Anda di halaman 1dari 6

BIOGRAFI AL KHAWARIZMI

Disusun oleh :
Nama : AKRAM NAIL D.
GLINKA GIVANS.
PUTRI SAHWA.
DHEA MEYLANI.
MELISA NUR`AENI.
ASKY YOANADEVI.
Kelas : XI MIPA 2
Kelompok :
Guru Pengajar : Rizky Yuliantari, S.Si

SMA NEGERI 1 NAGRAK


2023
Jalan Raya Nagrak No. 16 Telp. (0266) 6540626
Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat
Kode Pos :43356 Website : www.sman1nagrak.sch.id E-mail : smarak_smi@yahoo.co.id
A. Kata pengantar.

Tiada kata yang mewakili perasaan kami saat ini kecuali rasa syukur.
Untuk itu, kami ucapkan terima kasih kepada Allah SWT. atas rahmat-Nya,
kami dapat menyusun makalah biografi ini dengan baik. Meski mendapatkan
kendala, tapi kami bisa melaluinya sehingga laporan biografi "Al- kagharizmi"
ini dapat terselesaikan tepat waktu.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat. Kami
ucapkan terima kasih kepada Pak Ihsan Padil, S.Pd. selaku guru pembimbing
yang telah menugaskan tugas ini kepada kami.

Laporan biografi ini sangat berkesan untuk kami secara personal. Kami
menyadari bahwa laporan biografi ini masih banyak kekurangan. Sebagai
penulis, Kami berharap pembaca bisa memberikan kritik agar tulisan
selanjutnya jauh lebih baik. Di sisi lain, Kami berharap pembaca menemukan
pengetahuan baru dari laporan biografi ini. Walaupun laporan biografi ini tidak
sepenuhnya bagus, Kami berharap ada manfaat yang bisa diperoleh oleh
pembaca. Demikian sepatah dua patah kata dari Kami. Terima kasih.
Sukabumi, februari 2022
Muḥammad bin Mūsā al-khawarizmi (bahasa Persia: ‫محمد بن موسى‬
‫ )الخوارزمي‬adalah seorang ahli dalam bidang matematika, astronomi, astrologi,
dan geografi yang berasal dari Kufah, Irak. Lahir sekitar tahun 780 di
Khwarezmia (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di
Bagdad. Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah
Kehormatan di Bagdad yang didirikan oleh Khalifah Bani Abbasiyah Ma'mun
Ar-Rasyid, tempat ia belajar ilmu alam dan matematik, termasuk mempelajari
terjemahan naskah Sanskerta dan Yunani.

Kemajuan peradaban Islam tidak terlepas dari pengaruh kemunculan dan


perkembangan pesat ilmu astronomi Islam. Islam memimpin peradaban dunia
dan memecahkan rekor sebagai peradaban terlama yang bertahan lebih dari 14
abad. Pada masa ini, kegiatan astronomi di dunia Islam mulai berkembang
secara intensif. Kondisi ini tidak lepas dari peran al-Khawarizmi yang
memberikan kontribusi yang sangat berharga. Konstruksi pemikirannya yang
berlandaskan pada astronomi matematis menjadikannya sebagai tumpuan
perkembangan astronomi Islam, disamping perkembangannya dari teori
geosentris Aristoteles dan Ptolemeus. Inilah sumbangsih nyata al-Khawarizmi
yang sangat besar dan mendasar di masa kejayaan Islam abad pertengahan yang
akhirnya menjadi titik tolak perkembangan ilmu pengetahuan dan astronom
muslim selanjutnya hingga saat ini. Munculnya berbagai observatorium dan
planetarium yang melakukan pengamatan dengan alat yang lebih modern
akhirnya melahirkan banyak teori baru dalam kajian astronomi dunia. Studi ini
mengeksplorasi peran al-Khawarizmi dalam pertumbuhan dan perkembangan
astronomi pada masanya hingga saat ini. Di masa-masa keemasannya, dunia
Islam telah melahirkan berbagai tokoh cendikiawan yang piawai dalam berbagai
bidang ilmu, salah satunya adalah matematika. Di antara nama besar ilmuwan
muslim bidang matematika tersebut adalah Al-Khawarizmi. Nama lengkapnya
adalah Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi, seorang ilmuwan Muslim
kelahiran Khawarizm. Karya tulisnya di bidang Aljabar yang berjudul Al-Jabr
wa lamuqabilah sangat dikenal. Al-Khawarizmilah yang menjadi pencetus
penggunaan angka 0 dan mengenalkan sistem notasi desimal serta tanda
pengkalian dua sebagaimana yang dipakai sekarang. Al-khawarizmilah pula
yang meletakkan dasar-dasar penting dalam Aljabar dan Algoritma, sehingga ia
kemudian dijuluki "Bapak Aljabar" dan namanya diabadikan dengan
matematika maupun astronomi dan geografi tidak diragukan lagi dalam catatan
sejarah, karena kajian yang dipakainya menggunakan pendekatan sistematis dan
logis. Dialah ilmuwan matematikawan Muslim terbesar sepanjang sejarah
peradaban Islam.
B. Perjalanan hidup Al-Khawarizmi.

Ketika dia masih muda, orang tua Khawarizmi membawanya ke daerah


selatan Baghdad. Di Bagdad itulah Al-Khawarizmi memulai semangatnya untuk
belajar. Pada masa kekhalifahan Harun ar-Rasyid pada tahun 786-809 Masehi,
Al-Khawarizmi diangkat sebagai anggota Bayt Al Hikmah, ia juga dikenal
sebagai Rumah Kebijaksanaan atau House of Wisdom di Baghdad, pada saat ia
remaja.

Bayt al-Hikmah adalah lembaga penerjemahan, pusat penelitian ilmiah, dan


perpustakaan besar yang didirikan oleh Khalifah Harun Al-Rasyid. Di sinilah
para ilmuwan berkumpul.

Setelah berakhirnya kekhalifahan Al-Rasyid pada tahun dan digantikan oleh


khalifah Al-Makmun selama 813-833 Masehi, Baghdad terus menjadi pusat
perdagangan dan pengetahuan. Setelah mewarisi kecintaan terhadap ilmu
pengetahuan, Khalifah Al Makmun menyadari bahwa ilmu pengetahuan adalah
kunci peradaban.

Al-Khawarizmi telah menjadi ilmuwan sejak pengangkatan pertamanya


sebagai anggota Bayt Al-Hikmah. Di sana ia terus belajar banyak ilmu,
terutama ilmu alam dan matematika. Al-Khawarizmi terus bekerja di bidang
pendidikan dan penelitian ilmiah sepanjang hidupnya. Ini hal yang membuat ia
sangat terbuka untuk sumber pengetahuan dari mana saja di dunia, termasuk
Yunani, India dan bahkan Roma.
Kecintaan Al-Khawarizmi pada pengetahuan membawanya untuk
mempelajari bahasa Sanskerta dan juga bahasa Yunani. Setelah menguasai
bahasa-bahasa tersebut, Al-Khawarizmi mulai menerjemahkan beberapa buku.
Seperti buku India Siddhanta yang memuat ilmu astronomi, ia
menerjemahkannya ke dalam bahasa Arab. Ia kemudian menerjemahkan sebuah
buku yang berisi geografi oleh ilmuwan Yunani Ptolomeus.

Berkat kemampuannya menerjemahkan buku-buku tersebut, pengetahuan dan


pemikiran Al-Khawarizmi di bidang sains semakin meningkat.

Keterbukaannya untuk merangkul sains di mana-mana memungkinkan Al-


Khawarizmi menciptakan banyak karya. Karya terbesarnya adalah aljabar.
Bukunya “Al-kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa`l-muqabala (The
Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing)” menjadi
landasan penting bagi aljabar modern. Aljabar juga merupakan materi yang
dipelajari secara luas di dunia saat ini.

Keterbukaannya untuk merangkul sains di mana-mana memungkinkan Al-


Khawarizmi menciptakan banyak karya. Karya terbesarnya adalah aljabar.
Bukunya “Al-kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa`l-muqabala (The
Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing)” menjadi
landasan penting bagi aljabar modern. Aljabar juga merupakan materi yang
dipelajari secara luas di dunia saat ini.

Karya ini terkait erat dengan pemikiran seorang sarjana Yunani bernama
Diophantus. Al-Khawarizmi meninggalkan karya Diophantus dan menemukan
banyak masalah dan kesalahan yang sulit dipahami. Di sana, Al-Khawarizmi
mulai memperbaiki dan menyempurnakan aljabar. Ia mengembangkan tabel
rinci trigonometri yang mencakup fungsi dan turunan dari sinus, kosinus,
tangen, dan kotangen. Berkat penemuannya, Al-Khawarizmi disebut sebagai
“bapak aljabar”. Hal ini juga diakui oleh para pemikir Barat.

Matematikawan Barat Kranz menulis dalam bukunya “The Social Al-


Khawarizmi Algebra”. Krantz mengatakan Al-Khwarizmi layak mendapat gelar
sebagai “Bapak Aljabar” lebih baik daripada Diopanthus. Al-Khawarizmi juga
menjadi yang pertama mengajarkan aljabar dalam bentuk dasarnya. Tidak hanya
itu, ia juga dikenal sebagai pencipta rumus geometri dan penyusun daftar
logaritma dan aritmetika desimal.

Al-Khawarizmi juga mempopulerkan penggunaan angka nol. Ia adalah orang


pertama yang menggambarkan penggunaan angka, termasuk angka nol.
Karyanya di bidang aritmetika tertuang dalam bukunya “al-Jam’ wat-Tafriq bi-
Hisab al-Hind (The Book of Addition and Subtraction According to The Hindu
Calculation)”. Di dalamnya, Al-Khawarizmi menjelaskan tentang penjumlahan
dan pengurangan berdasarkan perhitungan Hindu.

Al-Khawarizmi memperkenalkan penggunaan angka Hindu dari 1 hingga 9


serta 0. Ia juga membahas sejarah angka. Nah, berkat buku Al-Khawarizmi
itulah orang Eropa belajar menggunakan angka nol agar lebih mudah
menghitung kelipatan 10, 100, 1000, dan seterusnya.

Al Khawarizmi memperkenalkan tidak hanya aljabar, tetapi juga konsep


algoritma, yang memiliki dampak yang sangat signifikan pada perkembangan
teknologi modern. Algoritma adalah ilmu matematika yang mengajarkan
langkah-langkah logis dalam memecahkan masalah yang terstruktur secara
sistematis. Algoritma juga merupakan jantung dari ilmu komputer. Dari semua
karyanya di bidang matematika yang berdampak besar pada peradaban manusia,
Al-Khawarizmi juga disebut sebagai “bapak matematika”.

C. Karya Tulis Muhammad bin Musa al-Khawarizmi

1. Kitab al-Mukhtasar fi Hisab al-


Jabr wal Muqabalah. Dalam bahasa Inggris kitab ini dikenal dengan nama "The
Compendious Book on Calculation by Completionand Balancing". Kitab ini
merupakan karya al-Khawarizmi pada abad ke-9 M yang sangat monumental.
Kemudian pada abad ke-12 kitab ini diterjemahkan ke dalam bahasa latin oleh
Gerard dari Cremona.7 Kitab ini berisikan tentang uraiandan penjelasan tentang
persamaan linier dan kuadrat. Carl B. Boyer dalam karyanya bertajuk "The
Arabic Hegemony": A History of Mathematics, mengungkapkan, Kitab Aljabar
karya al-Khawarizmi menguraikan perhitungan yang lengkap dalam
memecahkan akar positif polynomial persamaan sampai dengan derajat kedua.
Boyer menambahkan bahwa, kitab karya al-Khawarizmi itu juga
memperkenalkan metode dasar "pengurangan" dan “penyeimbangan", yang
mengacu pada perubahan syarat-syarat mengurangi sisi lain sebuah persamaan
yaitu pembatalan syaratsyarat seperti sisi berlawanan dari persamaan.8

2. Kitab Dixit Algorizmi, yang juga merupakan karya spektakuler yang


berisi tentang ilmu aritmetika. Namun sayang naskah asli yang berbentuk
bahasa Arab ternyata sampai saat ini tidak ditemukan alias hilang. Dixit
Algorizmi merupakan terjemahan dari kitab al-Khawarizmi yang dilakukan pada
abad ke-12 oleh Adelard of Bath. Pada buku Dixit Algorizmi kalkulasi
dengan angka Hindu memprinsipkan kemampuan difusi angka India ke dalam
perangkaan timur tengah dan kemudian Eropa.9

3. Kitab Shurah al-Ardh (Buku Pemandangan Dunia atau


Kenampakan Bumi) yaitu kitab yang membahas mengenai bentuk
bumi yang merupakan kitab yang menjadi dasar ilmu bumi Arab.
Naskah kitab ini disimpan di Strassburg (Jerman), dalam kitab ini dihiasi peta-
peta.10 Dan terjemahan latinnya disimpan di Biblioteca National de Espana di
Madrid. Kitab tersebut ditulis oleh al-Khawarizmi berdasarkan
pendekatan geografi yang ditulis oleh Ptolemeus.11 Buku ini isinya dimulai
dengan daftar bujur dan lintang termasuk zona cuaca. Paul Gallez, mengatakan
bahwa kitab ini sangat bermanfaat untuk menentukan posisi kita untuk membuat
pendekatan praktis.

4. Kitab at-Tarikh, yaitu kitab yang isinya mengenai sejarah, yang


mengisahkan perjalanan kembalinya Khalifah al-Ma’mun ke Bagdad.12

D. Penemuan Aljabar Oleh Al Khawarizmi

Namanya saja menunjukkan bahwa penemu aljabar adalah seorang Arab atau
ilmuwan Islam Persia, yaitu Muhammad ibn Musa al-Qharizmi. Aljabar diambil
dari bukunya “Al-Kitab al-Jabr wa al-Muqabalat”.
Aljabar itu sendiri yang berarti pertemuan, koneksi, penyelesaian. Aljabar
bukan hanya cabang matematika yang dapat digambarkan sebagai generalisasi
dan perluasan aritmetika, tetapi juga merupakan nama dari struktur abstrak.
Dengan kata lain, aljabar adalah cabang matematika yang mempelajari
struktur, hubungan, dan besaran dengan menggunakan simbol, biasanya huruf,
sebagai sarana untuk membantu menyederhanakan dan memecahkan masalah
komputasi, biasanya. Misalnya, simbol X singkatan dari angka tertentu yang
diketahui dan Y untuk bilangan yang ingin diketahui.
Aljabar sebenarnya merupakan penyempurnaan dari pengetahuan yang
diperoleh bangsa Mesir dan Babilonia sekitar 2000 tahun sebelum Masehi.
Kedua negara ini menggunakan beberapa item yang berhubungan dengan
aritmetika, tetapi sistem dan strukturnya masih sangat sederhana.
Sarjana Barat juga mengakui bahwa Al Khawarizmi adalah pendiri
aljabar, dan karena itu disebut sebagai “bapak matematika.” Memang, seseorang
pernah menyebut nama Diophantus, yang sering disebut sebagai pendiri aljabar.
Namun, menurut para ahli matematika, khususnya aljabar, karya Al-
Khawarizmi jauh lebih unggul daripada karya Diophantus.
Sistem ini memudahkan untuk menerapkan rumus dan menghitung solusi
ke nilai yang tidak diketahui untuk jenis masalah yang biasanya diselesaikan
menggunakan persamaan linier, persamaan kuadrat, dan persamaan linier tak
tentu. Ini adalah langkah maju dibandingkan dengan ilmuwan Yunani, Mesir,
India, dan Cina pada 1000 tahun sebelum Masehi, yang masih menggunakan
metode geometris untuk menyelesaikan persamaan serupa.

Daftar pustaka.

Anda mungkin juga menyukai