Anda di halaman 1dari 8

Tugas Individu Dosen Pengampu

Integrasi Ilmu Ansharullah, S.Ag.,M. Fil . I

MAKALAH
PERAN AL KHAWARIZMI DALAM BIDANG MATEMATIKA

DI SUSUN OLEH :

FATMAWATI/ 200105010016
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

EKONOMI SYARIAH

BANJARMASIN

2020
A. PENDAHULUAN
Latar belakang
Pada awalnya matematika berasal dari kebudayaan Babilonia dan Mesir, selain
juga dari India dan Persia. Matematika kemudian diterima oleh para filosuf dan
ilmuwan Yunani. Namun kaum muslimin kemudian memelihara dan
mengembangkannya melalui penelitian dan eksperimen. Matematika modern adalah
sebuah bidang yang kompleks dan abstrak yang membutuhkan penelitian dan
eksperimen. Hal ini juga menjadi penyebab siswa frustrasi pada siswa sekolah
menengah di kelas matematika, tetapi matematika juga menyediakan dasar bagi semua
keajaiban teknologi yang kita nikmati dewasa ini.
Tanpa pemikiran yang luar biasa dari seorang ahli matematika abad ke-8 Islam,
Al-Khawarizmi, dunia matematika saat ini akan terlihat sangat berbeda. Muhammad
Al-Khawarizmi lahir pada 780 Masehi di Khorasan, sebuah provinsi di timur Persia,
tepat di Jalan Sutra kuno yang legendaris antara China dan Roma.
Ketika Khalifah Abbasiyah, Al-Ma'mun mendirikan House of Knowledge di
Baghdad pada tahun 832 M, Al-Khawarizmi dipanggil ke kota secara pribadi. Al-
Ma'mun percaya pada rasionalisme, menugaskan Al-Khawarizmi membuktikan
keberadaan Allah, melalui kompleksitas dan keindahan matematika. Al-Khawarizmi,
seperti banyak dari rekan-rekannya, harus bekerja menerjemahkan teks Yunani dan
India kuno. Pengetahuan tentang pemikir besar seperti Pythagoras, Euclid, dan
Brahmagupta adalah tumpuan baru bagi sarjana Islam.
Kontribusi Al-Khawarizmi dimulai dengan penerjemahan teks Yunani dan
Hindu. Dari buku besar India pada bidang matematika, untuk membuka Semesta, Al-
Khawarizmi mengembangkan ide nol (zero) sebagai nomor. Hal ini membuka dunia
baru bagi matematika. Dengan sistem nomor 0 sampai 9, Al-Khawarizmi mampu
mengembangkan aljabar, yang pada awalnya digunakan untuk menghitung hukum
waris Islam. Dia mengembangkan geometri Yunani, dan mengembangkan ide-ide dasar
matematika. Al-Jabar merupakan cabang dari aritmatika (ilmu hisab), yang mana
merupakan cara untuk mengetahui nilai sesuatu yang belum diketahui melalui data-data
yang telah diketahui asalkan ada hubungan diantara mereka yang memerlukannya.
Selain Al-Jabar dalam Islam dikenal pula istilah Ilmu Hisab (Aritmatika) dan Handasah
(Geometri). 1

B. Riwayat Hidup Al Khawarizmi

Nama Asli dari Al-Khawarizmi ialah Muhammad Ibn Musa al-khawarizmi. Selain itu
beliau dikenali sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff. Al-Khawarizmi
dikenal di Barat sebagai al-Khawarizmi, al-Cowarizmi, al-Ahawizmi, al-Karismi, al-Goritmi,
al-Gorismi dan beberapa cara ejaan lagi. Ia dikenal sebagai penemu dari Aljabar dan juga angka
nol. Tak heran orang barat menjulukinya sebagai father of algebra atau bapak aljabar. 2

Lahir sekitar tahun 780 di Khwārizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar
tahun 850 di Baghdad. Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah
Kehormatan di Baghdad.

Buku pertamanya, Al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas solusi sistematik
dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar. Translasi bahasa
Latin dari Aritmatika beliau, yang memperkenalkan angka India, kemudian diperkenalkan
sebagai Sistem Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada abad ke 12. Ia merevisi dan
menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan tentang astronomi dan
astrologi. Kontribusi beliau tak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga dalam
kebahasaan. Kata Aljabar berasal dari kata Al-Jabr, satu dari dua operasi dalam matematika
untuk menyelesaikan notasi kuadrat, yang tercantum dalam buku beliau. Kata logarisme dan
logaritma diambil dari kata Algorismi, Latinisasi dari nama beliau. Nama beliau juga di serap
dalam bahasa Spanyol Guarismo dan dalam bahasa Portugis, Algarismo yang berarti digit. 3

Sedikit yang dapat diketahui dari hidup beliau, bahkan lokasi tempat lahirnya
sekalipun. Nama beliau mungkin berasal dari Khwarizm (Khiva) yang berada di Provinsi

1
AM, Saefuddin, Islamisasi Sains dan Kampus, (Jakarta: PPA Consultants, 2010), 33. Mulyadi Kertanegara,
Reaktualisasi Tradisi Ilmiah Islam (Jakarta: Baitul Ihsan, 2006), 149. Kontribusi Islam atas Dunia Intlektlektual
Barat (Jakarta: Risalah Gusti, 1996), 243
2
https://www.biografiku.com/biografi-al-khawarizmi/
3
Sulaiman Nordin, Sains Menurut Perspektif Islam (Kuala Lumpur: Dwi Rama, 2000), 134
Khurasan pada masa kekuasaan Bani Abbasiyah (sekarang Xorazm, salah satu provinsi
Uzbekistan). Gelar beliau adalah Abū ‘Abdu llāh (Arab: ‫( هلال عبد أبو‬atau Abū Ja’far)4.

C. Peran Al Khawarizmi dalam Bidang Matematika


a. Dalam bidang Aritmatika

Karya aritmatika al-Khawarizmi berjudul kitab “Al-Jam’a wa-l-tafriq bi-hisab al-Hind


(Book of Addition and Subtractrion by the Method of Calculation) yang ditulis setelah ia
mengerjakan karya fenomenalnya, Algebra. Versi berbahasa Arabnya telah hilang, tetapi versi
bahasa latin ditemukan pada tahun 1857 di perpustakaan Universitas Cambridge. Diyakini
bahwa kopian tersebut merupakan tulisan aritmatika al-Khawarizmi yang diterjemahkan oleh
Adelard of Bath pada abad ke-12 M.

Karya al-Khawarizmi ini dikenal sebagai buku pelajaran pertama yang ditulis dengan
menggunakan sistem bilangan desimal. Meskipun masih bersifat dasar, ini merupakan titik
tolak pengembangan ilmu matematika dan sains.

Hasil kerja al-Khawarizmi menjadi penting karena merupakan notasi yang pertama kali
menggunakan basis angka Arab dari 1 sampai dengan 9, 0 dan pola nilai penempatan. Karya
ini masih dilengkapi pula dengan aturan-aturan yang diperlukan dalam bekerja dengan
menggunakan notasi bilangan Arab dan penjelasan tentang empat basis operasi perhitungan,
yaitu penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

Di antara notasi bilangan Arab yang diperkenalkan oleh al-Khawarizmi, tidak terlalu
signifikan dibandingkan dengan notasi nol digit. Meskipun notasi nol disimbolkan dengan
sebuah ruang kosong dalam satu rangkaian angka, benda dengan bentuk lingkaran kecil ini
merupakan salah satu temuan matematika yang terbesar. Notasi nol juga membuka jalan bagi
konsep penulisan bentuk positif dan negatif dalam aljabar.

Masyarakat Hindu menggunakan kata “sunya” untuk penulisan nol yang mengandung
makna kosong atau hampa. Al-Khawarizmi mengganti kata “sunya” dengan “sifr”. Setelah
diperkenalkan oleh al-Khawarizmi simbol notasi nol dikenal secara luas dengan digunakan 250
tahun dalam dunia Islam sebelum bangsa Eropa datang dan mengenal simbol tersebut.

4
Al-Tabarī, de Goeje ed., III, 2, 1364
Pekerjaan di bidang aritmatika al-Khawarizmi membawa dampak besar di dalam
perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam. Hasil kerjanya menghadiahkan para ahli
matematika sebuah alat bantu yang telah digunakan sejak awal abad ke-9.

b. Dalam bidang Al jabar

Hasil pemikiran beliau dalam buku al-Jabar dianggap sebagai revolusi besar dalam
bidang matematika. Beliau berhasil mengintegrasikan konsep-konsep geometri dari
matematika yunani kuno ke dalam konsep matematika yang baru. Pemikirannya menghasilkan
sebuah teori gabungan yang memungkinkan bilangan rasional, irasional, dan besaran-besaran
geometri diperlakukan sebagai objek-objek aljabar.5

Salah satu karya monumental al-Khawarizmi adalah Kitab al-Jabr wa’l Muqabalah
(The Book of Restoring and Balancing). Buku ini ditulis antara tahun 813-833 M. Buku ini
berkaitan dengan teori persamaan linier dan kuadrat dengan satu variabel yang tidak diketahui
sebagaimana dasar perhitungan yang berkaitan dengan bilangan binomial dan trinomial.

Aljabar sendiri berarti mengembalikan sesuatu kepada keadaannya yang pertama


seperti menguraikan angka pecahan. Adapaun artinya dalam istilah matematika adalah
menambah sejumlah angka tertentu untuk dua tambahan dengan tujuan memudahkan
penyelesaiannya. Sementara almuqabalah (persesuaian) artinya menyamakan antara satu angka
dengan angka yang lain dan menghasilkan suatu nilai.

Para sejarawan meyakini bahwa karya al-Khawarizmi yang berjudul Kitab al-Jabr wa’l
Muqabalah ini merupakan literatur pertama dalam sejarah di mana istilah aljabar muncul dalam
konteks disiplin ilmu. Salah seorang pakar matematika terkemuka, Abu Kamil Syuja’ ibn
Aslam menegaskan dalam bukunya “Kitab al-Washaya bil Jabar wal Muqabalah” bahwa al-
Khawarizmi adalah orang yang pertama kali menggagas aljabar.

Al-Khawarizmi sendiri menyebutkan dalam pengantar bukunya bahwa khalifah al-


Ma’mun yang memerintahkan untuk menulis buku ini dan dia selalu memotivasinya. Maka
dari itu, tidak benar apabila ada yang mengatakan bahwa ilmu aljabar telah ada di tangan orang
lain selain al-Khawarizmi, tentu dengan alasan yang sangat sederhana, yaitu munculnya ilmu
aljabar memerlukan perpaduan antara sistem penjumlahan angka-angka India dengan kaedah
dan teori arsitektur Yunani. Jadi tidak mungkin, aljabar dikenal sebelum al-Khawarizmi.

5
https://www.dicoding.com/blog/al-khawarizmi/
Sebelumnya, rumus-rumus aljabar tidak pernah ada. Untuk mengganti (x) dan (y), al-
Khawarizmi menggunakan nilai yang tidak diketahui dengan kata “sesuatu” atau “akar” dan
perempatannya ditunjukkan dengan kata “harta”.

Bagian pertama tulisan aljabar al-Khawarizmi menekankan pada teori-teori yang


berkaitan dengan subjeknya, memberi penjelasan terhadap terminologi penulisan dan konsep
penulis. Pada bagian kedua penekanan pada prosedur normal yang mengesahkan penggunaan
perhitungan praktis untuk direduksi dengan dasar-dasar aljabar. Bagian akhir tulisannya
berkenaan dengan aplikasi aljabar untuk bidang perdagangan, penelitian lapangan, pengukuran
bidang geometri dan terakhir aplikasi pada hukum warisan Islam.

Kitab “Al-Jabar wal Muqabalah” sangat berarti secara ilmiah dan memliki nilai yang
besar. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa latin oleh Robert Chester agar menjadi
salah satu pendorong bagi kebangkitan keilmuan Eropa.

Selain dalam bidang matematika al Khawarizmi pun sangat berperan dalam bidang lain
seperti :
a. Penemuan di Bidang Ilmu Falak (Astronomi)
Al-Khawarizmi ikut berperan dalam mengukur lingkaran bumi yang dilakukan
pada masa khalifah al-Ma’mun. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan ilmu
astronomi. Untuk tujuan itulah dibentuk dua tim yang terdiri dari para ilmuwan, salah
satunya mengarah ke utara dan satunya mengarah ke selatan pada garis lintang yang
sama. Setelah itu masing-masing tim menentukan garis bujur di tempat tibanya dengan
cara mengukur ketinggian bintang kutub.

Dari dua pengukuran itu, para ilmuwan muslim kemudian menghitung


derajatnya yang pada gilirannya digunakan untuk menghitung lingkaran bumi dan
separuh wilayahnya dengan ketelitian yang melebihi pengukuran yang dilakukan oleh
ahli matematika Yunani Alexandria, Eratosthenes.

Al-Khawarizmi juga membuat diagram astronomi seperti yang dimuat dalam


bukuya “As-Sanad Hind”. Sebagaimana dia juga menulis beberapa karya penting dalam
ilmu astronomi, diantaranya buku yang berjudul “al-Amal bi Al-Istharlab”, dan buku
“Jadwa an-Nujum w Harakatuha”.

b. Penemuan di bidang Ilmu Geografi


Dalam ilmu Geografi, al-Khawarizmi menulis buku “Shuratul al-Ardh” yang
membenarkan pendapat Ptolemaeus dan menulis peta yang lebih detail pada peta yang
ditulis oleh Ptolemaeus. Dia juga meulis buku berjudul “Taqwim al-Buldan”. Seorang
orientalis Italia, Carlo Nallino mengakui bahwa buku-buku yang ditulis al-Khawarizmi
dalam ilmu geografi dan astronomi bukan hanya sekedar mengutip dari ilmu geografi
bangsa Yunani dan mengulang pendapat mereka dalam hal itu, melainkan dia telah
mampu membuat ilmu geografi sebagai ilmu yang berdiri sendiri. 6

Al-Khawarizmi telah memberikan kontribusi yang besar dalam mendorong


perkembangan peradaban manusia hingga masa sekarang. Pada masa kebangkitan
Eropa untuk maju dan mengejar ketertinggalan peradabannya, nama al-Khawarizmi
bagi para ilmuwan seakan-akan lebih ampuh daripada sihir, sehingga mereka membuat
puisi yang mengabadikan peringatan lahirnya ilmuwan ini yang telah mengeluarkannya
dari kebodohan.

Akan tetapi setelah Eropa bangkit, mereka benar-benar melupakan al-


Khawarizmi, hingga ada sebagian ilmuwan moderat yang menyadari pentingnya
mengembalikan hak-hak al-Khawarizmi kepadanya. Sementara itu di dunia Islam era
kontemporer, banyak yang tidak mengenal siapa itu al-Khawarizmi. Bahkan jika
bertanya kepada mereka yang bersekolah di bidang matematika, belum tentu mereka
mengetahui siapa itu al-Khawarizmi dalam perkembangan ilmu matematika dan
aljabar. Hargailah jasa-jasa ilmuwan yang telah berjuang untuk memajukan peradaban
manusia.

6
https://wawasansejarah.com/kontribusi-al-khawarizmi-di-matematika/
D. PENUTUP
KESIMPULAN
Nama Asli dari Al-Khawarizmi ialah Muhammad Ibn Musa al-khawarizmi.
Selain itu beliau dikenali sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff.
Al-Khawarizmi dikenal di Barat sebagai al-Khawarizmi, al-Cowarizmi, al-Ahawizmi,
al-Karismi, al-Goritmi, al-Gorismi dan beberapa cara ejaan lagi. Lahir sekitar tahun 780
di Khwārizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad.

Buku pertamanya, Al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas solusi


sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar.
Kata Aljabar berasal dari kata Al-Jabr, satu dari dua operasi dalam matematika untuk
menyelesaikan notasi kuadrat, yang tercantum dalam buku beliau.

Karya aritmatika al-Khawarizmi berjudul kitab “Al-Jam’a wa-l-tafriq bi-hisab


al-Hind (Book of Addition and Subtractrion by the Method of Calculation) yang ditulis
setelah ia mengerjakan karya fenomenalnya, Algebra (Al jabar). Karya al-Khawarizmi
ini dikenal sebagai buku pelajaran pertama yang ditulis dengan menggunakan sistem
bilangan desimal. Meskipun masih bersifat dasar, ini merupakan titik tolak
pengembangan ilmu matematika dan sains.

Dalam bidang Aljabar ada salah satu karya monumental al-Khawarizmi adalah
Kitab al-Jabr wa’l Muqabalah (The Book of Restoring and Balancing). Buku ini ditulis
antara tahun 813-833 M. Buku ini berkaitan dengan teori persamaan linier dan kuadrat
dengan satu variabel yang tidak diketahui sebagaimana dasar perhitungan yang
berkaitan dengan bilangan binomial dan trinomial.

Aljabar sendiri berarti mengembalikan sesuatu kepada keadaannya yang


pertama seperti menguraikan angka pecahan. Adapaun artinya dalam istilah
matematika adalah menambah sejumlah angka tertentu untuk dua tambahan dengan
tujuan memudahkan penyelesaiannya. Sementara almuqabalah (persesuaian) artinya
menyamakan antara satu angka dengan angka yang lain dan menghasilkan suatu nilai.

Al-Khawarizmi telah memberikan kontribusi yang besar dalam mendorong


perkembangan peradaban manusia hingga masa sekarang. Hargailah jasa-jasa ilmuwan
yang telah berjuang untuk memajukan peradaban manusia.

Anda mungkin juga menyukai