REVIEW BUKU
( BUKU AQIDAH, FIQH, SKI, ULUMUL QUR’AN, ULUMUL HADIST DAN BUKU
AKHLAK )
Tugas ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Matrikulasi Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. H. Alfauzan Amin, M.Ag
Disusun Oleh :
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO
(UINFAS) BENGKULU
2023
REVIEW BUKU BIDANG SEJARAH ISLAM
A. Identitas Buku
Judul Buku : Sejarah Islam Klasik ( Pengembangan pengetahuan Islam)
Penulis : Prof. Dr. Hj. Musyrifah Sunanto
Buku Tebal : 285 hal.
Penerbit : Prenada Media
Tahun : Juli 2013
Oleh : Mutiara Matondang
B. Ulasan
Mencoba menelaah Tentang buku-buku sejarah Islam, khususnya di
bidang pengetahuan tidak akan pernah Ada akhirnya, karena begitu banyak buku
tentang sejarah Islam. Diantara Salah satunya adalah buku yang saya pilih. untuk
ulasan saya adalah buku karya Prof. Dr. Hj. Musyrifah Sunanto berjudul Sejarah
Islam Klasik (Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam). Berharap Saya berharap
dapat membawa manfaat bagi semua pembaca.
Dalam buku ini Ada tujuh bab yang dari tujuh bab itu akan saya uraikan bab demi
bab satu. Satu per satu.
Bab satu, tentang Bab satu buku ini membahas perkembangan
pengetahuan pada masa Rasulullah dan Khulafaur Ar-R asyidin. Pada masa Rasul,
komunitas Arab dikenal sebagai jahiliyah (zaman Kebodohan) Kebodohan yang
dimaksud di sini tidak hanya terbatas pada moralitas tetapi juga sains.
Pengetahuan dalam buku ini ditulis bahwa hanya sedikit yang sebagian rasial atau
kelompok pengganda yang dapat membaca dan menulis suku Aus dan Khajraj.
Ketika Rasulullah hadir dan diberi wahyu pertama yaitu QS. Al-Alaq 1-5 memulai
Rasulullah Menempatkan prinsip-prinsip pendidikan Islam, Rasulullah SAW juga
mengajarkan kepada Para sahabat untuk membaca dan menulis wahyu yang
ditulis dengan baik daun kurma, kulit unta dan media tradisional lainnya.
Rasulullah Mendirikan pusat kegiatan rakyat bernama Dar al-Arqam di rumah
salah satu sahabat bernama Abu Al-Arqam. Ini menunjukkan bahwa Nabi SAW
berhasil membawa orang-orang Arab yang jauh Dari peradaban sains ke bangsa
Orang Arab yang mencintai sains. Pada saat itu Khulafaur Ar-Rasyidin salah
seorang khalifah yang sangat mencintai dan taat ilmu adalah Umar Bin
Khattabnya adalah salah satu khalifah yang memiliki pengaruh besar pada
Perkembangan ilmu pengetahuan, Umar bin khattab adalah sahabat yang melamar
pembukuan Al-Qur'an. Hal itu dilakukan karena semakin luasnya wilayah
kekuasaan Islam upaya Khalifah Abu membakar As-sidiq, dan akhirnya Al-Qur'an
dapat dibukukan pada masa pemerintahan khalifah Usman Bin Affan dan diberi
nama Mushaf Usmani. Dalam buku ini juga dikatakan bahwa sistem Administrasi
juga sudah mulai didirikan, termasuk pengembangan ilmu pengetahuan, Dengan
pindahnya orang-orang Arab keluar dari jazirah Arab dan Orang-orang Ajam
memasuki jazirah arab, ini pasti berdampak besar terhadap perkembangan budaya
dan ilmu pengetahuan di jazirah Arab karena orang Ajam adalah orang yang
peradabannya telah maju meskipun sama ilmiahnya Tidak terlalu tinggi.
Bab dua, dalam bab dua buku ini membahas Ilmu Waktu Bani Umayyah.
Pada zaman Umayyah sistem pemerintahan mulai berubah dari Sistem
musyawarah menjadi sistem Monarki. Jika pada zaman Rasulullah dan Khulafur
Perhatian Ar-Rasyidin terhadap ilmu diarahkan kepada Al-Qur'an sunnah, aqidah,
akhlak, Tauhid, ibadah dan muamalah pada zaman Bani Umayyah, perhatian ilmu
pengetahuan tidak hanya diarahkan kepada ilmu agama tetapi serta ilmu-ilmu di
luar agama di antaranya ilmu pengetahuan dan kedokteran, cucu dari Muawiyah
begitu cinta dengan kimia dan obat-obatan sehingga dia bersedia menyediakan
sejumlah harta untuk membiayai penerjemahan buku-buku medis Bahasa Yunani
ke dalam bahasa Arab, ini adalah terjemahan pertama di bidang sains. Ketika
Khalifah Umar bin Abdul Aziz Itu mimpi, Khalifah memerintahkan ulama secara
resmi untuk kitab hadits Nabi SAW. Pada masa Bani Umayyah juga terjadi bani
Bidang pengetahuan di bidang agama, sains pengetahuan tentang bidang sejarah,
pengetahuan tentang bidang bahasa, dan pengetahuan bidang filsafat. Pada masa
bahasa bani Umayyah Bahasa Arab adalah bahasa resmi negara dan ilmu
pengetahuan sudah mulai terstruktur sedemikian rupa sistematis.
Bab Tiga, pada bab tiga buku ini membahas perkembangan ilmu
pengetahuan pengetahuan pada masa bani Abbasiyah. Kita semua tahu bahwa
Abbasiyah bani adalah salah satu Bani yang bertanggung jawab atas kekhalifahan
Islam, yang memberikan Sebuah kontribusi besar bagi kemajuan dan
perkembangan ilmu pengetahuan. Pengetahuan Pengetahuan dipandang sangat
penting dan mulia. Para khalifah dan pejabat tinggi Lain membuka
kemungkinans-lebar untuk kemajuan pengembangan pengetahuan. Secara umum
khilafah sendiri adalah seorang ulama yang mencinilmu, hormati sarjana dan
memuliakan penyair. Kebebasan berpikir diberikan secara penuh, inilah yang
menyebabkan munculnya berbagai pemikiran, ilmu, dan akhirnya mengarah
Perkembangan besar dalam sains Pengetahuan. Gerakan membangun pengetahuan
secara besar-besaran dibangun oleh khilafah Abu Ja'far Al-Mansur, setelah ia
mendirikan kota Baghdad ia jadikan kota Baghdad Menjadi pusat peradaban
termasuk ilmu pengetahuan, Khalifah menarik para ulama dan cendekiawan dari
berbagai daerah datang dan menetap di Baghdad. Dia Juga merangsang upaya
pembukuan atas pengetahuan yang baik tentang Naqli dan Aqli. Di Masa
Abbasiyah Bani terjadi terjemahan besar-besaran buku-buku ke dalam bahasa
tersebut Arab, banyak muncul – muncul tokoh-tokoh di bidang ilmu pengetahuan
seperti fiqih, hadits, interpretasi, kedokteran, astronomi, filsafat, bahasa, kalam,
tasawuf , optik , Hitungan, kimia, dan banyak lainnya. Kemajuan ilmu
pengetahuan juga ditunjukkan dengan pembangunan perpustakaan di kota
Baghdad bernama baitul Kebijaksanaan.
Bab Empat, dalam bab empat buku ini kita akan berbicara tentang
perkembangan ilmu pengetahuan di negara bagian provinsi. Di Dikatakan bahwa
kekuatan bani Abbasiyah hanya mengalami kekuasaan secara penuh hanya dalam
100 tahun pertama pemerintahan. Bani Abbasiyah di Baghdad semakin
mengalami kelemahan, sehingga banyak dari sedikit daerah Provinsi berlomba
untuk menyamai kota Baghdad, tidak hanya dalam hal politik tetapi juga dari segi
ilmu pengetahuan, di antaranya Bani Umayyah II di Andalusia, di Afrika dan
Murabbitin, di Mesir berdiri Fatimiyah dan daulah Ayyubiyah. Perkembangan
ilmu pengetahuan Saat ini yang paling menonjol adalah Fiqh, Hadits, Tafsir,
Kalam, Sejarah, Bahasa Arab, dan Filsafat. Bani Umayyah II di Cordova
mendirikan perpustakaan besar di Cordova sehingga menjadi pustakawan besar di
Eropa. Di Afrika utara daulah Murabbitun dan Muwahidin juga memberikan
kontribusi yang cukup besar bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Dinasti Fatimiyah,
di bidang sains mendirikan Universitas Al-Azhar. Universitas Al-Azhar
memberikan pengaruh besar pada perkembangan pengetahuan, banyak siswa dari
Eropa datang ke Mesir untuk belajar. Dinasti Ayyubiyah, khalifah pertama
bernama Shalahudin Yusuf Al-Ayyubi adalah seorang yang mencintai ilmu, ia
membawa ulama dari berbagai negara ke menjadi instruktur dimadrasah dan
masjid masjid di Mesir.
Bab Lima, di bab lima kita akan berbicara tentang waktu invasi. Serangan
dilakukan di berbagai negara Islam termasuk ke B. Baghdad diserang oleh bangsa
Mongol. Menghancurkan semua peradaban, Warisan, buku, bangunan, madrasah,
dan perpustakaan, yang Sudah dibangun selama ratusan tahun. Buku yang berisi
tentang Ilmu-ilmu itu dibakar, dihancurkan, dan dicuci sampai sungai Air sungai
berwarna hitam dengan tinta, kemudian sebagian dibawa ke Eropa untuk Di
sinilah kemunduran Islam mulai terjadi, kemunduran dalam segala hal, termasuk
ilmu pengetahuan. Muslim mengalami kemunduran dan Pengabaian Barat.
Bab Enam, dalam buku ini berjudul Sejarah Islam Klasik dalam bab enam
dari kita akan membahas perkembangan pengetahuan di dunia Islam setelah
Baghdad Hancur. Setelah Baghdad menghancurkan kekuatan wilayah Islam
diperintah oleh bangsa Mongol. Di bidang ilmu banyak pusat - Pusat sains pindah,
salah satu dari Baghdad pindah ke Mesir, dan Banyak ilmu-ilmu baru yang
muncul, yaitu ilmu umran (sosiologi) dan filsafat. Tanggal. Banyak perpustakaan
hancur Pada saat ini, bagaimanapun juga muncul sekolah dan madrasah dengan
Pinggiran kota. Meskibegitu, umat Islam tetap menghasilkan ilmu-ilmu yang
hebat, seperti ibnu Taimiyah, dan Nasir Ad-din Tusi. Dinasti Mamluk juga
melahirkan banyak ilmu-ilmu besar di Mesir, di antaranya sarjana kedokteran
Ibnu Nafis Abu Fida, seorang ahli Geografi dan Sejrah.
Bab Tujuh, dalam bab terakhir Prof. Dr. Hj. Musyrifah Sunato ini akan kita
bahas masa-masa kemunduran Islam. Di Kemunduran ini dimulai dengan
runtuhnya bangsa Mongol dan kehendak lapangan Politik tiga kerajaan besar
Islam, Turki, Safawi dan Moghol. Posting tiga Kerajaan mengalami kemunduran
sehingga peradaban Islam jatuh ke kekuasaan bangsa barat, kitab-kitab para Para
cendekiawan dan pendeta sebelumnya hanya digunakan sebagai barang antik di
museum dan Yang dipelajari adalah kitab-kitab mutaakhirin hal ini yang juga
menghasilkan Pengetahuan Islam semakin menyempit dan melemah.
Dari buku ini Kita bisa mengambil banyak pelajaran yang dialami bangsa
Muslim Kemajuan luar biasa termasuk dalam bidang pengetahuan, tetapi pada
Akhirnya ada kemunduran, dan tugas kita untuk mengembalikannya lagi.
Keberhasilan Islam sedikit demi sedikit.
REVIEW BUKU BIDANG AKIDAH ISLAM
Judul Buku : Kuliah Aqidah Islam
Penulis : Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc., M.A.
Penerbit : Lembaga Pengkajian dan Pengalaman Islam (LPPI). Jl.
Lingkar Barat, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta
55183
Tebal Halaman : 193 Lembar
B. Kepengarangan
Prof. Dr. Muhammad Syuhudi Ismail dilahirkan di Lumajang, Jawa Timur,
pada tanggal 23 April 1943. Setelah menamatkan Sekolah Rakyat Negeri di
Sidorejo, Lumajang Jawa Timur (1955), ia meneruskan pendidikannya ke
Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) 4 tahun di Malang ( tamat 1959);
Pendidikan Hakim Ilam Negeri (PHIN) di Yogyakarta (tamat 1961); Fakultas
Syari’ah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) “Sunan Kalijaga” Yogyakarta ,
cabang Makassar (kemudian menjadi IAIN “Alauddin” Makassar), berijazah
Sarjana Muda (1965); Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin Ujung Pandang (tamat
1973); Studi Purna Sarjana (SPS)) di Yogyakarta (Tahun Akademi 1978/1979),
dan Program – Program Studi S2 pada Fakultas Pasca Sarjana IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta (tamat 1985).
Adapun karya-karya dari Syuhudi Ismail di antaranya sebagai berikut:
1. Pengantar Ilmu Hadis diterbitkan oleh Angkasa kota Bandung.
2. Kaedah Kesahihan Sanad Hadis diterbitkan oleh PT Bulan Bintang kota
jakarta.
3. Metodologi Penelitian Hadits Nabi diterbitkan oleh Bulan Bintang kota
jakarta.
4. Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya diterbitkan oleh
Gema Insani Press kota Jakarta.
5. Hadits Tekstual dan Kontekstual (Telaah Ma`anil Hadits tentang Ajaran Islam
yang Universal, Temporal, dan Lokal) diterbitkan oleh Bulan Bintang kota
Jakarta.
C. Pendahuluan
Hadis sebagai pernyataan, pengalaman, taqrir dan hal-ihwal Nabi
Muhammad SAW., merupakan sumber ajaran islam yang kedua setelah Qur’an.
Pada zaman Nabi, sesungguhnya telah ada beberapa sahabat Nabi yang menulis
hadis Nabi, tetapi jumlah mereka selain tidak banyak, juga materi (matn) hadis
yang mereka catat masih terbatas.
Sejarah penulisan dan penghimpunan hadis secara resmi dan massal,
tenggang waktunya sekitar 90 tahun sesudah Nabi wafat. Dalam masa yang cukup
panjang ini, telah terjadi pemalsuan-pemalsuan hadis yang dilakukan oleh
beberapa golongan dengan berbagai tujuan. Atas kenyataan ini, maka ulama hadis
dalam usahanya menghimpun hadis Nabi, selain harus melakukan perlawatan
untuk menghubungi para periwayat yang tersebar diberbagai daerah yang jauh,
juga harus mengadakan penelitian dan penyeleksian terhadap semua hadis yang
mereka himpunkan. Karena itu, proses penghimpunan hadis secara menyelutuh
terpaksa mengalami waktu yang cukup panjang, yakni sekitar lebih dari satu abad.
Kitab-kitab hadis yang mereka hasilkan bermacam-macam jenisnya, baik dari segi
kuantitas dan kualitas hadis yang dimuatnya, maupun cara penyusunannya.
D. Review Buku
Menurut hasil penelitian ulama hadis, suatu hadis yang sanadnya sahih
belum tentu matannya juga sahih. Mengapa kesenjangan kualitas itu terjadi;
apakah kesenjangan disebabkan oleh kaidah kesahihan sanad hadis yang kurang
akurat, ataukah disebabkan oleh faktor – faktor lain. Masalah pokok yang diteliti
adalah tingkat akurasi kaidah kesahihan sanad hadis. Untuk menjawab masalah
pokok tersebut unsur – unsur kaidah ditelaah secara kritis, kemudian kaidah itu
ditinjau dengan menggunakan seperangkat teori ekstrem ilmu sejarah. Oleh
karena itu dalam buku yang berjudul kaidah kesahihan sanad Hadis telaah kritis
dan tinjauan dengan pendekatan ilmu sejarah yang ditulis Prof. Dr. M. Syuhudi
Ismail dijelaskan tentang apa yang saya tuliskan diatas.
Buku ini boleh dikatakan sebagi buku pedoman untuk mengkaji hadis
Nabi khususnya cara mengkaji kesahihan matan hadis telaah kritis dan tinjuan
dengan pendekatan ilmu sejarah. Tampaknya M. Syuhudi Ismail pengarang buku
ini telah berusaha untuk menghindarkan diri dari “keruwetan” yang menjadi salah
satu ciri khusus dalam ilmu hadis. Tentunya dengan tujuan agar mereka yang baru
melangkah ke pengkajian dan penelitian hadis dapat mudah memahami uraian
buku ini.
Buku ini dengan sampul warna hijau tua, berisi kata pengantar lima bab
pembahasan dan bab kesimpulan, dilengkapi daftar ikhtisar, daftar gambar, daftar
kepustakaan, transliterasi arab latin dan indeks. Bab I pendahuluan; Bab II tentang
periwayatan hadis; Bab III tentang faktor – faktor yang mendorong ulama
mengadakan penelitian sanad hadis; Bab IV tentang Kesahihan sanad hadis; Bab
V tentang kualitas periwayatan dan persambungan sanad; dan Bab VI tentang
kesimpulan. Apabila dilihat dari urut – urutan bab dapat diketahui bahwa isi buku
sangat runtut dan alur pikirnya mudah diikuti pembaca. Disamping alurnya mudah
diikuti, pembaca ang belum akrab dengan istilah – istilah dalam ilmu hadis bisa
mengenalnya sekilas karena dijelaskan terlebih dahulu di tiap awal judul dan sub
judul seperti pengetian hadis, sanad, dan matan hadis, takhrij hadis dan
sebagianya.
Dalam buku ini berisi pemikiran penulis tentang kesahihan hadis. Dalam buku ini
pengarang memperkenalkan istilah kaedah “Mayor” dan “Minor” sebagai acuan
sanad dan matan. Kaedah mayor adalah acuan semua syarat, kriteria, acuan yang
berstatus umum pada sanad dan matan, sedangkan kaedah minor bersatus khusus.
Melihat dari keumuman pengertian Hadits yang disepakati ulama, unsur-unsur
sanad terdiri dari, 1) sanad bersambung, 2) rawi harus `adil, 3) rawi harus `dhabit,
4) sanad hadits harus terhindar dari syaz , dan 5) sanad hadits harus terhindar dari
`illah. Akan tetapi dalam pola Hadits menurut Syuhudi Islam menetapkan tiga
unsur kaidah mayor saja, yaitu: sanad bersambung; perawi bersifat „adil; dan
perawi bersifat dhabith atau tamm al-dhabth.
Sedangkan unsur-unsur kaidah minor untuk sanad bersambung yaitu:
muttashil (mawshul); marfu’ ; mahfuz ; dan bukan mu’al (bukan Hadits yang
mengandung ‘illah). Untuk perawi bersifat ‘adil yaitu: beragama Islam; mukallaf;
melaksanakan ketentuan agama; dan memelihara muru’ah. Sedangkan untuk
perawi bersifat dhabith atau tamm al-dhabth yaitu: hafal dengan baik hadis yang
diriwayatkannya; mampu dengan baik menyampaikan Hadits yang dihafalnya
kepada orang lain; terhindar dari syaz; dan terhindar dari ‘illah.
Dalam buku ini, perbedaan unsur-unsur kaedah mayor dan minor hanya
terletak pada pengorganisasian saja. Menurutnya, mayoritas ulama Hadits
memasukkan kedua unsur syaz dan ‘illah sebagai unsur-unsur kaedah mayor
kesahihan sanad hadis dimaksudkan sebagai penekanan dan sikap kehati-hatian
semata. Sekiranya, benar dugaan bahwa kedua unsur tersebut memang
merupakan unsur-unsur yang mandiri, terlepas dari ketiga unsur kaedah mayor
yang lain, maka berarti ada sanad yang benar- benar bersambung dan
diriwayatkan oleh para perawi yang benar-benar ‘adil dan dhabith ternyata masih
mengandung syaz ataupun „illah. Hal ini menurut Syuhudi Ismail tidak mungkin
terjadi. Sebab, sanad yang mengandung syaz dan ‘illah, penyebab utamanya
ternyata ada yang karena tidak bersambung sanadnya atau tidak sempurna ke-
dhabith-an perawinya.
Kekurangan buku ini adalah Bahasa yang digunakan oleh penulis sulit
untuk dipahami, sehingga pembaca harus membaca berulang kali untuk
memahami isi buku ini. Sedangkan kelebihannya buku ini adalah buku ini banyak
terdapat banyak catatan kaki dan penulis menerangkan secara detail dan kritis.
REVIEW BUKU BIDANG AKHLAK
Judul Buku : AKHLAK TASAWUF
Penulis : Dr. H. Badrudin, M.Ag
Penerbit : IAIB PRESS
Cetakan : Cetakan ke – 2, Septembr 2015
NO ISBN : 978-602-1708-02-6
Tebal buku : 200 halaman
Teks Bahasa : Indonesia
F. KELEBIHAN BUKU
Kelebihan buku ini adalah mampu memberikan informasi secara lengkap
dan terperinci tentang peran munasabah sebagai instrumen penafsiran Al-Qur’an.
Dalam buku ini juga memberikan informasi mengenai sejarah awal munasabah,
serta munasabah dalam tinjauan ilmuwan Al-Qur’an klasik hingga kontemporer.
Informasi yang diberikan pun dari berbagai sumber dan pendapat para ahli yang
dijabarkan melalui catatan kaki serta adanya contoh dari pendapat tersebut.
G. KELEMAHAN BUKU
Kelemahan buku ini adalah terlalu banyak catatan kaki yang
membingungkan para pembaca, serta bahasa yang terdapat di buku ini kurang
mudah dipahami khususnya bagi para pemula.
Kesimpulan : Dalam buku ”Diskursus Munasabah Al-Qur`an Dalam Tafsir
Al-Mishbah” yang ditulis oleh Dr. Hasani Ahmad Said M.A. ini sangat berguna
dan bermanfaat bagi pembaca yang ingin menambah pengetahuannya tentang Al-
Qur`an. Pemabahasan materi nya sangat menarik, dijelaskan secara detail dan
rinci. Penjelasan materi dalam buku ini juga disertai dengan fakta dimana terdapat
footnote agar pembaca dapat mengetahui berasal dari mana sumber materi yang
sedang dibahas.
REVIEW BUKU BIDANG FIQIH
Judul Buku : Ilmu Fiqh dan UshSul Fiqh
Pengarang : Prof. DR. H. Alaiddin Koto, M.A.
Penerbit : Raja Grafindo Persada
TahunTerbit : 2011
Bahasa : Bahasa Indonesia