DI SUSUN OLEH:
DOSEN PENGAMPU:
RITA OKTAVINORA,S.Pd,M.Pd.
TAHUN 2022
1. Al-Khawarizmi.
Beliau dilahirkan di Bukhara. Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh Islam yang
berpengetahuan luas, bukan hanya dalam bidang syariat tapi di dalam bidang falsafah, logika,
aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah Islam dan kimia. Berikutnya Al-Biruni atau
Abu Raihan Al-Biruni merupakan matematikawan Persia, astronom, fisikawan, sarjana,
penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan guru, yang banyak
menyumbang kepada bidang matematika, filsafat, obat-obatan. Abu Raihan Al-Biruni
dilahirkan di Khawarazmi, Turkmenistan atau Khiva di kawasan Danau Aral di Asia Tengah
yang pada masa itu terletak dalam kekaisaran Persia.
Mungkin kita sudah sering mendengar istilah algoritma, Dalam kamus besar bahasa
Indonesia algoritma berarti prosedur sistematis untuk memecahkan masalah matematis dalam
langkah-langkah terbatas. Sebenarnya nama algoritma diambil dari nama julukan penemunya
yaitu al-Khawarizmi seorang matematikawan muslim yang dilahirkan di Khawarizm,
Uzbekistan.
Al-Khawarizmi (Khawarizm,Uzbekistan, 194 H/780 M-Baghdad, 266 H/850 M).
Ilmuwan muslim, ahli di bidang ilmu matematika, astronomi, dan geografi. Nama lengkapnya
adalah Abu Ja’far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi dan di barat ia lebih dikenal dengan
nama Algoarisme atau Algorisme. Dalam bukunya al-Khawarizmi memperkenalkan kepada
dunia ilmu pengetahuan angka 0 (nol) yang dalam bahasa arab disebut sifr. Sebelum
al-Khawarizmi memperkenalkan angka nol, para ilmuwan mempergunakan abakus, semacam
daftar yang menunjukkan satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya, untuk menjaga
agar setiap angka tidak saling tertukar dari tempat yang telah ditentukan dalam hitungan.
Akan tetapi, hitungan seperti ini tidak mendapat sambutan dari kalangan ilmuwan Barat
ketika itu dan mereka lebih tertarik untuk mempergunakan raqam al-binji (daftar angka arab,
termasuk angka nol), hasil penemuan al-khawarizmi. Dengan demikian angka nol baru
dikenal dan dipergunakan orang Barat sekitar 250 tahun setelah ditemukan al-Khawarizmi.
2. Al-Battani (850-923)
Al Battani (sekitar 850 – 923) adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan dari
Arab. Al Battani, lahir di Harran dekat Urfa. Beliau adalah seorang ahli astronomi dan
matematikawan dari Arab. Salah satu pencapaiannya yang terkenal adalah tentang penentuan
tahun matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik. Dalam bidang matematika, Al
Batani banyak berperan dalam hal trigonometri. Istilah, pengertian, dan sejumlah rumus sinus
dan cotangen berhasil diuraikannya dengan sempurna, lengkap dengan tabel-tabelnya dalam
bentuk derajat-derajat sudut.
Adapun persamaan trigonometri yang ditemukannya adalah:
Ia juga memecahkan persamaan sin x = a cos x dan menemukan rumus:
dan menggunakan gagasan al-Marwazi tentang tangen dalam mengembangkan
persamaan-persamaan untuk menghitung tangen, cotangen dan menyusun tabel perhitungan
tangen.
3. Al-Qalasadi
Konstribusi Alqalasadi dalam mengembangkan matematika sungguh sangat tak
ternilai. Ia sang matematikus Muslim abad ke-15, kalau tanpa dia boleh jadi manusia tidak
mengenai simbol-simbol ilmu hitung. Sejarah mencatat Alqasadi merupakan salah seorang
matematikus muslim yang berjasa mengenalkan simbol-simbol Aljabar.
Al-Qalasadi dalam mengembangkan matematika sungguh sangat tak ternilai. Ia sang
matematikus Muslim di abad ke-15, kalau tanpa dia boleh jadi dunia dunia tak mengenal
simbol-simbol ilmu hitung. Sejarang mencatat, al Qalasadi merupakan salah seorang
matematikus Muslim yang berjasa memperkenalkan simbol-simbol Aljabar. Symbol-simbol
tersebut pertama kali dikembangkan pada abad 14 oleh Ibnu al-Banna kemudian pada abad
15 dikembangkan oleh al-Qalasadi, al-Qalasadi memperkenalkan symbol-simbol matematika
dengan menggunakan karakter dari alphabet Arab [3].
Ia menggunakan wa yang berarti “dan” untuk penambahan (+), untuk pngurangan (-),
al-Qalasadi menggunakan illa berarti “kurang”. Sedangkan untuk perkalian (x), ia
menggunakan fi yang berarti “kali”. Simbol ala yang berarti ”bagi” digunakan untuk
pembegian (/).
9. Banu Musa
Banu Musa terdiri dari tiga bersaudara yang bekerja di Rumah Kebijaksanaan di
Baghdad. Risalah matematika paling terkenal mereka adalah kitab dari pengukuran pesawat
dan angka bulat, yang dianggap masalah yang sama seperti Archimedes lakukan pada
pengukuran lingkar, pada bola dan silinder.
Banu Musa melihat daerah lingkaran sedikit berbeda dari orang-orang Yunani
lakukan. Dalam penelitian mereka menerjemahkan, orang-orang Yunani memandang volume
dan area yang lebih dalam hal rasio, daripada memberikan mereka sebuah nilai angka yang
sebenarnya. Sebagian besar dari mereka berdasarkan pengukuran tersebut relatif pada ukuran
benda lain. Dalam salah satu publikasi yang masih hidup mereka Kitab marifat masakhat
al-ashkal Kitab Pengukuran Pesawat dan Angka Bulat) Banu Musa memberi volume dan luas
jumlah nilai. Ini adalah bukti bahwa tidak hanya menerjemahkan materi Yunani dan
menciptakan. Mereka benar-benar membangun konsep dan datang dengan beberapa karya
asli mereka sendiri.
Yang paling populer dari publikasi mereka adalah Kitab al-hiyal, yang sebagian besar
karya A?mad, saudara tengah, adalah sebuah buku yang penuh dengan seratus perangkat
mekanik. Ada beberapa penemuan yang nyata praktis dalam buku ini termasuk lampu dengan
mekanis redup, bolak air mancur, dan ambil clamshell. Delapan puluh dari perangkat ini
digambarkan sebagai “kapal trik” yang menunjukkan penguasaan nyata mekanika, dengan
fokus nyata pada penggunaan tekanan ringan. Beberapa perangkat tampaknya ulangan dari
karya-karya Yunani sebelumnya, tapi sisanya yang jauh lebih maju dari apa yang orang-orang
Yunani yang telah lakukan.
10. Abu Abd Allah Muhammad ibn Isa Al-Mahani
Beliau adalah salah satu penulis modern yang dikandung gagasan pemecahan teorema bantu
yang digunakan oleh Archimedes dalam proposisi keempat buku kedua dari risalah tentang
bola dan silinder aljabar.
Abu-Abdullah Muhammad bin Isa Mahani adalah seorang Muslim Persia,
matematikawan dan astronom dari Mahan, Kerman,Persia. Serangkaian pengamatan gerhana
bulan dan matahari dan konjungsi planet, yang dibuat oleh dia 853-866, ternyata digunakan
oleh Ibn Yunus. Dia menulis komentar tentang Euclid dan Archimedes, dan meningkatkan
terjemahan Ishaq bin Hunain tentang Menelaus dari Alexandria Spherics. Dia mencoba
sisa-sisa untuk memecahkan masalah Archimedes: untuk membagi bola dengan cara pesawat
menjadi dua segmen berada dalam rasio tertentu volume. Masalah yang menyebabkan
persamaanhkubik, yang disebut persamaan al-Mahani itu.