perhatian dunia dalam berbagai disiplin ilmu. Ia adalah Muhammad Ibn Musa
Al khawarizmi atau lebih dikenal dengan nama Al-Khawarizmi. Lewat
karyanya al-Jabr wa al-Muqobalah, dunia ilmu pengetahuan memberi ia gelar
“Bapak Aljabar”. Beliau seorang Muslim berkebangsaan Persia. Beliau
merupakan ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi. Kehidupan
beliau dihabiskan dengan mengukir karya-karyanya terutama di bidang sains.
Kehebatan Al-Khawarizmi telah diakui oleh dunia Islam maupun barat dengan
berbagai karyanya. Selain mengabdikan diri di bidang sains, beliau juga orang
yang aktif dalam pendidikan. Beliau pernah menjadi dosen di Sekolah
Kehormatan Baghdad, Irak. Banyak tokoh sains yang mengakui seorang Al-
Khawarizmi sebagai ilmuwan cerdas.
Tidak banyak kisah detail tentang kehidupan masa kecil Khawarizmi. Tempat
lahirnya pun masih mengundang perdebatan hingga sekarang. Menurut
sejarawan Ibn al-Nadim, Khwarizmi lahir di Khwarezm, daerah yang dulu
merupakan kawasan Persia. Di era modern, kawasan ini menjadi Khiva,
Uzbekistan.
Ada pula yang menyebut Khwarizmi lahir di Qutrubbull, sebuah daerah di
antara Sungai Tigris dan Eufrat, tak jauh dari Bagdad. Khwarizmi disebut lahir
pada tahun 780M. Tak hanya perkara tempat lahir, soal kepercayaan
Khwarizmi pun banyak mengundang perdebatan.
Gerald Toomer dalam Dictionary of Scientific Biography menyebut Khwarizmi
menyandang julukan al-Majusiyy, alias Majusi. Ini adalah sebutan untuk
penganut agama Zoroastrianisme. Teori yang merujuk pada sejarawan al-
Tabari ini masuk akal. Sebab agama Zoroastrianisme ini memang tumbuh pesat
di Persia, sebelum akhirnya perlahan memudar saat tentara muslim menguasai
Persia pada 651 di bawah komando Umar Bin Khattab.
Namun, teori Toomer ini dibantah oleh Roshdi Rashed dalam artikel al-
Khwarizmi's Concept of Algebra (dimuat dalam buku Arab Civilization:
Challenges and Responses, 1988). Menurut Roshdi, Toomer salah memahami
tata bahasa al- Tabari. Sewaktu diminta mengumpulkan nama astronom, al-
Tabari menulis Muhammad Ibn Musa al-Khwarizmi al-Majusi al-Qutrubbulli.
Menurut Roshid, itu adalah nama dua orang, yakni al-Khwarizmi dan al-Majusi
"Seharusnya ini tak perlu dibahas jika tak ada beberapa kesalahan terkait
biografi dan penjelasan tentang al-Khwarizmi, termasuk asal-usul ilmunya,"
tulis Rashid. Ia juga menyebut bahwa Toomer "dengan percaya diri dan naif
membuat bangunan kisah fantasi yang salah besar." Meski demikian, tak ada
yang menyangkal bahwa Khwarizmi lahir di era yang tepat.
Saat itu, Harun al-Rashid menjadi khalifah kelima dari dinasi Abbasiyah. Harun
memerintah dari Bagdad. Ia menjadikan Bagdad sebagai pusat pemerintahan,
juga episentrum ilmu pengetahuan. Saat Harun meninggal pada 809, anaknya,
al-Ma'mun mewarisi tampuk kekuasaan setelah perang saudara melawan
kakaknya. Ma'mun juga mewarisi kecintaan terhadap ilmu pengetahuan.
Al-Khawarizmi menekuni hampir seluruh pekerjaannya antara 813-833 M.
Setelah Islam masuk ke Persia, Baghdad menjadi pusat ilmu dan perdagangan,
dan banyak pedagang dan ilmuwan dari Cina dan India berkelana ke kota ini.
Al-Khawarizmi bekerja di Baghdad pada Sekolah Kehormatan yang didirikan
oleh Khalifah Bani Abbasiyah Al-Ma’mun, tempat ia belajar Ilmu Alam dan
Matematika, termasuk mempelajari terjemahan manuskrip Sanskerta dan
Yunani,.
Pada zaman Khalifah Al Ma’mun, ilmuwan yang bernama lengkap Muhammad
Ibn Musa Al Khawarizmi ini bekerja di Baitul Hikmah di Bagdad. Di sana
berbagai ilmu Ia pelajari, seperti matematika dan astronomi. Bahkan ia
menjadi pimpinan perpustakaan milik khalifah.
Khawarizmi adalah seorang ilmuwan jenius pada masa keemasan Islam di kota
Baghdad, pusat pemerintahan Kekhalifahan Abbasiyah. Ia sangat berjasa besar
dalam mengembangkan ilmu aljabar dan aritmetika.
Sumbangan Al-Khwarizmi dalam ilmu ukur sudut juga luar biasa. Tabel ilmu
ukur sudutnya yang berhubungan dengan fungsi sinus dan garis singgung
tangen telah membantu para ahli Eropa memahami lebih jauh tentang ilmu ini.
Ia mengembangkan tabel rincian trigonometri yang memuat fungsi sinus,
kosinus dan kotangen serta konsep diferensiasi.
Buku-buku itu terus dipakai hingga abad ke-16 sebagai buku pegangan dasar
oleh universitas-universitas di Eropa. Khawarizmi meninggal pada tahun 262
H/846 M di Baghdad.
Banyak hal yang telah ditemukan beliau, yang tentunya bermanfaat bagi umat
manusia. Salah satu dan yang termashyur adalah Aljabar. Aljabar merupakan
materi yang banyak dipelajari di seluruh dunia. Aljabar adalah salah satu
cabang matematika yang mempelajari tentang pemecahan masalah
menggunakan simbol - simbol sebagai pengganti konstanta dan variabel.
Aljabar sendiri berasal dari kata “al – jabr” yang artinya penyelesaian. Al-jabar
banyak dimanfaatkan di dunia dan menjadi salah satu materi yang wajib
diajarkan di sekolah-sekolah.
Selain Aljabar, beliau juga menemukan ilmu Falaq (ilmu astronomi) yaitu ilmu
pengetahuan tentang bintang-bintang yang melibatkan kajian tentang
kedudukan, pergerakan, dan pemikiran serta tafsiran yang berkaitan dengan
bintang. Beliau pun menulis buku tentang ilmu falak yang berjudul Zīj Al-
Sindhind "tabel astronomi”. Zij Al-Sinshind adalah buku yang berisi 37 simbol
pada kalkulasi kalender astronomi dan 116 tabel dengan kalenderial,
astronomial dan data astrologial. Versi asli kitab tersebut sudah hilang (dalam
bahasa Arab) . Tetapi versi lain dalam bahasa latin masih bertahan, diabadikan
oleh astronom Spanyol bernama Maslamah al-Majrīṭī. Kitab tersebut juga
diterjemahkan oleh Adelard of Bath.