PEMBAHASAN
A. Pengertian Aljabar
Al-jabar adalah salah satu cabang matematika yang menggunakan tanda-tanda dan
huruf-huruf untuk mewakili angka. Kata aljabar berasal dari kata al-jabr yang diambil dari
buku karangan Muhammad ibn musa al-khawarizmi (780-850 M), adalah orang pertama kali
yang memperkenalkan ilmu aljabar yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
dalam bukunya “Al-Jabar W’al Muqabalah” (Perhitungan dengan Restorasi dan Reduksi),
yang membahas tentang cara penyelesaian persamaan-persamaan aljabar. Pemakaian nama
aljabar ini sebagai penghormatan kepada al-khawarizmi atas jasa-jasanya mengembangkan
aljabar, melalui karya-karya tulisnya.
Al-khawarizmi adalah ahli matematika dan ahli astronomi yang termasyhur yang
tinggal di Baghdad (Irak) pada permulaan abad ke-9. Nama al-jabar dikenal dengan nama
arabnya di seluruh bahasa Eropa. Dalam bahasa Inggris disebut algebra,dalam bahasa
Perancis adalah algebre. Begitu pula kalimat yang merujuk pada bahasa Eropa seperti
algorithme/algorism disandarkan pada nama al-khawarizmi.
B. Sejarah Aljabar
Sebenarnya ilmu aljabar sudah ada sejak zaman dahulu kala sebelum masehi. Hal ini
berdasarkan inovasi dokumen Mesir Antik yang ditulis abad 1600 SM. Dokumen tersebut
ialah karya seorang pakar matematika yang bernama Atimes Papyres, yang berisi sejumlah
soal aljabar. Dalam dokumen tersebut Altimes Papyres menggunakan kata “hau”sebagai
pengganti sapta yang belum diketahui. Hau sendiri memiliki arti “sebuah tumpukan atau
onggokan”. Sehingga bisa disimpulkan bahwa pada saat itu masyarakat mengenal lambang
atau simbol eksklusif sebagai pengganti variabel, mereka masih menggunakan kata-kata
sebagai pengganti variabel.
Selanjutnya, pada abad III perkembangan ilmu aljabar di tangan Diophantus yang
merupakan seorang matematikawan yunani yang tak berkembang pesat. Diophantus
meringkas soal-soal dalam persamaan-persamaan eksklusif dan menyimbolkan sapta yang
belum diketahui dengan huruf Yunani yaitu sigma.
1
Selain itu, Diophatus juga memperkenalkan suatu sistem yang cukup menarik yaitu
dengan menggunakan singkatan huruf pertama buat menyatakan suatu persamaan. Kemudian,
pada abad IX istilah “aljabar” baru muncul, hal ini berkat jasa matematikawan Persia
bernama Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi yang lebih dikenal dengan sebutan al-
Khawarizmi atau “bapak aljabar”.
Penyebaran kata al-jabar mulai terjadi ketika bangsa Arab datang ke Spanyol dan
membawa serta kata tersebut. Lama kelamaan seiring dengan berjalannya waktu kata al-jabr
berubah aljabar. Kata aljabar sendiri semakin populer dan tak hanya diterapkan pada satu
macam pengerjaan hitung saja, tetapi juga diterapkan pada berbagai pengerjaan hitung yang
masih tercakup dalam konteks aljabar. Perkembangan aljabar berikutnya terjadi pada abad
XVI oleh Francuis Vieta seorang matematikawan Perancis dan pada abad XVII oleh Rene
Descartes yang merupakan filosof besar Perancis. Disini mereka berdua sama-sama
mengembangkan simbol atau lambang buat persamaan aljabar.
Francois Vieta, menggunakan huruf vocal buat menunjukan sapta yang belum
diketahui menggunakan huruf konsonan buat menyatakan suatu harga yang tetap dalam soal-
soal eksklusif yang telah disepakati sebelumnya. Sedangkan, Rene Descartes mengemukakan
lambang aljabar yang akhirnya digunakan sampai sekarang, yaitu penggunaan huruf a , b, c,
dan huruf-huruf lain yang berdekatan dengan huruf permulaan alfabet buat menyatakan suatu
sapta tetap, sedangkan penggunaan huruf-huruf terakhir alfabet seperti x, y, z dan w
menyatakan sapta yang belum diketahui. Setelah simbol-simbol aljabar digunakan secara
luas, ilmu aljabar berkembang dengan cepat menjadi suatu perangkat kaidah-kaidah dan dalil
yang sistematis yang dapat diterapkan pada semua bilangan.
Akan tetapi aljabar dapat ditelusuri yang berasal dari Babilonial kuno yang
mengembangkan sistem matematika yang cukup rumit, dengan hal ini mereka
mampumenghitung dalam cara yang mirip dengan aljabar sekarang ini. Dengan
menggunakan sistem ini, meraka mampu mengaplikasaikan rumus dan menghitung solusi
untuk nilai yang tak diketahui, yang biasanya masih menggunakan persamaan linier,
persamaan kuadrat dan persamaan linier tak tentu. Sebaliknya, bangsa Mesir dan kebanyakan
bangsa India, Yunani, serta Cina dalam melenium pertama belum masehi, biasanya masih
menggnakan metode geometri, misalnya seperti yang disebutkan dalam “the rhind
mathematical papyrus”,”sulba sutras”, eucilid elements” dan “the nine chapters on the
mathematical art”. Hasil bangsa yunani dalam geometri, yang tertulis dalam kitab elemen,
2
menyediakan kerangka berfikir untuk menggeneralisasi formula matematik di luar solusi
khusus dari suatu permasalahan tertentu ke dalam sistem yang lebih umum untuk menyatakan
dan memecahkan persamaan, yaitu kerangka berpikir logika deduksi.
Seperti telah disinggung di atas istilah “aljabr” berasal dari kata Arab yang berasal
dari kitab “Al-Kitab Al-Jabr Wa Al-Muqabala” (yang berarti “the compendious book on
calcululation by completion and balancing”) yang ditulis oleh matematikawan Persia
Muhammad ibn Musa al- Khawarizmi. Kata “al-jabar” sendiri sebenarnya berarti
penggabungan (reunion). Matematikawan Yunani di zaman Hllenisme, Diophantus, secara
tradisional dikenal sebagai “bapak aljabar”, meskipun sampai sekarang masih diperdebatkan,
tetapi ilmuwan yang bernama Rashed dan Angela Armstrong dalam karyanya bertajuk the
development of arabic mathematics, menegaskan bahwa aljabar karya al-Khawarizmi
memiliki perbedaan yang signifikan dibanding karya Diophantus, yang kerap disebut-disebut
sebagai penemu aljabar. dalam pandangan ilmuwan, karya al-Khawarizmi jauh lebih baik
dibanding karya Diophantus.
Al-khawarizmi yang pertama kali memperkenalkan aljabar dalam suatu bentuk dasar
yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan konsep aljabar Diophantus
lebih cendrug menggunakan aljabar sebagai alat bantu untuk aplikasi teori bilangan. Ilmu
pengetahuan aljabar sebenarnya merupakan penyempurnaan terhadap pengetahuan yang telah
dicapai oleh bangsa Mesir dan Babiylonia. Kedua bangsa tersebut telah memiliki catatan-
catatan yang berhubungan dengan masalah aritmatika,aljabar, dan geometri.
3
matematika dan persia yang dilahirkan pada tahun 194 H/780 M, tepatnya di
Khawariz, Uzbeikistan.
2. Al-Qalasadi
Al- tusi adalah matematikawan dan astronom islam dari Persia. Al- tusi
mengajar berbagai topik matematika, astronomi dan yang terkait, seperti bilangan,
tabel astronomi. Al-tusi menulis beberapa makalah tentang aljabar. Dia memberikan
metode yang kemudian dinamakan sebagai metode Ruffini-Horner untuk
menghampiri akar persamaan kubik. Meskipun sebelumnya metode ini telah
digunakan oleh para matematikawan arab untuk menemukan hampiran akar ke-n dari
sebuah bilangan bulat, Sharaf adalah orang pertama kali yang menerapkan metode ini
untuk memecahkan persamaan umum jenis ini. Dalam Al-Mudalat (tentang
4
persamaan), al-tusi menemukan solusi aljabar dan numerik dari persamaan kubik dan
yang pertama kali menemukan turunan polinomial kubik, hasil yang penting dalam
kalkulus diferensial.
5. Omar Khayyam
Omar adalah seorang ilmuwan yang berasal dari Persia ini membangun
aljabar geometri dan menemukan bentuk umum geometri dari persamaan kubik.
6. Kowa Seki
Kowa Seki adalah ilmuwan yang berasal dari Jepang pada abad 17, Kowa Seki
mengembangkan tentang determinan.
7. Robert Recorde
Robert adalah seorang yang memperkenalkan tanda “=” yang terdapat dalam
bukunya tang berjudul “the whetstone of witte” pada tahun 1557.
5
b) Aljabar Abstrak atau Aljabar Modern
c) Aljabar Linier
Cabang dari ilmu matematika yang mempelajari sifat-sifat khusus dari ruang
vektor (termasuk matrik).
d) Aljabar Universal
Universal berarti keseluruhan, aljabar universal adalah aljabar yang mempelaj
ari sifat-sifat bersama dari holistik aljaba atau semua struktur aljabar.