Abul Qasim Maslamah bin Ahmad Al-Majriti atau yang lebih dikenal dengan Al-
Majriti lahir pada pertengahan abad X atau tepatnya pada tahun 950 di kota
Madrid,Spanyol. Sejak kecil, Al-Majriti tertarik mempelajari berbagai disiplin ilmu,
terutama matematika dan astronomi. Beliau menghabiskan mas kecilnya di Spanyol.
Maslamah Al-Majriti dianggap oleh orang-orang Andalusia sebagai otoritas utama
pada massanya di bidang astronomi. Beliau melakukan perjalanan sebagai seorang pemuda
ke Cordova, ibu kota kekhalifahan Bani Umayyah, di mana tempat beliau belajar, bekerja
hingga tempat meninggalnya. Prestasinya terutama di bidang astronomi dan matematika,
meskipun diketahui bahwa beliau menulis tentang aritmatika komersial (muʿāmalāt) dan
juga seorang astrolog terkenal (Ayduz, 2014). Para sejarawan terkadang salah
mengartikannya pada karya Al-Majriti tentang sihir dan alkimia.
Kepentingan Al-Majriti terletak dalam konteks sains Andalusia dan aktivitasnya
dalam pengajaran ilmiah. Al-Majriti adalah pendiri mazhab asli astronomi Andalusia di
mana disiplin aritmatika dan geometri juga dikembangkan Murid Al-Majriti, termasuk
tokoh-tokoh luar biasa seperti Ibn Al-Samh, Ibn Al-Saffar, dan Ibn Barguth, menjangkau
tiga generasi dan sangat mempengaruhi perkembangan dan perluasan ilmu eksakta di
seluruh Andalusia.Al-Majriti mempertemukan dua tradisi matematika yang berbeda untuk
pertama kalinya di Andalusia, yaitu tradisi fara’id (pembagian warisan bedasarkan agama)
1
dan tradisi ilmu-ilmu filosofis berbasis matematika, kategori yang mencakup astronomi
(Thomas et al, 2007). Penggabungan dua cabgang matematika ini oleh AL-Majriti
mencerminkan minat dua gurunya yang terkenal yaitu ʿAbd al ‐ Ghāfir ibn Muḥammad al
‐ Faraḍī, yang menulis risalah tentang farāʾīḍ, dan ʿAlī ibn Muḥammad ibn Abī ʿĪsā al ‐
Anṣārī, yang dilaporkan telah mengetahui astronomi.
Al-Majriti dikenal sebagai pakar matematika Andalusia. Beliau menulis banyak
bukutentang ilmu matematika dan Teknik. Beliau mencoba menggabungkan matematika,
teknik dan astronomi dalam sebuah buku yang membahas tentang alat pengukur ketinggian
benda langityang berjudul Astrolabe. Selain pakar matematika, Al-Majriti mempunyai
ketertarikan yang luar biasa pada ilmu perbintangan (Ismail, 2017). Al-Majriti berpendapat
bahwa ilmu astronomi akan mebuat manusia memahami peredaran planet dan bintang.
Sehubungan dengan itu, Al-Majriti banyak melakukan penelitian dan pengamatan terhadap
benda-benda langit. Seperti ilmuwan lain pada masa itu, Al-Majriti juga tetarik
memepelajari berbagai buku karangan para ilmuwan sebelumnya, termasuk ilmuwan
Yunani.
3
Sebagai seorang ahli stronomi profesional, Al-Majriti juga tertarik dengan
hubungan Saturnus dan Yupiter, yang terjadi pada tahun 1006/1007; dengan itu ia
meramalkan perubahan dinasti, kehancuran, pembantaian, dan kelaparan.
Setelah melakukan sejumlah penelitian, Al-Majriti mengkaji buku Almagest karya
Ptolomeus yang sudah diterjemahkan dalam Bahasa Arab. Beliau lalu memberi komentar
dan penjelasan terhadap buku tersebut. Sejumlah koresi yang diberikan Al-Majriti terhadap
naskah perbintangan Yunani itu sangat teliti.
Al-Majriti juga memiliki keahlian dan kemampuan membuat jadwal waktu dan
perbintangan. Adapun perhitungan yang dikaji Al-Majriti terkait dengan jadwal waktu
sholat, tahun baru Islam, awal bulan Ramadhan, dan lain-lain .
Meskipun Namanya dikenal sebagai seorang ilmuwan, tapi Al-Majriti juga
mempelajari sejarah klasik, arkeologi dan kehidupan sosial masyarakat dengan serius.
Beliau tertarik meneliti masalah masyarakat di sekitarnya. Sebagai bentuk kepeduliannya,
khususnya di bidang Pendidikan, Al-Majriti membangun sebuah sekolah besar, yang
kemudian menjadi pusat keilmuwan. Al-Zahrawi, seorang dokter ahli bedah Arab adalah
murid di sekolah tersebut. Selain itu, Al-Majriti juga mempunyai murid yang hebat, seperti
Ibnu Khaldun. Al-Majriti adalah seorang ilmuwan yang sangat mendukung para intelektual
muda mempelajari ilmu modern demi kemajuan sesama manusia.
Selain bidang pendidikan, bidang lain yang juga menarik pehatian Al-Majriti
adalah ekologi atau ilmu tentang lingkungan. Al-Majriti sangat peduli terhadap alam
semesta dan kelesariannya. Beliau mempelajari keanekaragaman makhluk hidup dan
menulis buku tentang lingkungan hidup.
2. Guru Al-Majriti
Al-Majriti mendapatkan Pendidikan untuk pertama kalinya di kota kelahirannya, yaitu
Kota Madrid, Spanyol. Kemudian pindah ke Cordoba dimana beliau mendirikan sekolah
yang menghasilkan sejumlah sarjana terkemuka (SAMSO). Seiring dengan berjalannya
waktu, terkenal sebagai ilmuwan yang memiliki banyak prestasi di zamannya. Prestasi dan
keberhasilan Al-Majriti tidak terlepas dari peran guru-gurunya yang hebat. Guru Al-Majriti
adlah seorang ilmuwan juga, seperti ʿAbd al ‐ Ghāfir ibn Muḥammad al ‐ Faraḍī, yang
menulis risalah tentang farāʾīḍ, dan ʿAlī ibn Muḥammad ibn Abī ʿĪsā al ‐ Anṣārī, yang
dilaporkan telah mengetahui astronomi.
Salah satu guru Al-Majriti yaitu ʿAbd al ‐ Ghāfir ibn Muḥammad al ‐ Faraḍī merupakan
seorang penulis buku yang berjudul Tarikh Ulama’I al Andalus. ʿAbd al ‐ Ghāfir ibn
4
Muḥammad al ‐ Faraḍī lahir di Cordova tahun 962 M dan beliau wafat di tahun 1013
M,beliau lebih dikenal dengan nama Al-Faradi. Tarikh Ulama’I al Andalus adalah kamus
biografi tentang cendekiawan agama dari Andalusia. Selain sebagai ilmuwan, ʿAbd al ‐
Ghāfir ibn Muḥammad al ‐ Faraḍī adalah seorang ahli faqih (ahli hukum) dan seorang
muhaddith (ulama hadits). ʿAbd al ‐ Ghāfir ibn Muḥammad al ‐ Faraḍī memulai studinya
di bidang ilmu agama di kota asalnya, yaitu Cordoba dan melanjutkan studinya di Toledo,
Ecija dan Medina-Sidonia. ʿAbd al ‐ Ghāfir ibn Muḥammad al ‐ Faraḍī juga memiliki
beberapa guru yang terkenal diantaranya adalah Ibn Awn Allah, Abu Abd Allah ibn
Mufarrij, ‘Abd Allah ibn Qasim al-Thagri dan Abu Zakariyya ibn Aidh.
Pada awal 990-an, ʿAbd al ‐ Ghāfir ibn Muḥammad al ‐ Faraḍī melakukan perjalanan
ke Timur dan melanjutkan studinya di Kairouan, Kairo, Mekah dan Madinah.
Sekembalinya ke Andalusia, ʿAbd al ‐ Ghāfir ibn Muḥammad al ‐ Faraḍī diangkat sebagai
qadi (hakim agama) di Valencia. Beliau memiliki beberapa murid, diantaranya adalah Ibn
Hayyan, Ibn ‘Abd al-Barr, dan Ibn Hazm. Namun sayangnya, ʿAbd al ‐ Ghāfir ibn
Muḥammad al ‐ Faraḍī dibunuh di Cordoba pada tanggal 20 April 1013 M.
8
- Astronomi teoritis, yaitu studi astronomi yang terpusat pada upaya pengembangan
model-model computer/analitis guna menjelaskan sifat-sifat benda-benda langit
serta fenomena-fenomena alam lainnya.
Berbagai pengetahuan astronomi yang telah diteleti dan diamati oleh manusia telah
menyumbangkan banyak manfaat terhadap kehidupan di bumi hingga saat ini.
Beberapa implikasi pemikiran astronomi Al-Majriti dalam pendidikan sains adalah:
- Kita dapat mengetahui benda-benda langit, seperti planet-planet di galaksi
bimasakti, matahari, bulan dan bintang. Dengan mengetahui itu semua dapat
menambah khazanah keilmuan kita dan mengubah pola piker kita akan astronomi.
- Kita dapat mengetahui cara perhitungan tanggal. Seperti yang diketahui bahwa
tanggal masehi menjadi tanggal internasional. Tanggal Masehi menggunakan
perhitungan Bumi dalam berotasi terhadap matahari dan tanggal Hijriah
menggunakan rotasi Bulan dalam mengitari Bumi.
- Kita dapat mengetahui fenomena-fenomena yang terjadi di langit, tak jarang kita
dapat mengetahui gerhana bulan maupun gerhana matahari atau terlihatnya Venus
yang sering disebut sebagai bintang fajar.
- Kita dapat mengetahui perubahan cuaca alam. Seperti yang diketahui bahwa cuaca
sangat berkaitan dengan perubahan fenomena di langit.
Banyaknya manfaat ilmu astronomi terhadap kehidupan manusia menjadikan
astronomi sebagai salah satu ilmu wajib bagi kemajuan bidang pendidikan dan
teknologi suatu negara.
Astronomi adalah sains mengenai jagat raya yang mempelajari objek langit
seperti planet, bulan, bintang dan galaksi serta struktur skala besar dari jagat raya secara
keseluruhan. Secara alamiah,Astronomi memiliki konsep pemikiran dan pemahaman
yang terintegrasi secara simultan baik dalam perkembangan ilmunya, teknologinya,
terapan teknisnya,maupun pendidikannya. Dalam hal ini, astronomi dan IPA
merupakan materi pelajaran yang terpadu secara integral, dimana konsep-konsep
astronomi melibatkan konsep-konsep fisika, khususnya pada cabang mekanika benda
langit. Oleh karena itu,keberhasilan siswa dalam pelajaran astronomi dipengaruhi oleh
kemampuannya dalam menerapkan konsep-konsep IPA yang relevan ke bidang
astronomi.
Selain di bidang astronomi, Al-Majriti juga sangat berjasa dalam bidang kimia.
Beliau menemukan konsep kekekalan massa. Menurut Al-Majriti, beliau melakukan
eksperimen selama tiga tahun lamanya untuk bisa menemukan konsep kekekalan
9
massa. Beliau bereksperimen dengan menggunakan wadah kaca berbentuk telur yang
didalamnya terdapat merkuri. Lalu beliau meletakkan wadah tersebut ke dalam panic
dan memanaskannya dengan nyala api kecil setelah empat puluh hari lamanya. Dan
ternyata merkuri tersebut berubah menjadi bubuk merah halus. Meskipun wujudnya
telah berubah, namun berat dari merkuri tersebut tidak berubah. Dari eksperimen inilah
hukum kekekalan massa ditemukan. Penyempurnaan konsep kekekalan massa ini
kemudian disempurnakan oleh Antonie Laurent Lavoisier pada 8 abad kemudian.
Hukum kekekalan massa adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu
sistem tertutup akan konstan meskipun terjadi berbagai macam proses di dalam sistem
tersebut (dalam sistem tertutup massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama).
Menurut Lavoisier, hukum kekekalan massa adalah massa dapat berubah bentuk tetapi
tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Penemuan Al-Majriti ini digunakan secara luas dalam bidang-bidang seperti
kimia, teknik kimia, mekanika dan dinamika fluida. Massa partikel yang tetap dalam
suatu sisemekuivalen dengan energi momentum pusatnya. Pada beberapa peristiwa
radiasi, dikatakan bahwa terlihat adanya perubahan massa menjadi energi. Hal ini
terjadi ketika suatu benda berubah menjadi energi kinetic/energi potensial dan
sebaliknya. Karena massa dan energi berhubungan, dalam suatu sistem yang mendapat
atau mengelaurkan energi, massa dalam jumlah yang sangat sedikit akan tercipta atau
hilang dari sistem. Namun dalam hampir seluruh peristiwa yang melibatkan perubahan
energi, hukum kekekalan massa apat digunakan karena massa yang berubah sangatlah
sedikit.
Hukum kekekalan massa berlaku pada reaksi kimia, di mana massa pereaksi harus
sama dengan massa produk. Hukum kekekalan massa dapat terlihat pada reaksi
pembentukan hydrogen dan oksigen dari air. Bila hydrogen dan oksigen dibentuk dari
36 gram air, maka bila reaksi berlangsung hingga seluruh air habis, akan diperoleh
massa campuran produk hydrogen dan oksigen sebesar 36 gram. Bila reaksi masih
menyisakan air, maka massa campuran hydrogen, oksigen dan air yang tidak bereaksi
tetap sebesar 36 gram.
10
Dari penemuan Al-Majriti ini, ilmu pengetahuan dalam bidang kimia jadi
bertambah luas. Sehingga manusia dapat mempelajarinya dengan mudah dan
memperoleh manfaat dari penemuan konsep tersebut. Selain itu, penemuan ini juga
sangat bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam mata pelajaran ilmu
pengetahuan alam (IPA). Dari penemuan beliau tentang kekekalan massa kita bisa
paham bahwa massa suatu benda akan tetap walaupun wujudnya berubah. Contohnya
saja ketika besi dibiarkan di udara terbuka, pada suatu waktu akan ditemukan bahwa
besi tersebut telah berubah menjadi besi berkarat. Kondisi ini terjadi karena adanya
reaksi kimia. Reaksi yang terjadi pada besi berkarat adalah reaksi antara besi dan
oksigen, dimana besi mengikat oksigen dari udara. Sehingga jika besi sebelum berkarat
ditimbang maka akan diperoleh hasil yang tidak sama dengan massa besi setelah
bekarat., Massa besi sebelum berkarat akan lebih ringan dibandingkan dengan besi
sebelum berkarat. Hal ini dapat terjadi karena,besi berkarat mengikat okesigen. Jadi
kesimpulannya massa besi sebelum berkarat sama dengan massa besi berkarat ditambah
dengan oksigen yang diikat.
Berdasarkan hasil penjelasan tentang prestasi dan kontribusi Al-Majriti dalam
bidang kimia dan astronomi, kita dapat mengimplikasikannya dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). Berikut beberapa implikasi yang dapat diambil daei kisah
Al-Majriti terhadap proses pembelajaran:
- Melatih ketelitian dan kecermatan siswa dalam melakukan eksperimen
Proses belajar mengajar dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan alam tidak
akan lepas dari kegiatan bereksperimen. Karena hakikatnya IPA adalah ilmu yang
menuntut kita untuk berani mencoba dan meneliti apapun yang ada di alam.
Pelaksanaan eksperimen ini akan melatih siswa untuk dapat menyimpulkan fakta-
fakta berdasarkan inormasi yang diperoleh secara mandiri dan dapat melatih
siswa untuk berfikir induktif untuk menarik kesimpulan berdaarkan fakta-fakta
11
yang didapat dari hasil percobaan. Melalui eksperimen, siswa juga dapat melatih
kecermatan dan ketelitian.
Hal ini sesuai dengan keteladanan yang dapat kita ambil dari ilmuwan Al-
Majriti, beliau begitu cermat an sangat teliti dalam melakukan eksperimen guna
menemukan suatu hal baru. Contohnya saja dalam penelitian beliau tentang
kekekalan massa, beliau begitu cermat dan teliti dalam menggunakan merkuri
sesuai takaran, menimbang bahan praktikum hingga dengan cermat mengamati
setiap perubahan yang terjadi sampai merkuri beubah menjadi bubuk berwarna
merah.
- Melatih siswa untuk menjadi pribadi yang memiliki sifat sabar dan tidak
putus asa.
Al-Majriti memiliki sumbangsih yang besar dalam ilmu astronomi dan
kimia. Dalam perjalanannya untuk menemukan penemuan-penemuan dalam
bidang astronomi dan kimia, tidak jarang Al-Majriti memperoleh kegagalan,
namun beliau memiliki sifat yang sabar dan tidak mudah putus asa, sehingga
beliau dapat menemukan suatu hal baru. Hal ini dapat kita lihat ketika beliau
berusaha menemukan teori kekekalan massa, beliau melakukan eksperimen
selama tiga tahun lamanya untuk bisa menemukan konsep kekekalan massa.
Keteladanan ini perlu dicontoh oleh siswa masa kini terutama dalam
melaksanakan proses pembelajaran IPA. Dalam pembelajran IPA, tidak pernah
lepas dari percobaan-percobaan untuk membuktikan suatu konsep atau
membuktikan fakta-fakta. Untuk melakukan eksperimen dalam IPA kita dituntut
untuk sabar dan tidak mudah putus asa atau tidak mudah menyerah. Karena tidak
jarang dalam melakukan eksperimen kita mengalami kegagalan. Ketika
mengalami suatu kegagalan, kita dianjurkan untuk senantiasa sabar dan terus
mecoba. Karena terkadang, kegagalan dalam bereksperimen karena ulah kita
sendiri, misalnya saat praktikum kalor, kita kurang teliti dalam membaca skala
pada termometer.
12
REFERENSI
Pingree, D. (1980). Some of the Sources of the Ghāyat al-hakīm. Journal of the Warburg
and Courtauld Institutes, 1-15.
Samsó, J. (1980). Maslama al-Majriti and the Alphonsine Book on the Construction of the
Astrolabe. Journal for the History of Arabic Science Aleppo, 4(1), 3-8.
13