Anda di halaman 1dari 11

ISLAM DAN JAGAT RAYA

Tokoh – Tokoh Muslim Dalam Bidang Matematika Dan Astronomi

Disusunoleh :

Dheah Hairunisa

Lita Handayani

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONTIANAK

TAHUN 2023
Ilmuwan Islam Penemu Konsep Matematika

Oleh : Kamairoh Bakri, S.Si, M.Pd

Sekarang ini kita lebih mengenal tokoh-tokoh matematika barat dari pada tokoh-tokoh
matematika muslim, padahal banyak tokoh-tokoh matematika muslim diantaranya bahkan
ada yang menemukan konsep matematika, adapun beberapa ilmuwan matematika muslim
yaitu sebagai berikut.

1.      Al-Khawarizmi.

Beliau dilahirkan di Bukhara. Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh Islam yang


berpengetahuan luas, bukan hanya dalam bidang syariat tapi di dalam bidang falsafah, logika,
aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah Islam dan kimia. Berikutnya Al-Biruni atau
Abu Raihan Al-Biruni merupakan matematikawan Persia, astronom, fisikawan, sarjana,
penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan guru, yang banyak
menyumbang kepada bidang matematika, filsafat, obat-obatan. Abu Raihan Al-Biruni
dilahirkan di Khawarazmi, Turkmenistan atau Khiva di kawasan Danau Aral di Asia Tengah
yang pada masa itu terletak dalam kekaisaran Persia.

Mungkin kita sudah sering mendengar istilah algoritma, Dalam kamus besar bahasa
Indonesia algoritma berarti prosedur sistematis untuk memecahkan masalah matematis dalam
langkah-langkah terbatas. Sebenarnya nama algoritma diambil dari nama julukan penemunya
yaitu al-Khawarizmi seorang matematikawan muslim yang dilahirkan di Khawarizm,
Uzbekistan.
Al-Khawarizmi (Khawarizm,Uzbekistan, 194 H/780 M-Baghdad, 266 H/850 M). Ilmuwan
muslim, ahli di bidang ilmu matematika, astronomi, dan geografi. Nama lengkapnya adalah
Abu Ja’far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi dan di barat ia lebih dikenal dengan nama
Algoarisme atau Algorisme. Dalam bukunya al-Khawarizmi memperkenalkan kepada dunia
ilmu pengetahuan angka 0 (nol) yang dalam bahasa arab disebut sifr. Sebelum al-Khawarizmi
memperkenalkan angka nol, para ilmuwan mempergunakan abakus, semacam daftar yang
menunjukkan satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya, untuk menjaga agar setiap
angka tidak saling tertukar dari tempat yang telah ditentukan dalam hitungan. Akan tetapi,
hitungan seperti ini tidak mendapat sambutan dari kalangan ilmuwan Barat ketika itu dan
mereka lebih tertarik untuk mempergunakan raqam al-binji (daftar angka arab, termasuk
angka nol), hasil penemuan al-khawarizmi. Dengan demikian angka nol baru dikenal dan
dipergunakan orang Barat sekitar 250 tahun setelah ditemukan al-Khawarizm.
2.   Al-Battani (850-923)

Al Battani (sekitar 850 – 923) adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Arab.


Al Battani, lahir di Harran dekat Urfa. Beliau adalah seorang ahli astronomi dan
matematikawan dari Arab. Salah satu pencapaiannya yang terkenal adalah tentang penentuan
tahun matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik. Dalam bidang matematika, Al
Batani banyak berperan dalam hal trigonometri. Istilah, pengertian, dan sejumlah rumus sinus
dan cotangen berhasil diuraikannya dengan sempurna, lengkap dengan tabel-tabelnya dalam
bentuk derajat-derajat sudut.

Adapun persamaan trigonometri yang ditemukannya adalah: Ia juga memecahkan persamaan


sin x = a cos x dan menemukan rumus dan menggunakan gagasan al-Marwazi tentang tangen
dalam mengembangkan persamaan-persamaan untuk menghitung tangen, cotangen dan
menyusun tabel perhitungan tangen.

3.   Al-Qalasadi

Al-Qalasadi bernama lengkap Abu Al-Hasan Ibnu Al-Qalasadi. Ia lahir pada 1412 di Bastah,
Andalusia, sebuah wilayah yang kini menjadi bagian Spanyol. Al-Qalasadi hidup di tengah
peperangan. Meskipun demikian, ia tak pernah berhenti untuk belajar dan menimba ilmu.

Ketekunan Qalasadi menghasilkan kontribusi besar untuk dunia matematika. Pasalnya, ia


mencetuskan simbol-simbol ilmu hitung modern yang masih digunakan hingga sekarang.
Qalasadi menciptakan simbol aljabar dalam huruf Arab pendek, berupa penambahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian.

Catatan sejarah menyebutkan bahwa Al-Qalasadi merupakan sosok pertama yang


menggunakan simbol aljabar yang digunakan dalam penulisan persamaan notasi pecahan.
Selain itu, ia juga merupakan ilmuwan pertama yang menggunakan simbol untuk
menuliskan persamaan matematis.

 
4.   Al-Khazin atau Abu Ja’far Al-Khazin

Al-Khazin atau Abu Ja’far Al-Khazin Beliau seorang astronom dan ahli matematika Muslim
Persia dari Khurasan. Dia menguasai bidang astronomi dan teori bilangan. Beliau merupakan
salah satu ilmuwan yang dibawa ke Istana Rayy oleh penguasa Dinasti Buyid, Adud ad-
Dawlah. Sekitar tahun 959 – 960 al-Khazin diminta oleh wazir dari Rayy, untuk mengukur
arah miring ekliptika atau sudut di mana matahari muncul untuk membuat garis khatulistiwa
bumi. Dia dikatakan telah membuat pengukuran menggunakan cincin sekitar 4 meter.

5. Al-Karaji

Abu Bakar bin Muhammad bin Al-Husain Al-Karajī atau al-Karkhī (953 di Karajatau Karkh –
1029) adalah seorang matematikawan muslim Persia abad ke-10. Menurut pandangan
sejarawan sains modern, Al-Karaji disebut sebagai ahli matematika berkaliber tertinggi.
Beliau adalah seorang matematikawan terkemuka dan juga orang pertama yang
membebaskan aljabar dari operasi geometris yang merupakan produk aritmatika Yunani
dan menggantinya dengan jenis operasi yang merupakan inti dari aljabar pada saat ini.

Karyanya pada aljabar dan polynomial memberikan aturan pada operasi aritmatika untuk
memanipulasi polynomial. Dalam karya pertamanya di Prancis, sejarawan matematika Franz
Woepcke (dalam Extrait du Fakhri, traite d’Algèbre par abou Bekr Mohammed Ben Alhacan
Alkarkhi, Paris, 1853), memuji Al-Karaji sebagai ahli matematika pertama di dunia yang
memperkenalkan teori aljabar kalkulus.

Selain itu, Al-Karaji juga menginvestigasikan koefisien binomium segitiga pascal serta beliau
juga yang pertama kali menggunakan metode pembuktian dengan induksi matematika
untuk membuktikan hasilnya, ia berhasil membuktikan kebenaran rumus jumlah integral
kubus, yang sangat penting hasilnya dalam integral kalkulus.

6. Al-Abbas ibn Said al-Jawhari atau Al-Jawhari

Al-Abbas ibn Said al-Jawhari atau Al-Jawhari adalah seorang matematikawan Arab dan
astronom yang menulis tentang Euclid’s Elements dan menjadi yang pertama untuk mencoba
bukti dalil paralel. Beliau adalah seorang ahli geometri yang bekerja di Rumah
Kebijaksanaan di Baghdad dan dalam waktu singkat di Damaskus di mana ia membuat
pengamatan astronomi.
Beliau lahir di Baghdad, al-Jawhari adalah anggota sebuah lembaga ulama yang didirikan
oleh Khalifah al-Ma’mun (sekitar 813-833). Dalam bukunya Commentary on Euclid’s
Elements, al-Jawhari menyajikan sekitar 50 dalil selain yang ditawarkan oleh Euclid, ia
berusaha meskipun tidak berhasil untuk membuktikan postulat paralel.

7. Abd al-Hamid ibn Turki

Beliau yang dikenal juga sebagai Abd al-Hamid bin Wase bin Turk Jili adalah
matematikawan muslim Turki pada abad kesembilan.Dia menulis sebuah karya pada aljabar
yang hanya terdiri dari bab “Kebutuhan Logika    dalam  Persamaan   Campuran”,    pada
solusi persamaan kuadrat, dan masih ada sampai saat ini.

Dia menulis sebuah naskah berjudul Kebutuhan logis dalam Persamaan Campuran, yang
sangat mirip dengan al-Khwarzimi Al-Jabr dan diumumkan di sekitar waktu yang sama, atau
bahkan mungkin lebih awal dari Al-Jabr. Naskahnya memberikan persis demonstrasi
geometris yang sama seperti yang ditemukan di Al-Jabr, dan dalam satu kasus contoh yang
sama seperti yang ditemukan di Al-Jabr, dan bahkan melampaui Al-Jabr dengan memberikan
bukti geometris bahwa jika determinan negatif maka persamaan kuadrat tidak memiliki solusi
. Kesamaan antara dua karya tersebut telah menyebabkan beberapa sejarawan untuk
menyimpulkan aljabar yang mungkin telah dikembangkan dengan baik pada saat al-
Khwarizmi dan ‘Abd al-Hamid.

8. Yaqub ibn Ishaq al-Kindi

Abu lahir pada tahun 801 dan wafat pada tahun 873 M ini juga dikenal sampai ke Barat oleh
versi nama Latinnya “Alkindus”. Alkindus dikenal di barat sebagai seorang polymath Arab
Irak,  filsuf Islam, ilmuwan, ahli astronomi, kosmologi, kimia, ahli logika, matematikawan,
musisi, dokter, ahli fisika, psikolog, dan meteorologi.

Al-Kindi adalah yang pertama dari para filsuf Peripatetik Muslim, dan dikenal atas usahanya
untuk memperkenalkan filsafatYunani dan Helenistik ke dunia Arab. Beliau dikenal sebagai
filsuf pertama yang lahir dari kalangan Islam. Semasa hidupnya, selain bisa berbahasa Arab,
ia mahir berbahasa Yunani. Banyak karya-karya para filsuf Yunani diterjemahkannya dalam
bahasa Arab; antara lain karya Aristoteles dan Plotinos. Sayangnya ada sebuah karya Plotinus
yang diterjemahkannya sebagai karangan Aristoteles yang berjudul Teologi menurut
Aristoteles, yang di kemudian hari menimbulkan sedikit kebingungan.

Ia adalah filsuf berbangsa Arab dan dipandang sebagai filsuf Muslim pertama. Secara etnis,
al-Kindi lahir dari keluarga berdarah Arab yang berasal dari suku Kindah, salah satu suku
besar daerah Jazirah Arab Selatan. Salah satu kelebihan al-Kindi adalah menghadirkan
filsafat Yunani kepada kaum Muslimin setelah terlebih dahulu mengislamkan pikiran-pikiran
asing tersebut.

Al Kindi telah menulis banyak karya dalam pelbagai disiplin ilmu,


dari metafisika, etika, logika dan psikologi,hinggailmupengobatan,farmakologi, matematika, 
astrologi dan optik, juga meliputi topik praktis
seperti parfum, pedang, zoologi, kaca, meteorologi dan gempa bumi.

Di antaranya ia sangat menghargai matematika. Hal ini disebabkan karena matematika, bagi
al-Kindi, adalah mukaddimah bagi siapa saja yang ingin mempelajari filsafat. Mukaddimah
ini begitu penting sehingga tidak mungkin bagi seseorang untuk mencapai keahlian dalam
filsafat tanpa terlebih dulu menguasai matematika. Matematika di sini meliputi ilmu
tentang bilangan, harmoni, geometri dan astronomi.

Yang paling utama dari seluruh cakupan matematika di sini adalah ilmu bilangan
atau aritmatika karena jika bilangan tidak ada, maka tidak akan ada sesuatu apapun.

9.   Banu Musa

Banu Musa terdiri dari tiga bersaudara yang bekerja di Rumah Kebijaksanaan di Baghdad.
Risalah matematika paling terkenal mereka adalah kitab dari pengukuran pesawat dan angka
bulat, yang dianggap masalah yang sama seperti Archimedes lakukan pada pengukuran
lingkar, pada bola dan silinder.

Banu Musa melihat daerah lingkaran sedikit berbeda dari orang-orang Yunani lakukan.
Dalam penelitian mereka menerjemahkan, orang-orang Yunani memandang volume dan area
yang lebih dalam hal rasio, daripada memberikan mereka sebuah nilai angka yang
sebenarnya. Sebagian besar dari mereka berdasarkan pengukuran tersebut relatif pada ukuran
benda lain. Dalam salah satu publikasi yang masih hidup mereka Kitab marifat masakhat al-
ashkal Kitab Pengukuran Pesawat dan Angka Bulat) Banu Musa memberi volume dan luas
jumlah nilai. Ini adalah bukti bahwa tidak hanya menerjemahkan materi Yunani dan
menciptakan. Mereka benar-benar membangun konsep dan datang dengan beberapa karya
asli mereka sendiri.

Yang paling populer dari publikasi mereka adalah Kitab al-hiyal, yang sebagian besar karya
saudara tengah, adalah sebuah buku yang penuh dengan seratus perangkat mekanik. Ada
beberapa penemuan yang nyata praktis dalam buku ini termasuk lampu dengan mekanis
redup, bolak air mancur, dan ambil clamshell. Delapan puluh dari perangkat ini digambarkan
sebagai “kapal trik” yang menunjukkan penguasaan nyata mekanika, dengan fokus nyata
pada penggunaan tekanan ringan. Beberapa perangkat tampaknya ulangan dari karya-karya
Yunani sebelumnya, tapi sisanya yang jauh lebih maju dari apa yang orang-orang Yunani
yang telah lakukan.

10.   Abu Abd Allah Muhammad ibn Isa Al-Mahani

Beliau adalah salah satu penulis modern yang dikandung gagasan pemecahan teorema bantu
yang digunakan oleh Archimedes dalam proposisi keempat buku kedua dari risalah tentang
bola dan silinder aljabar.

Abu-Abdullah Muhammad bin Isa Mahani adalah seorang Muslim Persia, matematikawan
dan astronom dari Mahan, Kerman,Persia. Serangkaian pengamatan gerhana bulan dan
matahari dan konjungsi planet, yang dibuat oleh dia 853-866, ternyata digunakan oleh Ibn
Yunus. Dia menulis komentar tentang Euclid dan Archimedes, dan meningkatkan terjemahan
Ishaq bin Hunain tentang Menelaus dari Alexandria Spherics. Dia mencoba sisa-sisa untuk
memecahkan masalah Archimedes: untuk membagi bola dengan cara pesawat menjadi dua
segmen berada dalam rasio tertentu volume. Masalah yang menyebabkan persamaanhkubik,
yang disebut persamaan al-Mahani itu.

11. Umar Kayyam

Beliau lahir pada tahun 1048 di Khurasan. Nama lengkapnya adalah Ghyasiddin Abul Fatih
ibn Ibrahim al-Khayyam. Umar Khayyam dikenal sebagai ilmuwan cerdas abad pertengahan.
Ia memiliki nama besar di bidang matematika, astronomi dan sastra. Adapun di bidang
matematika, khususnya mengenai aljabar, ia juga menghasilkan sebuah karya, seperti al-Jabr
(Algebra). Al-Hajjaj bin Yusuf bin Matar adalah seorang matematikawan Arab yang pertama
kali menerjemahkan Elemen Euclid dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab.

Selain sebagai seorang matematikawan dia juga terkenal sebagai astronom yang


memperhitungkan bagaimana mengoreksi kalender Persia. Pada 15 Maret 1079, Sultan
Jalaluddin Maliksyah Saljuqi(1072-1092) memberlakukan kalender yang telah diperbaiki
Umar, seperti yang dilakukan oleh Julius Caesar di Eropa pada tahun 46 SM dengan koreksi
terhadap Sosigenes, dan yang dilakukan oleh Paus Gregorius XIII pada Februari 1552 dengan
kalender yang telah diperbaiki Aloysius Lilius (meskipun Britania Raya baru beralih
dari Kalender Julian kepada kalender Gregorian pada 1751, dan Rusiabaru melakukannya
pada 1918). Dia pun terkenal karena menemukan metode memecahkan persamaan
kubik dengan memotong sebuah parabola dengan sebuah lingkaran.

Itu adalah sebagian kecil ilmuwan matematika, masih banyak ilmuwan matematika muslim
dan banyak juga ilmuwan muslim di bidang lain seperti fisika, kimia, biologi, kedokteran,
filsafat, dll. Bagi umat muslim, mari kita jadikan ilmuwan-ilmuwan muslim ini sebagai salah
satu motivasi kita bahwa kita sebagai seorang muslim bisa juga menjadi ilmuwan penemu
konsep, terutama konsep matematika.
Tokoh Cendekiawan Muslim dalam Bidang Astronomi
Dikutip dari sejumlah sumber, berikut sebagian daftar tokoh cendekiawan Islam bidang
astronomi beserta karya dan penemuan penting mereka.

1. AL-Fazari Melalui seorang astronom resmi pertama dari dinasti Abbasiyyah, yakni
Muhammad bin Ibrahim Al-Fazari, yang meninggal sekitar tahun 777, pengaruh langsung
India menjadi dominan dalam ilmu astronomi Islam. Al-Fazari menerjemahkan kitab
astronomi berbahasa sanskerta siddhānta dalam kitab Sindhind.
2. Al-Battani Al-Battani (858-929) bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad ibn Jabir ibn
Sinan al-Raqqi al-Harrani al-Sabi al-Battani. Dia termasuk generasi awal astronom muslim
yang paling terkenal. Di dunia barat, dia kerap disebut dengan nama Albategni atau
Albatenius. Karya Al-Battani yang paling berpengaruh ialah Tabel Sabian (al-Zij al-Sabi).
Dia menyempurnakan tabel orbit matahari dan bulan yang menunjukkan arah eksentrik
matahari seperti dicatat Ptolemy, berubah. Ini berarti bumi bergerak dalam elips yang
bervariasi. Berkat penemuannya, saat ini kita bisa mengetahui bahwa dalam setahun ada 365
hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik (sumber lain menyebut 365,24 hari). Penemuan Al-Battani
ini dianggap akurat, bahkan keakuratan pengamatan yang dilakukan Al-Battani ini membuat
seorang matematikawan asal Jerman bernama Christopher Clavius menggunakannya untuk
memperbaiki kalender Julian.

3. Al-Sufi Abd-al Rahman al-Sufi (903-986) rajin mengamati kemiringan ekliptika dan gerak
matahari (atau panjang tahun matahari). Dia juga menjadi terkenal karena pengamatan dan
deskripsinya tentang bintang-bintang (posisi, kecerahan, dan warnanya), serta memetakan
sejumlah konstelasi bintang. Salah satu karya al-Sufi yang punya pengaruh besar dan
terselamatkan adalah Suwar al-Kawakib (Kitab Bintang-Bintang Tetap). Kitab ini memuat
inovasi dalam pemetaan bintang serta mencatat identifikasi sekitar 100 bintang baru.

4. Ibn Yunus Abu'l-Hasan Ali ibn Abd al-Rahman ibn Yunus (950-1009) merupakan
astronom muslim asal Mesir. Dari hasil observasinya memakai astrolab, tercatat sekitar
10.000 data posisi matahari sepanjang tahun. Karya utama Ibn Yunus adalah al-Zij al-Hakimi
al-Kabir. Karya ini ia dedikasikan bagi Khalifah al-Hakim yang mendukung kerja-kerja
ilmiahnya. Kitab itu memuat 81 bab berisi hasil pengamatan Ibn Yunus di bidang astronomi.
Dia menjelaskan 40 konjungsi planet secara akurat dan 30 gerhana bulan yang digunakan
oleh Simon Newcomb (1835-1909) dalam teori bulannya.
5. Abul Wafa Muhammad bin Yahya bin Ismail bin al-‘Abbas Abu al-Wafa’ al-Buzjani
merupakan tokoh Islam asal Buzhgan (kini Torbat-e Jam), Khurasan. Lahir pada 10 Juni 940
M, Abul Wafa meninggal dunia di Baghdad pada 15 Juli 998 M. Abul Wafa menghasilkan
banyak karya di bidang astronomi dan matematika, termasuk yang berisi komentar kritisnya
terhadap teori-teori dari Yunani. Namun, banyak karyanya lenyap karena tidak terselamatkan.
Salah satu karya penting Abul Wafa yang terselamatkan: Kitab al-Kamil. Buku ini punya
pengaruh signifikan di Eropa. Salah satu terjemahannya dalam bahasa Prancis berjudul Carra
de Vaux terbit pada 1892. Kitab al-Kamil merupakan teks daras berisi pengetahuan astronomi
kuno yang diuraikan berdasar pandangan geosentrisme. Di buku itu, Abu al-Wafa’
memperbaiki kekeliruan dan teori Ptolemeus mengenai gerak Bulan.

6. Mariam al-Ijliya Mariam al-Ijliya, salah satu penemu astrolab yang tercatat sebagai salah
satu anak didik Bitolus, pembuat astrolab terkenal dari Bagdad, Irak. Ayah Mariam adalah
murid Bitolus yang kemudian mengajak putrinya bekerja di tempat ayahnya bekerja. Mereka
bekerja di istana Sayf al-Dawla di Aleppo, yang memerintah dari 944-967. Menurut Prof.
Saleem Al-Husaini, yang dikutip dari Arab Times, Mariam adalah muslimah pertama
pembuat cikal alat transportasi dan komunikasi untuk dunia modern. Pekerjaan yang
dilakukannya rumit dan berkaitan dengan persamaan matematis. Sayangnya, nama Mariam
sempat terlupakan. Rudaina A. Al-Mirbati dari Departemen MIPA, Gulf University for
Science and Technology menulis, bahkan ketika peran penemu dan ilmuwan muslim Arab
dalam ilmu pengetahuan banyak dibahas, nama Mariam kerap terlewat. Padahal, Mariam Al-
Ijliya adalah satu-satunya muslimah pembuat alat penunjuk arah.

7. Ibn al-Shatir Ala Al-Din Abu'l-Hasan Ali Ibn Ibrahim Ibn al-Shatir merupakan astronom,
matematikawan, dan insinyur asal Damaskus, Syiria (1304-1375 M). Al-Shatir menciptakan
model untuk semua planet memakai kombinasi gerak melingkar sempurna yang tiap
lingkarannya berotasi secara seragam mengitari pusat. Dia memecahkan persoalan jarak
planet dan memberikan catatan lebih akurat untuk observasi selanjutnya. Karya Ibn al-Shatir
di bidang astronomi yang terkenal adalah Kitab Nihayat al-Sul fi Tashih al-Usul. Di karya itu,
Ibnu al-Shatir secara drastis mereformasi model Ptolemeus terkait dengan Matahari, Bulan
dan planet-planet. Model ini berangkat dari sistem Ptolemeus (tapi secara konseptual sangat
berbeda), yang secara matematis identik dengan yang dikembangkan Nicolaus Copernicus di
abad ke-16.
DAFTAR PUSTAKA

Aji, R. H. (2014). Khazanah Sains Dan Matematika Dalam Islam. Jurnal Fillsafat Dan Budaya Hukum ,
165 -168.

Basyar, S. (2020). Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam. Ri ' Ayah , 5, 96 - 102.

Jailani, I. A. (2018). Kontribusi Ilmuwan Muslim Dalam Perkembangan Sains Modern. Jurnal
Theologia , 20, 165 - 188.

Kamairoh Bakri, S.Si, M.Pd. (2021). Ilmuwan Islam Penemu Konsep Matematika. Pekanbaru,Riau.

Maula, I. d. (2018). Perkembangan Matematika Dalam Sejarah Peradaban Islam. Prosiding Konferensi
Integrasi Interkoneksi Islam dan Sains , 1, 115 - 119.

Sanusi, A. (2013). Kontribusi Islam Klasik Pada Ilmu Matematika. Jurnal Tamaddun , 1, 35 - 46.

Setiawan, H. R. (2018). Kontribusi Ilmuwan Muslim dalam Perkembangan Sains Modern. Jurnal
Theologia , 20, 165 - 188.

Anda mungkin juga menyukai