Anda di halaman 1dari 11

Biografi Al Khawarizmi - Penemu Aljabar dan Angka Nol

Biografi Al Khawarizmi - Atau bernama lengkap Abu Ja'far Muhammad


bin Musa. beliau lahir pada tahun 780 M di Khwarizmi dan
meninggal sekitar tahun 847 M,kota kecil di pinggiran Sungai
Oxus, Uzbekistan. Ia dipanggil sebuah dengan sebutan al-
Khawarizmi untuk menunjukkan tempat kelahirannya. Di Barat,
terutama Eropa, ia dikenal dengan nama Algoarismi, Algorism, atau
Algoritma. Ketika al-Khawarizmi masih kecil, kedua orang tuanya
pindah dari Uzbekistan menuju Baghdad, Irak. Pada masa itu, Irak
berada di bawah pemerintahan Khalifah al-Ma'mun (813-833).

Al-Khawarizmi terkenal dengan teori Algoritmanya. Selain itu, ia


juga menciptakan teori matematika lain. Misalnya, aljabar, yang
disebut aritmetika (ilmu hitung) oleh para ilmuwan Barat. Pada
masa itu, aljabar menggunakan angka-angka Arab. Aljabar diambil
dari kata depan judul buku yang dikarangnya, yaitu al-Jabr wa al-
Muqabilah. Dalam buku ini, ia merumuskan dan menjelaskan secara
detail Tabel Trigonometri. Tak hanya itu, buku tersebut juga
memperkenalkan sejumlah Teori Kalkulus Dasar. Kehebatan al-
Khawarizmi lainnya adalah ia tidak hanya mampu mengenali suatu
hal sebagai subyek, tapi juga mampu menyelesaikan masalah yang
ada dalam subyek tersebut. Atas kontribusinya itu, al-Khawarizmi
dianggap sebagai tokoh paling penting dalam sejarah perkembangan
ilmu Matematika, terutama Aljabar. Dia adalah ilmuwan muslim
pertama yang terkenal di bidang ini. Sebuah karangan al-
Khawarizmi yang dianggap penting dan telah disalin dalam bahasa
Latin adalah Trattari d'Arithmetica. Buku tersebut membahas
beberapa soal hitungan, asal-usul angka, dan sejarah angka-angka
yang sekarang ini kita gunakan. Trattari d'Arithmetica
diterbitkan pada tahun 1857 di Roma.
Pada era Copernicus, seseorang tidak bisa disebut sebagai ahli
Matematika jika tidak mampu menganalisa karya ilmiah para ahli
Matematika terdahulu. Oleh karena itu, para ahli pada masa itu
berlomba-lomba menyalin beberapa contoh praktis untuk dianalisa,
misalnya tentang perhitungan ketinggian gunung, kedalaman lembah,
dan jarak antara dua buah obyek, atau permukaan yang tidak rata.
Al-Khawarizmi sendiri menganalisa dan mengoreksi kesalahan yang
terdapat dalam sebuah tulisan mengenai aljabaar karya Diophantus
dari Yunani (250 SM). Ia menjelaskan kembali teori ciptaan
Diophantus, sebelum kemudian mengembangkannya. Selain itu, ia
juga menambahkan beberapa rumus lain, seperti rumus segitiga, dan
menyusun daftar Logaritma.

Al-Khawarizmi juga menghasilkan karya di bidang astronomi. Ia


membuat sebuah tabel yang khusus mengelompokkan ilmu perbintangan
ini. Pada awal abad XII, sejumlah karya al-Khawarizmi
diterjemahkan dalam bahasa Latin oleh Adelard of Bal dan Gerard
of Cremona. Selanjutnya, karya al-Khawarizmi versi bahasa Latin
tersebut diterjemahkan lagi dalam sejumlah bahasa yang digunakan
di Eropa. Terakhir, karya tersebut diterjemahkan dalam bahasa
Cina. Beberapa universitas di Eropa menggunakan buku karya al-
Khawarizmi sebagai bahan acuan dan buku teks pelajaran untuk para
mahasiswanya hingga memasuki pertengahan abad XVI.
KARYA - KARYA AL KHAWARIZMI
1. Al-Jabr wa’l Muqabalah : beliau telah mencipta pemakaian
secans dan tangens dalam penyelidikan trigonometri dan
astronomi.

2.Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah : Beliau


telah mengajukan contoh-contoh persoalan matematika dan
mengemukakan 800 buah masalah yang sebagian besar merupakan
persoalan yang dikemukakan oleh Neo. Babylian dalam bentuk
dugaan yang telah dibuktikan kebenarannya oleh al-Khawarizmi.

3.Sistem Nomor : Beliau telah memperkenalkan konsep sifat dan


ia penting dalam sistem Nomor pada zaman sekarang. Karyanya
yang satu ini memuat Cos, Sin dan Tan dalam penyelesaian
persamaan trigonometri, teorema segitiga sama kaki dan
perhitungan luas segitiga, segi empat dan lingkaran dalam
geometri.

Banyak lagi konsep dalam matematika yang telah diperkenalkan


al-khawarizmi. Bidang astronomi juga membuat al-Khawarizmi
terkenal. Astronomi dapat diartikan sebagai ilmu falaq
pengetahuan tentang bintang-bintang yang melibatkan kajian
tentang kedudukan, pergerakan, dan pemikiran serta tafsiran
yang berkaitan dengan bintang.

Referensi
1. http://serunaihati.blogspot.com/2012/08/biografi-al-
khawarizmi-bapak-matematika.html
2. http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/01/biografi-al-
khawarizmi.html
Nama Asli dari al-Khawarizmi ialah Muhammad Ibn Musa al-khawarizmi. Selain itu beliau dikenali sebagai Abu
Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff. Al-Khawarizmi dikenal di Barat sebagai al-Khawarizmi, al-
Cowarizmi, al-Ahawizmi, al-Karismi, al-Goritmi, al-Gorismi dan beberapa cara ejaan lagi. Beliau dilahirkan di
Bukhara.Tahun 780-850M adalah zaman kegemilangan al-Khawarizmi. al-Khawarizmi telah wafat antara tahun
220 dan 230M. Ada yang mengatakan al-Khawarizmi hidup sekitar awal pertengahan abad ke-9M. Sumber lain
menegaskan beliau hidup di Khawarism, Usbekistan pada tahun 194H/780M dan meninggal tahun 266H/850M di
Baghdad.

Dalam pendidikan telah dibuktikan bahawa al-Khawarizmi adalah seorang tokoh Islam yang berpengetahuan
luas. Pengetahuan dan keahliannya bukan hanya dalam bidang syariat tapi di dalam bidang falsafah, logika,
aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah Islam dan kimia.

Al-Khawarizmi sebagai guru aljabar di Eropa

Beliau telah menciptakan pemakaian Secans dan Tangen dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi. Dalam
usia muda beliau bekerja di bawah pemerintahan Khalifah al-Ma’mun, bekerja di Bayt al-Hikmah di Baghdad.
Beliau bekerja dalam sebuah observatory yaitu tempat belajar matematika dan astronomi. Al-Khawarizmi juga
dipercaya untuk memimpin perpustakaan khalifah. Beliau pernah memperkenalkan angka-angka India dan cara-
cara perhitungan India pada dunia Islam. Beliau juga merupakan seorang penulis Ensiklopedia dalam berbagai
disiplin. Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh yang pertama kali memperkenalkan aljabar dan hisab. Banyak lagi
ilmu pengetahuan yang beliau pelajari dalam bidang matematika dan menghasilkan konsep-konsep matematika
yang begitu populer yang masih digunakan sampai sekarang.

PERANAN DAN SUMBANGAN AL-KHAWARIZMI

Sumbangsihnya dalam bentuk hasil karya diantaranya ialah :

1. Al-Jabr wa’l Muqabalah : beliau telah mencipta pemakaian secans dan tangens dalam penyelidikan
trigonometri dan astronomi.

2.Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah : Beliau


telah mengajukan contoh-contoh persoalan matematika dan mengemukakan 800 buah masalah yang sebagian
besar merupakan persoalan yang dikemukakan oleh Neo. Babylian dalam bentuk dugaan yang telah dibuktikan
kebenarannya oleh al-Khawarizmi.

3.Sistem Nomor : Beliau telah memperkenalkan konsep sifat dan ia penting dalam sistem Nomor pada zaman
sekarang. Karyanya yang satu ini memuat Cos, Sin dan Tan dalam penyelesaian persamaan trigonometri ,
teorema segitiga sama kaki dan perhitungan luas segitiga, segi empat dan lingkaran dalam geometri.

Banyak lagi konsep dalam matematika yang telah diperkenalkan al-khawarizmi . Bidang astronomi juga membuat
al-Khawarizmi terkenal. Astronomi dapat diartikan sebagai ilmu falaq [pengetahuan tentang bintang-bintang yang
melibatkan kajian tentang kedudukan, pergerakan, dan pemikiran serta tafsiran yang berkaitan dengan bintang].

Pribadi al-Khawarizmi

Kepribadian al-Khawarizmi telah diakui oleh orang Islam maupun dunia Barat. Ini dapat dibuktikan bahawa
G.Sarton mengatakan bahwa“pencapaian-pencapaian yang tertinggi telah diperoleh oleh orang-orang Timur….”
Dalam hal ini Al-Khawarizmi. Tokoh lain, Wiedmann berkata…." al-Khawarizmi mempunyai kepribadian yang
teguh dan seorang yang mengabdikan hidupnya untuk dunia sains".

Beberapa cabang ilmu dalam Matematika yang diperkenalkan oleh al-Khawarizmi seperti: geometri, aljabar,
aritmatika dan lain-lain. Geometri merupakan cabang kedua dalam matematika. Isi kandungan yang
diperbincangkan dalam cabang kedua ini ialah asal-usul geometri dan rujukan utamanya ialah Kitab al-
Ustugusat[The Elements] hasil karya Euklid : geometri dari segi bahasa berasal daripada perkataan yunani iaitu
‘geo’ yang berarti bumi dan ‘metri’ berarti pengukuran. Dari segi ilmu, geometri adalah ilmu yang mengkaji hal
yang berhubungan dengan magnitud dan sifat-sifat ruang. Geometri ini dipelajari sejak zaman firaun [2000SM].
Kemudian Thales Miletus memperkenalkan geometri Mesir kepada Yunani sebagai satu sains dalam kurun abad
ke 6 SM. Seterusnya sarjana Islam telah menyempurnakan kaidah pendidikan sains ini terutama pada abad
ke9M.

Algebra/aljabar merupakan nadi matematika. Karya Al-Khawarizmi telah diterjemahkan oleh Gerhard of Gremano
dan Robert of Chaster ke dalam bahasa Eropa pada abad ke-12. sebelum munculnya karya yang berjudul ‘Hisab
al-Jibra wa al Muqabalah yang ditulis oleh al-Khawarizmi pada tahun 820M. Sebelum ini tak ada istilah aljabar.
AL KHWARIZMI
(800 – 847)
Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa Al-Khwarizmi adalah seorang matematikawan Muslim. Namanya
merujuk tempat kelahiran di timur Laut Kaspia, berdekatan dengan Delta Oxus ( Amu Dar’ya) di atas
Laut Aral wilayah Baghdad, pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Penulis sejarah
matematika, George Sarton mengungkap bahwa Al-Khwarizmi adalah seorang ilmuan muslim terbesar
dan terbaik, hingga menggolongkan periode antara abad IV – V sebagai Zaman Al-
Khwarizmi.Sementara E.Wiedermann mengatakan tugasnya adalah mengungkapkan bahwa pribadi
Al-Khwarizmi sebagai seorang ilmuan jenius. Smith dan Karpinski menggambarkan pribadi Khwarizmi
sebagai:
..tokoh terbesar pada masa keemasan Baghdad, salah seorang penulis Muslim yang menggabungkan

ilmu matematika klasik barat dan timur, mengklasifikasikan dan akhirnya membangkitkan kesadaran

dataran Eropa. Pria ini adalah… peneliti besar dan sumbangsihnya terhadap ilmu aljabar dan

arithmatika sangat besar. (David Eugene Smith dan Karpinski, 1911, The Hindu-Arabic

Numerals, Boston and London: Ginn and Co.Publishers, 4-5).


RIWAYAT HIDUP dan KARYANYA
Al-Khwarizmi diperkirakan hidup di pinggiran Baghdad pada masa Khalifah al-Ma’mun (813 – 833)
zaman Abasiyah, sebagai anggota Bayt al Hikma Baghdad yang meneliti ilmu-ilmu pengetahuan dan
terjemah yang didirikan ayah al-Ma’mun. Pada masa Al-Khwarizmi hidup pula tokoh lain yang juga
ahli astronomi dan matematika seperti, Abu Ja’far Muhammad ibn Musa al-Khwarizmi, salah satu dari
tiga serangkai ‘Banu Musa ibn Shakir’ selain Abdullah dan al-Khwarizmi sendiri. Hampir sebagian
besar kesuksesan yang dicapai al-Khwarizmi, seperti tulisan tentang astronomi dan aljabar
didedikasikan untuk al-Ma’mun. Di pihak lain, Khalifah yang dikenal juga seorang ilmuan tokoh
pengetahuan dan sahabat al-Khwarizmi ini memberikan perhatian pada karya al-Khwarizmi dan
memberikan berbagai penghargaan.
Al-Khwarizmi kemungkinan besar adalah satu-satunya ahli astronomi yang diikutsertakan dalam
proyek pimpinan al-Ma’mun untuk mengukur panjang satu derajat lingkar bumi sepanjang garis
busur. Sejak dia mengetahui bahwa bumi berbentuk seperti bola, suatu nilai yang akurat untuk
mengetahui lingkar bumi telah dicapai, yaitu panjang satu derajat dikalikan dengan 360.
Al-Khwarizmi diungkapkan mencoba untuk membuat ramalan tentang masa hidup Nabi Muhammad
SAW melalui ilmu astronomi. Dia hitung secara cermat waktu Nabi dilahirkan. Ia termasuk salah
seorang ahli perbintangan yang bekerjasama membuat sebuah Peta Dunia untuk memenuhi
permintaan al-Ma’mun, lalu terkenal dalam pembuatan Peta Ptolemy.
Sebagai “Bapak Ilmu Pengetahuan Aljabar” dia menulis buku berjudul Algebra, yang kemudian
diklasifikasi oleh para sejarawan matematika sebagai Dasar-dasar Pengetahuan Matematika. Al-
Khwarizmi adalah orang yang pertama kali memperkenalkan ilmu aljabar dalam suatu bentuk dasar
yang dapat diterapkan dalam hidup sehari-hari. Hal ini berbeda dengan konsep aljabar Diophantus
yang lebih cenderung menggunakan aljabar untuk aplikasi teori-teori bilangan. Penamaan tersebut
bukan berasal dari tulisan karya Al-Khwarizmi dan bukan “Aritmatika” yang merupakan tulisan Diophantus.
Para ahli ilmu pasti kuno (termasuk Yunani) mempertimbangkan bilangan sebagai suatu besaran. Ini terjadi
ketika Al-Khwarizmi memberi pemahaman angka sebagai sebuah hubungan murni di era modern dimana ilmu
pengetahuan aljabar salah satu bagiannya.
Karya Al-Khwarizmi berjudul Kitab al-Jabr w’al-muqabalah (The Book of Restoring and
Balancing) menjadi titik awal aljabar dalam dunia Islam. Kata aljabar ini digunakan di dunia Barat
untuk obyek yang sama. Menurut Kasir (1931), kata aljabar berasal dari tulisan Al-Khwarizmi yang
mencantumkan ’al-jab’ sebagai judulnya. Tulisan ini diterjemahkan (abad XII) ke dalam bahasa Latin
oleh Gerhard Cremona dan Robert Chester, dimana buku ini digunakan sebagai buku wajib
matematika dasar di Eropa hingga abad XVI.
Pengaruh lain yang berkait dengan ilmu matematika adalah suku kata ”algoritm” yang dikonotasi
sebagai sebuah prosedur baku dalam menghitung sesuatu. Kata ini berasal dari perubahan versi Al-
Khwarizmi ke versi Latin ‘algorismi’, ‘algorism’ dan akhirnya menjadi ’algorithm’. Angka yang tertera
dalam setiap halaman tulisan adalah salah satu bukti peran Al-Khwarizmi dalam aritmatika. Tulisan
aritmatika berbahasa Arab yang pertama kali diterjemah ke bahasa Latin berperan penting dalam
perkembangan bilangan Arab dan sistem bilangan yang diterapkan saat ini. Bahwa penggunaan
sistem bilangan Arab dan notasi penulisan basis sepuluh, telah diperkenalkan oleh Al-Khwarizmi,
dapat dikatakan sebagai suatu revolusi perhitungan di abad pertengahan bagi bangsa Eropa.
ARITMATIKA
Karya aritmatika Al-Khwarizmi berjudul “Kitab al-jam wa’l-tafriq bi-hisab al-Hid(Book of Addition
and Subtraction by the Method of Calculation) kemungkinan ditulis setelah
mengerjakan Algebra. Edisi bahasa Arab telah hilang, tapi versi Latin ditemukan tahun 1857 di
perpustakaan Universitas Cambridge, diyakini merupakan karya Al-Khwarizmi yang diterjemahkan
Adelard of Bath pada abad XII. Buku ini diterbitkan oleh B. Boncompagni dengan judul Algoritmi de
numero indorum (Roma, 1857) dan lalu oleh Kurt Vogel dengan judul Mohammed ibn Musa
Alchwarizmi’s Algorithmus (Aalen, 1963). Karya ini dikenal pelajaran pertama yang ditulis dengan
menggunakan sistem bilangan desimal, merupakan titik awal pengembangan matematika dan sains.
Pelajar di Eropa mengaitkan Al-Khwarizmi dengan ‘new aritmetic’ yang akhirnya menjadi basis notasi
angka, dimana penulisan angka Arab dikenal dengan istilah ’algorism’ atau ’algorithm’.
Hasil karya Al-Khwarizmi menjadi penting karena merupakan notasi pertama menggunakan basis
angka Arab dari 1 sampai 9,0 dan pola nilai-penempatan. Ini dilengkapi pula dengan aturan-aturan
yang diperlukan dalam bekerja denga menggunakan bilangan notasi Arab dan penjelasan tentang
empat basis operasi perhitungan, yaitu; penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Ini
juga mengakomodir bentuk-bentuk penulisan angka yang lazim digunakan, yaitu penulisan dengan
enam digit desimal dan penggunaan tanda akar.
Diantara serangkaian notasi bilangan Arab yang diperkenalkan Al-Khwarizmi, tidak terlalu signifikan
dibanding notasi nol digit. Tanpa keberadaan bilangan nol tabel-tabel yang memiliki kolom dalam
satuan puluhan, ratusan dan selanjutnya diperlukan untuk menempatkan satu satuan bilangan sesuai
fungsinya. Notasi nol disimbolkan dengan sebuah ruang kosong dalam satu rangkaian angka, bentuk
lingkaran kecil ini sebenarnya merupakan salah satu temuan matematika yang terbesar. Notasi nol
juga membuka jalan bagi konsep penulisan bentuk positif dan negatif dalam aljabar.
ALJABAR
Buku “Kitab al-jam wa’l-tafriq bi-hisab al-Hid” yang ditulis Al-Khwarizmi antara tahun 813- 833 berkait
dengan teori persamaan linier dan kuadrat dengan satu variabel yang tak diketahui sebagaimana
dasar perhitungan yang terkait bilangan binominal dan trinominal. Karya Al-Khwarizmi ini diyakini
merupakan buku pertama dalam sejarah dimana istilah aljabar muncul dalam konteks disiplin ilmu,
lebih jauh dipertegas dalam pembukaan, formulasi dan kosakata yang secara teknis adalah kosakata
baru.
Ilmu pengetahuan aljabar sendiri merupakan penyempurnaan terhadap pengetahuan yang telah
dicapai bangsa Mesir dan Babylonia. Kedua bangsa ini telah memiliki catatan yang berhubungan
dengan masalah aritmatika aljabar dan geometri pada permulaan 2000 SM. Di dalam Arithmatica of
Diophantus tercatat tentang persamaan quadrat, namun belum terbentuk secara sistematis, karena
itu sebelum Al-Khwarizmi aljabar tak serius dan sistematis dipelajari. Meski begitu terdapat
perdebatan bahwa Al-Khwarizmi berkiblat pada ilmu matematika Yunani, dan yang lain menyebut
bangsa India dan Babylonialah inspirator karya Al-Khwarizmi. Pertentangan opini itu tak mampu
membuktikan adanya hubungan antara karya Al-Khwarizmi dengan sumber-sumber yang diperkirakan
sebelumnya. Sejarawan matematika mengakui, bahwa mustahil jika mereka ”… terfokus pada
keaslian konsep dan model aljabar oleh Al-Khwarizmi, yang tidak diangkat dari konsep aritmatika
sebelumnya, juga bukan dari karya Diophantus ”.
Bagian pertama tulisan Al-Khwarizmi menekankan teori-teori yang berkait dengan subyeknya,
memberi penerangan terhadap terminologi penulisan dan konsep penulis. Bagian kedua, penekanan
pada prosedur normal yang mensahkan penggunaan perhitungan praktis untuk direduksi dengan
dasar-dasar aljabar. Bagian akhir berkenaan aplikasi aljabar bidang perdagangan, penelitian
lapangan, pengukuran geometri dan aplikasi hukum waris Islam.
Dalam karya Algebra, ia gunakan istilah jadhr (roo) yang berasal dari istilah radix / root,untuk
penekanan awal. Menurut David E. Smith, ide pencatuman kata ’akar’ dalam istilah matematika
karena awalnya selalu ditulis dalam tulisan Arab. Terjemah edisi Latin menyebut radix sebagai istilah
umum warisan peradaban Romawi yaitu Latus. Radix (root) berasal dari kata jadhr dalam bahasa
Arab, sedang Latus (side) merupakan sisi dari suatu persegi geometri. Istilah ini tak memiliki sinonim
dalam bahasa Yunani, sebagai contoh, Diophantus menamakan suatu kumpulan dengan istilah the
numberyang diartikan suatu kelompok besar dari satu satuan. Al-Khwarizmi menggunakan
istilah mal yang dimaksud adalah pengganti square yang tak dapat diketahui meski terkadang
digunakan untuk pengganti istilah thing. Persamaan lain yang digunakan secara khusus adalah
istilah simple number yang disebut sebagai dirham.
Dengan menggunakan ketiga istilah tersebut, Al-Khwarizmi membuat dalil bahwa semua jenis
masalah yang ada dapat digolongkan pada salah satu dari enam persamaan dasar seperti di bawah
ini:
1. Akar sama dengan bilangan (bx = c).
2. Mal sama dengan akar (ax2 = bx).
3. Mal sama dengan bilangan (ax2 = c).
4. Bilangan dan mal sama dengan akar (c + ax2 = bx).
5. Bilangan sama dengan akar ditambah mal (c = bx + ax2).
6. Mal dama dengan bilangan ditambah akar (ax2 = c + bx).
Poin pertama dalam persamaan dasar adalah membuat kelengkapan identifikasi terhadap
kasus sederhana pada tingkat pertama. Keenam persamaan tersebut menunjukkan bahwa Al-
Khwarizmi tidak mengenal keberadaan bialangan negatif atau bilangan nol sebagai suatu koefisien.
Jika diamati dari karyanya, dia tidak mencantumkan penandaan simbol tetapi menjabarkan
segalanya, termasuk bilangan-bilangan dalam bentuk perkataan. Al-Khwarizmi mengenalkan bahwa
terdapat dua hasil dari akar quadrat, tetapi ia hanya menuliskan nilai positif, yang mungkin dapat
menjadi hasil irasional.
Al-Khwarizmi membuat aturan (aljabar dan al-muqabalah) untuk menyelesaikan masing-masing dari
keenam persamaan dan memberi penjelasan lengkap untuk memperkecil persoalan terhadap masing-
masing bentuk persamaan. Dalam bahasa matematika, istilah aljabar (pemulihan) lebih cenderung
mengacu kepada pengertian suatu nilai positif, seperti contoh di dalam aljabar:
x2 = 40x – 4x2 dapat diubah menjadi bentuk aljabar 5x2 = 40x
Contoh lain dari buku Al-Khwarizmi adalah:
50 + x2 = 29 + 10x
Dengan proses al-muqabalah, direduksi menjadi
21 + x2 = 10x.
Kedua operasi tersebut digabungkan dengan operasi aritmatika seperti perkalian, penambahan,
pengurangan, dan pembagian dari bilangan nominal dan binominal sebagaimana konsep dasar dari
perhitungan konsep quadrat yaitu dapat menyelesaikan berbagai masalah yang ada dalam
karya Algebra Al-Khwarizmi. Selanjutnya dari buku tersebut Al-Khwarizmi memberi contoh
penyelesaian bentuk ketiga yang digabung dengan persamaan quadrat, serta jenis persamaan yang
berbeda dengan bantuan angka-angka memakai ide keseimbangan permukaan.
Pengaruh Karya Algebra
Ahli matematika pada masa Al-Khwarizmi dan saat ini memberi opini tentang Algebra, antara lain
Ibnu Turk, Thabit ibn Qurra, al-Sidnani, Sinan ibn al-Fath, Abu Kamil dan Abu al-Wafa al-Buzjani.
Karya Algebra juga populer di Barat pada awal abad XII ketika para pelajar Eropa mulai menerjemah
dari bahasa Arab ke bahasa Lain, seperti Johannes Hispalensis (fl.1140), Gherardo of Cremona (1114
– 1187), Adelard of Bath (fl.1120) dan Robert of Chester (fl.1150).
Robert Bacon (1214 – 1294) dan Vincent de Beauvais (sekitar 1275) menjadikan karya Al-Khwarizmi
sebagai referensi dan mengambil beberapa istilah yang ditemukan di buku itu, demikian pula Albertus
Magnus (1208 – 1280) mengacu tabel yang ditulis Al-Khwarizmi. Sejarawan F. Woepcke menyebut
bahwa Leonardo Fibonacci mengutip model Al-Khwarizmi untuk contoh soal tapi sebagian dari kasus
tersebut kemungkinan berasal dari Abu Kamil, tokoh dimana Fibonacci mengutip sebagian masalah
dalam aljabar.
Buku Algebra memberi kesan mendalam pada karya Regiomontanus (1436 – 1476), tidak saja
mengacu pada akar quadrat (ars rei et census) tetapi juga menggunakan teknik pengungkapan
tertentu; ’restaurare defactus’ sebagai suatu contoh, dengan cara sama yang persis dengan
pemahaman dalam aljabar. Karpinski mencantumkan, kopi naskah Algebra yang ditampilkan dalam
kumpulan tulisan Plimpton menyerupai tulisan tangan dan pemakaian singkatan yang digunakan
Regiomontanus (Johannes Mueller). Bahwa pengarus karya Al-Khwarizmi sangat besar pada naskah
negara-negara Barat dan Latin yang terlihat pada format tulisan dasar-dasar aljabar yang dipelajari di
Eropa.
Kesimpulan
Sepeninggal Al-Khwarizmi, keberadaan karyanya beralih kepada komunitas Islam termasuk cara
menjabarkan bilangan dalam metode perhitungan, bilangan pecahan; pengetahuan aljabar yang
merupakan suatu warisan untuk menyelesaikan persoalan perhitungan; dan rumusan lebih akurat dari
yang pernah ada sebelumnya.
Di dunia Barat, ilmu matematika lebih banyak dipengaruhi oleh karya Al-Khwarizmi dibanding karya
penulis abad pertengahan. Masyarakat modern saat ini berhutang budi pada Al-Khwarizmi dalam hal
penggunaan bilangan Arab. Notasi penempatan bilangan dengan basis 10, penggunaan bilangan
irasional, dan diperkenalkannya konsep aljabar modern membuatnya layak jadi figur penting dalam
bidang matematika di abad pertengahan. Sistem bilangan Arab yang diperkenalkannya membawa
perubahan dalam komposisi dan karakteristik matematika dan revolusi proses perhitungan di abad
pertengahan Eropa. Dengan penyatuan matematika Yunani, Hindu dan mungkin Babylonia, teks
aljabar merupakan salah satu karya Islam di jagat dunia. Disamping itu kita juga tidak melupakan
karyanya yang lain, seperti huruf-huruf aljabar, algoritma, penemuan notasi angka nol, nilai akar
bilangan merupakan bukti peran Al-Khwarizmi mengembangkan pengetahuan tentang perhitungan. []
* Dikutip fdka dari buku ”Matematikawan Muslim Terkemuka”, Mohaini Mohamed, Salemba Teknika, Jakarta,

1991:16-41). Insyaallah menyusul biografi Ibn Al-Haytham, Al-Biruni, Omar Al-Khayyami dan Al-Tusi.
Al Goritma (logaritma),begitu pemilik nama asli Muhammad bin Musa Al Khawarizmi itu di kenal. Ilmuwan Islam
ini lahir di Uzbekistan tahun 780 M.

Al Khawarizmi adalah seorang ahli matematika,astronomi,astrologi,dan geografi,ia mengabdikan sepanjang


hidupnya untuk mengajar dan menulis buku di Baghdad,Irak. Buku pertamanya,al Jabar,adalah buku pertama
yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar.

Translasi bahasa Latin dari Aritmatika yang memperkenalkan angka India,kemudian diperkenalkan sebagai
sistem penomoran posisi desimal di dunia Barat pada abad ke-12.

Ia merevisi dan menyesuaikan geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan tentang astronomi dan
astrologi.

Kontribusi beliau tak hanya berdampak besar pada matematika,tapi juga dalam kebahasaan. Kata Aljabar
berasal dari kata al Jabr,satu dari dua operasi dalam matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat,
yang tercantum dalam buku karangan Al Khawarizmi. Kata logarisme dan logaritma diambil dari kata
Algorismi,latinisasi dari nama panggilannya.

Nama Al Goritma juga diserap dalam bahasa Spanyol Guarismo dan dalam bahasa Portugis,Algarismo
yang berarti digit.

Karya Terbesar Al Khawarizmi dalam matematika,astronomi,astrologi,geografi,kartografi,sebagai pondasi


dan kemudian lebih inovatif dalam aljabar,trigonometri,dan pada bidang lain yang dia tekuni kemudian.

Pendekatan logika dan sistematis beliau dalam penyelesaian linear dan notasi kuadrat memberikan
keakuratan dalam disiplin aljabar,nama yang diambil dari nama salah satu buku beliau pada tahun 830
M,Kitab Almukhtasar fi hisab aljabr walmuqabala atau:Buku Rangkuman untuk Kalkulasi dengan
Melengkapakan dan Menyeimbangkan’,

Buku ini tercatat sebagai buku pertama Al Khawarizmi yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada
abad ke-12.
Seperti yang tertera di halaman id.wikipedia.org,Al-Khawarizmi juga menulis tentang Penanggalan Yahudi
(Risala fi istikhraj tarikh al-yahud atau Petunjuk Penanggalan Yahudi).

Buku iyu menerangkan 19 tahun siklus interkalasi,hukum yang mengatur pada hari apa dari suatu minggu
bulan Tishri dimulai yang memperhitungkan interval antara era Yahudi (penciptaan Adam) dan era
Seleucid ;dan memberikan hukum tentang bujur matahari dan bulan menggunakan Kalender Yahudi. Sama
dengan yang ditemukan oleh al-Biruni dan Maimonides.

Karya lainnya. Beberapa manuskrip Arab di Berlin,Istanbul,Tashkent,Kairo dan Paris berisi pendekatan
material yang berkemungkinan berasal dari Al Khawarizmi. Manuskrip di Istanbul berisi tentang
sundial,karya lain,seperti determinasi arah Makkah adalah salah satu astronomi sferik.

Dua karya berisi tentang pagi (Ma’rifat sa’at almashriq fi kull balad). Beliau juga menulis 2 buku tentang
penggunaan dan perakitan astrolab. Ibnu Al-Nadim dalam Kitab al-Fihrist (sebuah indeks dari bahasa
Arab) juga menyebutkan Kitab ar-Ruama (buku sundial) dan Kitab al-Tarikh (buku sejarah) tapi 2 kitab
tersebut telah hilang.

Pengaruhnya dalam perkembangan matematika,astronomi dan geografi tidak diragukan lagi dalam catatan
sejarah. Pendekatan yang dipakainya menggunakan pendekatan sistematis dan logis.

Dia memadukan pengetahuan dari Yunani dengan Hindu ditambah idenya sendiri dalam mengembangkan
matematika. Al Khwarizmi mengadopsi penggunaan angka nol,dalam ilmu aritmetik dan sistem desimal.

Beberapa bukunya banyak diterjemahkan kedalam bahasa latin pada awal abad ke-12,oleh dua orang
penerjemah terkemuka yaitu Adelard Bath dan Gerard Cremona. Risalah-risalah aritmetikanya,seperti
Kitab Al Jam’a wal Tafreeq bil Hisab al Hindi,Algebra,Al-Maqala fi Hisab-al Jabr wa-al-Muqabilah,hanya
dikenal dari translasi berbahasa latin. Buku-buku itu terus dipakai hingga abad ke-16 sebagai buku
pegangan dasar oleh universitas-universitas di Eropa.

Buku geografinya berjudul Kitab Surat al Ard yang memuat peta-peta dunia pun telah diterjemahkan
kedalam bahasa Inggris.

Buah pikir Khwarizmi di bidang geografi juga sangat mengagumkan. Dia tidak hanya merevisi pandangan
Ptolemeus dalam geografi tapi malah memperbaiki beberapa bagiannya. Tujuh puluh orang geografer
pernah bekerja dibawah kepemimpinan Al khwarizmi ketika membuat peta dunia pertama di tahun 830.

Ia dikisahkan pernah pula menjalin kerjasama dengan Khalifah Mamun Al-Rashid ketika menjalankan
proyek untuk mengetahui volume dan lingkar bumi. Beliau wafat pada tahun 850 M.

Anda mungkin juga menyukai