Anda di halaman 1dari 4

1.

Ejaan van Ophuijsen

Ini merupakan pedoman resmi ejaan pertama yang diterbitkan pada tahun 1901. Bahasa
Indonesia waktu itu masih disebut sebagai bahasa Melayu. Bisa ditebak dari namanya, ejaan ini
disusun oleh orang Belanda bernama Charles A. van Ophuijsen dan dibantu oleh Engku Nawawi
Gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.

 Contoh Kalimat Ejaan van Ophuijsen:

njonja rani jang tjanti’ ingin ke soengai nil kalau kake’ hadji bahroedin pergi ke djakarta.

2. Ejaan Soewandi (Republik)

Ejaan ini menggantikan Ejaan van Ophuijsen setelah diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 264/Bhg.A. Kenapa disebut Ejaan Soewandi? Karena penyusunnya adalah Mr.
Raden Soewandi yang waktu itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan. Ejaan ini dikenal juga sebagai Ejaan Republik.

Pembaharuan dari Ejaan Soewandi terletak dalam penggunaan diftong (gabungan dua huruf
vokal) oe  yang diganti menjadi huruf u, j menjadi J dan dihapuskannya tanda apostrof. Tanda
apostrof ini diganti menjadi huruf k atau tidak dituliskan sama sekali.

 Contoh Kalimat Ejaan Soewandi:

njonja rani Jang tjantik ingin ke sungai nil kalau kakek hadji bahrudin pergi ke djakarta.

3. Ejaan Pembaharuan

Melalui Kongres Bahasa Indonesia II di Medan tahun 1954, Prof. M. Yamin menyarankan agar
ejaan Soewandi disempurnakan. Pembaharuan yang disarankan panitia yang diketuai Prijono dan
E. Katoppo antara lain: membuat standar satu fonem satu huruf, dan diftong ai, au, dan oi dieja
menjadi ay, aw, dan oy, j menjadi y, dj menjadi j. Selain itu, tanda hubung juga tidak digunakan
dalam kata berulang yang  memiliki makna tunggal seperti kupukupu dan alunalun.

 Contoh Kalimat Ejaan Pembaharuan:

ňoňa rani yang tjantik ingin ke suɳay nil kalaw kakėk haji bahrudin pergi ke jakarta.
4. Ejaan Melindo

Melindo ini akronim dari Melayu-Indonesia. Penyusunan ejaan ini disusun pada tahun 1959 atas
kerja sama Indonesia dan Persekutuan Tanah Melayu, yang dalam hal ini adalah Malaysia.
Perubahan yang diajukan dalam ejaan ini tidak jauh berbeda dari Ejaan Pembaharuan.

Ejaan Melindo ini bertujuan untuk menyeragamkan ejaan yang digunakan kedua negara. Karena
Indonesia dan Malaysia bahasanya sedikit mirip-mirip. Tetapi, ejaan ini pun gagal diresmikan
akibat ketegangan politik antara Indonesia dan Malaysia waktu itu.

 Pembaharuan dari Ejaan Melindo yaitu satu bunyi bahasa dilambangkan dengan satu huruf.
Salah satu lambang itu adalah huruf c sebagai pengganti huruf tj, huruf η sebagai pengganti ng,
dan huruf ή sebagai pengganti nj.

 Contoh Kalimat Ejaan Melindo:

ήoήa rani yaη cantik iηin ke suηay nil kalaw kakėk haji bahrudin pergi ke jakarta.

5. Ejaan LBK (Lembaga Bahasa dan Kesastraan)

Ejaan ini bisa dibilang adalah lanjutan dari Ejaan Melindo yang tidak resmi. Panitianya masih
campuran antara Indonesia dan Malaysia dan dibentuk pada tahun 1967. Isinya juga tidak jauh
berbeda dari Ejaan yang Disempurnakan (yang akan dijelaskan selanjutnya), hanya ada
perbedaan di beberapa kaidahnya saja.

Ada pun huruf vokal dalam ejaan ini terdiri dari: i, u, e, ə, o, a. Dalam ejaan ini, istilah-istilah
asing sudah mulai diserap seperti: extra → ekstra; qalb → kalbu; guerilla → gerilya.

Pembaharuan dari Ejaan LBK yaitu salah satu lambang itu adalah huruf η menjadi ng, dan huruf
ή menjadi ny, huruf ė menjadi e, huruf ay menjadi ai, serta huruf aw menjadi au.

 Contoh Kalimat Ejaan LBK:

nyonya rani yang cantik ingin ke sungai nil kalau kakek haji bahrudin pergi ke jakarta.

6. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan ini berlaku sejak tahun 1972 sampai 2015. Di antara beberapa ejaan di atas, EYD ini yang
paling awet. Dan ejaan ini mengatur secara lengkap tentang kaidah penulisan bahasa Indonesia,
antara lain: tentang unsur bahasa serapan, tanda baca, pemakaian kata, pelafalan huruf “e”.
penggunaan huruf kapital, dan penggunaan cetak miring. Selain itu, huruf “f”, “v”, “z” , “q”, dan
“x”, yang kental dengan unsur bahasa asing resmi menjadi bagian Bahasa Indonesia.
 Peresmian penggunaan huruf berikut yang sebelumnya belum resmi adalah :
a. pemakaian huruf /f/ dalam kata maaf, fakir.
b. pemakaian huruf /v/ dalam kata universitas, valuta.
c. pemakaian huruf /z/ dalam kata lezat, zeni.
 Huruf yang hanya dipakai dalam ilmu eksakta, adalah sebagai berikut:
a. pemakaian huruf /q/ dalam rumus a:b = p:q.
b. pemakaian huruf /x/ dalam istilah Sinar-X.

 Contoh Kalimat EYD:

Nyonya Rani yang cantik ingin ke Sungai Nil kalau Kakek haji Bahrudin pergi ke Jakarta.

7.Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50


Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, PUEBI pun resmi berlaku sebagai
ejaan baru Bahasa Indonesia. Katanya, latar belakang diresmikan ejaan baru ini adalah karena
perkembangan pengetahuan, teknologi, dan seni sehingga pemakaian bahasa Indonesia semakin
luas. Ejaan ini menyempurnakan EYD, terutama dalam hal penambahan diftong, penggunaan
huruf kapital, dan cetak tebal.

 Huruf diftong yang berlaku antara lain: ai, au, ei, oi.


 Lafal huruf “e” menjadi tiga jenis. Contohnya seperti pada lafal: petak, kena, militer.
 Penulisan cetak tebal untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring, dan
bagian-bagian karangan seperti judul, bab, dan subbab.
 Tanda elipsis (...) digunakan dalam kalimat yang tidak selesai dalam dialog.
 Huruf capital dipakai sebagai:
o Huruf pertama awal kalimat.
o Huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
o Awal kalimat dalam petikan langsung.
o Huruf pertama setiap kata yang memiliki simbol religi.
o Huruf pertama unsur nama yang menunjukkan martabat tinggi.
o Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
o Penanda dalam penanggalan.
o Unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Perbedaan antara PUEBI dan EYD terletak pada huruf kapital. Pada ejaan bahasa Indonesia
sebelumnya tidak diatur bahwa unsur julukan di tulis dengan huruf kapital. Kini aturan tersebut
sudah ada di PUEBI.

 Contoh Kalimat PUEBI:

Nyonya Rani yang cantik ingin ke Sungai Nil kalau Kakek Haji Bahrudin pergi ke Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai