PENDIDIKAN
Milla Hasanabella 1800001155(1) Eva Asmaraningrum 1800001158(2) Sri Rizki Wulandari
1800001190(3)
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan
Jl. Ringroad Selatan, Kragilan, Tamanan, Kec. Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55191
Email: milla1800001155@webmail.uad.ac.id, eva1800001158@webmail.uad.ac.id,
sri1800001190@webmail.uad.ac.id
Abstrak
Kata Kunci:
Pendahuluan
Islam merupakan sebuah agama yang telah Allah tetapkan pada zaman para nabi
dan dalam perkembangannya islam juga pernah mengalami masa kejayaannya dalam
berbagai bidang, seperti ekonomi, politik, teknologi, kedokteran, dan juga pendidikan.
Pada permulaan masa Abbasiyah pendidikan dan pengajaran berkembang dengan sangat
hebatnya di seluruh negeri islam sehingga lahir sekolah-sekolah yang tidak terhitung
banyaknya dan tersebar dari kota sampai ke desa-desa. Anak-anak dan pemuda-pemuda
berlomba-lomba menuntut ilmu pengetahuan, melawat ke pusat pendidikan,
meninggalkan kampung halamannya, karena cinta akan Ilmu pengetahuan.
Pada masa Abbasiyah ini juga berdiri perpustakaan dan akademi. Perpustakaan
pada masa ini lebih merupakan sebuah universitas, karena di samping terdapat kitab-kitab
di sana orang juga dapat membaca, menulis, dan berdiskusi. Perkembangan lembaga
pendidikan ini mencerminkan terjadinya perkembangan dan kemajuan yang tidak ada
tandingannya di kala itu. Kemajuan politik berjalan seiring dengan kemajuan peradaban
dan kebudayaan sehingga Islam mencapai masa keemasan kejayaan dan kegemilangan.
Setelah umat Islam mencapai kejayaannya lebih kurang tujuh abad (abad VII M. sampai
abad XIII M).
Para ahli sejarah menyebutnya dengan masa periode kemajuan, periode klasik dan
sebagainya, maka hukum sejarahpun berlaku. Sesuatu yang sampai pada puncaknya akan
memperlihatkan grafiknya yang menurun. Namun pada masa itu saat islam sedang berada
pada puncak-puncaknya islam mengalami kemunduran yang sangat drastic sebab
perpustakaan yang tadinya digunakan untuk tempat menuntut ilmu oleh para pelajar itu
mengalami kebakaan hebat yang menyebabkan kemunduran islam secara drastis.
Pembahasan
Dari pola yang pertama berkembang menjadi pola pemikiran sufistik dan
mengembangkan pola pendidikan sufi; yang kedua menimbulkan pola pendidikan
empiris rasional, dan pola pendidikan ini lebih memperhatikan pendidikan intelektual
dan penguasaan materi. Berkembangnya pola pendidikan menuju dua kutub yang
berlawanan adalah dengan munculnya kecenderungan rasional yang kuat pada
Ikhwanussafa yang memandang pendidikan dari sudut pandangan aqliah bukan dari
segi amaliah.
Kalau diamati pada masa jayanya pendidikan Islam, kedua pola pendidikan
tersebut menghiasi dunia Islam, sebagai dua pola yang berpadu dan saling
melengkapi, Setelah pola pernikiran rasional diambil alih pengembangannya oleh
dunia Barat (Eropa) dan dunia Islam pun meninggalkan pola berfikir tersebut, maka
dalam dunia Islam tinggal pola pemikiran sufistik, yang sifatnya memang
memperhatikan kehidupan batin yang mengabaikan perkembangan dunia material.
Pola pendidikan yang dikembangkannya pun tidak Iagi menghasilkan perkembangan
budaya Islam yang bersifat material, dari aspek inilah dikatakan pendidikan dan
kebudayaan Islam mengalami kemunduran.
Jadi, jelaslah kemunduran pendidikan disebabkan dua faktor yaitu internal dan
eksternal. Faktor internal yaitu macetnya salah satu bentuk pola pendidikan (pola
pendidikan intelektual) sehingga tidak ada lagi keseimbangan pengetahuan aqliah
(intelektual) dan nakliah. Pengetahuan aqliah telah mengalami stagnasi misalnya
filsafat, bidang ilmu pengetahuan ini tidak bisa dipertahankan dan bahkan
diharamkan.
Faktor penyebab lainnya adalah faktor internal yaitu penguasa atau khalifah
yang mempunyai kekuasaan absolut yang menentukan kelembagaan pendidikan,
sehingga kemajuan pendidikan sangat ditentukan oleh khalifah yang berkuasa.
Kemudian adanya faktor eksternal yaitu penyerangan bangsa Tar-Tar dari luar Islam
yang telah menghancurkan pusat-pusat pendidikan dan kebudayaan Islam. Sehingga
sulit dan membutuhkan waktu untuk bisa membngun kembali pusat kebudayaan yang
baru.
Pemikiran keislaman menurun setelah abad XIII M dan terus melemah sampai
abad XVIII M,4 masa ini dikenal dengan masa pertengahan. Berbeda dengan masa klasik
Islam, kehidupan intelektual pada masa pertengahan Islam dapat dikatakan sudah
mengalami kemunduran (pasang surut). Hal tersebut terlihat pada kuantitas yaitu
berkurangnya para ahli yang muncul dalam bidang ilmu pengetahuan dan penurunan
kualitas ilmiah yang dimiliki oleh para ahli dengan sulitnya ditemukan para mujtahid.
Kemunduran ini terjadi karena di sebabkan oleh pola-pola pendidikan yang telah
dilakukan sejak munculnya Islam sampai ke masa kemunduran. Dalam perjalanan sejarah
Islam terlihat ada dua pola dalam pemikiran Islam yang saling berlomba mengembangkan
diri dan mempunyai pengaruh besar dalam pengembangan pola pendidikan umat Islam
yaitu, pola pemikiran yang bersifat tradisional yang selalu mendasarkan diri pada wahyu
dan pola pemikiran rasional yang mementingkan akal fikiran.
Namun hal ini pun juga ada faktor pendukungnya baik dalam perkembangan dan
kemjuannya maupun dalam penurunan dan kehancuran islam dalam bidang pendidikan.
DAFTAR REFERENSI
Syukri, A., & Jambi, D. F. U. I. S. (2014). Pendidikan Masa Kemunduran Umat Islam.
Hitti, P. K. (2002). History ofThe Arabs. (R. C. L. Y. & D. S. Riyadi, Trans.). Jakarta: PT
Serambi Ilmu Semesta.
Karim, M. A. (2009). Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher