan antar lambang-lambang itu. Secara teknis, yang dimaksud ejaan
adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan seperangkat aturan atau


kaidah penggunaan Bahasa Indonesia dalam konteks resmi, baik lisan
maupun tulisan. Materi utama yang dibahas dalam EYD meliputi kaidah
tentang penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.

Sejarah ejaan bahasa Indonesia diawali dengan ditetapkannya Ejaan


van Ophuijsen. Ejaan ini dengan menggunakan huruf Latin dan sistem
ejaan bahasa Belanda yang rancang oleh Charles A. van Ophuijsen. Dalam
pelaksanaannya, Ch. van Ophuijsen mendapat bantuan dari Engku Nawawi
dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Dengan adanya perubahan pada
sisem ejaan, maka ejaan bahasa Melayu yang pada awalnya menggunakan
aksara Arab Melayu (abjad Jawi) berubah menjadi aksara Latin. Aksara
atau abjad Jawi adalah salah satu dari abjad pertama yang digunakan untuk
menulis bahasa Melayu, dan digunakan sejak zaman Kerajaan Pasai,
sampai zaman Kesultanan Malaka, Kesultanan Johor, dan juga Kesultanan
Aceh serta Kesultanan Patani pada abad ke-17.

Bukti dari penggunaan ini ditemukan di Batu Bersurat Terengganu,


bertarikh 1303 Masehi (702 H). Penggunaan alfabet Romawi pertama kali
ditemukan pada akhir abad ke-19. Abjad Jawi merupakan tulisan resmi
dari negeri-negeri Melayu tidak bersekutu pada zaman kolonialisme
Britania. Sebelum kemerdekaan, ejaan yang diberlakukan adalah Ejaan
van Ophuijsen yang diresmikan pada 190. Ejaan ini berlaku sampai dengan
tahun 1947. Setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia mengalami enam kali
perubahan ejaan, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (1947−1956), Ejaan
Pembaharuan (1956−1961), Ejaan Melindo (1961−1967), Ejaan
Baru/Lembaga Bahasa dan Kasusastraan (LBK) (1967−1972), Ejaan yang
Disempurnakan (EYD) (1972−2015), dan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)
(2015 sampai sekarang).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ejaan dan apa saja macamnya?
2. Bagaimana sejarah perkembangan ejaan Bahasa Indonesia?
3. Bagaimana penulisan huruf yang baik dan benar?
4. Apa saja konsep dasar istilah?
5. Bagaimana aspek tata bahasa dalam peristilahan?
6. Apa saja dan bagaimana ejaan dalam peristilahan?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian ejaan dan macam – macam ejaan
2. Mengetahui sejarah dan perkembangan ejaan dalam Bahasa Indonesia
3. Mengetahui penulisan huruf yang baik dan benar
4. Mengetahui konsep dasar istilah
5. Mengetahui aspek tata Bahasa dalam peristilahan
6. Mengetahui apa saja dan bagaimana ejaan peristilahan

BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Macam-Macam Ejaan


Ejaan merupakan sebuah ilmu yang mempelajari bagaiman ucapan
atau apa yang dilisankan oleh seseorang di tulis dengan perantaraan
lambang-lambang atau gambar-gambar bunyi. Ejaan merupakan kaidah-
kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb) dalam
bentuk tulisan dan penggunaan tanda baca. Menurut Tasai (2002),
mengemukakan bahwa ejaan adalah keseluruhan peraturan bunyi ujaran
dan bagaimana hubungan antara lambing-lambang itu. Secara teknis, yang
dimaksudkan ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian
tanda baca.
Adapun macam-macam ejaan menurut perkembangannya, anatara lain:
1. Ejaan Ophujsen (1901)
2. Ejaan Soewandi atau ejaan Republik (1947)
3. Ejaan Pembaharuan Bahasa Indonesia atau Ejaan Prijono-Katoppo
(1956)
4. Ejaan Melindo (Melayu Indonesia) (1959)
5. Ejaan Baru Bahasa Indonesia atau Ejaan Bahasa Indonesia LBK (
Lembaga Bahasa dan Kesusastraan) (1966)
6. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) (1972)

B. Sejarah Perkembangan Ejaan


 Ejaan Ophujen (1901)
Ejaan ophujen didasarkan atas prakarsa pemerintahan Hindia Belanda
menugaskan Charles Adrian van Ophujen untuk menuliskan bahasa
melayu. Tugas itu diselesaikannya pada tahun 1901 sejak permulaan
usahanya pada tahun 1896. Sejak tahun 1901 itulah baru timbul
keseragaman ejaan untuk menuliskan bahasa melayu.
Kelebihan Ejaan Ophujen
1. Berahasil menghindarkan kesulitan penulisan bahasa melayu
dari huruf Arab-Melayu ke dalam huruf latin.
2. Membantu pemerintah Hindia Belanda dalam menjalankan
roda pemerintahan
3. Membantu penyebaran bahasa-bahasa daerah cara yang lebih
luas dengan mencetak buku-buku lain dalam bahsa daerah
tersebut dengan huruf latin.
Kekurangan Ejaan Ophujen
1. Terlalu bertegak di atas konsep Bahasa Belanda
2. Memasukan fonem asing yang bukan merupakan fonem bahasa
melayu seperti: ain, Hamza, z, f, ch, sj, oe, dl, ts sehingga
seringkali timbul cara penulisan yang salah
Contoh : hasil sering di baca hat-sil karena kadang-kadang di
tulis hatsil

 Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik (1947)


Ejaan Republik (edjaan republik) adalah ketentuan ejaan dalam Bahasa
Indonesia yang berlaku sejak 17 Maret 1947. Ejaan ini kemudian juga
disebut dengan nama edjaan Soewandi, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan kala itu. Ejaan ini mengganti ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan
Van Ophuijsen yang mulai berlaku sejak tahun 1901.
Perbedaan-perbedaan antara ejaan ini dengan ejaan Van Ophuijsen
ialah:
1. huruf 'oe' menjadi 'u', seperti pada goeroe → guru.
2. bunyi hamzah dan bunyi sentak yang sebelumnya dinyatakan
dengan (') ditulis dengan 'k', seperti pada kata-kata tak, pak,
maklum, rakjat.
3. kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti ubur2, ber-
main2, ke-barat2-an.
4. awalan 'di-' dan kata depan 'di' kedua-duanya ditulis serangkai
dengan kata yang mengikutinya. Kata depan 'di' pada contoh
dirumah, disawah, tidak dibedakan dengan imbuhan 'di-' pada
dibeli, dimakan.

Pada tanggal 19 Maret 1947 ejaan Soewandi diresmikan menggantikan


ejaan van Ophuijsen. Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan ejaan
Republik. Hal-hal yang perlu diketahui sehubungan dengan pergantian
ejaan itu adalah sebagai berikut :
a. Huruf oe diganti dengan u, seperti pada guru, itu, umur.

b. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti pada


kata-kata tak, pak, maklum, rakjat.
c. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti anak2, ber-
jalan2, ke-barat2- an.
d. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai
dengan kata yang mengikutinya, seperti kata depan di pada
dirumah, dikebun, disamakan dengan imbuhan di- pada
ditulis, dikarang.
Kelebihan Ejaan Soewandi:
1. Lambang oe diubah dengan u yang lebih sesuai dengan ilmu
ejaan umum
2. Menundukkan ucapan kata asing pada kebiasaan ucapan
dalam masyarakat
Contoh: hadlir  hadir export ekspor
3. Kata dari bahasa asing tidak disisipi e-pepet
Contoh: peraktek praktek
Kekurangan Ejaan Soewandi :
1. Tidak membedakan e-taling dengan e-pepet
Contoh: seri

 Ejaan Baru Bahasa Indonesia / LBK (Lembaga Bahasa dan


Kesusastraan)
Ejaan Baru Bahasa Indonesia merupakan hasil dari usaha pembaharuan
yang berasaskan pada dasar pemikiran:
 Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan
 Ejaan Soewandi yang kurang dapat mencerminkan kodrat
bahasa Indonesia
Ejaan ini merupakan lanjutan dari rintisan panitia ejaan melindo.
Pelaksananya pun terdiri dari panitia Ejaan LBK (Lembaga bahasa dan
Kasusaatraan, sekarang bernama Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa) juga dari panitia Ejaan bahasa Melayu yang berhasil merumuskan
ejaan yang disebut Ejaan Baru. Namun lebih dikenal dangan ejaan LBK.
Konsep Ejaan ini di susun berdasarkan beberapa pertimbangan antara
lain:
a) Pertimbangan Teknis yaitu pertimbangan yang
menghendaki agar setiap fonem dilambangkan
dengan satu huruf.
b) Pertimbangan Praktis yaitu pertimbangan yang
menghendaki agar perlambangan secara teknis itu
di sesuaikan dengan keperluan praktis seperti
keadaan percetakan dan mesin tulis.
c) Pertimbangan Ilmiah yaitu Pertimbangan yang
menghendaki agar perlambangan itu
mencerminkan studi yang mendalam mengenai
kenyataan bahsa dan masyarakat pemakainnya.

Perubahan yang terdapat dalam ejaan baru:


1. Gabungan konsonan dj diubah menjadi j
Misalnya :
remadja → remaja
djalan → jalan

2. Gabungan konsonan tj diubah menjadi c.


Misalnya :
tjakap → cakap
batja → baca

3. Gabungan konsonan nj diubah menjadi ny.


Misalnya :
Sunji → sunyi
Njala → nyala

4. Gabungan konsonan sj diubah menjadi sy.


Misalnya :
Sjarat → syarat
Sjair → syair
5. Gabungan konsonan ch diubah menjadi kh.
Misalnya :
Tachta → takhta
Ichlas → ikhlas

6. Huruf asing f, v, dan z dimasukkan ke dalam sistem ejaan


bahasa Indonesia karena huruf huruf itu banyak digunakan.
Misalnya : Fasih, vakum, zaman.

 Ejaan yang di Sempurnakan


Secara definisi, Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan adalah
sistem ejaan bahasa Indonesia yang didasarkan pada Keputusan Presiden
No. 57 tahun 1972 yang diresmikan pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh
Presiden Republik Indonesia.
Pedoman ejaan bahasa Indonesia disebut pedoman umum,karena
dasarnya hanya mengatur hal-hal yang bersifat umum.Namun ada hal-hal
lain yang bersifat khusus,yang belum di atur dalam pedoman itu, yang
disesuaikan dengan bertitik tolak pada pedoman umum itu.
Ejaan Yang Disempurnakan merupakan hasil penyempurnaan dari
beberapa ejaan yang disusun sebelumnya, terutama ejaan Republik yang
dipadukan pula dengan konsep-konsep ejaan Pembaharuan, ejaan Melindo,
dan ejaan Baru.
1. Perubahan huruf
Ejaan lama :
Dj → djika, wadjar
Tj →tjakap,pertjaja
Nj → njata,sunji
Ch → achir, chawatir
EYD:
J → jika, wajar
C → cakap, percaya
Ny → nyata, sunyi
Kh → akhir, khawatir

2. Huruf f, v dan z yang merupakan unsur serapan


dari bahasa asing diresmikan pemakaiannya.
Misalnya : Khilaf, fisik, zakat, universitas

3. Huruf q dan x yang lazim di gunakan dalam bidang ilmu


pengetahuan tetap di gunakan , misalnya pada kata furqan
dan xenon.
4. Penulisan di- sebagai awalan di bedakan dengan di yang
merupakan kata depan. Sebagai awalan, di- di tulis
serangkai dengan unsur yang menyertainya, sedangkan di
sebagai kata depan ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.Misal :
Awalan → di-
Dicuci
Dibelikan
Dilatarbelakangi
Kata depan → Di
Di kantor
Di belakang
Di tanah

5. Kata Ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-


unsurnya.angka dua tidak digunakan sebagai penanda
perulangan.
Misalnya :
Anak-anak, bukan anak2
Bersalam-salaman, bukan bersalam2an Bermain-main, bukan
bermain2
Yang di atur dalam EYD yaitu :
1. Pemakaian huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.
2. Penulisan kata
3. Penulisan tanda baca
4. Penulisan singkatan dan akronim
5. Penulisan angka dan lambang bilangan
6. Penulisan unsur serapan.
Kelebihan Ejaan Yang Disempurnakan yakni :
1. Dapat dipertanggungjawabkan dari sudut ilmu ejaan umum
2. Aturan penulisan kata, huruf dan tanda tanya jauh lebih tegas

C. Penulisan Huruf
 Huruf Besar dan Huruf Kapital
Huruf besar dan huruf kapital digunakan untuk hal-hal berikut :

1. Awal kalimat dan huruf pertama petikan langsung.


Contoh: Dia berangkat ke sekolah.
Ibu bertanya,” Mengapa kamu menangis?”
2. Ungkapan yang berhubungan dengan hal keagamaan, kitab suci,
nama Tuhan, termasuk kata gantinya.
Contoh: Allah, Yang Mahakuasa, Islam, Kristen, Alkitab
3. Nama diri, huruf awal gelar kehormatan, keturunan, keagamaan
yang diikuti nama orang.
Contoh: Sultan Hasanudin, Gubernur Joko Widodo, Profesor
Samsuri
4. Huruf pertama nama bangsa, suku, bahasa, tahun, bulan, hari,
hari raya dan peristiwa sejarah.
Contoh: bangsa Indonesia, tahun Masehi, hari Senin, hari
Kebangkitan Nasional
5. Huruf pertama khas dalam geografi.
Contoh: Danau Towuti, Afrika Selatan, Jalan Surabaya
6. Huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintahan,
ketatanegaraan, dan dokumen resmi.
Contoh: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dewan
Perwakilan Rakyat, Surat Perintah Sebelas Maret
7. Huruf pertama semua kata utama dalam buku, majalah, surat
kabar, dan judul karangan.
Contoh: Pelajaran Matematika untuk Sekolah Lanjutan Atas,
majalah Trubus
8. Singkatan nama gelar dan sapaan, huruf pertama kata petunjuk
hubungan kekerabatan yang dipakai sebagai kata ganti.
Contoh : Dr. Nuril Huda, Kapan Saudara datang?, Silahkan
diminum, Mbak!

 Huruf Miring
Huruf miring digunakan untuk hal-hal berikut :

1. Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang


dikutip dalam karangan. Contoh: majalah Tempo,
harian Kompas. buku Dasar- dasar Penulisan
2. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, atau kelompok kata. Contoh: Bab ini tidak
membicarakan…, Huruf pertama kata abad ialah a
3. Menuliskan istilah ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang
telah disesuaikan ejaannya.

D. Konsep Dasar Istilah


Deflnisi Istilah
Istilah ialah kata atau gabungan kata yang dengan cermat
mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam
bidang tertentu.
Tata Istilah dan Tata Nama
Tata istilah ialah perangkat peraturan pembentukan istilah dan
kumpulan istilah yang dihasilkannya.Tata nama istilah ialah perangkat
peraturan penamaan beberapa cabang ilmu, seperti kimia dan bio- logi
beserta kumpulan nama yang dihasilkannya.
Istilah Khusus dan lstilah Umum
Istilah khusus ialah istila h yang pemakaiannya dan/ atau maknanya
terbatas pada suatu bidang tertentu, sedangkan istilah umum ia lah istilah
yang menjadi unsur bahasa yang digunakan secara umum.

CONTOH:
Istilah Khusus Istilah Umum
diagnosis daya
pidana penilaian

Kata Dasar Peristilahan

Anda mungkin juga menyukai