Disusun oleh :
Tesar Malik Ardiansyah (7321013)
Anni Khoirunnisa (7321033)
Putri Ayu Yucillia (7321004)
Syaqilah Nur Arofah (7321027)
Iftitah Zulfiah Rachmadina (7321028)
Syisyah Alifah Adha (7321016)
Kami mempunyai kopi dari makalah ini jika makalah yang dikumpulkan hilang atau rusak.
Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya orang lain kecuali
yang telah dituliskandalam referensi, serta tidak ada seorangpun yang membuatkan makalah
ini untuk kami.
Jika dikemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik, kami bersedia mendapatkan
sangsi sesuai peraturan yang berlaku.
i
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini
adalah “Sistem Integumen”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah Ilmu Biomedik dasar yang telah memberikan tugas terhadap kami.
Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan
saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga mkalah ini dapat berguna bagi
saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
Lembar Pernyataan..................................................................................................................i
Kata Pengantar........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
2.1 Pengertian Bahasa Arab...........................................................................................2
2.2 Pengertian Kata atau Kalimah.................................................................................2
2.3 Pembagian Kata atau Kalimah................................................................................4
BAB III......................................................................................................................................8
PENUTUP.................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................8
3.2 Saran............................................................................................................................8
Daftar Pustaka..........................................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
dalam bahasa Arab disebut “kalimah”. Kumpulan kata dalam bahasa Indonesia
disebut “kalimat”, sedangkan kumpulan kata dalam bahasa Arab disebut
“jumlah”. Bahasa manusia terdiri dari tiga komponen dasar, yaitu:
a. Satuan bunyi disebut “huruf” atau “abjad”.
b. Susunan huruf yang memiliki arti tertentu yang dalam bahasa
Indonesia disebut “kata” dan dalam bahasa Arab disebut
“kalimah”.
c. Rangkaian kata yang mengandung pikiran yang lengkap yang
dalam bahasa Indonesia disebut “kalimat” dan dalam bahasa Arab
disebut “jumlah”.
Kata dalam bahasa Arab disebut dengan istilah kalam/kalimah. Dalam
kitab Matn al-Jurumiyah disebutkan bahwasanya al-kalam adalah lafadz yang
tersusun dan berfaidah (mempunyai pengertian sempurna dengan disengaja)
dalam bahasa Arab. Sedangkan dalam kitab At-Tuhfatus Saniyyah, al-kalam
adalah lafazh yang tersusun yang memberi faidah dengan al-wadh’u
(menggunakan bahasa Arab). Lafazh kalam secara bahasa adalah ungkapan
yang dengannya dapat menghasilkan suatu faidah. Adapun kalam dalam ilmu
nahwu harus terkumpul 4 perkara, yaitu lafazh, tersusun, memberi faidah, dan
sesuai dengan kaidah orang Arab.
a. Lafazh
Artinya suatu kalam harus ada lafazh, dan yang dimaksud lafazh
adalah suara yang mengandung huruf hijaiyah sehingga bisa ditulis
dengan huruf hijaiyah, misal lafazh زَ ْي ٌدyang mengandung huruf ز ٌي
ٌد.Apabila ada suara tapi tidak bisa ditulis dengan huruf hijaiyah,
maka tidak bisa dikatakan sebagai lafazh.
b. Murokkab/Tersusun
Artinya setelah ada lafazh, maka lafazh itu harus tersusun, minimal
tersusun dari 2 kata seper ( قَا َم َز ْي ٌدZaid telah berdiri).
c. Mufid/Pengertian Sempurna dan Dengan Disengaja
Artinya orang yang berbicara telah sempurna diam setelah
menyampaikan kalamnya. Suatu ungkapan itu akan dikatakan
sebagai kalam apabila ungkapan itu bisa dipahami oleh kedua
belah pihak, baik yang berbicara maupun yang mendengarkan,
misalny ٌدPا َم زَ ْيPPَ( قZaid telah berdiri). Apabila ada ungkapan yang
3
tersusun dari beberapa kata tetapi maksudnya tidak bisa dipahami
oleh yang mendengar maka tidak bisa disebut sebagai kalam,
misalnya ( اِ ْن قَا َم زَ ْي ٌدjika Zaid berdiri), dan itu akan menjadi kalam
apabila disebutkan lanjutannya seperti ا َم ُم َح َّم ٌدPPَ( قMuhammad juga
berdiri) sehingga menjadi ( اِ ْن قَا َم َز ْي ٌد قَا َم ُم َح َّم ٌدjika Zaid berdiri, maka
Muhammad juga berdiri). Demikian pula jika ucapan kalam
diucapkan dalam keadaan tidak sadar atau tidak dalam keadaan
disengaja, maka tidak bisa disebut sebagai kalam.
d. Bil Wadh’i/ Menggunakan Bahasa Arab
Artinya lafazh yang digunakan dalam pembicaraan berupa lafazh-
lafazh yang dipakai orang Arab untuk menunjukkan suatu makna.
Dengan demikian, ucapan orang ‘ajam tidak dapat disebut sebagai
kalam.
4
a. Isim
Isim secara bahasa artinya kata yang merujuk ke orang/manusia,
hewan, tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, sifat, atau makna
lainnya yang tidak terkait dengan waktu. Isim menurut istilah ahli
nahwu adalah kata yang menunjukkan suatu makna pada dirinya
dan tidak diasosiasikan dengan waktu apapun. Ringkasnya, semua
kata yang tidak termasuk dalam kata kerja dan huruf maka ia
adalah isim. contohnya ( ُم َح َّم ٌدnama), (اَ َس ٌدsinga), (شهرbulan), dan
ْ( اِ ْستِ ْقاَل لkemerdekaan)
Tanda isim adalah:
Terdapat tanwin, artinya kata yang memiliki atau
memungkinkan untuk di tanwin di akhir kata, maka ia
adalah isim, contohnya ( َر ُج ٌلrajulun = seorang laki-laki) ;
Dapat dimasuki oleh الpada awal kata, contohnya ُابPPَْال ِكت
(al-kitabu = buku)
Dapat dimasuki oleh huruf nida’ (panggilan) pada sebelum
kata, contohnya ( يَا ُم َح َّم ٌدwahai/ ya Muhammad). Setiap kata
yang terletak setelah ( ياwahai) maka ia adalah isim.
Dapat dimajrurkan oleh huruf jar sebelum kata. Majrur
merupakan salah satu kekhususan yang dimiliki oleh isim.
Majrurnya isim bisa karena didahului oleh huruf jar, atau
ٍ فِ ْي بَ ْي
karena merupakan bentuk idhafah. contohnya ت
Dapat di-idhofah-kan, contohnya ُغسْنُ ا َّش َج َر ِةdan;
Dapat di-isnad ilaih, contohnya ْال ِكتَابُ ُمفِ ْي ٌد
Bagi pemula, setidaknya harus memahami pembagian isim sebagai
berikut:
1. Isim berdasarkan jumlah (Mufrad, Tasniyah, Jamak)
2. Isim berdasarkan jenis (Mudzakkar dan Muannats)
3. Isim dari segi keumuman dan kekhususan (Ma’rifah dan
Nakirah)
4. Isim dari segi penerimaan tanwin (Musharif dan Ghairu
Munsharif)
5
5. Isim ditinjau dari perubahan akhir kata (Mu’rab dan
Mabniy)
b. Fi’il
Umumnya fi’il dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai kata kerja.
Fi’il secara bahasa adalah peristiwa. Adapun fi’il dalam istilah ahli
nahwu adalah kata yang menunjukkan suatu makna pada waktu
tertentu dari tiga waktu. Tiga waktu itu adalah:
َ ; َكت
Fi’il Madhi (lampau), contohnya َب
Fi’il Mudhori’ (sedang atau akan datang), contohnya ُيَ ْكتُب
dan,
Fi’il Amar (perintah), contohnya ْاُ ْكتُب
6
Dapat bersambung dengan nun taukid, nun taukid adalah
huruf نyang ditambahkan di akhir kata untuk
menunjukkan makna penekanan.contohnya لِيَ ْكتُبَ َّن
(liyaktubanna = hendaklah dia benar-benar menulis)
Didahului huruf ( قَ َدqad), contohnya َقَ ْد اَ ْفلَ َح ْال ُمْؤ ِمنُوْ ن
ِ َّ َسيَقُوْ ُل ال ُّسفَهَا ُء ِمنَ النdan
Didahului سcontohnya, اس
Didahului huruf َ َسوْ فcontohnya, ََكاَّل َسوْ فَ ت ْعلَ ُموْ ن
contohnya:
7
( اِلَىke) dalam kalimat :
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kalimat dalam bahasa arab adalah ucapan yang tersusun sehingga
pendengar atau lawan bicara dapat memahami maksudnya. Sesuai dengan
objek pembicaraannya, maka ucapan tersebut harus dalam bahasa arab.
Kalimat dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Isim, menurut istilah ahli nahwu adalah kata yang
menunjukkan suatu makna pada dirinya dan tidak diasosiasikan
dengan waktu apapun.
b. Fi’il dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah kata kerja.
Adapun fi’il dalam istilah ahli nahwu adalah kata yang
menunjukkan suatu makna pada waktu tertentu dari tiga waktu,
yaitu lampau (Madhi), sedang atau akan datang (Mudhori’),
dan perintah (Amar).
c. Huruf adalah setiap kata yang tidak bermakna kecuali jika
bersama dengan kata yang lain.
3.2 SARAN
Makalah ini hanya mencakup materi-materi pembagian kata dalam
bahasa arab, dan penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka penulis mohon kritik
dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.
8
9
Daftar Pustaka
Sarah Mutia Mutmainnah Baso. (2019). Bahasa Arab Bahasa Al-Qur’an. Researchgate.net
Zubaidillah, M. H. (2018). Pengertian dan Pembagian Kalam.
Hidayat, N. S. (2012). Problematika pembelajaran bahasa Arab. Jurnal Pemikiran
Islam, 37(1).