Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
Selawat beriringkan salam juga tidak lupa kami sampaikan kepada Nabi kita
Muhammad SAW, karena dengan berkat kegigihan dan kesabaran beliaulah kita dapat
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari cara
penulisan maupun isi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga kami dapat berkarya
Akhirnya dengan satu harapan dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 10
3.2 Saran................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya kehidupan manusia selama ini tidak bias terlepas dari yang namanya
suhu dan kalor. Dalam kehidupan manusia yang selalu menjidak kalor sebagai alat untuk
menjaga kestabilan manusia dalm menjalankan kehidupanya di muka bumio ini. Dialam
modernisasi seperti ini aplikasi kalor dibidang teknologi mungkin tidak sulit anda temukan
bahkan juga mungkin terdapat dirumah anda,yaitu lemari es, suatu mesin yang diantaranya
mengubah suatu air menjadi es.aplikasi perpindahan kalor dialamanda jumpai pada sirkuilasi
udara di pantai.Bagaimana air biasa menjadi es?, mengapa air laut bertiup Siang hari dan
angin darat bertiup malam hari?.Hal-hal tersebut merupakan bagian-bagian daripada suhu
dan kalor.
Salah satu contoh IPA ada di kehidupan kita sehari-hari adalah dengan adanya
perubahan wujud benda. Seperti berubahnya air menjadi es, es yag mencair, proses
terjadinya hujan, dan masih banyak lagi kejadian lainnya. Agar kita mendapatkan
pengetahuan yang lebih lagi maka sebaiknya kita mempelajari tentang perubahan wujud
benda.
1.2 Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
c) Mendeskripsikan pengaruh kalor pada suhu benda.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Suhu
Suhu atau temperatur adalah besaran yang menunjukkan derajat panas atau dingin
suatu benda. Ketika kita memanaskan atau mendinginkan suatu benda sampai pada suhu
tertetu,beberapa sifat fisik benda berubah. Sebagai contoh: ketika memanaskan sebatang
besi,besi akan memuai,begitu pula ketika mendinginkan air sampai suhu dibawah nol,air
Sifat termometrik zat adalah sifat-sifat zat yang berubah ketika suhunya berubah.
Untuk mengukur suhu suatu benda digunakan termometer. Zat cair yang paling
banyak dipaki untuk mengisi tabungan termometer adalah raksa. Kelebihan raksa dibanding
b) Memiliki titik beku yang rendah, yaitu -39oC dan titik didih tinggi, yaitu 357oC.
c) Memiliki kenaikan volume yang terjadi pada saat terjadi perubahan suhu.
3. Jenis termometer
a) Termometer bimetal
Alat ini bekerja berdasarkan prinsip bahwa logam akan memuai jika dipanaskan.
3
b) Termometer hambatan
Alat ini bekerja berdasarkan prinsip bahwa bila seutas kawat logam
c) Termometer gas
Bila sejumlah gas yang dipanaskan volumenya dijaga tetap, tekanan akan
bertambah. Sifat termometrik inilah yang digunakan untuk mengukur suhu pada
termometer gas.
d) Termokopel
Pemuaian zat padat dapat dengan mudah diamati karena zat padat mempunyai
bentuk yang tetap. Dengan mengukur panjang, lebar, dan tinggi zat padat setelah dipanaskan
akan memuai.
Bila suatu benda padat dipanaskan, maka benda tersebut akan memuai kesegala arah,
tetapi untuk zat padat yang panjang, dengan luas penampang yang kecil, pemuaian dapat
dianggap terjadi dalam arah panjang saja, sedangkan pemuaian dalam arah melebar, dan
tebalnya diabaikan.
Besar muai panjang bergantung pada jenis bahannya, panjang batang mula-mula, dan
pertambahan panjang zat (∆l) untuk setiap kenaikan suhu sebesar satu satuan suhu (∆T).
4
∆l = lt -lo Lt = lo ( 1 + .∆T)
= .lo. ∆T
Dengan :
b. Pemuaian Luas
Apabila benda tipis berbentuk persegi panjang dipanaskan, maka akan terjadi
pemuaian dalam arah memanjang dan melebar atau dikatakan mengalami pemuaian luas.
Sebuah plat segi empat dengan panjang mula-mula (Po) dan lebar (lo) dipanaskan sampai
c. Pemuaian Volume
Jika zat padat berbentuk kubus,bola, atau balok maka pemuaian yang harus
diperhitungkan adalah muai volumenya. Koefisien muai volume suatu zat (g) adalah
perbandingan antara pertambahan volume (∆V) dengan volume semula (V o), untuk tiap
∆V = Vt –Vo
5
2. Pemuaian Pada Zat Cair
Pemuaian pada zat cair hanya terjadi pemuaian volume saja. Persamaannya dituliskannya :
∆V = Vo . . ∆T
Boyle ( T = tetap )
Hukum Isobaris
Hukum Ishokhorik
Charles (V=tetap)
Keterangan :
V = volume (m3)
T = suhu (K).
Pengaruh kalor terhadap benda berbeda-beda sesuai dengan benda tersebut. Besarnya
kalor yang diterima atau dilepaskan oleh sebuah benda bergantung pada beberapa factor.
Antara lain massa benda, jenis benda, dan perubahan suhu pada benda tersebut.
6
Hubungan kalor dengan ketiga factor tersebut adalah:
a) Kalor yang diperlukan sebanding dengan massa benda. Semakin besar massa benda
b) Kalor yang diperlukan sebanding dengan kalor jenis benda. Untuk jenis benda yang
berbeda tetapi massanya sama, kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu yang
c) Kalor yang diberikan sebanding dengan kenaikan suhu benda. Untuk jenis dan massa
benda yang sama, jumlah kalor yang diberikan besarnya mempengaruhi kenaikan
suhu benda. Makin banyak kalor yang diberikan kepada benda, semakin besar
Jadi, banyaknya kalor (Q) yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda bergantung
pada massa benda(m), kalor jenis benda ( c ), dan perubahan suhu (ΔT). dapat dirumuskan :
Q = m. c. ΔT
Keterangan:
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1Kg
benda sebesar 1°C atau 1K. Sedangkan kapasitas kalor suatu benda adalah kemampuan
suatu benda untuk menerima atau menurunkan suhu benda sebesar 1̊C dan dapat
dirumuskan:
Keterangan:
7
c = kalor jenis, dalam satuan J/kg K atau J/Kg 0C
2.4 Perpindahan Kalor
1. Konduksi
Proses perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa diikuti perpindahan bagian-bagian
zat itu disebut konduksi atau hantaran. Misalnya, salah satu ujung batang besi kita
Pada batang besi yang dipanaskan, kalor berpindah dari bagian yang panas ke bagian
yang dingin. Jadi, syarat terjadinya konduksi kalor pada suatu zat adalah adanya perbedaan
suhu. Berdasarkan kemampuan menghantarkan kalor, zat dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan, yaitu konduktor dan isolator. Konduktor adalah zat yang mudah menghantarkan
kalor (penghantar yang baik). Isolator adalah zat yang sulit menghantarkan kalor
2. Konveksi
Proses perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan perpindahan
bagian-bagian yang dilaluinya disebut konveksi atau aliran. Konveksi dapat terjadi pada zat
Syarat terjadinya konveksi padaz at cair adalah adanya pemanasan. Hal ini
Konveksi terjadi pula pada gas, misalnya udara. Seperti halnya pada air, rambatan
(aliran) kalor dalam gas (udara) terjadi dengan cara konveksi. Beberapa peristiwa yang
8
1. Adanya angin laut. Angin laut terjadi pada siang hari. Pada siang hari, daratan lebih
cepat menjadi panas daripada lautan sehingga udara di daratan naik dan digantikan
2. Adanya angin darat, Angin darat terjadi pada malam hari. Pada malam hari, daratan
lebih cepat menjadi dingin daripada lautan. Dengan demikian, udara di atas lautan
c. Radiasi
cahaya. Misalnya, radiasi panas dari api Apabila kita berdiam di dekat api unggun, kita
merasa hangat. Kemudian, jika kita memasang selembar tirai di antara api dan kita, radiasi
kalor akan lerhalang oleh tirai itu. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa:
Kalor dari api unggun atau matahari dapat dihalangi oleh tabir sehingga kalor tidak dapat
merambat
Dari hasil
Energi kalor dapat dicegah untuk berpindah dengan mengisolasi ruang tersebut.
Misalnya, pada penerapan beberapa peralatan rumah tangga, seperti termos dan setrika
listrik.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suhu atau temperatur adalah besaran yang menunjukkan derajat panas atau dingin
suatu benda. Ketika kita memanaskan atau mendinginkan suatu benda sampai pada suhu
tertetu,beberapa sifat fisik benda berubah. Sebagai contoh: ketika memanaskan sebatang
besi,besi akan memuai,begitu pula ketika mendinginkan air sampai suhu dibawah nol,air
Pengaruh kalor terhadap benda berbeda-beda sesuai dengan benda tersebut. Besarnya
kalor yang diterima atau dilepaskan oleh sebuah benda bergantung pada beberapa factor.
Antara lain massa benda, jenis benda, dan perubahan suhu pada benda tersebut.
3.2 Saran
Marilah kita lebih meningkatkan pola belajar kita untuk menambah wawasan bagi
kita semua, karena belajar dapat membawa kita menjadi manusia yang berilmu. Kurang dan
10
DAFTAR PUSTAKA
Pantur,Silaban.fisika.jilid 1.Bandung:Erlangga.1985.
http://ramliyana-fisika.blogspot.co.id/2013/11/perubahan-wujud-pada-benda-.html
http://www.info-asik.com/2013/11/perubahan-wujud-zat.html
11