Nama : Nafidha
NIM : 2621013
Kelas :A
Jawab :
Kejayaan Islam pada abad ke-8 hingga abad ke-15 pengembangan matematika banyak
dikontribusikan oleh tokoh atau ilmuan muslim, antara lain :
1. Al-Khwarizmi: Salah satu tokoh besar matematika dalam Islam adalah Al-Khawarizmi
(nama lengkapnya adalah Abu Ja’far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi), lahir di
Bukhara. Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh Islam yang berpengetahuan luas,
memiliki wawasan dalam bidang logika, aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, dan
lain-lain. Ilmu algoritma sebenarnya nama yang diambil dari nama julukan penemunya
yaitu al-Khawarizmi. Karya terpopulernya adalah Aljabar, dan membuat kitab Al-Kitab
al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wal-Muqabalah (Kitab Aljabar) yang menjadi dasar untuk
pengembangan matematika modern. yang mendapat perhatian banyak ilmuwan yang
datang sesudahnya. Bahkan di Eropa karyanya ini menjadi literatur wajib untuk
dipelajari, bahkan karyanya ini diterjemahkan dalam berbagai bahasa, selain sangat
banyak kajian dan revisi terhadapanya. Selain itu, ia juga berkontribusi dalam
pengembangan astronomi dan ilmu pengetahuan lainnya.
Di barat ia lebih dikenal dengan nama Algoarisme atau Algorisme. Dalam bukunya al-
Khawarizmi memperkenalkan kepada dunia ilmu pengetahuan angka nol yang dalam
bahasa arab disebut sifr. Sebelum al-Khawarizmi memperkenalkan angka nol, para
ilmuwan mempergunakan abakus, semacam daftar yang menunjukkan satuan, puluhan,
ratusan, ribuan, dan seterusnya, untuk menjaga agar setiap angka tidak saling tertukar
dari tempat yang telah ditentukan dalam hitungan. Akan tetapi, hitungan seperti ini tidak
mendapat sambutan dari kalangan ilmuwan Barat ketika itu dan mereka lebih tertarik
untuk mempergunakan raqam al-binji (daftar angka arab, termasuk angka nol), hasil
penemuan al-khawarizmi. Dengan demikian angka nol baru dikenal dan dipergunakan
orang Barat sekitar 250 tahun setelah ditemukan al-Khawarizmi.
3. Omar Khayyam: Selain sebagai seorang penyair terkenal, Omar Khayyam juga
merupakan seorang matematikawan dan astronom Muslim. Ia membuat kontribusi
penting dalam pengembangan aljabar dan membuat formula untuk menyelesaikan
persamaan kuadratik.
4. Ibn al-Haytham: Ibn al-Haytham dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam
perkembangan ilmu optik. Namun, ia juga memiliki kontribusi dalam bidang matematika,
khususnya dalam pengembangan teori tentang trigonometri dan geometri.
5. Thabit ibn Qurra: Thabit ibn Qurra adalah seorang matematikawan, astronom, dan filsuf
Muslim yang hidup pada abad ke-9. Ia berkontribusi dalam pengembangan aljabar dan
menemukan metode untuk menyelesaikan persamaan kubik.
6. Al-Biruni: Al-Biruni dikenal sebagai seorang ilmuwan serba bisa yang hidup pada abad
ke-11. Selain berkontribusi dalam bidang astronomi dan geologi, ia juga membuat
kontribusi penting dalam bidang matematika. Ia menemukan metode untuk
menyelesaikan persamaan kuadratik dan menemukanmetode baru dalam pengukuran jari-
jari Bumi.
Sumber data : PowerPoint Bu Mikke Novia Imdriami, M. Pd dan artikel yang ditulis Dr. Arwin
Juli Rakhmadi Butar-Butar, MA Dosen dan Kepala Observatorium ilmu falak UMSU.
4. Bagaimana umat muslim memastikan bahwa salinan Al Quran yang digunakan dalam ibadah
atau pengajaran merupakan salinan yang sahih dan akurat?
Jawab :
Alquran tetap terjaga keasliannya hingga saat ini karena Allah sendiri yang manurunkan dan
memelihara Alquran sehingga tidak ada penambahan, pengurangan, dan pengubahan. Hal
tersebut terdapat dalam Alquran surat Al-Hijr ayat 9 "Sesungguhnya, Kami-lah yang
menurunkan Alquran dan Kami pula yang menjaganya" dari ayat tersebut umat muslim percaya
dan meyakini bahwa Salinan Al-Quran ang dipelajari sampai saat ini merupakan kitab suci yang
benar-benar terjaga kemurniannya, sahih, dan akurat. Bahkan dalam sejarahnya Al-Quran tidak
bisa ditiru atau dipalsukan oleh orang-orang kafir.
6. Bagaimana teori keseimbangan di alam semesta atau keseimbangan global dapat diterapkan
dalam konteks lingkungan hidup dan berkelanjutan?
Jawab :
Keseimbangan alam semesta apabila diterapkan dalam konteks lingkungan hidup dan
berkelanjutan menentukan bahwa manusia yang beragama itu harus menerima realitas obyektif
kesatuan alam semesta serta pemeliharaan alam semesta. Keduanya itu bersifat integral dan
saling terhubung dan terpadu dengan Kemahakuasaan Tuhan itu. Memunculkan sikap akan
Keesaan Tuhan dengan sendirinya menguatkan semangat kehidupan dan kebenaran bahwa
Tuhan merupakan satu dalam Esensi-Nya, baik nama-nama, sifat-sifat-Nyaserta perbutan-Nya
(Osman Bakar, 2008). Relasi antara agama dengan lingkungan dengan berbagai upaya untuk
memberikan tafsiran ulang terhadap nilai-nilai spiritual yang begitu substansial bahkan dengan
upaya untuk memikirkan kembali posisi, peran dan tanggungjawab secara fundamental manusia
terhadap alam. Nilai-nilai etika yang bersifat universal itu terdapat pada masing-masing agama
yang dianut, karena itu tugas pemeluk agama untuk menggali nilai-nilai yang terkandung
didalamnya sebagai etika yang dapat diterapkan secara bersama-sama, menghilangkan egosentris
dalam pandangan terhadap alam, memiliki pahama bahwa semua elemen alam itu memiliki
hubungan antara satu dengan yang lainnya, dengan cara pandang yang demikian mengahasilkan
upaya yang konstruktif, perspektif kosmologis yang harmonis bahkan berorientasi terhadap
keberlangsungan alam.Perhatian Alquran yang khusus tentang lingkungan hidup ini,
memperhatikan alam lingkungan adalah agar manusia dapat mengelola alam dengan sebaik-
baiknya, agar dapat dimafaatkan seluruh semesta. Misalnya, Alquran memotivasi manusia agar
memperhatikan bagaimana unta diciptakan, bagaimana gunung ditinggikan, bagaimana bumi
dihamparkan. Dengan demikian, manusia harus mengadakan riset-riset. Dengan riset-riset inilah
pada akhirnya dapat melahirkan ilmu-ilmu baru yang dapat membawa umat manusia sejahtera.
Misalnya, anjuran memperhatikan unta diciptakan, seharusnya melahirkan penemuan baru dalam
bidang biologi. Anjuran memperhatikan gunung diciptakan seharusnya melahirkan penemuan
baru dibidang geologi, demikian juga anjuran bumi dihamparkan agar dapat melahirkan ilmu-
ilmu kealaman yang berujung pada kesejahteraan umat manusia. Motivasi Alquran untuk
mengadakan riset-riset ilmiah ini ditegaskan dalam Q.S. Alghasiyyah: 17-20 yang artinya: Maka
Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan?, Dan langit, bagaimana ia
ditinggikan ?, Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?, Dan bumi bagaimana ia
dihamparkan? Pernyataan tersebut terdapat hubungan yang erat antara agama dan lingkungan
hidup,”khususnya pada kontribusi agama dalam mempengaruhi perilaku manusia terhadap
persepsi dan tingkah lakunya dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup di sekitarnya.”
Agama secara implisit mengajarkan umat beragama untuk mengetahui, dan menyadari arti
penting menjaga lingkungan sehari-hari. Karena agama mengajarkan setiap umatnya untuk
peduli terhadap lingkungan. Bahwa setiap kerusakan alam, lingkungan pada akhirnya akan
memberikan dampak buruk jangka panjang kepada diri manusia sendiri. Pada kesempatan ini
Allah menyatakan bahwa kerusakan lingkungan disebabkan oleh perbuatan manusia.”Seperti
yang terdapat dalam surat Ar-Rum ayat 41 : “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan
sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”QS.al-Rum:
41.“Dalam perspektif aqidah Islam penciptaan alam semesta (lingkungan) dengan semua elemen
yang ada di dalamnya merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah Swt, Semua ciptaan Allah
Swt.” baik yang berujud makhluk hidup maupun makhluk mati memiliki tugas yang sama, yakni
bersujud bertasbih kepada Allah Swt. Alam semesta bersama-sama manusia bersujud kepada
Alah, menaati perintah-Nya, dan patuh terhadap semua hukum yang berlaku bagi semua
makhluk. Namun, dalam proses penciptaan selanjutnya, Allah membedakan manusia dari seluruh
elemen lingkungan dengan memberikannya akal dan kemampuan-kemampuan rohani, yang
kemudian menjadikan manusia dapat melaksanakan tugasnya sebagai khalifah dimuka
bumi.”(QS. al-Baqarah (2): 30) dan begitu mulianya manusia karena memiliki peranan yang
sangat penting dalam rangka pemeliharaan lingkungan. Sebagai konsekuensi ditundukkannya
segala elemen lingkungan kepada manusia, maka selanjutnya manusia dituntut untuk berinteraksi
dengan lingkungan secara baik sesuai dengan hukum-hukum yang sudah digariskan oleh Allah
Swt. melaksanakan serta memelihara pemberlakuan hukum-hukum tersebut dalam aplikasi
nyata. Peranan manusia ini dikategorikan sebagai tujuan-tujuan yang sangat mulia di tengah-
tengah kehidupan manusia. (QS. Hud (11): 61).”firman-Nya: Manusia mempunyai pengaruh dan
peranan penting dalam menjaga dan menata kelangsungan ekosistem serta habitat manusia itu
sendiri, seluruh tindakan-tindakan yang diambil atau kebijakan-kibijakan tentang hubungan
dengan lingkungan akan berpengaruh bagi lingkungan dan menusia itu sendiri. Karenanya, relasi
antara Islam dan lingkungan hidup itu bersifat harmonis, saling menjadi dengan kebaikan, atau
dengan ungkapan lain secara normatif agama menyeru seluruh manusia untuk melestarikan dan
beretika terhadap lingkungan.”
Sumber data : Artikel Islam dan Lingkungan Hidupm: Menakar Relasi Keduanya (IAIN
Padangsidimpuan dan UIN Sumatera Utara Medan)
8. Bagaimana penentuan awal bulan hijriah (hilal) dilakukan, dan bagaimana teknologi modern
dapat membantu dalam hal ini? Contohkan aplikasi soal matematikanya!
Jawab:
Penentuan awal bulan hijriah (hilal) berdasarkan ilmu falak yaitu diklasifikasikan
menjadi tiga antara lain :
1. Hisab Urfi : merupakan penentuan bulan hijriah dengan tingkat akurasi rendah.
2. Hisab Taqribi : merupakan penentuan bulan hijriah dengan tingkat akurasi lebih baik
dari hisab urfi tetapi terdapat selisih jam dengan hisb kontemporer.
3. Hisab Haqiqi atau Kontemporer : merupakan penentuan bulan hijriah dengan tingkat
akurasi yang lebih akurat biasanya digunakan oleh kementrian Agama.
- 48 daur x 5 = 240
- Tambahan (kaidah) =5
NB : Jika sisa 1= Ahad, 2= Senin, 3= Selasa, 4= Rabu, 5= Kamis, 6= Jumat, dan 7/0= Sabtu
Sumber data : Fathul Aminudin Aziz Al-Manāhij: Jurnal Kajian Hukum Islam : Respon Fikih
terhadap Perkembangan Teknologi Rukyat dan materi dari bapak Muhammad Himmatur Riza,
M.H