EJAAN
1.1 Pengertian Ejaan
Hakikat bahasa adalah bahasa lisan. Bahasa tulis merupaka turunan dari
bahasa lisan. Perbedaan antara ragam tulis dan lisan adalah bahsa lisan terutama yang
tidak baku, sangat simpel.
Menurut KBBI (2005: 285) ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-
bunyi (kata, kalimat, dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda
baca.
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan
menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut
menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah
kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem
aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur
keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa.
Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ejaan
yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang disempurnakan (EYD).EYD mulai
diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972.EYD (Ejaan yang Disempurnakan)
merupakan tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa
Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf
miring, serta penulisan unsur serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang
disempurnakan. Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang
menyempurnakan sebuah karya tulis. Singkatnya EYD digunakan untuk membuat
tulisan dengan cara yang baik dan benar.
Pada akhir tahun 1950-an para penulis mulai pula merasakan kelemahan yang
terdapat pada Ejaan Republik itu. Ada kata-kata yang tidak sesuai dengan penulisan
karena ada satu bunyi bahas yang dilambangkan dengan dua huruf, seperti dj, tj, sj, ng,
dan ch. Para pakar bahasa menginginkan satu lamabang untuk satu bunyi. Gagasan
tersebut dibawa ke dalam pertemuan dua Negara, yaitu Indonensia dan Malaysia. Dari
pertemuan itu, pada akhir tahun 1959 Sidang Perutusan Indonensia dan Melayu
(Slametmulyana dan Syeh Nasir bin Ismail, masing-masing berperanan sebagi ketua
perutusan) menghasilkan konsep ejaan bersama yang kemudian dikenal dengan nama
Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia).
Konsep bersama itu memperlihatkan bahwa satu bunyi bahasa dilambangkan dengan
satu huruf. Salah satu lambang itu adalah huruf j sebagai pengganti dj, huruf c sebagai
pengganti huruf tj, huruf η sebagai pengganti ng, dan huruf ή sebagai pengganti nj.
Sebagai contoh :
sejajar sebagai pengganti sedjadjar
mencuci sebagai pengganti mentjutji
meηaηa sebagai pengganti dari menganga
berήaήi sebagai pengganti berjanji
Ejaan Melindo tidak pernah diresmikan. Di samping terdapat beberapa kesukaran
teknis untuk menuliskan beberapa huruf, politik yang terjadi pada kedua negara antara
Indonesia-Malaysia tidak memungkinkan untuk meresmikan ejaan tersebut. Berbagai
gagasan tersebut dapat digunakan dalam Ejaan bahasa Indonensia yang disempurnakan
yang berlaku saat ini.
3. Hindari penggalan satu huruf. Begitupun dengan nama orang, hanya dibenarkan dengan
memisahkan nama pertama dan nama kedua.
B. Penulisan Huruf
Huruf terdiri dari: huruf kapital dan huruf miring.
1.Huruf kapital digunakan sebagai:
-Huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan,
kitab suci, dan Tuhan, dan kata gantinya.
-Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, nama, majalah, atau
nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
-Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau
bahasa asing.
-Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau
kelompok kata.
C. Penulisan Kata
Pedoman penulisan kata meliputi sebelas hal, yaitu kata dasar; kata berimbuhan;
bentuk ulang; gabungan kata; suku kata; kata depan di, ke, dan dari; partikel; singkatan dan
akronim; angka dan bilangan; kata ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya; serta kata si dan sang.
-Kata dasar
-Kata berimbuhan
Kata berimbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran).
-Imbuhan dirangkaikan dengan tanda hubung jika ditambahkan pada bentuk singkatan atau
kata dasar yang bukan bahasa Indonesia.
Bentuk Ulang
Gabungan Kata
-Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis
terpisah.
-Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan
menambahkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
-Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan atau
akhiran.
-Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.
Pemenggalan Kata
Kata Depan
-kata depan di
-Kata depan ke
Catatan: Sebagai pedoman, umumnya di dan ke ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
(sebagai kata depan) jika di dan ke tersebut dapat diganti dengan kata dari.
Partikel
-Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
-Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik pada
setiap unsur singkatan itu.
-Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi
ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
-Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri ditulis dengan huruf
kapital tanpa tanda titik.
-Singkatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik.
-Singkatan gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda titik.
-Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf (lazim digunakan dalam surat-
menyurat) masing-masing diikuti oleh tanda titik.
-Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti
dengan tanda titik.
Akronim ialah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai sebuah kata.
Dalam penulisan akronim berlaku ketentuan sebagai berikut.
-Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri dituis
seluruhnya dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Contoh: LIPI (Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia); LAN (lembaga Administrasi Negara).
-Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur dituis dengan huruf awal
kapital.
-Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih ditulis dengan
huruf nonkapital.
Bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau kata. Angka dipakai sebagai lambang bilangan
atau nomor.
-Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf,
kecuali jika bilangan itu dipakai secara berurutan seperti dalam perincian atau paparan.
Di antara 72 anggota yang hadir 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5 orang
tidak memberikan suara.
-Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika bilangan pada awal kalimat itu lebih
dari dua kata, susunan kalimat diubah agar bilangan itu tidak berada di awal kalimat.
-Angka yang menunjukkan bilangan utuh besar dapat ditulis sebagian dengan huruf supaya
lebih mudah dibaca.
Contoh: Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.
-Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran panjang, beat, luas, isi, dan waktu serta (b)
nilai uang.
-Angka dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar.
-Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.
Surah Yasin: 9
-Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf.
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutina, sedangkan –ku, -mu,
dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur pada suatu perincian atau pembilangan.
Contoh: Telepon seleuler, komputer, atau internet bukan barang asing lagi.
3. Tanda titik koma (; )
Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan
kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk.
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau
penjelasan.
Contoh: Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
5. Tanda hubung (-)
Tanda hubung menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris.
Contoh: Di samping cara lama diterapkan juga ca-
ra baru.
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun emosi yang kuat.
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap.
Contoh: Mahasiswa/mahasiswi.
10. Tanda petik ganda ("“…” ")
Tanda petik ganda dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan,
naskah, atau bahan tertulis lain.
Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan
di luar bangun utama kalimat.
Contoh: Keberhasilan itu -kita sependapat- dapat dicapai kalau kita mau berusaha keras.
Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian
yang dihilangkan.
Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi
atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka
tahun dalam konteks tertentu.
2. KALIMAT EFEKTIF
1
Melati Syukrina, ”Makalah Tulisan Efektif” https://melatisyukrina.blogspot.com/2017/01/makalah-kalimat-
efektif.html?m=1 (diakses pada 29 Agustus pukul 08.00 WIB.)
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu pola dasar. Pola-pola
dasar kalimat tunggal adalah sebagai berikut.
1. S-P-(K)
Contoh:
Adik bermain di halaman.
Adik berangkat ke sekolah.
Dia datang tadi malam.
Kami pergi ke masjid.
2. S-P-O-(K)
Contoh:
Dia membaca buku di kamar.
Ayah mencangkul sawah setiap hari.
Dia membeli buku kemarin lusa.
Adik membeli beras di toko.
3. S-P-Pel-(K)
Contoh:
Adik belajar mengaji di suatu surau.
Dia berpakaian rapi setiap hari.
Ayah dan ibu berangkat haji tahun ini.
Dia bertemu dengan ibunya dua hari yang lalu.
4. S-P-O-Pel-(K)
Contoh:
Ibu memasak nasi jagung setiap hari.
Adik membersihkan halaman rumah setiap hari.
Ayah membeli sarung baru di toko.
Ibu mengantarkan baju batik ke rumah paman.
Unsur keterangan dalam suatu kalimat ditempatkan di dalam kurung karena bersifat
manasuka.2
2.4 Syarat-Syarat Kalimat Efektif
Berbicara tentang kalimat efektif, pastinya terdapat poin-poin yang dapat menjadikan
sebuah kalimat menjadi efektif. Diantara syarat-syarat tersebut yakni:
1. Kelogisan
Menurut Arifin dan Amran Tasai, kelogisan adalah ide kalimat itu dapat diterima oleh
akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh kalimat efektif kelogisan:
Waktu dan tempat kami persilahkan. (Salah)
Bapak dosen kami persilahkan. (Benar)
2
M. Zubad Nurul Yaqin, Bahasa Indonesia keilmuwan, (Malang: UIN Maliki Press,2011), hlm. 59
2. Keparalelan
Syarat atau prinsip keparalelan dalam kalimat efektif adalah sebuah imbuhan pada
kata yang berada di dalam kalimat dan dapat disesuaikan dengan makna yang berada
di dalam kalimat secara utuh dan menyeluruh. Dalam kalimat ini kesamaan kata atau
imbuhan yang digunakan dalam kalimatnya harus sejajar.
3. Ketegasan
Ketegasan atau penekanan adalah suatu perlakukan menonjol pada ide pokok kalimat.
Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Ada beberapa cara untuk
membentuk penekanan dalam kalimat, yaitu:
4. Ketepatan
Menurut Finoza, ketepatan adalah kesesuaian atau kecocokan pemakaian unsur-unsur
yang membentuk suatu kalimat sehingga tercipta pengertian yang bulat dan pasti.
Contoh kalimat ketepatan, misalnya dibawah ini tentang kesalahan dalam penggunaan
tanda koma:
Sidik lupa bagaimana cara melukis, mengecat dan berjahitan. (Salah)
Sidik lupa bagaimana cara melukis, mengecat, dan menjahit.(Benar)
5. Kepaduan
Menurut Finoza, koherensi adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur
pembentukan kalimat.
Merupakan syarat dari kalimat efektif agar diharapakan nantinya setiap informasi
yang diterima tidak terpecah-pecah.
Ciri-ciri di contoh koherensi dibawah ini yaitu koherensi yang rusak karena tempat
kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat.
Misalnya:
6. Keharmonisan
Keharmonisan kalimat artinya setiap kalimat yang kita buat harus harmonis
antara pola berpikir dan struktur bahasa.
a. Subjek
Subjek(S) adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok,
benda,sesuatu hal.
b. Predikat
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahukan melakukan apa atau
dalam keadaan bagaimana subjek. Predikat dapat juka berupa sifat, situasi,
status,ciri, atau jati diri subjek.
Kalimat tidak efektif : Demi untuk anaknya, Bu Susi rela bekerja seharian
Kalimat efektif : Demi anaknya, Bu Susi rela bekerja seharian
Kalimat tidak efektif : Ada banyak macam-macam makanan yang dijual di restoran
itu.
Kalimat efektif : Ada macam-macam makanan yang dijual di restoran itu.
3. PARAGRAF ILMIAH
Menurut Nur Alviah, Paragraf ilmiah adalah suatu paragraf yang disusun secara
sistematis dan bersifat ilmiah. paragraf ilmiah tersebut disusun menurut aturan tertentu,
sehingga antara kata satu dengan yang lain menjadi padu. sedangkan bersifat ilmiah artinya
paragraf ilmiah tersebut bersifat dan berada pada kawasan keilmuan yang diperoleh dengan
menggunakan metode ilmiah.3
Paragraf ilmiah merupakan karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan
ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Penyusunan paragraf ilmiah harus
ditulis secara jujur dan akurat berdasarkan kebenaran tanpa mengingat akibatnya. Kebenaran
dalam sebuah paragraf ilmiah harus berupa kebenaran objektif dan positif sesuai dengan fakta
dan data di lapangan. Contohnya :
2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dolanan tradisional?
b. Apa pengaruh dolanan tradisional dalam membentuk karakter anak?
3. Tujuan Penelitian
3
http://nralviah.blogspot.com/2015/12/paragraf-ilmiah-sesuai-fakta-dan-logika.html https:// (Malang, 8
september 2019)
Untuk mengetahui pengertian dolanan tradisional dan pengaruhnya untuk karakter anak.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Dolanan Tradisional
Kata “dolanan” merupakan suatu kata yang diambil dari Bahasa Jawa. Kata dolanan
memiliki arti mainan atau permainan. Sedangkan kata tradisional adalah cara berpikir dan
tingkah laku yang sesuai dengan adat serta sudah ada dari zaman dahulu. Dolanan anak
disebut sebagai simbolisasi pengetahuan yang turun temurun dan memiliki berbagai macam
fungsi didalamnya.
2. Pendidikan Karakter
Secara sederhana, pendidikan karakter ialah segala usaha yang dapat dilakukan untuk
memengaruhi karakter para siswa. Usaha itu dilakukan agar seseorang dapat memahami
pentingnya karakter yang postif dalam diri. Pendidikan karakter menurut Thomas Lickona
adalah pendidikan tentang sikap meliputi ilmu hingga tindakan. Tak hanya itu, perasaan juga
termasuk dalam pendidikan karakter.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dolanan tradisional tidak hanya sekedar permainan yang memberi dampak gembira.
Dolanan tradisional juga mempunyai banyak manfaat. Manfaat itu ialah melatih kecerdasan
otak dan motorik anak serta dapat membentuk karakter pada anak. Anak dapat meningkatkan
jiwa sosial pada dirinya dan juga berkomunikasi yang baik dan bekerjasama dengan teman
sepermainan dan lingkungan.4
Paragraf ilmiah diatas menunjukkan paduan antara kalimat satu dengan kalimat yang lain
dan susunanya yang sistematis.
Adapun ciri-ciri paragraf ilmiah adalah sebagai berikut :
1. Dari segi isi, paragraf ilmiah menyajikan pengetahuan berupa gagasan, deskripsi
tentang sesuatu atau pemecah suatu masalah.
2. Pengetahuan yang disajikan dalam paragraf ilmiah harus sesuai dengan fakta dan
dapat dipercayai kebanarannya.
3. Sebuah paragraf ilmiah mengandung kebenaran yang objektif serta ditulis dengan
sejujur-jujurnya
4. Sistematika atau metodologi penulisan paragraf ilmiah harus didasarkan pada
ketentuan yang telah disepakati bersama.
Paragraf ilmiah yang ditulis dengan aturan aturan yang sudah ditetapkan, memiliki
tujuan-tujuan tertentu. Diantaranya:
1. Seorang yang berpendidikan tinggi diharapkan mampu menuangkan ide atau
gagasannya melalui sebuah paragraf ilmiah.
2. Berbagai pengamatan yang dilakukan di lapangan, menunjukkan bahwa kemampuan
menulis guru yang mengikuti pendidikan tinggi masih belum memadai, apalagi dalam
penulisan paragraf ilmiah.
4
https://thegorbalsla.com/contoh-karya-tulis-ilmiah/ (Malang, 8 september 2019)
3. Paragraf ilmiah memiliki ciri khas yang membedakannya dengan jenis tulisan atau
karangan deskripsi lainnya. Oleh karena itu, ciri khas tersebut harus dikuasai agar bisa
diterapkan dengan benar ketika menulis.
secara sistematis dan sesuai dengan kaidah kaidah yang telah disepakati. Hal ini
dikarenakan paragraf ilmiah memiliki ciri khas tulisan tertentu(penyusunan yang
sistematis).
4. Memudahkan pemahaman dengan cara menyekat-nyekat ide pokok satu ke ide pokok
yang lain pada setiap paragraf.
5. Memudahkan pembaca mengikuti uraian penulis secara sistematis dari ide satu ke ide
yang lain.