Jl. Gajayana No.50, Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur
1
200101110019@student.uin-malang.ac.id, 2mujab66@gmail.com
Abstract
The purpose of this writing is to describe the various advances of Islamic civilization that have been
achieved during the reign of the Abbsiyah. The focus of the discussion in writing is to review more
deeply the progress of Islamic civilization that was achieved during the reign of the Abbsiyah, both in
terms of science, economics, socio-culture and politics. Research methods are used qualitative
descriptively with a review literature approach by taking relevant sources from books and journal
articles. The results of the research obtained, namely after the collapse of the Umayyad Dynasty, muslim
power was taken over completely by the Abbasid Dynasty. During the period of leadership the Abbasids
were led by 37 caliphs. The city of Baghdad became the center of Islamic government and civilization
with rapid development. Starting from science, politics, socio-culture, economics. People's lives are very
prosperous and organized. Many Muslim intellectuals were born in the field of religious science and
general science. Baghdad's strategic location is also advantageous for the development of the economic
sector.
Abstrak
Tujuan dari penulisan ini adalah mendeskripsikan berbagai kemajuan peradaban Islam yang
pernah diraih pada masa kekuasaan Daulah Abbasiyah. Fokus pembahasan dalam tulisan
yaitu mengulas lebih dalam tekait kemajuan peradaban Islam yang pernah dicapai pada masa
kekuasaan Daulah Abbasiyah, baik dari segi ilmu pengetahuan, ekonomi, sosial budaya
maupun politik. Metode penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif menggunakan
pendekatan studi kepustakaan dengan mengambil sumber-sumber yang relevan dari buku
maupun artikel jurnal. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu puncak keemasan peradaban
Islam terjadi pada masa Dinasti Abbasiyah. Pasca keruntuhan Dinasti Umayyah, kekuasaan
umat Islam diambil alih sepenuhnya oleh Dinasti Abbasiyah. Selama periode kepemimpinan
Daulah Abbasiyah dipimpin oleh 37 khalifah. Kota Baghdad menjadi pusat pemerintahan
serta peradaban Islam dengan perkembangan yang pesat. Mulai dari ilmu pengetahuan,
politik, sosial budaya, ekonomi. Kehidupan masyarakat sangat makmur dan tertata. Banyak
lahir intelektual-intelektual Muslim dibidang ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum.
Letak kota Baghdad yang strategis juga menguntungkan untuk pengembangan sektor
ekonomi.
13
Tsaqofah & Tarikh Vol. 8 No. 1 Bulan Juni Tahun 2023
14
Penulis: Dewita Sekar Wangi, M. Mujab
Judul Artikel: Masa Keemasan Dinasti Abbasiyah
(Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Politik, Ekonomi dan Sosial Budaya)
keemasan Islam dari kemajuan bidang ilmuan seperti Qusta Ibn Luqa, Jacobite,
ilmu pengetahuan, ekonomi, sosial budaya Yahya ibn Bitriq dan lainnya. Beliau sangat
maupun politik. (Usmani 2016, 2–4) mendukung gerakan penerjemahan ini
hingga pernah membayar seberat emas
Perkembangan Bidang Ilmu Pengetahuan untuk hasil terjemahan. (Bobrick 2013)
Perkembangan ilmu pengetahuan Kebijakan kedua adalah
pada masa Bani Abbasiyah, sebenarnya dibangunnya sebuah perpustakaan untuk
tidak terlepas dari faktor perkembangan mengembangkan ilmu penegetahuan
ilmu pengetahuan pada masa sebelumnya. bernama Baitul Hikmah yang sebelumnya
Akan tetapi puncak perkembangan ilmu bernama Khizanah al-Hikmah pada masa
pengetahuan ini, terjadi pada masa Harun Harun ar-Rasyid. Pada masa al-Ma’mun.
Ar-Rasyid dan putranya Al-Ma’mun yang Baitul Hikmah dipergunakan untuk
mengeluarkan kebijakan-kebijakan dan menyimpan buku berbagai bahasa seperti
memiliki perhatian khusus terhadap ilmu Persia, Yunani, India maupun bahasa Arab
pengetahuan. (Sari 2015, 51–55) sendiri dan selain perpustakaan umum,
Kebijakan yang dilakukan Baitul Hikmah dikembangakn menjadi
diantaranya adalah gerakan universitas yang melahirkan banyak
penerjemahaan buku asing ke dalam intelektual muslim, dan pusat penelitian
Bahasa Arab khususnya bahasa Yunani akademis.
dan Persia. Pada masa Harun ar-Rasyid Kebijakan ketiga yaitu mendirikan
membentuk sebuah lembaga penerjemah lembaga pendidikan dan kesusasteraan.
dipimpin oleh Yuhana bin Musawyh yang Pada masa bani Abbasiyah, lembaga
berpusat di kota Yunde Sahpur. Yuhana pendidikan terendah bagi anak-anak
bin Musawh dengan Hunain ibn Ishak untuk mengenal baca, tulis dan hitung
merupakan pelopor penerjemahan baru serta remaja yang belajar dasar ilmu agama
dari bahasa Yunani ke bahasa Arab secara seperti hadis, tafsir dan fiqh adalah kuttab
langsung. Awalnya buku berbahasa atau maktab. Lamanya belajar di kuttab
Yunani biasanya akan dirubah dulu tidak ditentukan berdasarkan tahun,
menjadi bahasa Syiria kuno oleh pendeta namun jika materi telah dikuasai oleh
Kristen Syiria kemudian baru para ilmuan murid maka akan berlanjut pada ilmu yang
akan mengubahnya menjadi Bahasa Arab. lainnya. Bagi murid yang berada pada
Para ilmuan memimiliki tugas untuk tingkat pendalaman biasanya akan belajar
mencari banyak buku berbagai ilmu seperti kepada seorang yang ahli dengan
filsafat, kedokteran, ilmu tata negara dan keilmuannya masing-masing di luar
sastra dari daerah Bizantium dan Persia. daerah. Rumah para ulama’ ini digunakan
Berdirinya Sekolah Tinggi Terjemah di sebagai lembaga pendidikan untuk
Baghdad masa al-Ma’mun merupakan membahasa ilmu agama maupun umum
puncak penerjemahan buku-buku asing. yang tidak didapatkan di masjid.
Pembentukan tim penerjemah dilakukan (Nasution 2013, 79–226)
beranggotakan Hunain bin Ishaq dan Pada masa al-Ma’mun juga
anaknya, Ishaq, Hubaih dan banyak didirikan lembaga penelitian keagamaan
15
Tsaqofah & Tarikh Vol. 8 No. 1 Bulan Juni Tahun 2023
16
Dewita Sekar Wangi, M. Mujab
Masa Keemasan Dinasti Abbasiyah
(Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Politik, Ekonomi dan Sosial Budaya)
Abu Muhammad al-Jurairi dan lainnya. Al-Qur’an pada saat itu ditafsirkan
Kedua Abu Kaim Abul Karim bin Hawazin menggunakan hadis dan penguraian para
al-Qusyairi dengan kitabnya adalah sahabat. Kemudian berkembang empat
Risalah Qusyairiyah. Ketiga, Muhammad metode penafsiran al-Qur’an lainnya yaitu
bin Muhammad bin Ahmad al-Ghazali metode tahlili, ijmali, mudlu’i dan
dengan kitabnya ihya’ Ulumuddin. Beliau maqarin. Diantara para mufasir yang
dikenal sebagai tokoh tasawuf sunni dan muncul kala itu adalah Ibnu Jarir ath-
pengikut aliran Asy’ariyah. Banyak lmu Thabari dengan kitabnya yaitu al-Bayan fi
lainnya yang ia kuasai seperti diqh, ilmu Tafsir al-Qur’an. kitab tersebut
kalam, filsafat dan sebagainya. mendasarkan tafsirnya diantaranaya
d) Ilmu Tafsir
kepada Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud. dirangkai atau diubah dari bahasa asing.
Mufasir yang kedua yaitu Muqatil Ibnu Beberapa tokohnya adalah Abdullah bin
Sulaiaman yang tafsirnya disandarkan Muqaffa dengan kitabnya Kalilah wa
pada para sahabat yang mengutip dari Dimnab, Al-Jabidh, Abdul Hamid al-Katib
Taurat. Sedangkan mufasir lainnya yang pemarkasa mengarang surat, Ibnu
cenderung menggunakan akal dibanding Qutaibab tokoh sastra drama, Firdawsi
hadis sebagai sandaran tafsirnya dengan karyanya Shah-Namah yang berisi
diantaranya adalah Abu Muslim puisi, Al-Jasyiari dengan bukunya Seribu
Muhammad bin Baadr al-Ishfahani, Abu satu Malam (Alf Lailat wa Laila).
Bakar al-Asham, Ibnu Jaru al-Asadi dan ar- f) Ilmu Kalam
Razi. Ilmu Kalam diciptakan oleh
e) Ilmu Bahasa dan Sastra golongan Mu’tazilah untuk membela
Pada masa dinasti Abbasiyah, para Islam dari serangan Nasrani, Yahudi dan
sastrawan melakukan kombinasi dengan Watsani. Serangan pemikiran filsafat dari
materi yang bersumber dari luar Arab, golongan Kristen dan Yahudi menjadi
berbeda dengan zaman dinasti sebelumnya faktor yang mendorong lahirnya ilmu
yang cukup erat dengan tradisi Arabnya. kalam. Untuk membalas serangan
Para penyair yang bermunculan pada masa tersebut diperlukan pula ilmu filsafat
Bani Abbasiyah yaitu Ibnu Muqaffa yaitu yang mengginakan kemampuan akal dan
seorang yang pertama kali menjadi ilmu pengetahuan. Tokoh dari ilmu
penerjemah karya asing ke dalam bahasa Kalam yaitu Abu Huzai, Washil bin
Arab. Imam Sibawyhi yang terkenal Atha’, al-Allaf, al-Juba’I dan Abu Hasan
sebagai ahli nahwu dan ahli gramatika. al-Asyary.
Abu Nawas sebagai penyair ternama g) Ilmu Filsafat
dengan syair-syairnya dalam Diwan Abu Ilmu tentang kebenaran pemikiran
Nawas. Ibnu Rummy yakni seorang manusia. Ilmu filasafat ini bermula dari
penyair yang melahirkan tema-tema yang Yunanani kemuadian disesuaikan
aktual. Selain itu, dalam bidang prosa juga dengan pemikiran yang berlandaskan
berkembang dengan benyaknya buku nilai Islam. Para filsuf di masa ini
novel, kumpulan nasihat, riwayat yang diantaranya adalah al-Kindi, ia dijuluki
17
Tsaqofah & Tarikh Vol. 8 No. 1 Bulan Juni Tahun 2023
penggerak filsuf Arab sebab pemikiran- Pemilihan tempat rumah sakit ditentukan
pemikiran yang menerangkan filsafat berdasar daging yang diletakkan
Aristoteles. Al-Farabbi dan Ibnu Sina. dibeberapa wilayah, kemudian jika
h) Ilmu Kedokteran daging tersebut lama membusuk berarti
Perkembangan ilmu kedokteran terjadi tempat tersebut cocok untuk dibangun
pada masa khalifah al-Watsiq atau akhir rumah sakit. Konsep tersebut berasal dari
dari Abbasiyah I, dan puncaknya masa ar-Razi. Karya dari ar-Razi banyak
Abbasiyah II, III, 1V. Pembangunan dijadikan rujukan dalam dunia
rumah sakit di Baghdad pada masa kedokteran dan banyak yang tersimpan
Khalifah Harun ar-Rasyid dipimpin oleh di meseum-museum Eropa. Beberapa
ar-Razi yang merupakan dokter ternama.
karya dari ar-razi ialah al-Hawi Qosayum. Beberapa ilmuan astronomi
(continens), al-A’sah (The Nerves) dan al- adalah Al-Biruni dengan karyanya al-
Jami’ (The Universal). Selain ar-Razi Hind dan al-Qonun al-Mas’udi yang
terdapat tokoh kedokteran lain pada salah satu pembahasannya adalah
masa Bani Abbasiyah yang tak kalah keakuratan garis lintang dan bjur.
terkemuka yakni Ibnu Sina, Ibnu sina Nasiruddin Tusi dengan karyanya
memiliki julukan “Raja diraja Dokter” berupa penyusunan tabel astronomi,
dan “Raja Obat”. Ia menemukan kalender geomancy dan matematika.
berbagiai macam penyakit seperti Qutubuddin Shirzi denan karyanya
penyakit syaraf. Karyanya yang berupa pendangan mengenai alam,
monumental adalah Al-Qonun fi at-Tibb pelangi dan optik geometris. Musa
dan Asy-Syifa. Selanjutnya adalah Ibnu Ibrahim al-Farizi yang menerjemagkan
Saha yang merupakan direktur dari bermacam risalah astronomi dan India
rumahsakit Yudisapur. yakni Brahmasoutrasidanta serta hasil
i) Ilmu Kimia risalah dengan judul Al-Magest. Ilmuan
Perkembangan ilmu kimia juga luar Atronomi lainnya adalah Al-Farghani
biasa. Salah satu ilmuan kimia pada saat dan penerusnya Al-Battani.
itu adalah Jabir bin Hayyan yang k) Ilmu Matematika
menganggap emas dan perak dapat Dalam Islam ilmu matematika
dibuat dari logam dengan diperkenalkan oleh Sidharta yang bekerja
mencampurkan obat rahasia. Penumuan dii majlis al-Mansur dari India berupa
lainnya yaitu pembuatan asam sendawa, sistem angka dari Hindu yang terdiri dari
asam belerang dan aqua regia yang dapat 1-9. Bebrapa tokoh matematika adalah
memus-nahkan emas dan perak . Al-Khawarizmi penemu angka 0, aljabar
j) Ilmu Astronomi dan penyusun tabel astronomi.
Khalifah al-Ma’mun mendirikan Berikutnya adalah Abul Wafa dari Persia
observaturium pada awal abad 9 M di yang menunjukkan keadaan umum dari
Jundaisabur. Tujuan dibangun adalah relativitas sinus segitiga. Abu Kamil
untuk mengamati dan sestematikan menulis tentang geometri dari uraian
gerakan benda-benda langit. Selain itu aljabar.
dibangun pula observaturium di bukit l) Ilmu Fisika
18
Penulis: Dewita Sekar Wangi, M. Mujab
Judul Artikel: Masa Keemasan Dinasti Abbasiyah
(Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Politik, Ekonomi dan Sosial Budaya
Ilmu fisika juga berkembang pada al-Sind Hind, berisi ilmu falak dan
masa Bani Abbasiyah. Tokoh-tokohnya matematika.
adalah al-Bakhi, al-Biruni yang
mendesripsikan tentang India dan Naisiri Perkembangan Bidang Politik
Khusraw dengan karyanya otobiografi- Pemerintahah dan Militer
geografis, Diwan, Safar-Namah dan Berbeda dengan kepemimpinan
Rawshanal-Namah. bani Umayyah yang berfokus pada
m) Ilmu Falak perluasan wilayah, dinasti Abbasiyah lebih
Muhammad al-Fazzari merupakan ahli cenderung terfokus pada pengembangan
falak Islam yang mener-jemahkan kitab peradaban Islam dan bidang ilmu
pengetahuan. Meskipun demikian,
kepemimpinan dinasti Abbasiyah tetep dengan sustem monarki atau turun
berupaya memperbaiki sistem politik menurun agar kekuasaannya berputar
pemerintahan dan kemeliteran melalui pada keluarga dan emncontoh konsep
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan. administrasi dan kekuasaan Persia.
(Ibrahin 2021) Kekuasaan Daulah Abbasiyah, kurang
Pada masa kekhalifahan Abu Ja’far lebih selama 508 tahun oleh 37 khalifah
al-Manshur, terdapat kebijakan baru dengan pergantian peran kekuasaan dari
berupa pengangkatan wazir dengan tugas satu bangsa ke bangsa lainnya. Daulah
mengepalai departemen-departemen yang Abbasiyah terbagi menjadi empat periode
ada. Wazir bertugas membantu khalifah yaitu periode pertama (750-847M) yaitu
atau berperan sebagai tangan kanan. Selain periode pengaruh Persia, dipimpin oleh
pengangkatan wazir, al-Manshur juga khlifah Abu Abbas al-Safah hingga al-
membuat badan yang mengatur negara Watsiq. Masa ini adalah masa kejayaan
dan sekeretaris negara, memperbaiki dinasi Abbasiyah. Periode kedua (847-
angkatan militer dan membentuk 932M) yaitu periode pengaruh Turki
kepolisian negara, mengembangkan pertama mulai masa kepemimpinan
departemen pos dengan menambah tugas khalifah al-Mutawakkil hingga al-Mustaqi.
untuk mengumpulkan berita di suluruh Masa ini adalah awal kemunduran dinasti
daerah agar administrasi negara berjalan Abbasiyah hingga nanti perode terakhir.
dengan baik dan kepala departemen Periode ketiga (944-1075M) yaitu masa
bertugas menyampaikan perbuatan kekuasaan Bani Buwaihi atau pengaruh
gubernur masing-masing daerah kepada Persia kedua, mulai dari kepemimpinan
khalifah. (Adnan 2011, 67–74) khalifah al-Mustaqfi hingga al-Kasim.
Sistem pemerintahan dinasti Periode keempat (1075-1258M) yaitu masa
Abbasiyah mutlak di tangan khalifah dan kekuasaan Bani Saljuk atau peengaruh
sifatnya tidak terbatas atau absolutisme. Turki kedua, mulai dari kepemimpinan
Sesorang yang membangkang perintah khlifah al-Muktadi hingga al-Muktasim
dan keinginan khalifah akan dihukum yang berakhir oleh serangan dari
mati. Sedangkan untuk perubahan Mongol.(Hamzani and Aravik 2021, 94–
kepemimpinan khalifah dilaksanakan 104)
19
Tsaqofah & Tarikh Vol. 8 No. 1 Bulan Juni Tahun 2023
20
Penulis: Dewita Sekar Wangi, M. Mujab
Judul Artikel: Masa Keemasan Dinasti Abbasiyah
(Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Politik, Ekonomi dan Sosial Budaya
22