Anda di halaman 1dari 14

KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEK

Disusun Oleh:

M. Alfian Syahrul Muzakki (210302083)

Zaafara Aulia Putri N. (210302105)

Nur Chamidah (210302116)

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Gresik

PENDAHULUAN

Ilmu pengetahuan dapat menunjukkan jalan menuju kesejahteraan dan juga menerangi
kehidupan umat manusia, jika pengetahuan pengetahuan tidak berkembang maka
kehidupan akan menjadi tertutup, primitif dan tidak berkembang pula. Kebangkitan
Islam menupakan sebuah fenomena kesejarahan yang kita lihat segala sesuatunya melalui
sejarah. Dengan sejarah, kita akan melihat kembali kejayaan Islam di masa Rasulullah
SAW dan Khulafaurrasyidin serta bagaimana mereka membawa dan mengibarkan panji-
panji Islam di seluruh penjuru dunia. Ilmu pengetahuan juga dipandang sebagai suatu hal
yang sangat mulia dan berharga. Para khalifah dan para pembesar lainnya mengantisipasi
kemungkinan seluas-luasnya untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Pada
umumnya khalifah adalah para ulama yang mencintai ilmu, menghormati sarjana dan
memuliakan pujangga.

Selama ini sejarah perkembangan sains dan ilmu pengetahuan yang diajarkan di
sekolah formal pada umumnya didominasi oleh nama-nama para penemu dan ilmuwan Barat.
Padahal faktanya orang-orang Islamlah yang pertamakali menemukan dan mengembangkan
beragam pengetahuan itu. Ratusan tahun silam, sebelum ilmuwan Barat mengenal ilmu
pengetahuan dan sains, ilmuwan muslim telah maju dan berkembang dengan serangkaian
penemuan yang merupakan cikal bakal dari sains modern sekarang. Banyak diantara kita
yang mengaku beragama islam tapi tidak pernah tahu seperti apa Islam berkembang. Bahkan
dikalangan sejarawan terdapat perbedaan tentang saat dimulai nya sejarah Islam. Oleh karena
itu, penting bagi kita sebagai umat Islam mengenal perkembangan islam dari periode ke
periode islam sebagai upaya kecintaan dan eksistensi diri kita sebagai seorang muslim.

Kebebasan berpikir sebagai hak asasi manusia diakui sepenuhnya. Pada waktu itu akal
dan pikiran dibebaskan dari belenggu taklid, yang menyebabkan orang sangat leluasa
mengeluarkan pendapat dalam segala bidang, termasuk bidang aqidah, falsafah, ibadah dan
sebagainya. Islam pernah mengalami kejayaan di dalam ilmu pengetahuan di masalalu,
tokoh-tokoh Islam pada masa itu sangat membawa agama Islam pada masa kejayaan.
Pada peradaban kejayaannya Islam masuk ke Eropa, dan bangsa-bangsa Eropa pada
waktu itu sangat primitif, dengan kedatangan tokoh-tokoh Islam bangsa Eropa sangat
tertolong. Walaupun di berbagai sisi terdapat beberapa yang ditunjukkan dalam upaya
kebangkitan Islam pada ranah politik, ekonomi maupun sosial. Tidak bisa dipungkiri bahwa
sejarahlah yang mendasari itu semua.

Agama islam merupakan sebuah kepercayaan yang telah ada sejak manusia di
permukaan Bumi. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, agama islam
senantiasa abadi dan kekal dalam kehidupan manusia. Namun demikian, agama islam yang
awalnya senantiasa abadi dan kekal dalam kehidupan manusia dipertemukan dengan
kemajuan zaman seiring berjalannya waktu dari masa ke masa sehingga mempertemukan
agama islam dan teknologi. Teknologi merupakan salah satu dari hasil perkembangan zaman
dalam kehidupan, dari waktu ke waktu, teknologi terus berkembang dan memberikan inovasi-
inovasi terbaru dalam kehidupan manusia. Seiring pesatnya perkembangan teknologi yang
dikembangkan oleh manusia, sehingga bisa mengantarkan umat manusia ke zaman atau era
yang disebut dengan era modern.

Era modern, merupakan era pesatnya perkembangan teknologi, yang mana


hampir semua kebutuhan umat manusia dipermudah dengan adanya teknologi yang canggih.
Namun dengan adanya kemajuan teknologi tentu tetap menjadi tanggung jawab kita,
sebagai pengguna atau bahkan penciptanya. Artinya, teknologi yang kita miliki saat ini akan
sangat bermanfaat apabila kita menggunakannya dengan benar seperti untuk mencari ilmu
pengetahuan, mencari hadis, dan lain - lain. Namun, teknologi yang kita miliki saat ini justru
akan mendatangkan dosa bagi kita sendiri apabila kita menggunakannya untuk hal - hal yang
negatif. Di sisi lain, bagi masyarakat juga berpendapat bahwa, agama dipandang sebagai
penghambat kemajuan teknologi karena dianggap mempercayai sesuatu yangtidak masuk
akal. Sehingga terjadilah perselisihan dan ketegangan antara teknologi dan iman. Hal itu
menjadi penyebab kemunduran islam di era modern saat ini.

PEMBAHASAN

A. Zaman Kejayaan Islam di bidang IPTEK

Perkembangan Islam dimulai dari saat Rasulullah SAW mendirikan


pemerintahan Daulah Khilafah Islamiyah di Madinah. Islam tidak hanya berkembang
di Madinah, tetapi sudah berkembang ke seluruh negara-negara di Jazirah Arab dan di
sekitarnya. Sepeninggal Rasululloh SAW, kepemimpinan dilanjutkan dengan masa
Khulafaur-Rasyiddin dan masa-masa kekhalifahan. Adapun puncak perkembangan
Islam terutama di bidang IPTEKS terjadi pada masa kekhalifahan Abbasiyah.
Montgomery Watt W dalam bukunya tentang kejayaan islam (terjemahan) tahun
1990, menganalisa tentang rahasia kemajuan peradaban Islam, dia mengatakan bahwa
Islam bisa mencapai zaman kejayaannya, karena Islam tidak mengenal pemisahan
yang kaku antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran agama.

Fakta sejarah menunjukkan bahwa, pada masa Daulah Abbasiyah dari tahun
132-923H atau 750-1517 M, Islam pernah menguasai dunia selama lebih dari 700
tahun lamanya. Andalusia, yang menjadi pusat ilmu pengetahuan di masa kejayaan
Islam, telah melahirkan ribuan ilmuwan, dan menginsiprasi para ilmuwan Barat untuk
belajar dari kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang dibangun kaum
muslimin terjemahan buku-buku bangsa Arab, terutama buku-buku keilmuan hampir
menjadi satu-satunya sumber-sumber bagi pengajaran di perguruan-perguruan tinggi
Eropa selama lima atau enam abad.

a) Kejayaan Islam Masa Dinasti Abbasiyah

Dinasti Abbasiyah adalah suatu dinasti (Bani Abbas) yang menguasai daulat
(negara) Islamiah pada masa klasik dan pertengahan Islam Daulat Islamiah
ketika berada di bawah kekuasaan dinasti ini disebut juga dengan Daulat
Abbasiyah. Daulat Abbasiyah adalah daulat (negara) yang melanjutkan
kekuasaan Daulat Umayyah Dinamakan Dinasti Abbasiyah karena para
pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan Abbas (Bani Abbas), paman
Nabi Muhammad saw. Pendiri dinasti ini adalah Abu Abbas as-Saffah nama
lengkapnya yaitu Abdullah as-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn
al-Abbas.

Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda


sesuai dengan perubahan politik, sosial dan budaya. Berdasarkan perubahan
pola pemerintahan dan pola politik itu, para sejarawan biasanya membagi
masa pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode:

1) Periode pertama (132 H/750 M-232 H/847 M), disebut penode


pengaruh Persia Pertama.

2) Periode Kedua (232 H/847 M-234 H945 M), disebut masa pengaruh
Turki Pertama.

3) Periode Ketiga (334 H/945 M-447 H/1055 M. Masa kekuasaan Dinasti


Buwaih dalam pemerintahan Khilafah Abbasiyah. Periode ini disebut
juga masa pengaruh Persia Kedua.

4) Periode Keempat (447 H/1055 M 590 H/1194 M), masa kekuasaan


Dinasti Saljuk dalam pemerintahan Khilafah Abbasiyah: biasanya
disebut juga dengan masa pengaruh Turki Kedua.

5) Periode Kelima (590 H/1194 M-656 H 1258 M), masa Khalifah bebas
dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar
kota Bagdad.

Pada masa daulah Abbasiyah ini, Islam menggapai puncak kejayaannya di


segala bidang, baik kekuasaan, politik, ekonomi, kebudayaan dan IPTEKS.

1) Ilmu berkembang pesat pada masa khalifah: Abu Ja‟far, Harun ar-
Rasyid, al-Makmun dan al-Mahdi. Buku-buku dari barbagai disiplin
ilmu seperti : kedokteran, filsafat, kimia, ilmu alam, matematika dan
lain-lain banyak diterjemahkan dari bahasa asing seperti Yunani,
Mesir, Persia, India ke dalam bahasa Arab, sehingga bisa dipelajari
dengan baik.

2) Khalifah Harun ar-Rasyid benar-benar sangat perhatian dengan


kemajuan ilmu pengetahuan, dengan mendorong dan memberikan
motivasi kepada umat islam untuk senantiasa mempelajari dan
memperdalam ilmu pengetahuan. Hal ini dibuktikan dengan
didirikannya lembaga ilmu pengetahun yang diberi nama “BAITUL
HIKMAH” sebagai pusat ilmu pengetahuan, dan semua orang bisa
mempelajari dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

3) Para khalifah sendiri umumnya adalah ulama, mencintai ilmu,


menghormati orang-orang berilmu, memuliakan ilmu, sehingga
memberikan peluang seluas-luasnya kepada seluruh umat islam untuk
belajar dan mengembangkan ilmu

4) Hasil perkembangan ilmu pengetahuan masa daulah Abbasiyah


Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Daulah
Abbasiyah sungguh sangat pesat, sehingga melahirkan beberapa
disiplin ilmu dan ulama besar sebagai berikut:

a. Ilmu hadits:

 Imam Bukhari, lahir di Bukharo 194 H dan meninggal


di Bagdad, kitabnya “sahih Bukhari”.

 Imam Muslim wafat tahun 216 H di Naisabur, kitabnya


“Sahih Muslim”.

b. Ilmu Fiqih :

 Imam Abu Hanifah (150–80H/767–700M), penyusun


madzhab Hanafi.

 Imam Malik Bin Anas (lahir di Madinah tahun 93H/711


M dan meninggal di Hijaz pada tahun 170 H/788 M,
penyusun madzhab Maliki.

 Imam Syafii nama lengkapnya Muhammad bin Idris bin


Syafi‟i (204 – 150 H/802–767 M), penyusun madzhab
Syafi‟i.

 Imam Hambali (164 – 241 H/780 – 855 M), penyusun


madzhab Hambali.
c. Ilmu Tafsir

 Abu Jarir at-Tabari dengan tafsirnya Al-Qur‟anul Azim


sebanyak 30 juz.

 Abu Muslim Muhammad bin Bahr Isfahany


(mu‟tazilah), tafsirnya berjumlah 14 jilid.

d. Filsafat

 Al-Kindi (185-252 H/805-873 M), terkenal dengan


sebutan „Filosof Arab‟, bukan hanya ahli filsafat, tetapi
juga ahli ilmu matematika, astronomi, farmakologi, dan
sebagainya.

 Ibnu Rusyd, lahir di Cardova (250 H/1126 M- 675


H/1198 M), dia dikenal di Eropa dengan nama Averoes,
ahli filsafat yang dikenal dengan sebutan bapak
Rasionalisme.

e. Matematika

Al-Khawarizmi (194-266 H), buku Aljabar dan menemukan


angka nol (0).

 Umar Khayam, buku: Treatise On Algebra yang telah


diterjemahkan kedalam bahasa Prancis.

 Al Farabi (180-260 H/780 – 863 M), banyak menulis


buku tentang logika, matematika, fisika, metafisika,
kimia, etika, dan sebagainya. Dia diberi gelar guru besar
kedua, setelah Aristoteles yang menjadi guru besar
pertama.

f. Kedokteran

 Ibnu Sina (Abdullah bin Sina) (370 – 480H/980 – 1060


M), di Eropa dikenal dengan nama Avicena. Seorang
dokter di Kota Hamazan, Persia, yang aktif mengadakan
penelitian tentang berbagai macam jenis penyakit.
Disamping dokter Ibnu Sina juga dikenal sebagai ahli
fisika dan ahli jiwa. Karyanya lebih dari 200 judul buku
antara lain: Asy Syifa, Al-Qanun atau Canon of
Medicine.

g. Astronomi

 Abu Mansur al-Falaqi

 Jabir al-Batani, pencipta alat teropong bintang yang


pertama.

Dengan ketinggian akhlaq, dibarengi dengan penguasaan IPTEKS, Islam


menaklukkan Spanyol (Andalusia) dan berkuasa selama kurang lebih 5 abad lamanya,
sehingga Spanyol menjadi Negara Islam yang maju di segala bidang, sementara pada
saat itu Negara-negara Eropa lainnya masih terbelakang dan dalam masa kegelapan.
Spanyol menjadi pusat ilmu pengetahuan karena pada masa itu, para penguasa
menganggap bahwa ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia
dan berharga, maka para khalifah memberikan keleluasaan dan kebebasan berpikir
yang seluas-luasnya untuk perkembangan dan kemajuan IPTEKS, sehingga tercipta
puncak kemajuan IPTEKS yang luar biasa. Banyaknya peninggalan sejarah seperti
Masjid biru (Blue Mosque) di Ankara Turki, Masjid Agung di Cordoba, dan Istana al-
Hamra (al-Hamra Qasr) di Sevilla, Spanyol, menunjukkan bukti kecanggihan IPTEKS
masa itu.

B. Sebab-sebab Kemajuan Umat Islam di bidang IPTEKS

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kemajuan ilmu pengetahuan dan


teknologi pada zaman kejayaan Islam, menurut Ahmad Y Al-Hassan dan Donal R
Hill adalah sebagai berikut :

1) Agama Islam.

Fanatisme agama yang kuat ini, memberikan dorongan yang sangat kuat
kepada umatnya untuk melakukan pencapaian - pencapaian di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Allah SWT telah memerintahkan kepada manusia
untuk banyak menggunakan akal dalam mengamati alam semesta seperti afala
ta‟qiluun atau afala tatafakkaruun, dan mereka benar-benar menggunakan akal
pikirannya untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga umat
islam benar-benar bisa menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dan
mencapai kejayaannya pada masa itu.

2) Pemerintah yang berpihak kepada ilmu pengetahuan.

Keberpihakan pemerintah terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi


sudah menjadi ciri umum dari semua Daulah Islam di seluruh penjuru dunia,
sehingga membantu mempercepat penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada masa kejayaan Islam itu, sehingga pada saat itu banyak
dibangun dan didirikan akademi-akademi, observatorium, dan perpustakaan
yang menjadi pusat bacaan masyarakat.

3) Bahasa arab

Semenjak pemerintahan Daulah Umayyah, pengembangan ilmu pengetahuan


sudah dimulai yaitu dengan menterjemahkan buku-buku ke dalam bahasa
Arab. Para penguasa saat itu sepenuhnya menyadari bahwa tidak mungkin
ilmu pengetahuan berkembang di dunia Islam jika ilmu-ilmu tersebut tertulis
dalam bahasa non-Arab, sehingga banyak buku-buku khususnya dari negara-
negara yang saat itu lebih maju seperti Yunani dan India yang diterjemahkan
kedalam bahasa arab, sehingga ilmu pengetahuan menyebar tidak hanya di
kalangan penguasa dan intelektual saja, tetapi juga menyebar kepada
masyarakat umum.

4) Pendidikan Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan adalah salah satu


pemacu laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan para
Khalifah menyadari itu, sehingga mereka banyak mendirikan sekolah-sekolah,
lembaga pendidikan tinggi, observatorium, dan perpustakaan (pada masa
Daulah Abbasiyah disebut Bayt Al-Hikmah (Rumah Kearifan). Buku-buku
terjemahan dari bahasa Yunani dan India banyak ditemukan di perpustakaan-
perpustakaan, sehingga memperlancar pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di Negara-negara Islam

5) Penghormatan kepada ilmuwan

Pada masa kejayaan Islam, para ilmuwan benar-benar mendapatkan perhatian


yang besar dari pemerintah kerajaan, dipenuhi kebutuhan finansialnya
sehingga mereka benar-benar bisa fokus untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi tanpa diganggu dengan memikirkan bagaimana
pemenuhan kebutuhan sehari-hari, agar supaya mereka bisa mencurahkan
waktu sepenuhnya untuk kegiatan mengajar, membimbing murid, menulis,
dan meneliti.

6) Maraknya penelitian

Pada masa itu, pemerintah kerajaan mendorong para ilmuwan untuk


melakukan penelitian-penelitian di segala bidang, dan salah satu hasilnya
adalah riset ilmu matematika yang dilakukan oleh Al-Khawarizmi, yang telah
menemukan angka nol dalam konsep-konsep matematika yang hingga saat ini
masih digunakan.

7) Perdagangan internasional

Perdagangan internasional menjadi sarana komunikasi yang efektif antar


peradaban dan mempercepat proses kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dengan maraknya kegiatan perdagangan antara bangsa Arab
dengan bangsa-bangsa lain di dunia, ditemukanlah ilmu pengetahuan dan
teknologi navigasi. Meskipun demikian, kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi umat Islam pada masa itu tidak terlepas dari stabilitas politik dan
ekonomi.

C. Sebab-sebab Mundurnya Umat Islam Di Bidang IPTEKS

Dalam Kemunduran pengembangan Ilmu Pengetahuan dalam Islam terjadi


ketika kejatuhan Islam ke tangan Barat dimulai pada awal abad ke-18. Ada beberapa
faktor penyebab kemunduranuumat islam dalam bidang IPTEKS:

1) Kesadaran orang barat akan arti penting penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi bagi peningkatan kesejahteraan rakyat sangat tinggi. Oleh karena
itu, orang barat ingin mengambil alihkemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi dari umat islam, karena pada abad ke 9 - abad ke 13 Mumat islam
dengan menguasai iptek bisa lebih baik kesejahteraannya dari pada oranga
barat,sehingga mereka berusaha untuk merebut kemajuan iptek dari umat
islam.

2) Orang barat yang pada umumnya beragama Nasrani, ingin menunjukan pula
bahwa melaluiagama Nasrani merekapun dapat maju dalam bidang iptek
sejajar dengan umat islam. Akan tetapidalam perkembangan selanjutnya
setelah mereka mendapatkan kemajuan dalam bidang iptek,mereka justru
mulai menjauh dari agama mereka. Mereka menjadi sekuler. Urusan agama
berjalan sendiri, begitu pula dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mereka
mungkin menganggap bahwa agama Nasrani dengan kitab Injil, justru menjadi
penghalang bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mungkin hal ini
disebabkan kerena banyak penemuan-penemuan badu dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang tidaksesuai dengan ayat-ayat dalam Kitab
Injil.

3) Orang-orang barat yang berjiwa petualang berusaha menemukan “benua”


baru, sehinggga mereka berusaha berlayar denan route yang tidak lazim,
seperti yang dilakukan oleh AmerigoVespuci dan Columbus pada tahun 1492
ke benua Amerika. Vasco de Gama pada tahun 1407 berlayar ke Tanjung
Pengaharapan. James Cook pada tahun 1770 pergi berlayar ke Australia dan
New Zealand serta kepulauan Pasifik. Penemuan-penemuan benua baru
tersebut ikutmempengaruhi route perdagangan yang berdampak terhadap
negara-negara Islam pada waktu itu. Route perdagangan yang semula Syria
dan Mesir ramai dikunjungi pedagang-pedagang dari Indiadan dari Eropa,
setelah penemuan route (benua) baru, Mesir dan Syria jadi sepi
yangmengakibatkan sumber pendapatan negeri-negeri Islam jadi berkurang
banyak.

4) Orang-orang barat sengaja menghancurkan observatorium Islam yang


didirikan oleh Taqi Aldin di Konstantinopel pada tahun 1580, menjadikan
Islam kehilangan sumber pengetahuan dan pengamatan bintang (astronomi)
yang sudah sangat maju pada masa itu. Ironisnya, pada waktuyang sama
sekitar tahun 1580 juga, orang barat baru pertama kali membangun
observatoriumnyaoleh Tycho Brace. Perlu dicatat bahwa Islam telah memiliki
observatorium pertama kali yangdibangun pada tahun 500-an M di Ulugh Beg
(Samarkand). Jadi orang islam sudah lebih dahulumaju 1000 tahun dari orang
barat dalam hal pengerahuan tentang astronomi.

5) Perjanjian perdagangan antara Sultan Sulaiman I (dinasti Utsmani) dari Turki


dan Inggris,yang pada mulanya untuk meringankan Turki mengimport barang-
barang dari Inggris dan negara-negara Eropa lainnya, tapi lama-kelamaan
ekonomi Turki banyak tergantung pada ekonomi Eropa.Terlebih lagi dengan
adanya revolusi industri di Inggris dan di negara-negara Eropa lainnya, produk
barang jadi dari Eropa makin membanjiri negara-negara islam dan keadaan ini
juga makinmempengaruhi ekonomi negara-negara islam lainnya.

6) Ketergantungan negara-negara islam terhadap ekonomi Eropa lama kelamaan


menjadi suatu bentuk ketergantungan dalam bidang pemerintahan. Inilah awal
mula pemerintahan kolonialisme barat terhadap negara-negara islam. Akibat
kolonialisme barat, maka negara-negara islam yang pada mulanya bersatu dari
Maroko sampai ke Pakistan, kemudian terpecah belah menjadi negara-negara
kecil berdasarkan feodalisme, kesultanan , kerajaan dan keemiratan yang
antara satudengan lainnya saling bersaing, bahkan sampai bermusuhan. Politik
pecah belah, “devide et impera” telah melumpuhkan kejayaan islam pada
masa lalu.

7) Akibat kolonialisme negara-negara islam yang semula menggunakan bahasa


Arab sebagai bahasa nasionalnya, mulai terdesak oleh bahasa penjajah.
Keadaan ini sedikit banyak telah menjauhkan mereka dari Al Qur‟an, padahal
Al Qur‟an adalah juga sumber ilmu pengetahuan dan teknologi.

8) Akibat kolonialisme stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi negara-


negara islam mulaimenurun, padahal stabilitas politik dan kemakmuran
merupakan akar bagi berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini
lebih diperpapah lagi dengan munculnya kapitalisme barat.

Faktor-faktor diatas menjadi penyebab utama islam mulai tertinggal dari


orang-orang barat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Di samping itu, ada
gejala umat islam mulai mengenyampingkan ilmu kealaman yang justru sebenarnya
banyak tersurat dan tersirat di dalam Al Qur‟an melalui ayat-ayat Kauniyyah. Padahal
orang-orang barat mulai bersemangat mempelajari dan meneliti ilmu kealaman yang
mendasari kemajuan.

Pada masa kemunduran iptek di dunia islam, kaum Muslimin tidak lagi
mempunyai semangatyang tinggi dalam menuntut ilmu. Bahkan sebagian mereka
menjauhkan diri dari ilmu pengetahuan, karena dianggap sekular dan produk Barat.
Menurut Prof DR. Abdus Salam, seorangi lmuwan Muslim asal Pakistan, kemunduran
ilmu pengetahuan dan teknologi di Dunia Islam lebih banyak disebabkan oleh faktor-
faktor internal umat Islam. Misalnya, terjadinya pemisahan dalammempelajari ayat-
ayat Qauliyah dan ayat-ayat Kauniyah, kurang terjalinnya kerjasama antarailmuwan
Muslim dan penguasa setempat untuk menjaga tradisi keilmuan di Dunia Islam,
dansikap mengisolasi diri terhadap perkembangan iptek dunia luar.

Fenomena kemunduran IPTEK di Dunia Islam menyebabkan banyak implikasi


di berbagai bidang. Misalnya Dunia Islam masih banyak yang masuk dalam daftar
adopter country, yaitu negara yang masih dalam taraf menggunakan teknologi yang
diadopsi dari bangsa lain. Menurut mantan Menristek Hatta Rajasa beberapa waktu
lalu, Indonesia bisa melorot menjadi isolatedcountry, yakni, negara yang terkungkung
karena tidak mampu menghasilkan produk denganteknologi sendiri karena bisanya
hanya menjadi pengguna teknologi. Akibatnya terjadilah di Dunia Islam adopsi
teknologi impor. Adopsi teknologi impor ini telah menyentuh berbagai
bidangkehidupan, seperti transportasi, pangan, kedokteran, komunikasi, bioteknologi,
dan lain-lain.

Bahkan sistem ekonomi, perbankan, pendidikan, dan pemerintahan pun


merupakan sistem yang diadopsi dari negara lain. Akibat dominasi teknologi impor
ini, di dunia Islam muncui umatIslam yang kebarat-baratan. Sayangnya, yang ditiru
dari peradaban Barat hanya pada tataransurface saja seperti lifestyle, mode, perilaku,
dan lain-lain yang sering bertentangan dengan nilai-nilai moral agama. Adapun
peradaban Barat yang baik seperti kesungguhan dalam bekerja, tepatwaktu, disiplin,
penghargaan terhadap karya orang lain, administrasi dan manajemen yang
baik,motivasi belajar, penelitian, dan lain-lain tidak pernah dicontoh.

Dampak lain dari kemunduran Dunia Islam di bidang iptek ialah tumbuh
suburnya kemiskinan, rendahnya mutu pendidikan, minimnya pendapatan perkapita,
dan merajalelanya pengangguran. Di samping itu banyak negara-negara Islam yang
terjerat hutang luar negeri. Indonesia misalnya,sekitar 60% hidup di bawah garis
kemiskinan dan 10-20% penduduknya hidup dalam kemiskinanabsolut. Sementara itu
jumlah pengangguran di Indonesia hampir mencapai 40 juta orang. Negara-negara
Islam yang lain, meski tidak separah Indonesia, mereka menghadapi problem yang
tidak jauh berbeda, terutama dalam masalah hutang luar negeri.
KESIMPULAN

Perkembangan Islam dimulai dari saat Rasulullah SAW mendirikan pemerintahan


Daulah Khilafah Islamiyah di Madinah. Islam tidak hanya berkembang di Madinah, tetapi
sudah berkembang ke seluruh negara-negara di Jazirah Arab dan di sekitarnya. Adapun
puncak perkembangan Islam terutama di bidang IPTEKS terjadi pada masa kekhalifahan
Abbasiyah. ilmu pengetahuan yang ada saat ini, yang berkembang dengan sangat pesat, tidak
akan terjadi jika tidak dimulai oleh pemikiran pemikiran hebat ilmuwan islam pada zaman
dahulu. Hal ini dikarenakanumat islam zaman dahulu memiliki keingintahuan yang tinggi
dan umat islam mempunyai sumberdari segala sumber ilmu yakni Al-Qur‟an dan Hadits.

Pemikiran-pemikiran ilmuwan islam menjadikan peradaban islam merupakan


peradaban paling maju, sehingga islam berada pada masa keemasannya. Pemerintah yang
berpihak kepada ilmu pengetahuan juga sangat mendorong kemajuan ilmu, seperti
penghargaan yang diberikan kepada para ilmuwan atas keberhasilannya dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan. Mereka dipersatukan dalam satu bahasa yaitu bahasa
arab sehingga mempermudah pengembangan ilmu. Pendidikan dan penelitian juga
merupakan unsur yang sangat penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan. Maraknya
perdagangan internasional juga membawa kemajuan dan percepatan penyebaran ilmu
pengetahuan.

Dalam Kemunduran pengembangan Ilmu Pengetahuan dalam Islam terjadi ketika


kejatuhan Islam ke tangan Barat dimulai pada awal abad ke-18. Pada masa kemunduran iptek
di dunia islam, kaum Muslimin tidak lagi mempunyai semangatyang tinggi dalam menuntut
ilmu. Fenomena kemunduran IPTEK di Dunia Islam menyebabkan banyak implikasi di
berbagai bidang. Misalnya Dunia Islam masih banyak yang masuk dalam daftar adopter
country, yaitu negara yang masih dalam taraf menggunakan teknologi yang diadopsi dari
bangsa lain. Dampak lain dari kemunduran Dunia Islam di bidang iptek ialah tumbuh
suburnya kemiskinan, rendahnya mutu pendidikan, minimnya pendapatan perkapita, dan
merajalelanya pengangguran.
REPERENSI

W Wisnu, Arya. Melacak Teori Einstein dalam Al Qur'an. Baiquni, A. Al Qur‟an, Ilmu
Pengetahuan, dan Teknologi PT Dana Bhakti Prima Yasa. Yogyakarta. 1996. Farhana.

Peradaban Islam Masa Dinasti Abbasiyah; Kebangkitan dan Kemajuan. Media ilmu.

Ajid Thohir. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2004

Badri, Yatim. Sejarah peradaban Islam (Cet. II, Jakaarta LSIK dan PT Raja Grafindo Persada,
1994

Ira. M. Lapidus, A History of Islamic societies diterjemahkan oleh Ghufran A Mas‟adi


dengan judul sejarah sosial umat Islam, bagian kesatu dan kedua (Cet. I, Jakarta, PT Raja
Grafindo Persada, 1999

Sayyed Mahmuddin Nasir, Islam: Its Concepts and History, diterjemahkan oleh Addang
Affandi dengan judul Islam: Konsepsi dan Sejarahnya (Cet. IV; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1994).

Modul AIK 4 Islam dan IPTEKS um surabaya pusat pengkaji al islam dan
kemuhammadiyahan, Sebab-sebab Kemajuan Umat Islam di bidang IPTEKS. Halaman 12

ilmu.Henra G. Kemunduran Umat Islam dan Sains dan Teknologi

Anda mungkin juga menyukai