Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM DI INDONESIA

Dosen Pengampu : Dr. Hj. Sri Kusriyah, S.H., M.Hum


Mata Kuliah : Peradaban Islam

Disusun oleh :
ALYA DIBBA CHAIRAN
NIM : 21302200219

PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SULTAN AGUNG
SEMARANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Islam adalah salah satu agama yang memiliki penganut terbesar di
dunia. Selain itu penganutnya juga terus menerus mengalami peningkatan
dan perkembangan yang sangat signifikan tiap tahunnya. Seperti yang kita
ketahui setelah tumbangnya kepemimpinan khulafaurrasyidin maka
berganti pula sistem pemerintah Islam pada masa itu menjadi masa daulah,
dan dalam makalah ini akan disajikan sedikit tentang masa daulah
Abbasiyah.
Dalam peradaban umat, Bani Abbasiyah merupakan salah satu bukti
sejarah peradaban umat Islam yang terjadi. Bani Abbasiyah merupakan
masa pemerintahan umat Islam yang memperoleh masa kejayaan yang
gemilang baik itu dibidang Ekonomi, Politik, dan Ilmu Pengetahuan. Dan
dari segala bidang yang ada menghantarkan daulah Bani Abbasiyah menjadi
salah satu Dinasti yang sangat berpengaruh bagi kemajuan dan
perkembangan peradaban Islam di masa itu.
Disamping kesuksesan dan kegemilangan yang didapatkan oleh
umat Islam pada masa itu, ternyata Daulah Abbasiyah pun mengalami masa
kemunduran. Hal inilah yang perlu untuk kita ketahui sebagai acuan
semangat bagi generasi umat Isal bahwa peradaban umat Islam itu pernah
memperoleh massa keemasan yang melampaui kesuksesan negara-negara
Eropa.
Berdasarkan urauan diatas maka penulis tertarik untuk menulis
makalah tentang “Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Abbasiyah”.
B. Pembahasan
Sejarah Lahirnya Dinasti Abbasiyah
Daulah Bani Abbasiyah diambildari namaAl-Abbas binAbdul Mutholib,
paman Nabi Muhammad SAW. Pendirinya ialah Abdullah As-Saffah bin Ali
bin Abdullah bin Al-Abbas, atau lebih dikenal dengan sebutan Abul Abbas As-
Saffah. Dulah Bani Abbasiyah berdiri antara tahun 132 – 656 H/ 750 – 1258 M.
Lima setengah abad lamanya keluarga Abbasiyah menduduki singgasana
Khilafah Islamiyah. Pusat pemerintahannya di Kota Baghdad.
Awal kekuasaan Dinasti Bani Abbas ditandai dengan pembangkangan yang
dilakukan oleh Dinasti Ummayah di Andalusia (Spanyol). Di satu sisi, Abd al-
Rahman al-Dakhil bergelar amr (jabatan kepala wilayah); sedangkan disisi lain
ia tidak tunduk kepada khalifah yang ada di Baghdad. Erkembangan Abd al-
Rahma al-Dakhil terhadap Bani Abbas miri engan perkembangan yang
dilakukan oleh Muawiyah terhadap Ali Ibn Abi Thalib. Dari segala durasi,
kekuasaan Dinasti Bani Abbas termasuk lama, yaitu sekitar lima abad.
Banai Abbasiyah mempunyai kholifah sebanyak 37 orang. Dari masa
pemerintahan Abdul Abbas As-Saffah sampai Kholifak Al-Watsiq Billah agama
Islam mencapai keemasan (132 – 232 H / 749 – 879 M). Dan pada masa kholifah
Al-Muawakkil sampai dengan Al-Mu’tashim, Islam mengalami masa
kemunduran dan keruntuhan akibat serangan bangsa Mongol Tartar pimpinan
HulakhoKhan pada tahun 656 – 1258 M.
Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-
beda sesuai dengan perubahan politik, sosial, budaya. Berdasarkan pola
pemerintahan dan pola politik itu para sejarawan biasanya membagi masa
pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode :
1. Periode Pertama (132 H/750 M – 232 H/847 M), disebut periode
pengaruh Persia pertama.
2. Periode Kedua (232 H/847 M – 343 H/945 M), disebut masa pengaruh
Turki pertama.
3. Periode Ketiga (334 H/945 M – 447 H/1055 M), masa kekuasaan
Dinasti Buwaih dalam pemerintahan Khalifah Abbasiyah. Periode ini
disebut juga dengan masa pengaruh Persia kedua.
4. Periode Keempat (447 H/1055 M – 590 H/1194 M), masa kekuasaaan
Dinasti Bani sejak dalam pemerintahan Khalifa Abbasiyah, disebut
dengan masa pengaruh Turki kedua.
5. Periode Kelima (590 H/1194 M – 656 H/1258 M), masa khalifah bebas
dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif disekitar
kota Baghdad.

Sistem Politik,Pemerintah dan Sosial Dinasti Abbasiyah


1. Sistem Politik dan Pemerintah
Khalifah pertama Bani Abbasiyah, Abdul Abbas yang
sekaligus dianggap sebagai pendiri Bani Abbas, menyebut dirinya
dengan julukan Al-Saffah yang berarti Sang Penumpah Darah.
Sedangkan Khalifah Abbasiyah kedua mengambil gelar Al-Mansur
dan meletakkan dasar-dasar pemerintahan Abbasiyah. Di bawah
Abbasiyah, kekhalifahan berkembang sebagai system politik.
Dinasti ini muncul dengan bantuan orang-orang Persia yang merasa
bosan terhadap Bani Umayyah di dalam masalah sosial dan politik
diskriminastif. Khalifah-khalifah Abbasiyah yang memakai gelar
“Imam” yang memiliki arti pemimpin masyarakat muslimbertujuan
untuk menekankan arti keagamaan kekhalifahan. Abbasiyah
mencontoh tradisi Umayyah di dalam mengumumkan lebih dari satu
putra mahkota raja.
Al-Mansur dianggap sebagai pendiri kedua dari Dinasti
Abbasiyah. Di masa pemerintahannya Baghdad dibagun menjadi
ibu kota Dinasti Abbasiyah dan merupakan pusat perdagangan serta
kebudayaan. Hingga Baghdad dianggap sebagai kota terpenting di
dunia pada saat itu yang kaya akan ilmu pengetahuan dan kesenian.
Hingga beberapa dekade kemudian dinasti Abbasiyah mencapai
masa kejayaan.
Ada beberapa sistem politik yang dijalankan oleh Daulah
Abbasiyah yaitu:
a) Para Khalifah tetap jadi keturunan Arab murni, sedangkan
perjabat lainnya diambil dari kaum mawali;
b) Kota Baghdad dijadikan sebagai sebagi ibi kota negara,
yang memnjadi pusat kegiatan politik, ekonomi, sosial dan
ataupun kebudayaan serta terbuka untuk siapa saja,
termasuk bangsa dan penganut agama lain;
c) Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sesuatu yang mulia,
yang penting dan sesuatu yang harus untukdikembangkan;
d) Kebebasan berpikir sebagai hak asasi manusia.
2. Sistem Sosial
Pada masa ini, sistem sosial adalah sambungan dari masa
sebelumnya. Akan tetapi, pada masa ini terjadi beberapa perubahan
yang sangat mencolok, yaitu :
a) Tampilnya kelompok mawali dalam pemerintahan
serta mendapatkan tempat yang sama dala
kedudukan sosial;
b) Kerajaan Islam Daulan Abbaisyah terdiri dari
beberapa bangsa yang berbeda-beda;
c) Perkawinan campur yang melahirkan darah
campuran;
d) Terjadinya pertukaran pendapat, sehingga muncul
kebudayaan ba.
3. Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Abbasiyah
Masa Abbasiyah menjadi tonggak puncak peradaban Islam.
Khalifah Bani Abbasiyah secara terbuka mempelopori
perkembangan ilmu pengetahuan dengan mendatangkan naskah-
naskah kuno dari berbagai pusatperadaban sebelumnya untuk
kemudian diterjemahkan, diadaptasi dan diterapkan di dunia Islam.
Para ulama muslim yang ahl dalam berbagai ilmu pengetahauan baik
agama maupun non agama juga muncul pada masa ini.
Pesatnya ilmu pengetahuan juga didukung oleh kemajuan
ekonomi imperium yang menjadi penghubung dunia timur dan
barat. Stabilitas politik yang relatif baik terutama pada masa
Abbasiyah awal inijuga menjadi pemicu kemajuan peradaban Islam.
1) Perkembangan Intelektual
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mencapai
puncak kejayaan pada masa pemerintahan Harun ar-Rasyid,
kemajuan intelektual pada waktu itu setidaknya dipengaruhi
oleh dua hal yaitu:
a) Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa lain
yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu
pengetahuan. Pengaruh Persia pada saat itu sangat
penting dibidang pemerintahan. Selain itu, mereka
banyak berjasa dalam perkembangan ilmu filsafat dan
sastra. Sedangkan pengaruh Yunani masuk melalui
terjemah-terjemah banyak bidang ilmu terutama Filsafat;
b) Gerakan terjemah pada masa daulah ini usaha
penerjemah kitab-kitab asing dilakukan dengan giat
sekali. Pengaruh gerakan terjemahan terlihat dalam
perkembangan ilmu pengetahuan mum terutama bidang
astronomi, kedokteran, filsafat, kimia da sejarah. Dari
gerakan ini muncullah tokoh-tokoh Islam dalam ilmu
pengetahuan, antara lain :
i. Bidang Filsafat : al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Majah.
Ibnu Tufail, Ibnu Sina, al-Ghazali Ibnu Rusyid
ii. Bidang Kedokteran : Jabir Ibnu Hayan,
Hunainbin Ishaq, Tabib bin Qurra, Ar-Razi
iii. Bidang Matematika : Uma al-Farukhan, al-
Khawarizmi
iv. Bidang Astronomi : al-Fazari, al-Battani, Abul
Watak, al-Farghoni
2) Perkembangan Peradaban di Bidang Fisik
Perkembangan peradaban pada masa Daulah Bani
Abbasiyah sangat maju pesat, karena upaya dilakukan oleh para
khalifah di bidang fisik. Hal ini dapat kita lihat dari bangunan -
bangunan berupa :
a. Kuttab, yaitu tempat belajar dalam tingkatan
pendidikan rendah dan menengah;
b. Majelis Muhadharah, yaitu tenpat pertemuan para
ulama, sarjana, ahli pikirdan pujangga untuk
membahas masalah-masalah ilmiah;
c. Darul Hikmah, perpustakaan yang didirikan oleh
Harun Ar-Rasyid;
d. Madrasah;
e. Masjid
3) Kehidupan Perekonomian Daulah Bani Abbasiyah
Permulaan masa kepemimpinan Bani Abbasiyah,
perbendaharaan negara penuh dan berlimpah-limpah, uang masuk
lebih banyak daripada pengeluaran. Selain ekonomi, kemajuan juga
terdapat pada :
a. Pertanian
b. Perindustrian
c. Perdagangan
4) Penyebab Keruntuhan Dinasti Abbasiyah
Meskipun Daulah Abbasiyah begitu bercahaya dalam
mendulang kesuksesan dalam hampir segala kesuksesan dalam
hampir segala bidang, namun akhirnya iapun mulai kaku dan
akhirnya itutuh Dinasti Abbasiyah, yaitu :
a) Fator Internal
i. Mayoritas Khalifah Abbasiyah periode akhir
lebih mementingkan urusan priadi dan
melalaikan tugas dan kewajiban mereka
terhadap negara.
ii. Luasnya wilayah kekuasaan kerajaan
Abbasiyah, sementara komunikasi pusat
dengan daerah sulit dilakukan.
iii. Semakin kuatnya pengaruh keturunan Turki,
mengakibatkan kelompok Arab dan Persia
menaruh kecemburuanatas posisi mereka.
iv. Profesionalisme angkatan bersenjata
ketergantungan khalifah kepada mereka
sangat tinggi.
v. Permusuhan antar kelompok suku dan
agama.
vi. Merajalelanya korupsi dikalangan pejabat
kerajaan.

b) Faktor Eksternal
i. Perang Salib yang berlangsung beberapa
gelombang dan menelan banyak korban.
ii. Penyerbuan tentara Mongol dibawah
pimpinan Hulagu Khan yang menghancurkan
Baghdad. Jatuhnya Baghdad oleh Hukagu
Khan menandai berakhirnya kerajaan
Abbasiyah dan muncullah beberapa kerajaan.
C. Penutup
Kesimpulan
Daulah Bani Abbasiyah diambil dari nama Al-Abbas bin Abdul
Mutholib, paman Nabi Muhammad SAW. Pendirinya ialah Abdullah As-
Saaffah bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas, atau lebih dikenal dengan
sebutan Abul Abbas As-Saffah.
Al-Mansur dianggap sebagai pendiri kedua darri Dinasti
Abbasiyyah. Di masa pemerintahannya Baghdad dibangun menjadi Ibu
Kota Dinasti Baghdad dianggap sebagai kota terpenting di dunia pada saat
itu yang kaya akan ilmu pengetahuan dan kesenian. Hingga beberapa
dekade kemudian Dinast Abbasiyah mencapai masa kejayaan.
Pada sistem sosial Abbasiyah adalah sambungan dari masa
sebelumnya yaitu Dinasti Umaiyah. Akan tetapi, pada masa ini terjadi
beberapa perubahan yang sangat mencolok mulai dari perkembbangan
intelektual, fisik, perekonomian, dan kebudayaan. Adapun penyebab
keruntuhan Dinasti Abbasiyah terjadi oleh fakor eksternal dan faktor
internal.

Saran
Penulis berharap agar peradaban islam terus terjaga eksistesi nya
dengann cara mengikuti perkembangan dunia pendidikan tanpa mengubah
dan menghilangkan sejarah peradaban islam sebelumnya.
D. Daftar Pustaka
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2002.
Bahroin suryantara, Sejarah Kebudayaan Islam, Yudhistira, Jakarta 2010,
Mursyid,Ali dkk Sejarah Kebudayaan islam, Indonesia, Kementrian Agama
2014.
Dudung Abdurrahman dkk.Sejarah Peradaban Islam: Masa Klasik Hingga
Modern, (Yogyakarta:LESFI, 2003).
M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta:
Pustaka Book Publisher,2009).

Anda mungkin juga menyukai