Anda di halaman 1dari 6

Kode Genap

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2022/2023

Nama : Nafidha

NIM : 2621013

Kelas :A

Mata Kuliah : Matematika Islam

Fakultas/Prodi : FTIK/Tadris Matematika

Jumlah SKS : 3 sks

Dosen Pengampu : Bu Mikke Novia Indriani, M. Pd

2. Apa kontribusi para ilmuwan dalam pengembangan matematika?

Jawab :

Kejayaan Islam pada abad ke-8 hingga abad ke-15 pengembangan matematika banyak
dikontribusikan oleh tokoh atau ilmuan muslim, antara lain :

1. Al-Khwarizmi: Salah satu tokoh besar matematika dalam Islam adalah Al-Khawarizmi
(nama lengkapnya adalah Abu Ja’far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi), lahir di
Bukhara. Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh Islam yang berpengetahuan luas,
memiliki wawasan dalam bidang logika, aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, dan
lain-lain. Ilmu algoritma sebenarnya nama yang diambil dari nama julukan penemunya
yaitu al-Khawarizmi. Karya terpopulernya adalah Aljabar, dan membuat kitab Al-Kitab
al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wal-Muqabalah (Kitab Aljabar) yang menjadi dasar untuk
pengembangan matematika modern. yang mendapat perhatian banyak ilmuwan yang
datang sesudahnya. Bahkan di Eropa karyanya ini menjadi literatur wajib untuk
dipelajari, bahkan karyanya ini diterjemahkan dalam berbagai bahasa, selain sangat
banyak kajian dan revisi terhadapanya. Selain itu, ia juga berkontribusi dalam
pengembangan astronomi dan ilmu pengetahuan lainnya.

Di barat ia lebih dikenal dengan nama Algoarisme atau Algorisme. Dalam bukunya al-
Khawarizmi memperkenalkan kepada dunia ilmu pengetahuan angka nol yang dalam
bahasa arab disebut sifr. Sebelum al-Khawarizmi memperkenalkan angka nol, para
ilmuwan mempergunakan abakus, semacam daftar yang menunjukkan satuan, puluhan,
ratusan, ribuan, dan seterusnya, untuk menjaga agar setiap angka tidak saling tertukar
dari tempat yang telah ditentukan dalam hitungan. Akan tetapi, hitungan seperti ini tidak
mendapat sambutan dari kalangan ilmuwan Barat ketika itu dan mereka lebih tertarik
untuk mempergunakan raqam al-binji (daftar angka arab, termasuk angka nol), hasil
penemuan al-khawarizmi. Dengan demikian angka nol baru dikenal dan dipergunakan
orang Barat sekitar 250 tahun setelah ditemukan al-Khawarizmi.

2. Al-Farabi: Selain sebagai seorang filosof, Al-Farabi juga merupakan seorang


matematikawan Muslim terkenal pada masanya. Ia menulis karya-karya dalam bidang
matematika, termasuk buku yang membahas tentang teori bilangan dan geometri.

3. Omar Khayyam: Selain sebagai seorang penyair terkenal, Omar Khayyam juga
merupakan seorang matematikawan dan astronom Muslim. Ia membuat kontribusi
penting dalam pengembangan aljabar dan membuat formula untuk menyelesaikan
persamaan kuadratik.

4. Ibn al-Haytham: Ibn al-Haytham dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam
perkembangan ilmu optik. Namun, ia juga memiliki kontribusi dalam bidang matematika,
khususnya dalam pengembangan teori tentang trigonometri dan geometri.

5. Thabit ibn Qurra: Thabit ibn Qurra adalah seorang matematikawan, astronom, dan filsuf
Muslim yang hidup pada abad ke-9. Ia berkontribusi dalam pengembangan aljabar dan
menemukan metode untuk menyelesaikan persamaan kubik.

6. Al-Biruni: Al-Biruni dikenal sebagai seorang ilmuwan serba bisa yang hidup pada abad
ke-11. Selain berkontribusi dalam bidang astronomi dan geologi, ia juga membuat
kontribusi penting dalam bidang matematika. Ia menemukan metode untuk
menyelesaikan persamaan kuadratik dan menemukanmetode baru dalam pengukuran jari-
jari Bumi.

7. Al-Battani : seorang ahli astronomi dan matematikawan Arab-Muslim. Nama lengkapnya


Abu Abdillah Muhammad bin Jabir bin Sinan al-Harrany ash-Shaby. Ia lahir di lahir di
Harran. Salah satu pencapaiannya yang terkenal adalah tentang penentuan tahun matahari
sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik. Dalam bidang matematika, Al Batani
banyak berperan dalam hal trigonometri. Istilah, pengertian, dan sejumlah rumus sinus
dan kotangen berhasil diuraikannya dengan sempurna, lengkap dengan tabel-tabelnya
dalam bentuk derajat-derajat sudut. Persamaan trigonometri yang pecahkan adalah
tentang sin x = a cos x . Ia juga menggunakan gagasan Al-Marwazi tentang tangen dalam
mengembangkan persamaan-persamaan untuk menghitung tangen, kotangen dan
menyusun tabel perhitungan tangen.
8. Al-Qalshadi : Seorang ilmuan yang mengembangkan matematika sungguh sangat tak
ternilai. Ia ahli matematika Muslim abad ke-15, kalau tanpa dia boleh jadi manusia tidak
mengenai simbol-simbol ilmu hitung. Sejarah mencatat Alqasadi merupakan salah
seorang matematikawan Muslim yang berjasa mengenalkan simbol-simbol Aljabar.
Simbol-simbol tersebut pertama kali dikembangkan pada abad 14 oleh Ibnu al-Banna
kemudian pada abad 15 dikembangkan oleh al-Qalashadi, al-Qalasadi memperkenalkan
simbol-simbol matematika dengan menggunakan karakter dari alphabet Arab. Ia
menggunakan wa yang berarti “dan” untuk penambahan (+), untuk pngurangan (-), al-
Qalasadi menggunakan illa berarti “kurang”. Sedangkan untuk perkalian (x), ia
menggunakan fi yang berarti “kali”. Simbol ‘ala yang berarti ”bagi” digunakan untuk
pembagian (/).

Sumber data : PowerPoint Bu Mikke Novia Imdriami, M. Pd dan artikel yang ditulis Dr. Arwin
Juli Rakhmadi Butar-Butar, MA Dosen dan Kepala Observatorium ilmu falak UMSU.

4. Bagaimana umat muslim memastikan bahwa salinan Al Quran yang digunakan dalam ibadah
atau pengajaran merupakan salinan yang sahih dan akurat?

Jawab :

Alquran tetap terjaga keasliannya hingga saat ini karena Allah sendiri yang manurunkan dan
memelihara Alquran sehingga tidak ada penambahan, pengurangan, dan pengubahan. Hal
tersebut terdapat dalam Alquran surat Al-Hijr ayat 9 "Sesungguhnya, Kami-lah yang
menurunkan Alquran dan Kami pula yang menjaganya" dari ayat tersebut umat muslim percaya
dan meyakini bahwa Salinan Al-Quran ang dipelajari sampai saat ini merupakan kitab suci yang
benar-benar terjaga kemurniannya, sahih, dan akurat. Bahkan dalam sejarahnya Al-Quran tidak
bisa ditiru atau dipalsukan oleh orang-orang kafir.

Sumber data : Ayat Al-Quran yaitu Surat Al-Hijr ayat 9.

6. Bagaimana teori keseimbangan di alam semesta atau keseimbangan global dapat diterapkan
dalam konteks lingkungan hidup dan berkelanjutan?

Jawab :

Keseimbangan alam semesta apabila diterapkan dalam konteks lingkungan hidup dan
berkelanjutan menentukan bahwa manusia yang beragama itu harus menerima realitas obyektif
kesatuan alam semesta serta pemeliharaan alam semesta. Keduanya itu bersifat integral dan
saling terhubung dan terpadu dengan Kemahakuasaan Tuhan itu. Memunculkan sikap akan
Keesaan Tuhan dengan sendirinya menguatkan semangat kehidupan dan kebenaran bahwa
Tuhan merupakan satu dalam Esensi-Nya, baik nama-nama, sifat-sifat-Nyaserta perbutan-Nya
(Osman Bakar, 2008). Relasi antara agama dengan lingkungan dengan berbagai upaya untuk
memberikan tafsiran ulang terhadap nilai-nilai spiritual yang begitu substansial bahkan dengan
upaya untuk memikirkan kembali posisi, peran dan tanggungjawab secara fundamental manusia
terhadap alam. Nilai-nilai etika yang bersifat universal itu terdapat pada masing-masing agama
yang dianut, karena itu tugas pemeluk agama untuk menggali nilai-nilai yang terkandung
didalamnya sebagai etika yang dapat diterapkan secara bersama-sama, menghilangkan egosentris
dalam pandangan terhadap alam, memiliki pahama bahwa semua elemen alam itu memiliki
hubungan antara satu dengan yang lainnya, dengan cara pandang yang demikian mengahasilkan
upaya yang konstruktif, perspektif kosmologis yang harmonis bahkan berorientasi terhadap
keberlangsungan alam.Perhatian Alquran yang khusus tentang lingkungan hidup ini,
memperhatikan alam lingkungan adalah agar manusia dapat mengelola alam dengan sebaik-
baiknya, agar dapat dimafaatkan seluruh semesta. Misalnya, Alquran memotivasi manusia agar
memperhatikan bagaimana unta diciptakan, bagaimana gunung ditinggikan, bagaimana bumi
dihamparkan. Dengan demikian, manusia harus mengadakan riset-riset. Dengan riset-riset inilah
pada akhirnya dapat melahirkan ilmu-ilmu baru yang dapat membawa umat manusia sejahtera.
Misalnya, anjuran memperhatikan unta diciptakan, seharusnya melahirkan penemuan baru dalam
bidang biologi. Anjuran memperhatikan gunung diciptakan seharusnya melahirkan penemuan
baru dibidang geologi, demikian juga anjuran bumi dihamparkan agar dapat melahirkan ilmu-
ilmu kealaman yang berujung pada kesejahteraan umat manusia. Motivasi Alquran untuk
mengadakan riset-riset ilmiah ini ditegaskan dalam Q.S. Alghasiyyah: 17-20 yang artinya: Maka
Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan?, Dan langit, bagaimana ia
ditinggikan ?, Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?, Dan bumi bagaimana ia
dihamparkan? Pernyataan tersebut terdapat hubungan yang erat antara agama dan lingkungan
hidup,”khususnya pada kontribusi agama dalam mempengaruhi perilaku manusia terhadap
persepsi dan tingkah lakunya dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup di sekitarnya.”
Agama secara implisit mengajarkan umat beragama untuk mengetahui, dan menyadari arti
penting menjaga lingkungan sehari-hari. Karena agama mengajarkan setiap umatnya untuk
peduli terhadap lingkungan. Bahwa setiap kerusakan alam, lingkungan pada akhirnya akan
memberikan dampak buruk jangka panjang kepada diri manusia sendiri. Pada kesempatan ini
Allah menyatakan bahwa kerusakan lingkungan disebabkan oleh perbuatan manusia.”Seperti
yang terdapat dalam surat Ar-Rum ayat 41 : “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan
sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”QS.al-Rum:
41.“Dalam perspektif aqidah Islam penciptaan alam semesta (lingkungan) dengan semua elemen
yang ada di dalamnya merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah Swt, Semua ciptaan Allah
Swt.” baik yang berujud makhluk hidup maupun makhluk mati memiliki tugas yang sama, yakni
bersujud bertasbih kepada Allah Swt. Alam semesta bersama-sama manusia bersujud kepada
Alah, menaati perintah-Nya, dan patuh terhadap semua hukum yang berlaku bagi semua
makhluk. Namun, dalam proses penciptaan selanjutnya, Allah membedakan manusia dari seluruh
elemen lingkungan dengan memberikannya akal dan kemampuan-kemampuan rohani, yang
kemudian menjadikan manusia dapat melaksanakan tugasnya sebagai khalifah dimuka
bumi.”(QS. al-Baqarah (2): 30) dan begitu mulianya manusia karena memiliki peranan yang
sangat penting dalam rangka pemeliharaan lingkungan. Sebagai konsekuensi ditundukkannya
segala elemen lingkungan kepada manusia, maka selanjutnya manusia dituntut untuk berinteraksi
dengan lingkungan secara baik sesuai dengan hukum-hukum yang sudah digariskan oleh Allah
Swt. melaksanakan serta memelihara pemberlakuan hukum-hukum tersebut dalam aplikasi
nyata. Peranan manusia ini dikategorikan sebagai tujuan-tujuan yang sangat mulia di tengah-
tengah kehidupan manusia. (QS. Hud (11): 61).”firman-Nya: Manusia mempunyai pengaruh dan
peranan penting dalam menjaga dan menata kelangsungan ekosistem serta habitat manusia itu
sendiri, seluruh tindakan-tindakan yang diambil atau kebijakan-kibijakan tentang hubungan
dengan lingkungan akan berpengaruh bagi lingkungan dan menusia itu sendiri. Karenanya, relasi
antara Islam dan lingkungan hidup itu bersifat harmonis, saling menjadi dengan kebaikan, atau
dengan ungkapan lain secara normatif agama menyeru seluruh manusia untuk melestarikan dan
beretika terhadap lingkungan.”

Sumber data : Artikel Islam dan Lingkungan Hidupm: Menakar Relasi Keduanya (IAIN
Padangsidimpuan dan UIN Sumatera Utara Medan)

8. Bagaimana penentuan awal bulan hijriah (hilal) dilakukan, dan bagaimana teknologi modern
dapat membantu dalam hal ini? Contohkan aplikasi soal matematikanya!

Jawab:

Teknologi-teknologi modern dalam menentukan ataupun melihat hilal : Metode


penentuan awal bulan hijriah yang mengacu pada regularitas hilal adalah rukyat. Gangguan yang
terjadi pada rukyat adalah masalah kontras visual cahaya syafak yaitu perbedaan terang atau
warna antara objek dengan latar depannya. Hilal yang redup, tipis, dan warnanya hampir sama
dengan langit di sekelilingnya menjadikan mata manusia dalam keadaan normal tidak sanggup
melihat hilal tanpa alat bantu rukyat. Teknologi rukyat mengalami lompatan yang cukup
signifikan dengan munculnya teknologi optik seperti teleskop rukyat. Perkembangan teknologi
rukyat terjadi pada periode modern dengan ditandainya pemakaian teleskop sebagai cikal bakal
teknologi optik yang dipelopori oleh Galileo Galilei pada awal abad ke 17. Pada periode ini,
penggunaan alat fotografi untuk keperluan tertentu juga dapat mengisi kekurangmampuan mata
untuk mengamati hilal. Teleskop tidak sanggup mengidentifikasi hilal yang sangat redup, karena
ketika cahaya hilal diperkuat cahaya syafak pun diperkuat. Akibatnya cahaya hilal pun tetap sulit
dikenali. Teknologi rukyat yang memungkinkan untuk dipakai seiring perkembangan teknologi
modern adalah digital imaging, dibantu dengan perangkat lunak dapat berfungsi meningkatkan
kontras agar hilal terlihat secara kasat mata. Teknologi digital imaging memiliki peran penting
sebagai media verifikator atas kesaksian seseorang melihat hilal tapi diragukan validitasnya.
Dalam menyikapi perkembangan teknologi yang dipakai untuk rukyatulhilal, ulama fikih baik
klasik maupun kontemporer memberikan respon positif terkait penggunaan alat bantu rukyat
yang bertujuan untuk memudahkan proses rukyatulhilal, terutama dalam hal memperjelas objek
pandang hilal agar hilal dapat dilihat dengan mata visual.

Penentuan awal bulan hijriah (hilal) berdasarkan ilmu falak yaitu diklasifikasikan
menjadi tiga antara lain :

1. Hisab Urfi : merupakan penentuan bulan hijriah dengan tingkat akurasi rendah.

2. Hisab Taqribi : merupakan penentuan bulan hijriah dengan tingkat akurasi lebih baik
dari hisab urfi tetapi terdapat selisih jam dengan hisb kontemporer.

3. Hisab Haqiqi atau Kontemporer : merupakan penentuan bulan hijriah dengan tingkat
akurasi yang lebih akurat biasanya digunakan oleh kementrian Agama.

Contoh aplikasi soal matematika yaitu :

Perhitungan Kalender Hijriah Urfi

Mencari hari awal tahun hijriah tahun 1444 H

- 1443/30 =48 daur, sisa 3 (1443/30=48, 1-48=0,1x30=3)

- 48 daur x 5 = 240

- Sisa 3 terdapat kabisat 1 x 5 = 5

- Sisa 3 terdapat basitoh 2 x 4 = 8

- Tambahan (kaidah) =5

Dijumlahkan sehingga hasilnya = 258

258/7= 36, sisa 6 (Jumat)

Jadi, tanggal 1 Muharam 1444 H Jatuh pada hari Jumat.

NB : Jika sisa 1= Ahad, 2= Senin, 3= Selasa, 4= Rabu, 5= Kamis, 6= Jumat, dan 7/0= Sabtu

Sumber data : Fathul Aminudin Aziz Al-Manāhij: Jurnal Kajian Hukum Islam : Respon Fikih
terhadap Perkembangan Teknologi Rukyat dan materi dari bapak Muhammad Himmatur Riza,
M.H

Anda mungkin juga menyukai